You are on page 1of 38

BAG-

MEMBUAT KUSEN PINTU


TPK.001.A-54
TUNGGAL 90 JAM

Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
EDISI 2001
JUDUL MODUL

MEMBUAT KUSEN
PINTU TUNGGAL

Oleh

DRS.H. IMAM MUCHOYAR

EDITOR

DARMAWAN Amd.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK
2002

i
KATA PENGANTAR

Modul dengan judul “ Membuat Kusen Pintu Tunggal” merupakan


bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian
dari kompetensi melaksanakan pekerjaan pembuatan kusen.
Modul ini mengetengahkan tentang pembelajaran mandiri membuat
kusen pintu tunggal dari bahan kayu. Modul ini terkait dengan modul lain
yang membahas menggunakan dan merawat mesin pekerjaan kayu dan
membuat kusen pintu gendong.
Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa
harus banyak dibantu oleh instruktur.

Tim Penyusun

ii
DISKRIPSI JUDUL

Modul ini terdiri dari 1 kegiatan belajar, yang mencakup membuat


kusen pintu tunggal dari kayu.
Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang membuat kusen pintu
yang terdiri dari informasi kusen pintu. Kusen pintu adalah sebuah rangka
yang dipasang pada lubang pintu yang fungsinya adalah menggantungkan
daun pintu sehingga lubang pintu tersebut dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah dan aman, yang berfungsi untuk menghubungkan antara
ruang satu dengan ruang lainnya dan atau dengan bagian luar rumah atau
gedung.
Proses pembuatan kusen pintu dimulai dengan pemilihan dan
persiapan bahan dan alat, proses pengetaman, proses pelukisan
sambungan konstruksi, proses pembuatan pen dan lubang, pengepasan
sambungan, pembuatan sponeng, alur, kupingan dan profil serta
penyetelan hingga menjadi barang jadi sesuai dengan tuntutan gambar
kerja.

iii
PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan
Tingkat I Tingkat II Tingkat III
BAG-TGB.001.A BAG-TGB.002.A BAG-TGB.007.A
BAG-TGB.001.A-01 BAG-TGB.002.A-8 BAG-TGB.007.A-21
BAG-TGB.002.A-9
BAG-TGB.001.A-02 BAG-TGB.002.A-10 BAG-TGB.007.A-22
BAG-TGB.002.A-11
BAG-TGB.001.A-03 BAG-TGB.007.A-23
BAG-TGB.003.A
BAG-TGB.001.A-04 BAG-TGB.003.A-12 BAG-TGB.007.A-24
BAG-TGB.001.A-05
BAG-TGB.001.A-06 BAG-TGB.003.A-13 BAG-TGB.008.A
BAG-TGB.001.A-07 BAG-TGB.008.A-25
BAG-TGB.003.A-14 BAG-TGB.008.A-26
BAG-TPS.001.A
BAG-TPS.001.A-32 BAG-TGB.004.A BAG-TGB.009.A
BAG-TGB.004.A- BAG-TGB.009.A-
15 27
BAG-TKB.001.A BAG-TGB.009.A-28
BAG-TKB.001.A-71 BAG-TGB.004.A-16
BAG-TKB.001.A-72 BAG-TGB.010.A
BAG-TKB.001.A-73 BAG-TGB.005.A BAG-TGB.010.A-29
BAG-TKB.001.A-74 BAG-TGB.005.A-17
BAG-TKB.001.A-75 BAG-TGB.005.A-18 BAG-TGB.011.A
BAG-TKB.001.A-76 BAG-TGB.011.A-30
BAG-TGB.006.A BAG-TGB.011.A-31
BAG-TKB.002.A BAG-TGB.006.A-19
BAG-TKB.002.A-77 BAG-TGB.006.A-20

BAG-TKB.002.A-78

BAG-TKB.002.A-79

BAG-TKB.002.A-80

BAG-TKB.002.A-81

BAG-TKB.003.A
BAG-TKB.003.A-82

BAG-TKB.003.A-83

BAG-TKB.003.A-84
Keterangan :
BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan
TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan
TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan
TPK : Program Teknik Perkayuan
TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi

: Modul yang dibuat

iv
PRASYARAT

Untuk dapat mengerjakan modul ini peserta diklat harus sudah


menguasai dan terampil tentang :
1. Menggunakan dan merawat alat-alat kerja kayu tangan
2. Membuat sambungan dasar kayu
3. Menggunakan dan merawat alat-alat mesin kerja kayu
4. Menggambar Konstruksi Dasar Bangunan Gedung.

