You are on page 1of 29

GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA HIPERTENSI

TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT HIPERTENSI


DI WILAYAH PUSKESMAS ARUT SELATAN
KOTAWARINGIN BARAT

DISUSUN OLEH:
dr. Yogi Oktiandi

PENDAMPING:
dr. Asmawati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)


2015

GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA HIPERTENSI


TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT HIPERTENSI
DI WILAYAH PUSKESMAS ARUT SELATAN
KOTAWARINGIN BARAT

Laporan mini project ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Internsip Dokter Indonesia

DISUSUN OLEH:
dr. Yogi oktiandi

PENDAMPING:
dr. Asmawati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)


2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan mini project
ini tepat pada waktunya. Laporan mini project ini berjudul Gambaran Pengetahuan
Penderita Hipertensi tentang Faktor Risiko Penyakit Hipertensi di Wilayah
Puskesmas Arut Selatan, Kotawaringin Barat dan dilakukan pada bulan Agustus
2015.
Keberhasilan dalam penulisan laporan mini project ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak khususnya dr. Asmawati selaku dokter pendamping, dan
teman-teman yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini, serta setiap pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peneliti berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Peneliti
juga berharap untuk mendapatkan saran ataupun kritik yang membangun dari para
pembaca untuk kemajuan bersama.

Pangkalan Bun, Agustus 2015

Peneliti

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1. Landasan Teori..................................................................................................3
2.1.1. Definisi Hipertensi.................................................................................3
2.1.2. Klasifikasi Tekanan Darah.....................................................................3
2.1.3. Etiologi Hipertensi.................................................................................4
2.1.4. Faktor Risiko Hipertensi........................................................................5
2.1.5. Gejala Hipertensi....................................................................................6
2.1.6. Diagnosis Hipertensi..............................................................................7
2.1.7. Komplikasi Hipertensi...........................................................................7
2.1.8. Tatalaksana Hipertensi...........................................................................7
2.2. Kerangka Teori................................................................................................12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................15
3.1. Desain Penelitian.............................................................................................15
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian...........................................................................15
iii

3.3. Populasi Penelitian..........................................................................................15


3.4. Responden Penelitian......................................................................................15
3.5. Kriteria Responden..........................................................................................15
3.6. Cara Pengumpulan Data..................................................................................16
3.7. Rencana Pengolahan Data...............................................................................17
BAB IV.PROFIL PUSKESMAS.........................................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................................18
5.1. Karakteristik Responden.................................................................................18
5.2. Pengetahuan Responden..................................................................................19
5.3. Kebiasaan Responden.....................................................................................20
5.4. Kegiatan Promotif Preventif yang Pernah Didapat.........................................21
BAB VI HASIL PEMBAHASAN...................................................................................22
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................24
7.1. Kesimpulan.....................................................................................................24
7.2. Saran................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
LAMPIRAN....................................................................................................................26

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyebab utama dari global burden of disease
yang mengakibatnya menurunnya produktivitas kerja manusia. Hipertensi
meningkatkan peluang terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke,
gagal jantung, dan serangan jantung. Pada kebanyakan kasus, hipertensi
terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga
sering disebut sebagai silent killer. Tanpa disadari, penderita mengalami
komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ataupun ginjal.1,2
Tiga juta manusia meninggal setiap tahun dari enam ratus juta
penduduk dunia yang mengalami hipertensi. Hipertensi diperkirakan telah
menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya
hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. 3,4 Di
Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi
mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah
yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg. 3
Di Indonesia, menurut Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga,
prevalensi hipertensi pada tahun 2001 sebanyak 8,3% penduduk. Jumlah ini
meningkat pada tahun 2004 menjadi 27,5%. Penyakit kardiovaskular
menduduki peringkat nomor satu penyebab kematian di Indonesia, sekitar 2035% dari kematian tesebut berhubungan dengan hipertensi. 5 Berdasarkan
Laporan Data Kesakitan Puskesmas Arut Selatan, jumlah penderita hipertensi
sebanyak 1401 orang pada tahun 2014. Hal inilah yang mendasari kami untuk
melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan penderita hipertensi
tentang faktor risiko penyakit hipertensi di wilayah Puskesmas Arut Selatan.

