Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK II
Asuhan Keperawatan Anak VSD dan ASD
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Arde Sandri N.
Dola Ulti Sari
Enggi Inglian Dani
Esti Lestari
Afrila Bella sari
Ferina Oetami M.
Lia Racmita Sari
: 12031006
: 12031009
: 12031014
: 12031015
: 12031001
: 12031018
: 12031025
8. Wulan Khairini
9. Wella herliyanti
10. Yulia Nelfiza
11. Uci Verdina
12. Ibnu Agus S.
13. M. Dzulfikar
14. Trisna
: 12031053
: 12031050
: 12031055
: 12031046
: 12031020
: 12031032
: 10031045
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Makalah
yang berjudul
(Kelompok V)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan .....................................................................................................................4
1.3 Manfaat....................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian VSD dan ASD........................................................................................5
2.2 Etiologi VSD dan ASD............................................................................................5
2.3 Klasifikasi VSD dan ASD.......................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis VSD dan ASD...........................................................................7
2.5 Komplikasi VSD dan ASD......................................................................................7
2.6 Patofisiologi VSD dan ASD....................................................................................7
2.7 Pemeriksaan Diagnostik VSD dan ASD..................................................................8
2.8 Penatalaksanaan VSD dan ASD..............................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung kongenital bisa terjadi kepada anak-anak di dunia tanpa melihat kedudukan
social ekonomi. Kejadian ini berlaku antara 8 -10 kes bagi setiap 1000 kelahiran hidup. Jika
seorang anak dijangkiti, kadar berulangnya kejadian ini pada anaknya nanti ialah antara 4.9
-16%. Penyakit Jantung Kongenital merupakan 42% dari keseluruhan kecacatan kelahiran.
Sebagian besar dari kematian bayi akibat kecacatan kelahiran disebabkan oleh keabnormalan
jantung. Mengikut Persatuan Jantung Amerika, pada tahun 1992, kecacatan jantung merupakan
31.4% dari semua kematian akibat kecacatan kelahiran. Kira-kira 40,000 bayi yang dilahirkan
setiap tahun mendapat kecacatan jantung.
Presentase kematian akibat kecacatan kelahiran adalah 8 - 13% menghidap Septum Atrium
terbuka (ASD), 6 - 11% menghidap Duktus Arteriosus terbuka (PDA), 20 - 25% menghidap
Septum Ventrikel berlubang (VSD). Perkembangan jantung fetus terjadi pada usia kehamilan
antara 3 dan 8 minggu. Pembentukan septum yang tidak sempurna menyebabkan ASD dan VSD
yang bervariasi. Dari 6 cabang arkus aorta, hanya cabang ke 4 dan ke-6 yang tetap ada. Mereka
berturut-turut menjadi arkus aorta dan duktus arteriosus. Sisa-sisa dari cabang arkus aorta yang
lain membentuk malformasi cincin vaskuler.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep VSD dan ASD
2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan VSD dan ASD
1.3 Manfaat
Dengan adanya makalah ini. Diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni:
1. Untuk penulis dan pembaca
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan
informasi atau wawasan mengenai asuhan keperawatan VSD dan ASD.
2. Untuk pihak lain
Sebagai sumber data dan acuan dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian VSD dan ASD
VSD (Ventrikular Septal Defect)
Secara harfiah VSD berarti terdapat lubang pada sekat bilik jantung. VSD merupakan PJB
yang paling sering di jumpai. VSD yang besar menyebabkan lebih banyak darah yang bocor dari
bilik kiri ke kanan sehingga akan meningkatkan aliran serta tekanan pada sirkulasi paru-paru.
ASD (Atrial Septal Defect)
ASD adalah adanya lubang pada sekat serambi jantung. Akibatnya terjadilah kebocoran
darah bersih dari serambi kiri ke kanan sehingga bilik kanan membesar dan aliran darah ke
paru paru meningkat.