v
DAFTAR ISI

JUDUL MODUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DISKRIPSI JUDUL .................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................................. iv
PRASYARAT .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
PERISTILAHAN/GLOSSARY .................................................................. vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................... viii
TUJUAN ....................................................................................................... ix
KEGIATAN BELAJAR I ............................................................................... 1
A. Lembar Informasi ............................................................... 1
1. Pengertian ..................................................................... 1
2. Bagian-Bagian Rangka Pintu ..................................... 1
3. Ukuran Lubang Pintu .................................................... 2
B. Lembar Kerja ...................................................................... 3
1. Alat ………………………………………………………. 4
2. Bahan …………………………………………………… 4
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja …………………. 4
4. Langkah Kerja ................................................................ 5
C. Lembar Evaluasi ............................................................... 22
LEMBAR KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI ............................ 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

vi
PERISTILAHAN/GLOSSARY

Kusen pintu : rangka lubang pintu untuk menggantungkan daun


pintu
Sponeng pintu : lekukan pada bagian kusen pintu guna
menempatkan engsel daun pintu sehingga dapat
untuk menggantungkan daun pintu
Duk : pasangan beton kedap air dengan komposisi
campuran 1 : 2 ( Portland semen : Pasir ), yang
berguna untuk mengisolasi rembesan air kekusen,
sehingga tidak mudah lapuk.
Alur kapur : adalah lekukan yang dibuat dipunggung tiang kusen,
memanjang lebar permukaan 1/3 lebar kusen
dengan kedalaman maximum 1 cm, yang berguna
untuk memperkokoh kedudukan kusen, karena pada
lekukan tersebut diisi spesi pasir semen.
Ambang Kusen : balok rangka kusen yang melintang di atas kusen
berukuran sama dengan lebar daun pintu, yang
berfungsi untuk menahan dinding diatasnya.
Angkur : besi berukuran diameter 12 mm panjang 150 mm,
yang dipasang pada bagian belakang tiang
sebanyak 2-3 buah, dan juga dipasang pada bagian
ujung bawah tiang kusen dipasang dengan
pasangan beton sehingga kedudukan kusen akan
kuat dan stabil.

vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Pelajari dahulu modul ini dengan seksama dan tuntas


2. Pakailah pakaian kerja agar dapat bekerja dengan bebas dan
aman.
3. Siapkan semua peralatan yang mendukung pembuatan kusen
pintu.
4. Hitung ulang kebutuhan bahan untuk kusen pintu dan kebutuhan
bahan
5. Siapkan bahan untuk pembuatan kusen pintu sesuai dengan
kebutuhan.
6. Siapkan alat-alat tangan yang sangat diperlukan
7. Ikuti langkah kerja secara berurutan yang telah dicantumkan dalam
masing-masing latihan dalam modul ini.
8. Setiap menggunakan mesin selalu dikontrol lebih dahulu tentang
kesiapan mesin tersebut, termasuk alat-alat pengaman dan
keselamatan kerja
9. Bila terjadi keraguan terhadap alat yang akan dipakai, maka segera
menghubungi teknisi/instruktur/guru pengampu untuk pembenahan
atau pembetulan seperlunya, terhadap alat yang dicurigai,
sehingga benar-benar siap pakai.
10. Mulailah bekerja dengan berdo’a, memohon agar diberikan
kelancaran, perlindungan dan keselamatan dari sang Pencipta.

viii
TUJUAN

A. Tujuan Akhir
Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan modul ini, dan bila
disediakan peralatan yang cukup, bahan dan gambar kerja yang jelas
maka peserta diklat mampu dan trampil membuat kusen pintu secara
mandiri atau kelompok dengan hasil sesuai gambar kerja, tepat ukuran,
siku, tidak baling, semua sambungan rapat, rata, rapi, dan dalam waktu
yang cepat sesuai ketentuan.