1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko penyakit
hipertensi?

1.3.

Tujuan Penelitian
1

2
1.3.1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran pengetahuan masyarakat mengenai faktor
risiko penyakit hipertensi
1.3.2. Tujuan Khusus
Diperolehnya informasi tentang faktor risiko penyakit hipertensi yang
meliputi:
1.
Faktor genetik
2.
Faktor usia
3.
Penyakit lain yang berhubungan
4.
Kebiasaan makan dan gaya hidup
5.
Faktor psikologis
1.4.

Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi penelitian selanjutnya
Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian kasus
tersebut di masa yang akan datang.
1.4.2. Bagi masyarakat
Masyarakat lebih memahami faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya penyakit hipertensi dan dapat melakukan pencegahan dini secara
mandiri.
1.4.3. Bagi PKM Arut Selatan.
Memberikan informasi mengenai gambaran pengetahuan masyarakat
wilayah cakupan PKM Arut Selatan kepada petugas kesehatan sehingga dapat
memberikan usaha promotif dan preventif secara lebih optimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Landasan Teori
2.1.1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan
darah yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. 3 Tekanan darah adalah kekuatan
darah ketika melewati dinding arteri. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
2

3
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik).
2.1.2. Klasifikasi Tekanan Darah
Untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit hipertensi
atau tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tensi atau tekanan darah.
Berbagai macam klasifikasi hipertensi digunakan di masing-masing negara
seperti klasifikasi menurut Joint National Committee 7 (JNC 7) yang
digunakan di negara Amerika Serikat.3 Perhimpunan Dokter Hipertensi
Indonesia (InaSH) juga telah membuat klasifikasi hipertensi yang telah
disusun berdasarkan berbagai penelitian internasional terbaru.5
Tabel 2.1 | Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 73
Kategori

Sistol

Dan/atau

(mmHg)
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi tahap 1
Hipertensi tahap 2

<120
120-139
140-159
160

Diastol
(mmHg)

Dan
Atau
Atau
Atau

<80
80-89
90-99
100

Tabel 2.2 | Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus


Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia5
Kategori
Optimal
Normal
Normal Tinggi
Hipertensi Tingkat 1
Hipertensi Tingkat 2
Hipertensi Tingkat 3
Hipertensi isolated

Sistol
(mmHg)
<120
120-129
130-139
140-159
160-179
180
140

systolic
3

Dan/atau

Diastol

dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau

(mmHg)
<80
80-84
85-89
90-99
100-109
110
< 90

4
Prehipertensi bukan kategori penyakit. Istilah tersebut hanya untuk
mengidentifikasi seseorang berisiko tinggi untuk menjadi hipertensi. Dengan
demikian pasien dan dokter menyadari risiko ini dan mencegah atau
memperlambat perkembangan penyakit. Kelompok prehipertensi bukan calon
terapi dengan obat anti hipertensi. Modifikasi pola hidup merupakan strategi
pencegahan yang penting.
2.1.3. Etiologi Hipertensi
2.1.3.1.Hipertensi Esensial
Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
secara pasti namun bersifat multifaktorial dengan faktor predisposisi genetik,
usia, asupan garam berlebih, faktor adrenergik, dan obesitas. Hipertensi
esensial terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.1
2.1.3.2.Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu.

Penyakit ginjal dengan kriteria stenosis arteri renalis, pielonefritis


glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista
(biasanya diturunkan), dan trauma pada ginjal (luka yang mengenai
ginjal) atau akibat terapi penyinaran yang mengenai ginjal.

Kelainan hormonal seperti hiperaldosteronisme, sindroma Cushing


(sekresi kortisol yang berlebihan), dan feokromositoma. Tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).