Dilihat dari prognosis Atrium defek Septum tanpa operasi pasien dengan defek fosa ovalis
dan defek sinus venosus rata-rata dapat hidup sampai 40 tahun. (Ngastiyah, 2005: 98)
mendapat infeksi saluran napas. Pada pemeriksaan palpasi terdapat kelainan ventrikal kanan
hiperdinamik di parasternal kiri. Pada pemeriksaan auskultasi, foto toraks dan EKG dapat lebih
jelas adanya kelainan DSA ini. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan ekokardiografi.
(Ngastiyah, 2005: 98)
2.5 Komplikasi VSD dan ASD
Komplikasi yang bisa terjadi pada Ventrikel Septum Defek adalah pada VSD besar dapat terjadi
gagal jantung, begitu juga Atrium Septum Defek (ASD), sedangkan komplikasi pada Atrium
Septum Depek (ASD) bisa juga terjadi ketika penatalaksanaannya dapat terjadi komplikasi
hipertensi pulmonal (walaupun lambat).
2.6 Patofisiologi VSD dan ASD
Defek Septum Ventrikel (DVS) terjadi bila sekat septum ventrikel tidak terbentuk sempurna.
Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole. Besarnya defek
bervariasi dari hanya beberapa mm sampai beberapa cm. pada defek dengan resistensi vascular
paru meninggi tekanan balik kanan akan samadengan bilik kiri sehingga pirau kiri ke kanan
hanya sedikit. Bila makin besar defek dan makin tinggi tekanan bilik kanan akan terjadi pirau
kanan ke kiri. Berkurangnya darah yang beredar ke dalam tubuh menyebabkan pertumbuhan
anak akan terhambat. Aliran darah ke paru bertambah yang menyebabkan anak sering menderita
infeksi saluran pernapasan. Pada DSV kecil pertumbuhan anak tidak terganggu; sedangkan pada
DSV besar dapat terjadi gagal hantung dini yang memerlukan pengobatan medis yang intensif
atau bahkan operasi. (Ngastiyah, 2005: 94)
Pada kasus Atrial Septal Defect (ASD) yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigendari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak
sebaliknya.
Aliran yang melaluidefek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari
atrium tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih
besar daripada ventrikel kiri yang
berkurang. Hal ini juga
meningkat. Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus
meningkat shunt dari kiri kekanan biasa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger
bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa
berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung
darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik VSD dan ASD
1. Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
2. Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
3. Ekokardiograf
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah dari atrium
kiri ke atrium kanan.
4. Kateterisasi
Prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi jantung
melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi
pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan sumber-sumber
informasi tambahan.
2.8 Penatalaksanaan VSD dan ASD
Penatalaksanaan pada Ventrikel Septum Defek terbagi atas 2 yaitu :
1) Penatalaksanaan medis
Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung.
Biasanya diberikan digoksin dan deuretik, misalnya Lasix. Bila obat dapat memperbaiki
keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernapasan dan pertambahan berat badan, maka
operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan bedah sangat menolong; karena tanpa
tindakan tersebut harapan hidup berkurang. Operasi bila perlu dilakukan pada umur muda
jika pengobatan medis untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.
2) Penatalaksanaan keperawatan
Pasien DSV baru dirawat dirumah sakit bila sedang mendapat infeksi saluran napas, karena
biasanya sangat dispnea dan sianosis sehingga pasien terlihat payah. Masalah pasien yang
perlu diperhatikan ialah bahaya terjadinya gagl jantung, resiko terjadi infeksi saluran nafas,
kebutuhan nutrisi, gangguan rasaaman dan nyaman, kurangnya pengetahuian orang tua
mengenai penyakit.
1. Bahaya terjadinya gagal jantung
Dengan adanya pirau kiri ke kanan darah yang mengalir ke bilik kanan menjadi lebih
banyak. Ini berarti beban arteria pulmonalis dan otot bilik kanan yang ototnya tidak
setebal nilik kiri akan menjadi lebih berat dan akibatnya akan terjadi gagal jantung. Bayi
memerlukan perawatan yang baik dengan pengawasan medis teratur agar bila terjadi
sesuatu lekas dapat diambil tindakan; karena itu bayi harus secara teratur control
dibagian kardiologi atau dokter yang menanganinya.