B. Tujuan Antara :
Setelah mengikuti program modul ini maka peserta diklat akan
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam :
1. Pengetaman balok kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang
sama untuk seluruh bahan, dengan menggunakan mesin ketam
perata dan mesin ketam penebal.
2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari kusen pintu.
3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat
persegi (Hollow Chisel Mortiser )
4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen
(Tenoning machsin), atau dengan mesin gergaji potong
berlengan.
5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish,
atau dengan mesin gergaji belah bermeja.
6. Membuat alur kapur tiang kosen dengan menggunakan mesin
frish .
o
7. Membuat verstek 45 pada sambungan kusen, dengan
menggunakan pahat tangan, dengan hasil baik.
8. Membuat bentuk kupingan pada ambang atas kusen pintu,
dengan menggunakan alat gergaji dan pahat tangan.

ix
9. Menyetel dan merangkai kusen dengan hasil siku, rata, rapi,
rapat, dengan menggunakan clemp panjang, diperkuat dengan
lem dan paku.

x
KEGIATAN BELAJAR 1
MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL

A. Lembar Informasi
1. Pengertian
Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari
kayu atau Aluminium dan kusen secara khusus dapat dibuat dari
beton. Kusen dari bahan kayu pada umumnya digunakan untuk
bangunan rumah tinggal. Jenis kayu yang baik untuk kusen pintu
adalah kayu jati, kayu kamper dan beberapa kayu lokal lainnya ,
yang mempunyai kembang susut rendah. Ukuran kayu yang lazim
digunakan untuk dibuat kusen adalah 8/12 cm dan 6/12 cm.

2. Bagian-Bagian Rangka Pintu


Secara sederhana kusen pintu terdiri dari 3 bagian ialah :
a. Ambang atas : berfungsi untuk menahan beban pasangan
batu bata diatasnya atau menyekat pasangan balok beton
diatasnya, yang pada ujungnya dibuat telinga ambang
(kupingan), panjangnya 10 cm – 20 cm, yang dalam
pemasangannya akan dijepit dengan pasangan bata.
b. Tiang : untuk pegangan dan tumpuan daun pintu,
pada punggung tiang dipasang baja angkur diameter 10
mm, supaya kokoh untuk menahan daun pintu., dan agar
kedudukan kusen pintu stabil dan tidan bergeser maka pada
punggung tiang dibuat alur kapur yang nantinya dalam
pemasangan kusen pada dinding tembok diberi adukan
spesi pasir dan semen, sehingga menjadi kokoh.
c. Kaki tiang : juga dinamakan duk, dibuat dari campuran
kedap air, 1 PC : 2 pasir , fungsinya untuk melindungi tiang
bagian bawah dari air atau lembab, agar tidak cepat lapuk.

1
Duk dari pintu agar terlindung dari pengaruh air, tingginya
dibuat 10-12 cm. Sedang pintu yang sering terkena air,
duknya dibuat tinggi 15 cm.
d. Pada tiang dan ambang kusen pintu dibuat suatu lekukan
yang disebut sponeng, yang gunanya untuk menempatkan
engsel dan sekaligus sebagai tumpuan daun pintu agas
tidak lepas. Dalamnya sponeng adalah 1 – 1,5 cm, sedang
lebar sponeng adalah 3 – 4 cm, sangat tergantung dengan
ketebalan daun pintu.
e. Sambungan kusen pintu menggunakan sambungan pen dan
lubang. Sambungan pen dibuat pada bagian ujung atas tiang
dengan ukuran 1/3 lebar tiang, sedang untuk lubang dibuat
pada bagian ambang atas kusen, besarnya lubang juga 1/3
lebar kusennya. Dengan demikian maka tiang akan kuat
menahan ambang atas yang juga mendapat beban dari
pasangan batu bata diatasnya.

3. Ukuran Lubang Pintu


Ukuran lubang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan
kebutuhan ruangannya atau jenis dari bangunan. Beberapa ukuran
pintu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I. Ukuran Pintu pada Jenis Bangunan
No. Jenis Bangunan Ukuran Pintu Jumlah Daun
1. Rumah tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun
2. Bangunan Umum 90 cm x 200 cm 1 daun
sekolah
3. Toko, bioskop dan lain- 120 cm x 200 cm 2 daun
lain
4. Pintu Utama pada 160 cm x 200 cm 2 daun
bangunan umum
5. Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun

2
B. Lembar Kerja

5,5

190 cm

10 cm
3,5 8 cm
3,5
8 cm

10 5,5 80 cm 5,5 10

Gambar 1. Gambar Kerja

3
1. Alat. :
Alat yang digunakan ada 2 kategori ialah alat tangan dan alat
kerja mesin.
Alat tangan adalah :
a. Pahat ukuran lubang ukuran ¾ “
b. Pukul Besi
c. Palu Kayu
d. Siku
e. Meteran 3 m
f. Gergaji potong
g. Clamp panjang

