Professional Documents
Culture Documents
POTENSIOMETRI
I. Prinsip Percobaan
Potensiometri adalah cabang ilmu kimia elektroanalisis yang mempelajari
pengukuran perubahan potensial dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi dari
suatu larutan. Reaksi yang terjadi dalam potensiometri adalah penambahan atau
pengurangan ion dengan jenis elektrodanya. Potensial reaksi dihitung dengan
menambahkan sedikit demi sedikit volume titran secara berturut-turut (Khopkar
1990). Ion yang dapat dititrasi dan potensial diukur untuk mengetahui titik ekivalen
titrasi. Hal ini diterapkan terhadap semua jenis reaksi yang sesuai untuk analisa
titrametrik (Underwood 1998). Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada
indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan
keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik
akhir titrasi dengan indikator (Rivai 1995).
Potensiometri dibagi menjadi potensiometri langsung dan tidak langsung atau
titrasi potensiometri (Christian 1994). Metode langsung berdasarkan pada
perbandingan antara potensial yang terjadi saat elektroda indikator dicelupkan pada
larutan uji potensial dengan ketika elektroda dicelupkan pada larutan standar analat.
Percobaan ini menggunakan tipe titrasi potensiometri. Dalam metode titrasi
potensiometri, potensial diukur setelah penambahan tiap tetes berurutan dari titran,
dan pembacaan potensial yang diperoleh dijadikan grafik bersama volume titran
untuk memperoleh kurva titrasi.
Titik ekuivalen dari reaksi dapat ditentukan dengan melihat kurva titrasi.
Terdapat tiga cara pembuatan kurva titrasi, yaitu kurva hubungan potensial terhadap
volume, kurva turunan pertama potensial terhadap volume dan kurva turunan kedua
potensial terhadap volume. Pada kurva turunan pertama, titik ekuivalen ditunjukkan
saat titik perubahan dari kurva turun minimum menuju kurva naik atau pada titik
minimum kurva. Pada kurva turunan kedua, titik ekuivalen ditunjukkan oleh titik
maksimum kurva. Nilai titik ekuivalen akan sama untuk setiap kurva.
Kurva
Kurva Hubungan V NaOH dan E NaOH
Reguler
180.00
160.00
140.00
120.00
100.00
E (Mv)
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
Volume (mL)
Kurva Turunan Pertama
-6.00
-8.00
-10.00
-12.00
9.00 ,-13.60
-14.00
-16.00
Volume (mL)
220
215
210
205
200
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
V (mL)
Kurva Turunan Pertama
-6.00
-8.00
-10.00
-12.00
-14.00
-16.00
Volume (mL)
100.00
80.00
ΔE2 / ΔV2
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
V (mL)
9.10, 10.00
Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9.10 mL
Kurva Turunan Kedua
80.00
ΔE2 / ΔV2
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
V (mL)
Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9.10 mL
Perhitungan konsentrasi HCl yang digunakan
(V × N)HCl = (V × N)NaOH × Fp ; Fp = Faktor Pengenceran = 100/10
100 mL × NHCl = 9.10 mL × 0.11 N × 100/10
NHCl = 10.01/100
NNaOH = 0.10 N
VI. Pembahasan
Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat melalui
pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume
titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan akan didapatkan titik
ekuivalen titrasinya. Volume pada titik ekuivalen titrasi tersebut adalah volume titran
yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Dalam potensiometri ini, tidak
digunakan indikator karena dengan pengukuran potensial larutan sudah bisa
didapatkan titik ekuivalennya dari kurva (Underwood 1998). Titik akhir titrasi
diharapkan mendekati titik ekivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki
kesalahan yang kecil.
Percobaan pertama yaitu standardisasi NaOH dengan larutan asam oksalat
baku 0.1 N. Penentuan konsentrasi NaOH dihitung dari volume NaOH yang terpakai
saat titik ekuivalen pada kurva titrasi. Nilai potensial setiap penambahan NaOH pada
asam oksalat diukur dan diturunkan untuk mendapat kurva titrasi. Nilai potensial
yang terukur semakin menurun seiring dengan penambahan titran. Hal ini karena
semakin banyak titran ditambahkan, semakin sedikit jumlah ion yang ada pada
larutan karena ion tersebut bereaksi dengan ion dari titran menjadi senyawa
bermuatan total nol yaitu H2O. Setelah terjadi kesetimbangan, terbentuk garam
(COONa)2 dan H2O. Hasil titik ekuivalen yang didapat dari kurva turunan pertama
dan kedua menunjukkan nilai penggunaan volume NaOH sebesar 9 mL. Berdasarkan
hasil pengolahan data dan perhitungan, didapat konsentrasi NaOH sebesar 0.11 N.
Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl, digunakan kembali NaOH yang
telah distandardisasi sebagai titran. Konsentrasi titran sudah dihitung pada percobaan
sebelumnya yaitu 0.11 N. Larutan HCl yang telah diencerkan menjadi 100 mL
dititrasi dengan NaOH 0.11 N untuk diketahui konsentrasi HCl nya. Seperti pada
standardisasi, nilai potensial yang terbaca semakin lama semakin turun karena sebab
yang sama. Setelah diplotkan pada kurva titrasi, didapatkan nilai titik ekuivalen pada
penggunaan NaOH sebanyak 9.10 mL. Setelah volume NaOH ditentukan, dihitung
konsentrasi HCl dan didapatkan hasil 0.10 N. Nilai volume NaOH pada titik
ekuivalen ini hampir sama dengan nilai pada standardisasi, hal ini menunjukkan
bahwa percobaan sudah cukup teliti.
Kuva yang didapatkan dari pengolahan data hasil percobaan memiliki bentuk
yang kurang jelas dibaca. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan yang terjadi
selama percobaan. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kesalahan titrasi, yaitu
keterbatasan penglihatan membaca buret. Kesalahan lain mungkin terletak pada alat
pengukur potensial dan pengoperasiannya.
VII. Kesimpulan
Penentuan titik ekuvalen dan titik akhir titrasi pada potensiometri tidak
menggunakan indikator karena bisa langsung didapatkan dari kurva titrasi penurunan
pertama dan kedua nilai potensial. Pada standardisasi NaOH menggunakan prinsip
potensiometer, didapatkan volume NaOH terpakai pada titik ekuivalen yaitu 9 mL.
Setelah perhitungan, didapatkan nilai konsentrasi NaOH adalah 0.11 N. Pada
pengukuran konsentrasi HCl, volume NaOH pada titik ekuivalen yaitu 9.10 mL dan
didapatkan nilai konsentrasi HCl sebesar 0.10 N. Kedua nilai volume NaOH sangat
berdekatan sehingga percobaan bisa dikatakan cukup teliti. Kesalahan yang bisa
terjadi dalam percobaan ini sehingga menimbulkan kekurang akuratan hasil adalah
kesalahan titrasi dan kesalahan pada potensiometer.