2. Resiko terjadi infeksi saluran pernafasan
Pasien dengan pirau kiri ke kanan mudah mendapat infeksi saluran napas karena darah
di dalam paru-paru lebih banyak sehingga pertukaran O 2 tidak adekuat. Gejala infeksi
ialah demam, bentuk dan nafas pendek-pedek, bayi sukar jika diberi minum atau makan
keadaan ini biasanya mendorong orang tua untuk membawa anaknya berobat. Dlam
perawatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Ruangan harus cukup ventilasi, tetap tidak boleh terlalu dingin
b. Baringkan dengan kepala lebih tinggi (semi-Fowler)
c. Jika banyak lender baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan member ganjal
dibawah bagian bahunya (untuk memudahkan lender keluar)
d. Sering isap lendirnya: bila terlihatnya banyak lender di dalam mulut, bila akan
member minum, atau bila akan mengubah sikap berbaringnya.
e. Ubah sikap berbaringnya setiap 2 jam. Lap dengan air hangat bagian yang berkas
tertekan dan beri bedak.
f. Observasi tanda vital, terutama pernapasan, suhu dan nadi, catat dalam catatan
perawatan.
3. Kebutuhan nutrisi
Karena bayi susah makan/ minum susu maka masukkan nutrisi tidak mencukupi
kebutuhannya untuk pertumbuhan. Kecukupan makanan sangat diperlukan untuk
mempertahankan kesehatan bayi sebelum operasi. Makanan terbaik adalah ASI; bila
tidak ada ASI diganti dengan susu formula yang cocok. Berikan makanan tambahan
sesuai dengan umurnya misalnya buah dan biscuit, bubuk susu atau tim saring. Karena
bayi sukar makan, berikan 2 kali setiap porsinya.
4. Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan rasa aman dan nyaman sama dengan pasien yang lain. Yang perlu lebih
diperhatikan, dhindarkan pasien kedinginan terutama malam hari atau pada uadar
dingin. Bila dapat sekeliling tempat tidurnya dipasang selubung agar hangat atau dapat
dengan cara meletakkan bantal pada kanan dan kiri pasien dan selimut. Pakaikan kaos
kaki hangat. Jangan mandikan pasien sebelum pukul 06.00, lebih agar kaki siang, juga
sore hari. Untuk mengurangi gangguan rasa aman dan nyaman orang tua diizinkan
menunggu anaknya.
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Ventrikel Septal Defek (VDS)
Kardiovaskular
a. Ringan : terdengan murmur holosistolik pada batas sternum bawah kiri.
b. Sedang sampai berat : murmur holosistolik (sama seperti terdapat kelainan ringan), tanda gagal jantung(takipnea, takikardia,
kegelisahan, peningkatan tekanan vena sentral, peningkatan berat badan, penurunan haluaran urin, diaphoresis), kegagalan
untuk berkembang, pembesaran hati, penurunan energy, kesulitan makan, dan berat badan meningkat akibat retensi cairan.
Paru : Berat : edema paru.
Atrium Septal Defek (ASD)
Kardiovaskular
a. Terdengar murmur sistolik ejeksi (sangat baik didengar oleh praktisi yang sangat terlatih)
b. Pembesaran jantung
Pernapasan : peningkatan insidensi infeksi saluran pernapasan atas
Muskuloskeletal : intoleransi aktivitas
2. Diagnosa
1) Intoleransi aktivias berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrisi pada jaringan; isolasi
sosial
4) Kerusakkan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
5)
6)
7)
8)
9)
Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan kelainan jantung congenital pada anak
Deficit pengetahuan berhubungan dengan rencana pembedahan
Resiko cidera berhubungan dengan pengaturan posisi, alat elektrik yang digunakan, pengeluaran darah dan prosedur invasive.