Alat Mesin kayu :


a. Ketam Perata ( Hand Planner)
b. Ketam Penebal (Thecknesser )
c. Gergaji Potong ( Radial Arm Saw)
d. Gergaji belah (Ripping Saw)
e. Mesin pahat lobang (Hallow Chisel Mortiser)
f. Mesin frish (Router)
g. Mesin gergaji pita (band saw)
h. Mesin purus (Tenoning macshine)

2. Bahan Kusen Pintu


a. Kayu kamper ukuran 6/12 x 400 cm : 2 batang
b. Lem kayu rakol : 0,2 kg
c. Paku dudur : 12 bh

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Pakailah pakaian kerja yang sesuai untuk bekerja di bengkel
kayu.
b. Mesin yang akan digunakan pastikan telah siap untuk kerja.

4
c. Pakailah Masker hidung bila bengkel kerja kayu tidak
menggunakan dust collector, secara central.
d. Pakailah penutup telinga bagi yang sangat peka dengan
suara.
e. Pakailah sepatu yang tertutup dan alas sepatu
menggunakan karet bergerigi.
f. Gunakan pengaman yang ada pada mesin kayu dengan
benar.
g. Laksanakan pengukuran kayu dengan cermat agar tidak
terjadi kekeliruan.
h. Pastikan Anda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
tidak sedang mengantuk, lapar dan haus.

4. Langkah Kerja :
a. Pekerjaan persiapan bahan .
1). Alat yang digunakan ialah rol meter, pensil dan penyiku.
2). Ambil bahan kayu kamper 2 batang ukuran 6 /12 x 400
cm.
3). Menghitung panjang tiang kusen caranya adalah : tinggi
tiang kusen = 200 cm (tinggi tiang dibawah ambang
sampai lantai) – 10 cm (tinggi duk di atas lantai sampai
ujung bawah tiang kusen) + 6 cm (sambungan pen
dengan ambang atas pintu ) = 196 cm jumlah ada 2 batang
4). Menghitung panjang ambang atas pintu = 80 cm (lebar
lubang pintu) + 2 x 6 cm ( 2 sambungan tiang dengan
ambang kiri dan kanan) + 2 x 10 cm ( kupingan yang
dijepit dalam dinding panjangnya 10 cm kiri dan kanan ) =
112 cm.

5
5). Panjang tiang kusen = 196 cm x 2 = 392 cm, Panjang
kayu misal = 400 cm, maka sisa kayu = 400 cm – 392 cm
= 8 cm.
6). Ukur kayu seperti dibawah dengan menyisakan di kedua
ujung yang biasanya kurang baik diukur dan digaris siku
dengan batang kayu.

196 cm 196 cm

Ukur panjang ambang seperti dibawah :

112 cm

Gambar 2. Ukuran Kayu


b. Pemotongan Bahan
1). Siapkan mesin gergaji potong berlengan ( Radial Arm Saw)
2). Posisi ujung gigi daun gergaji berada - 3 mm dari
permukaan meja gergaji.
3). Daun gergaji berada tegak lurus terhadap balok
penghantar
4). Letakkan balok kayu bahan tiang kosen diatas meja gergaji
dan rapatkan dengan balok penghantar,
5). Dua orang bekerja sama dalam pemotongan kayu, orang
ke 1 bertugas mengoperasikan mesin berada di tengah
meja gergaji potong, dan orang ke 2 berada di sisi kanan
meja , bertugas membantu orang ke 1 untuk menempatkan
balok pada posisi yang tepat, memegangi balok kayu saat
pemotongan berlangsung agar stabil dan tidak jatuh.

