You are on page 1of 1

Di bidang bedah saraf, hampir semua teknik operasi yang dilakukan bersifat invasif

dengan kata lain harus dengan membuat luka sayatan dan membuka tulang
tengkorak untuk mengakses kedalam jaringan otak atau yang biasa disebut sebagai
craniotomy. Dengan berkembangnya teknologi informasi, teknik bedah saraf
menjadi lebih maju. Teknologi informatika dapat membantu membuat pemetaan
pada fungsi otak sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi defisit fungsi
saraf (neurological deficit) yang diakibatkan oleh tindakan operatif.

(http://www.liputankita.com/artikel-liputankita/teknologi-informasi-untuk-
membantu-operasi-bedah-syaraf-berita-liputankita.html)

Penulisan karya tulis ini dilatar belakangi oleh kompleknya masalah dan dampak
yang dapat terjadi pada klien dengan trauma kepala disamping tingginya angka
kejadian trauma kepala (81,79%). Tujuan karya tulis ini adalah Penulis mampu
melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan pendekatan
proses keperawatan pada klien gangguan persyarafan akibat trauma kepala dengan
menggunakan teknik penulisan metode deskriptif berbentuk studi kasus, yang
terdiri dari 4 BAB, yaitu: pendahuluan, tinjauan teoritis, tinjauan kasus dan
pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.Trauma kepala adalah deformitas
jaringan di kepala yang diakibatkan oleh suatu kekuatan mekanis. Pada kasus Tn.D
berdasarkan hasil analisa data didapatkan masalah keperawatan yang muncul yaitu
pola nafas tidak efektif, Resiko terjadinya peningkatan intrakranial, gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi, gangguan pemenuhan ADL, perubahan pola
eliminasi: BAK, resiko terjadinya infeksi, resiko terjadinya injuri dan gangguan rasa
nyaman: pusing. Fokus tindakan dilakukan untuk mencegah peningkatan
intrakranial, pemenuhan kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya injuri .
Hampir semua masalah yang muncul pada klien dapat teratasi kecuali masalah
gangguan rasa nyaman: pusing, gangguan pemenuhan ADL dan resiko terjadinya
infeksi hanya teratasi sebagian. Kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan
ini yaitu diperlukan keterlibatan dan kerjasama dengan keluarga klien dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penurunan
kesadaran yang disertai gelisah, untuk itu penulis merekomendasikan agar perawat
dan keluarga klien dapat bekerjasama terutama dalam mencegah injuri serta
ditunjang oleh sarana yang memadai, antara lain tersedianya bed plang.

(http://kti-skripsikeperawatan.com/?pg=search&kw=kti+sistem+persyarafan)

You might also like