Obat-obatan, biasanya jenis obat-obatan yang dikoonsumsi seperti pil


KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoietin, kokain, penyalahgunaan
alkohol, dan konsumsi kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
Penyebab lainnya bisa diakibatkan oleh koartasio aorta, preeklamsia
pada kehamilan, porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut.1,2

2.1.4. Faktor Risiko Hipertensi

5
Meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau
variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons
terhadap stres psikososial

Produksi

berlebihan

hormon

yang

menahan

natrium

dan

vasokonstriktor

Asupan natrium berlebihan

Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya


produksi angiotensin II dan aldosteron

Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitric oxide (NO), dan


peptida natriuretik

Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi


tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal

Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada


pembuluh darah kecil di ginjal

Diabetes mellitus

Resistensi insulin

Obesitas

Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,


karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular

Berubahnya transpor ion dalam sel

Gambar 2.1. | Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah1

2.1.5. Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.1,2
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut; sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
pandangan menjadi kabur (yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal). Kadang penderita hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif yang memerlukan penanganan
segera.1,2
2.1.6. Diagnosis Hipertensi
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama
5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi,
tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali
pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi,
maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali
pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil
pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi
juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis
ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh
darah, jantung, otak, dan ginjal.1,3
6

7
2.1.7. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endotel
arteri dan mempercepat aterosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah
besar. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi
memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan
mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut.
Menurut

Studi

Framingham,

pasien

dengan

hipertensi

mempunyai

peningkatan risiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit


arteri perifer, dan gagal jantung.2
2.1.8. Tatalaksana Hipertensi3,6,7
2.1.8.1.Target Terapi
Tujuan utama terapi hipertensi adalah menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas akibat komplikasi kardiovaskular dan ginjal. Pada pasien
dengan usia >50 tahun, tekanan diastolik akan mencapai target saat tekanan
darah sistolik telah mencapai target. Oleh karena itu fokus terapi seharusnya
ditujukan pada penurunan tekanan darah sistolik. Target terapi adalah tekanan
darah sistolik dan diastolik <140/90 mmHg. Sedangkan untuk pasien
hipertensi dengan diabetes atau penyakit ginjal, target tekanan darah sistolik
dan diastolik adalah <130/80 mmHg.
2.1.8.2.Modifikasi Gaya Hidup
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup.
Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan
hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya
tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah
prehipertensi. Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan
tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obesitas
7

8
atau gemuk, mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop
Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium (diet rendah natrium,
aktivitas fisik, dan tidak mengonsumsi alkohol.
Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik
dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan
dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. Garam diet yang
sebaiknya dikonsumsi per hari adalah tidak lebih dari 2,4 gram. Program diet
yang mudah diterima adalah yang dirancang untuk menurunkan berat badan
secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obesitas disertai
pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan
ke pasien, dan dorongan moral.
Aktivitas fisik juga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga
aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu
ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan olahraga aerobik, seperti
joging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan
tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai
penurunan berat badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk
mengetahui jenis olahraga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan
kerusakan organ target.
Merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama
independen untuk penyakit kardiovaskular. Konsumsi alkohol harus dikurangi
menjadi tidak lebih dari 0,5 oz etanol dalam satu hari. Pasien hipertensi yang
merokok harus dikonseling berhubungan dengan risiko lain yang dapat
diakibatkan oleh merokok. Perubahan gaya hidup untuk mengontrol tekanan
darah dapat mencegah atau memperlambat hipertensi, meningkatkan
efektivitas obat anti hipertensi, dan mengurangi risiko kardiovaskular.
Tabel 2.3. | Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi3

2.1.8.3.Terapi Farmakologis7,8
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi
adalah:
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide atau Aldosteron Antagonist
b. Beta Blocker (BB)
c. Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
e. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara
bertahap, dan target tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa
minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa
kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali
sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi
atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis
rendah, dan kemudian tekanan darah belum mencapai target, maka langkah
selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke
antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa
dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun
kombinasi. Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi
untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat
meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena
jumlah obat yang harus diminum bertambah.

10

Algoritme penanganan hipertensi dijelaskan pada skema dibawah ini:

Gambar 2.2. | Algoritme Penanganan Hipertensi5

10

11

2.2.