6
6). Tempatkan garis potong bagian tengah balok kayu bahan
kusen pada posisi dibawah daun gergaji, dengan cara
menggeser kayu ke arah kiri atau kanan dengan bantuan
orang ke dua.
7). Pegang balok kayu sebelah kiri daun gergaji dengan
tangan kiri orang ke 1 secara kuat ditekan kearah balok
penghantar dan ujung sebelah kanan kayu dipengang oleh
orang ke dua untuk membantu agar tidak bergeser atau
jatuh setelah pemotong berlangsung, Tangan kanan orang
ke 1 memegang handle mesin gergaji sekaligus
menghidupkan mesin dan menarik pelan hingga memotong
kayu dengan sempurna.
8). Pemotongan diteruskan pada masing-masing ujung kayu
dengan cara yang sama, akan tetapi orang kedua hanya
membantu untuk menempatkan posisi kayu pada mesin
gergaji potong. Posisi gigi daun gergaji bundar berada
pada posisi menyinggung garis luar pada kayu yang akan
dibuang/tidak dipakai. Sehingga setelah digergaji tidak
mengurangi panjang balok yang telah ditentukan
ukurannya.
9). Lakukan juga sesuai langkah 6 dan 7 diatas untuk
pemotongan balok ambang.

c. Pengetaman Bahan Muka 1 dan 2 Siku.


I

III II

IV

Gambar 3. Penampang Balok Kayu

7
1). Siapkan mesin ketam perata, pastikan pengamannya siap,
o
penghantar ketam dalam keadaan 90 terhadap meja
ketam, tebal pengetaman sekitar 0,5 – 1 mm.
2). Hidupkan mesin pada posisi pertama dan dilanjutkan pada
posisi kedua setelah suaranya stabil.
3). Pilih muka I pada balok kayu yamg mempunyai lebar
kayu = 12 cm yang mempunyai keadaan cekung dan
tempatkan pada posisi dibawah atau melekat diatas meja
ketam bagian depan.dan ditekan kebawa h dan kedepan
sehingga bergerak melewati pisau ketam yang sedang
berputar tinggi dengan kecepatan dorong + 10 detik/m.
karena pisau ketam tersebut menonjol 0,5 mm –1 mm
maka kayu yang lewat diatasnya terkikis setebal pisau
yang menonjol tersebut yang berarti terjadi pengetaman.
Bila proses pengetaman belum merata maka pekerjaan
diulangi sampai mendapatkan kerataan pada muka kayu
tersebut.
4). Pengetaman muka ke II arah tebal kayu, dengan
menempelkan kayu muka I (yang telah diketam) pada
penghantar secara rapat dan muka II berada di
permukaan meja mesin ketam dan ditekan ke tiga arah,
kearah penghantar, kebawah dan didorong ke depan
sehingga bergerak dengan kecepatan + 10 detik / m
sampai tuntas. Untuk menjaga keselamatan kerja pakailah
alat strika pendorong saat pengetaman hampir habis.
Pekerjaan ini diulang mana kala belum diperoleh hasil
ketaman yang merata dan halus.

8
Balok kayu
T. Pengaman Penghantar

Meja ketam

Gambar 4. Mesin Ketam Kayu

d. Mengetam muka III dan IV


Alat mesin yang digunakan adalah mesin ketam penebal.Hasil
yang hendak diperoleh dengan mesin ini adalah menghasilkan
ketaman kayu yang mempunyai ukuran yang sama antara ujung
kayu sampai ujung lainnya. Misalnya ketebalan kayu diharapkan
mempunjyai ketebalan 5,5 cm (55 mm) maka seluruh bagian
ketebalan kayu dari ujung ke ujung adalah sama. Begitu juga untuk
lebar kayu juga mempunyai dimensi yang sama misalnya 11,5 cm
(115 mm). Untuk mendapatkan ukuran ini salah satunya adalah
dengan menggunakan mesin ketam penebal.
Ukuran jadi yang akan kita peroleh adalah tebal kayu 55 mm ,
lebar 115 mm.

5,5 cm

11,5 cm

Gambar 5. Panampang Kayu Hasil Ketaman yang Diharapkan

9
A

A D

Gambar 6. Mesin Ketam Penebal


Keterangan :
A = Kedudukan pisau ketam jumlahnya 3 atau 4 pisau
B = Posisi balok kayu yang diketam
C = Meja ketam yang dapat digerakkan turun naik
D = Sakelar ON – OF
E = Penggerak meja ketam

e. Langkah Kerja Mengetam muka IV


1). Ukur kayu yang akan diketam dan pastikan ukuran kayu
yang paling tebal , umpama yang paling tebal adalah 5,8
cm.
2). Atur jarak antara muka atas meja ketam ( C ) berjarak 5.8
cm.
3). Semua kayu disiapkan secara rapi disebelah kiri mesin
ketam dengan posisi menghadap keatas bagian yang akan
diketam.