Resiko infeksi (endokarditis bakteri) yang berhubungan dengan pirau beraliran tinggi (pada anak yang mengalami VSD)
Ansietas anak berhubungan dengan lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan orang tua, pembedahan dan
imobilisasi.
10) Deficit pengetahuan berhubungan dengan perawatan dirumah
3. Intervensi
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan dan kebutuhan oksigen
Kriteria hasil : klien mempertahankan tingkat energy yang adekuat tanpa stress tambahan.
TINDAKAN/INTERVENSI
Kaji taksiran tingkat, kelelahan, kemampuan untuk melakukan ADL
RASIONAL
Untuk memberikan informasi tentang energi cadangan danrespon untuk
beraktivitas.
Biasanya
kontraktilitas jantung.
terjadi
RASIONAL
tachycardia
untuk mengkompensasi
penurunan
Untuk mengetahui fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan
pengisisan jantung.
Dengan menurunnya CO mempengaruhi suplai darah keginjal yang
juga
pengeluaran urine.
Kaji perubahan pada sensori contoh:letargi, bingung, disorientasi, cemas dan depresi.
Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, oksigen, obat jantung, obat diuretic dan cairan.
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan; isolasi
sosial.
Kriteria hasil : memberikan support untuk tumbuh kembang; anak mencapai pertumbuhan yang adekuat, anak melakukan
aktivitas sesuai usia, anak tidak mengalami isolasi sosial.
TINDAKAN/INTERVENSI
Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang.
RASIONAL
Diharapkan dengan konsumsi diet tinggi nutrisi pertumbuhan yang
adekuat tercapai.
perkembangan anak.
sesuai usia.
RASIONAL
Bronkodilatormendilatasi jalan napas dan membantu melawan edema
Mengkombinasikan
medikasi
dengan
aerosolized
bronkodilator
mual, muntah.
cermat terhadap aliran atau presentase yang diberikan dan efeknya pada
pasien. jika pasien mengalami retensi CO2 kronis, maka ada perangsangan bernapas
5) Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan kelainan jantung congenital pada anak
Kriteria hasil : orang tua mengalami penurunan kecemasan yang ditandai oleh kemampuan mengekspresikan perasaannya,
mejawab dengan tepat pertanyaan tentang kondisi anak, dan berinteraksi dengan anak.
TINDAKAN/INTERVENSI
Jelaskan kelainan jantung dengan menggunakan ilustrasi, dan jawab
RASIONAL
Penjelasan tentang kelainan jantung dan member jawaban pertanyaan
Memberikan
informasi
mempertahankan
kontak
terkini
memungkinkan
orang
dengan
anak
mengurangi
sehingga
tua
kecemasannya.
Izinkan orang tua mengangkat atau menggendong bayinya sesegera dan
sesering mungkin.
Kriteria hasil : orang tua dan anak (jika mungkin) akan mendemonstrasikan pemahaman tentang rencana pembedahan yang
ditandai dengan kemampuannya menjelaskan tujuan pembedahan dan menjawab pertanyaan dengan tepat.
TINDAKAN/INTERVENSI
Kaji pengetahuan orang tua dan anak tentang pembedahan yang akan
RASIONAL
Pengkajian ini member dasar untuk memulai penyuluhan dasar.
Anak dan orang tua perlu mengantisipasi situasi dan kondisi sekitar
Ajarkan batuk, napas dalam, dan teknik pembelatan pada anak jika
memungkinkan.
7) Resiko cidera berhubungan dengan pengaturan posisi, alat elektrik yang digunakan, pengeluaran darah dan prosedur invasive.
Kriteria hasil : anak tidak akan mengalami cedera selama prosedur pembedahan
TINDAKAN/INTERVENSI
Kaji daerah yang tertekan setiap jam selama prosedur pembedahan
RASIONAL
Kerusakkan kulit yang terjadi saat 1 jam mulainya pembedahan,
untuk adanya kerusakkan kulit. Lihat bila ada daerah yang kemerahan,
curah jantung.