Kerangka Teori
1. Faktor Keturunan
2. Faktor Usia
3. Faktor Penyakit Penyerta
4. Makanan Tinggi Garam
5. Obesitas

Hipertensi

6. Kurang Olahraga Fisik


7. Stress
8. Rokok
9. Alkohol

11

12

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Desain Penelitian
Desain penelitian yang kami pilih untuk menilai pengetahuan
penderita hipertensi tentang faktor risiko penyakit hipertensi adalah studi
deskriptif.

3.2.

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dimulai pada bulan Agustus 2015 di PKM Arut Selatan
yang terletak di Kelurahan Arut Selatan, Kotawaringin Barat.

3.3.

Populasi Penelitian
3.3.1. Populasi Target
Populasi target dari penelitian ini adalah para anggota senam lansia
yang menderita hipertensi di wilayah PKM Arut Selatan.
3.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah adalah para anggota
senam lansia yang menderita hipertensi yang datang berobat ke poli
umum PKM Arut Selatan.

3.4.

Responden Penelitian
Responden penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
Accidental Sampling, yaitu seluruh adalah para anggota senam lansia yang

12

13
menderita hipertensi yang datang berobat ke poli umum PKM Arut Selatan
pada bulan Agustusl 2015.
3.5.

Kriteria Responden
3.5.1. Kriteria Inklusi
Responden telah didiagnosis hipertensi (Tekanan darah 140/90
mmHg)
Responden adalah penderita hipertensi yang tinggal di dalam wilayah
cakupan PKM Arut Sekatan.
3.5.2. Kriteria Eksklusi
Responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

3.6.

Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner.
Dengan cara ini responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan
yang tertulis. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari: data demografi
responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat; pernyataan mengenai faktor risiko hipertensi dan pertanyaan
mengenai kebiasaan responden.
3.6.1. Pengukuran
Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Alat ukur:
sphygmomanometer, timbangan berat badan, meteran tinggi badan
Teknik pelaksanaan:
1.

Peneliti dan responden berada di PKM Arut Selatan.

2.

Peneliti menjelaskan judul, tujuan, dan manfaat penelitian


kepada responden

3.

Responden yang bersedia mengisi kuesioner

4.

Responden mengembalikan kuesioner kepada peneliti

5.

Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah, berat badan,


dan tinggi badan masing-masing responden
13

14
6.

Peneliti melengkapi data tekanan darah, berat badan, dan tinggi


badan responden pada kuesioner

7.

Peneliti melakukan pengecekan dan pengolahan data

8.

Peneliti menganalisis data yang didapat, kemudian melakukan


pengambilan kesimpulan

3.7.

Rencana Pengolahan Data


Tahap-tahap setelah data terkumpul dari kuesioner adalah sebagai berikut:
a.

Editing
Data yang terkumpul pada kuesioner diperiksa kelengkapannya,
relevansinya, dan keseragaman jawaban yang ada pada lembar
kuesioner.

b.

Coding
Data tersebut kemudian dimodifikasi menjadi data yang dapat dengan
mudah dianalisis lebih lanjut.

c.

Tabulating
Memasukkan jawaban responden pada tabel berdasarkan kelompok
data yang telah ditentukan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Pada kuesioner pengetahuan, terdapat 10 pernyataan yang berkaitan dengan


pengetahuan responden mengenai faktor risiko penyakit hipertensi. Setiap pernyataan
yang dijawab dengan benar, diberikan skor 1, dan pernyataan yang dijawab dengan
salah diberikan skor 0. Total skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 10.
Dari pengolahan data statistik deskriptif, didapatkan frekuensi dan persentase
untuk mendeskripsikan karakteristik responden, pengetahuan responden, serta
memperlihatkan total skor dan kategori pengetahuan responden. Adapun kategori
pengetahuan yang digunakan menggunakan Rumus Sugiyono9, yaitu:
Baik

: menjawab benar 76 100%

Cukup : menjawab benar 60 75%


Buruk : menjawab benar < 60%

14

15

BAB IV
PROFIL PUSKEMAS
4.1 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)15
4.1.1Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas

adalah

unit

pelaksana

teknis

dinas

kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan


kesehatan

di

suatu

wilayah

kerja.