10
4). Hidupkan mesin ketam pada posisi 1 sampai suara stabil
baru dimasukkan pada posisi 2 putaran tinggi setelah suara
stabil maka balok kayu dimasukkan kedalam mesin ketam
dengan posisi muka III berada diatas, balok kayu dengan
posisi horizontal (datar) oleh orang ke 1 didepan ketam
secara pelan dan sedikit didorong masuk sampai kayu ditarik
oleh mesin dan berjalan secara otomatis, dan orang ke 2
harus berada di ujung mesin ketan atau berseberangan
dengan orang ke 1, menerima balok kayu yang bergerak
kearahnya , diterima dengan kedua tangannya tanpa
menarik kayu dan dalam posisi horintal, dan setelah lepas
dari ketam diletakkan pada posisi muka IV tetap diatas
disebelah kiri mesin ketam.
5). Teruskan pada balok kayu lainnya dengan cara yang sama
dengan kegiatan nomor 4.
6). Bila ketebalan kayu ditargetkan mencapai 5,5 cm maka
pengetaman dilanjutkan dengan memutar roda penggerak
meja ketam sebesar ¼ putaran (45o) putaran searah jarum
jam.
7). Lakukan pengetaman arah tebal kayu sesuai langkah 4, dan
diulang-ulang hingga mencapai ketebalan 5,5 cm.

f. Pengetaman muka III


1). Ukur lebar balok maximum, hasil pengukuran misalnya 11,8
cm. Maka aturlah meja ketam terhadap pisau ketam menjadi
11,8 cm, dengan menggerakkan roda E dengan memutar
kearah berlawanan arah putaran jarum jam, hingga
mencapai jarak 11,8 cm (lihat posisi jarum penunjuk pada
skala yang tersedia pada mesin ketam.
2). Lakukan pengetaman dan hidupkan mesin ketam pada
posisi 1 sampai suara stabil baru dimasukkan pada posisi 2

11
putaran tinggi setelah suara stabil maka balok kayu
dimasukkan kedalam mesin ketam dengan posisi muka III
berada diatas, balok kayu dengan posisi horizontal (datar)
oleh orang ke 1 didepan ketam secara pelan dan sedikit
didorong masuk sampai kayu ditarik oleh mesin dan berjalan
secara otomatis, dan orang ke 2 harus berada di ujung
mesin ketan atau berseberangan dengan orang ke 1,
menerima balok kayu yang bergerak kearahnya , diterima
dengan kedua tangannya tanpa menarik kayu dan dalam
posisi horintal, dan setelah lepas dari ketam diletakkan pada
posisi muka III tetap diatas disebelah kiri mesin ketam.
3). Meja ketam dinaikkan ¼ putaran searah jarum jam, kayu
dimasukkan lagi dengan posisi yang sama dengan langkah
2, hingga semua kayu selesai. Dan ulangi lagi sampai
mencapai hasil 11,5 cm.

g. Melukis Sambungan
1). Satukan tiang kusen dan tentukan bagian atas dan bawah ,
ratakan bagian bawah kusen dan di clem supaya tidah
bergeser.
2). Buat tanda paring pada bagian muka dari tiang kusen
tersebut seperti dibawah (gambar7)

Tanda Paring tiang

Tanda paring pada ambang

Gambar 7. Pemberian Tanda Paring

12
3). Melukis sambungan purus pada balok tiang .
? Kedua tiang dalam posisi disatukan dan diperkuat dengan
klem.
? Ukur tiang dari bawah sepanjang 190 cm dengan
menggunakan roll meter buat garis potong pada posisi 190
cm tegak lurus dengan sisi kayu dengan menggunakan
alat penyiku sebagi landasan menggaris dan pensil untuk
menggores hingga menggaris kedua permukaan kayu
sekaligus.
? Selanjutnya lukis bentuk sambungan seperti tergambar di
bawah. Untuk membuat garis verstek gunakan penyiku
450, sedang membuat pen gunakan alat perusut yang
distel 1/3 x 11,5 cm (lebar balok) = 3,8 cm distel dan
dimatikan . Selanjutnya digoreskan pada ujung balok kiri
dan kanan. Bagian bagian yang akan dibuang diarsir
dengan pensil supaya mudah diingat.