Pantau irama jantung anak. Untuk kasus gawat darurat, dapat dilakukan
menetap.
Pantau electrical ground pad dan lokasi elektroda EKG untuk adanya
luka bakar.
8) Resiko infeksi (endokarditis bakteri) yang berhubungan dengan pirau beraliran tinggi (pada anak yang mengalami VSD)
Kriteria hasil : anak akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda endokarditis bakteri dan baktremia.
TINDAKAN/INTERVENSI
Jelaskan pada orang tua penyebab dari endokarditis bakteri, terutama
RASIONAL
Pemahaman peyebab endokarditis akan meningkatkan kepatuhan
penatalaksanaan pengobatan.
9) Ansietas anak berhubungan dengan lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan orang tua, pembedahan dan
imobilisasi.
Kriteria Hasil : anak akan berkurang kecemasannya ditandai dengan dapat bekerja sama dalam prosedur, pengobatan dan mau
bermain sesuai tingkat usia.
TINDAKAN/INTERVENSI
Anjurkan orang tua untuk mengunjungi anak dan berpartisipasi dalam
RASIONAL
Kontak dengan orang tua akan member anak perasaan nyaman dan
aman.
Jelaskan pada anak dan orang tua setiap tahap perawatan pascabedah.
perkembangannya.
RASIONAL
Oleh karena infeksi dapat terjadi di atas 3 minggu setelah pembedahan,
Ajarkan orang tua bagaimana member obat saat anak masih dirawat di
rumah sakit.
Mengetahui
bagaimana
memantau
frekuensi
nadi
anak,
akan
Jelaskan pada orang tua untuk member makan pada anak dalam jumlah
11) Evaluasi
Keadaan anak dan temuan pengkajian yang dilakukan saat masuk rumah sakit, perubahan status anak
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic yang relevan
Asupan dan haluaran cairan, status pertumbuhan dan perkembangan
Respons pengobatan pada anak, reaksi anak dan orang tua terhadap penyakit dan hospitalisasi
Pedoman penyuluhan pasien dan keluarga
Pedoman rencana pemulangan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara harfiah VSD berarti terdapat lubang pada sekat bilik jantung. VSD merupakan PJB yang
paling sering di jumpai. VSD yang besar menyebabkan lebih banyak darah yang bocor dari bilik
kiri ke kanan sehingga akan meningkatkan aliran serta tekanan pada sirkulasi paru-paru. Hal ini
akan menimbulkan beban kerja pada jantung sehingga terjadi gejala-gejala gagal jantung pada
anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu.
Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai demam.
Pembedahan merupakan cara pengobatan yang terbaik, dan biasanya dilakukan pada usia 3 atau
4 bulan. VSD ukuran sedang dapat diobati dan diamati sampai beberapa tahun, dengan harapan
dapat mengecil atau menutup spontan. Operasi perlu dilakukan apabila VSD tetap ada, biasanya
pada usia prasekolah yaitu 3-5 tahun.
ASD adalah adanya lubang pada sekat serambi jantung. Akibatnya terjadilah kebocoran
darah bersih dari serambi kiri ke kanan sehingga bilik kanan membesar dan aliran darah ke
paru paru meningkat. ASD biasanya tidak menimbulkan masalah pada masa kanak-kanak, tetapi
akan terjadi gagal jantung dikemudian hari pada dekade ke 2 atau 3, terutama bila lubangnya
cukup besar. Operasi biasanya dianjurkan pada usia prasekolah, kecuali apabila lubangnya besar
sehingga menimbulkan gejala gagal jantung lebih dini. Selain operasi ASD yang kecil dapat
ditutup dengan intervensi non bedah dengan menggunakan ASO (Atrial septal occluder).
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan pembaca terutama perawat dan
orang tua untuk lebih mengerti cara merawat anak dengan VSD dan ASD.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Meadow, Roy & Simon Newell. 2005. Pedriatika. Jakarta: Erlangga.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical
Pathway. Jakarta: EGC.
Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.