Pembangunan

kesehatan

adalah

penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan meliputi pembangunan yang
berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi,
sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban
kerja Puskesmas dan lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan upaya untuk
meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam
wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah
kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja.
Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas
sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan.
Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam hal mempromosikan
kesehatan kepada seluruh masyarakat sebagai upaya untuk memberikan
pengalaman belajar, menyediakan media informasi, dan melakukan edukasi baik
untuk perorangan, kelompok, dan masyarakan guna meningkatkan pengetahuan,
15

16
sikap, dan perilaku masyarakat. Dengan berjalanannya program kesehatan yang
dijalankan oleh setiap Puskesmas, di harapkan pada akhirnya akan berpengaruh
pada perubahan kepada setiap individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
4.1.2 Profil Puskesmas Arut Selatan
Kecamatan Arut Selatan beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata
2.300 mm/thn, dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,9 33 celcius
dan suhu minimum berkisar 21,9 Celcius dengan kelembaban udara sekitar
84,92%.
Kecamatan Arut Selatan memiliki 6 ( enam) buah puskesmas, yaitu :
1.

Puskesmas Arut Selatan

2.

Puskesmas Mendawai

3.

Puskesmas Madurejo

4.

Puskesmas Natai palingkau

5.

Puskesmas Kumpai Batu Atas

6.

Puskesmas Runtu
Luas wilayah Kerja Puskesmas Arut Selatan 116,5 Km yang terdiri

dari 2 (dua) Kelurahan terdiri dari Kelurahan Raja dengan luas 1,50 Km dan
Kelurahan Raja Seberang 115 Km.
Wilayah kerja Puskesmas Arut Selatan memiliki batas-batas :
Utara

: Kec. Arut Utara dan Kec. Kotawaringin Lama

Timur

: Wilayah Kerja Puskesmas Natai Palingkau

Barat

: Wilayah Kerja Puskesmas Mendawai

Selatan

: Wilayah Kerja Puskesmas Madurejo

Luas Wilayah kerja Puskesmas Arut Selatan 116,5 km yang terdiri


dari 25% daratan dan 75% merupakan daratan terjal dan tanah rawa-rawa.
Jalur darat berupa aspal dari gedung puskesmas Arut Selatan sampai
menjangkau desa dalam wilayah terjauh 0.5 km. Jalur air dengan menyelusuri
sungai Arut dapat dijangkau 3 desa, jarak terdekat ditempuh dengan waktu
0.25 jam, sedangkan jarak terjauh dapat ditempuh dengan waktu 1.5 jam
dengan menggunakan spead boot.

16

17
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Arut Selatan berjumlah 8.491
jiwa, tersebar dalam 2 (dua) kelurahan. Penduduk terbanyak adalah Kelurahan
Raja berjumlah 6.532 jiwa dan Kelurahan Raja Sebrang 1.959 jiwa.

Tabel. 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2014

NO

JENIS PENYAKIT

JUMLAH

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

4357

Hipertensi Essensial

1401

Pulpitis

867

Nekrosis Pulpa

826

Periodonititis

794

Dyspepsia

721

DM Tipe II

473

Diare dan Gastroenteritis

398

Acute Pharyngitis

355

10

Caries Gigi

341

17

18

BAB V
HASIL PENELITIAN

18

19

BAB VI
HASIL PEMBAHASAN

19

20

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

20

21

DAFTAR PUSTAKA
1.

Sugondo, Sidartawan. Hipertensi Esensial. Di dalam: Sudoyo, Aru W, et.al,


editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan

2.

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009; 169:1079-1085.


Tanto, Chris, et al. Hipertensi. Di dalam: Chris Tanto, Ni Made Hustrini. Kapita
Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II. Jakarta: Fakultas Kedokteran

3.