Lukisan Garis Seponing 1 x 3 cm

1/3
1/3
190 cm 1 4,5 cm 1/3
T. Paring

Gambar 8. Lukisan Purus pada Balok Tiang.

13
4). Lukisan sambungan lubang pada balok ambang.
? Menentukan tempat ukuran sambungan lubang purus
pada balok ambang sebagai berikut ,
? Ukur 10 cm dari ujung balok, buat garis potong pada balok
kayu tegak lurus terhadap sisi kayu melingkar dengan
bantuan garis penyiku 90 0, dari pensil.
? Pembuatan garis sejenis dengan jarak 5,5 cm dari garis
pertama, buat garis sejenis lagi berjarak 1 cm dari garis ke
2 kearah ujung pendek kayu keliling kayu.
? Buat garis lubang purus dengan ukuran 1/3 dari lebar kayu
berada pada center kayu. memotong dua garis dari luar
dengan menggunakan alat perusut , dan buat garis
kedalaman sambungan verstek 1 cm.
? Dari sisi dalam sambungan tersebut dibuat sambungan
verstek, agar sambungan menjadi rapi dan kuat.

Lubang pen

Sambungan verstek
Lukisan sponing 1 x 3 cm

Gambar 9. Lukisan Sambungan Lubang pada Balok Ambang.

14
5). Lukisan Sponeng Kusen Pintu
Pada bagian muka kusen pintu (yang ada tanda paring )
dilukis sponeng dengan ukuran 1 x 3 cm , 1cm pada bagian tebal
pintu bagian dalam sedang 3 cm pada bagian lebar kusen.
Caranya adalah dengan menggunakan alat perusut yang distel 1
cm jarak penggores terhadap kayu pembatas. Setelah siap maka
goreskan pada permukaan yang tela h ditetapkan dengan
menggunkan tangan kanan perusut ditempelkan pada bidang
kayuserta pembatas jarak perusut ditempelkan pada permukaan
kayu , dan didorong kearah muka sampai tuntas.
Untuk pembuatan seponeng berikutnya dengan jarak 3 cm,
mengubah jarak penggores dengan pembatas, maka langsung
dapat diaplikasikan dengan mudah. Lihat gambar detail

6). Melukis alur kapur


Melukis alur kapur dengan menggunakan alat perusut, atur
perusut jarak penggores dengan kayu penghantar = 1/3 x 11,5
cm, goreskan pada punggung kusen dimulai dari ujung bawah
setelah 15 cm menuju ujung atas dan berakhir 15 cm sebelum
sambungan ambang atas. Dibuat kiri kanan sejajar lihat gambar
10.

15 cm 15 cm

Lukisan alur kapur

5.5 cm 190 cm

Gambar 10. Lukisan Alur Kapur.

15
h. Membuat Lubang Pen pada Ambang Pintu
1). Siapkan mesin pahat persegi dengan pahat ¾” .
2). Meja mesin pahat diberi alas papan kayu tebal 3 cm untuk
menjaga agar pahat tidak menembus meja besi keras.
3). Stel kedalaman pahat maksimum 5,8 cm dari permukaan
kusen, agar pahat dapat menembus balok kusen dengan
sempurna, kunci stop blocknya agar ke dalam tetap.
4). Tempatkan balok kayu di meja mesin pahat , dan atur garis
lukisan pada kayu berada tepat ditengah mesin pahat lalu
dipres secara kuat sehingga kedudukan menjadi kokoh.
5). Stel posisi pahat pada sudut garis lubang dengan menggeser
horizontal kiri kanan dan muka belakang. Setelah tepat posisi
pahat maka hidupkan mesin pahat dengan menekan tombol
on (warna hijau),
6). Setelah suara stabil maka gerakkan pahat dengan
menggunakan tongkat pengungkit dengan tekanan cukup
maka akan terjadilah pemahatan dengan baik, pahat digeser
kearah kanan (bila dimulai dari kiri) dengan cara yang sama
hingga mencapai sudut lubang.
7). Arah pemahatan diubah dengan mengikuti garis lubang,
dengan merubah gerakan ke samping menjadi gerakan ke
arah depan, begitu seterusnya hingga pahat bertemu kembali
pada saat start.
8). Pahat dinaikkan tombol OF ditekan dan pahat berhenti
berputar. Kembalikan kedudukan pahat dan dikunci lagi.
9). Kayu dilepas dari meja mesin dan dilanjutkan pada lubang
kedua dengan cara yang sama.