Universitas Indonesia; 2014; 233:635-639.


U.S. Department of Health and Human Services. The Seventh Report of the Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure: the JNC 7 report.U.S.: 2003.

4.

https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf
Centers for Disease Control and Prevention 2015. High Blood Pressure.

5.

http://www.cdc.gov/bloodpressure/
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH). Konsensus Penatalaksanaan

6.

Hipertensi 2014. Jakarta: 2014.


World Health Organization. A Global Brief of Hypertension. Geneva, 2013.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/79059/1/WHO_DCO_WHD_2013.

7.

2_eng.pdf?ua=1
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) Guideline.
Hypertension: Clinical management of primary hypertension in adults.
Newcastle: 2011. https://workspace.imperial.ac.uk/ref/Public/UoA
%2002%20-%20Public%20Health,%20Health%20Services%20and

8.

%20Primary%20Care/NICE%20hypertension%20guidelines.pdf
Madhur, Meena. Hypertension Medication. 2014.

9.

http://emedicine.medscape.com/article/241381-medication
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta. 2008.

LAMPIRAN

21

22
PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN PENDERITA HIPERTENSI
TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH
PUSKESMAS ARUT SELATAN
Selamat pagi/siang Bapak/Ibu. Kami, dr. Rita Wey, dr. Asmawati dan dr. Yogi
Oktiandi selaku dokter internsip yang sedang bertugas di Puskesmas Arut Selatan,
sedang mengadakan penelitian mengenai gambaran pengetahuan penderita hipertensi
tentang faktor risiko penyakit hipertensi di wilayah Puskesmas Arut Selatan.
Kami memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jawaban
yang sejujur-jujurnya. Data yang Anda berikan akan kami pergunakan hanya untuk
keperluan penelitian dan akan kami jaga kerahasiaannya serta tidak akan
disebarluaskan.
Demikian informasi dari kami. Atas partisipasi Anda, kami ucapkan terima
kasih.
------------------------------- LEMBAR PERSETUJUAN ----------------------------------Saya, yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Telah memahami penjelasan yang telah diberikan dan bersedia untuk berpartisipasi di
dalam penelitian ini dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pangkalan Bun,

Agustus 2015

(.................)
Nama Jelas

IDENTITAS RESPONDEN
1.

Nama responden :

2.

Jenis kelamin

3.

Umur

4.

Pendidikan Terakhir

:
22

23
5.

Pekerjaan

6.

Alamat

7.

Tekanan darah

8.

Tinggi badan

cm (diisi oleh peneliti)

9.

Berat badan

kg (diisi oleh peneliti)

mmHg (diisi oleh peneliti)

Berilah tanda centang () pada salah satu kolom, sesuai dengan pendapat Anda
No.

Pernyataan

Hipertensi merupakan penyakit keturunan

Hipertensi hanya penyakit yang diderita oleh usia lanjut

Hipertensi memiliki hubungan dengan penyakit lain,


seperti kencing manis, penyakit ginjal, penyakit liver,
dsb

Makanan tinggi garam dapat menyebabkan peningkatan


tekanan darah

Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu


penyebab hipertensi

Olahraga teratur dapat membantu mencegah penyakit


hipertensi

Stres dapat memicu peningkatan tekanan darah

No.

Pernyataan

Merokok dapat mempercepat terjadinya hipertensi

Minuman beralkohol memiliki pengaruh terhadap


terjadinya hipertensi

10

Hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat

Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan di bawah


1. Apakah Anda sering mengonsumsi makanan yang asin?
A. Ya
B. Tidak
2. Berapa kali Anda berolahraga dalam satu minggu?
A. 3x/minggu
B. 1-2x/minggu
C. Tidak pernah
23

Benar

Salah

Benar

Salah

24
3. Apakah Anda merokok?
A. Ya
B. Tidak
4. Apakah Anda mengonsumsi minuman beralkohol?
A. Ya
B. Tidak
5. Apakah Anda pernah mendapat info atau penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi?
1. Ya
2. Tidak

24

You might also like