16
Pahat Persegi

Gambar 10. Pembuatan Lubang dengan Mesin Pahat Persegi.

Keterangan Gambar :
= arah pemahatan

= arah pengepresan benda kerja supaya stabil

17
i. Pembuatan Purus pada Tiang Kusen
1). Siapkan mesin gergaji potong berlengan.
2). Letakan tiang kusen di atas meja mesin gergaji dan atur
bagian yang akan dibuat puru berada dibawah daun gergaji.
3). Tepatkan gigi gergaji menyinggung pada garis kedua dari arah
tiang panjang.
4). Atur ketinggian gigi daun gergaji mencapai 82 mm dari
permukaan meja gergaji.
5). Lakukan pemotongan dengan mesin gergaji dengan baik dan
dapat diulangi pada baian purusnya untuk mempermudah
perapian.
6). Lakukan seperti di atas pada sisi satunya lagi hingga selesai.
7). Matikan mesin dan lepas benda kerja dan dilanjutkan pada
langkah perapian dan pembuatan verstek seperti dibawah ini.

Posisi pahat dengan bevel


berada di atas Sudut 45 0

Balok tiang Meja kerja Balok stop

Gambar 11. Cara Pembuatan Verstek 45 0

18
8). Posisi tiang ambang diletakkan di atas meja seperti pada
gambar.
9). Posisi pahat bevel berada di atas dengan arah pemahatan
450 terhadap permukaan kayu.
10). Untuk mendapatkan hasil yang baik cukup dipukul 2-3 x dan
posisii sudut harus stabil, hasil akan sesuai dengan gambar
verstek.
11). Ulangi pada bagian yang lain sehingga dapat selesai dengan
baik.
12). Lakukan juga pada balok ambang untuk pembuatan verstek
yang sama.

j. Pembuatan Sponeng, Alur Kapur dan Profil


1). Siapkan mesin fries dengan pisau sponeng yang memiliki
lebar pisai 30 – 40mm.
2). Atur pisau yang berada di permukaan meja mesin fies = 30
mm.
3). Kontrol arah putaran mesin (ke arah tajamnya pisau)
4). Adakan uji coba dengan benda uji untuk mengecek apakah
kedalaman dan lebar seponeng telah sesuai (1 x 3,5 cm).
5). Bila belum sesuai diadakan perbaikan posisi dan bila telah
sesuai dapat dilakukan pelaksanaan sponeng. Sesuai dengan
bagian yang di lukis, penekanan ke arah pisau / pengahantar
dapat dilakukan dengan menekan dengan tangan sambil
didorong ke arah kedepan, atau dengan ditekan dengan
pegas yang tersedia, dan didorong dengan tangan .
6). Lakukan untuk semua sesuai langkah di atas.
7). Buat alur kapur dengan mesin fries dengan mengganti pisau
dengan pisau bentuk segi tiga.
8). Atur pisau dengan posisi berada di tengah balok atau 5,75 cm
diatas meja mesin.

19
9). Lakukan pembuatan alur menggunakan dorongan tangan di
mulai pada 15 cm dari ujung dan berhenti pada 15 cm juga
dari ujung. Buat garis tegas pada ukuran tersebut (15 cm) dari
tepi.
10). Pembuatan profil pada tiang dan ambang rangka kusen
dengan mengganti pisau alur kapur dengan pisau profil pada
mesin frish, atur posisi pisau dengan ukuran pisau profil
sedang, dengan ketinggian pisau 3 mm diatas meja dan 3
mm dari permukaan penghantar, pastikan posisi tersebut
dengan mengadakan uji coba dengan balok uji atau yang tidak
dipakai sebagai kusen, bila telah tepat maka pembuatan profil
dapat dilakukan sesuai dengan cara pembuatan sponeng.

k. Pembuatan Kupingan
1). Siapkan mesin gergaji pita, dengan menggunakan daun
gergaji pita ukuran 1 “.
2). Hidupkan mesin, dan potong dengan gergaji pita pada arah
tegak lurus batang ambang sedalam 1 cm , lakukan bagian
kiri dan kanan sama.
3). Potong bagian yang akan di buang sesuai dengan lukisan,
lakukan dengan hati hati sehingga bagian yang dibuang dapat
lepas. Lakukan semua bagian sama.
4). Pada bagian yang telah digergaji diberi takikan segi tiga arah
diagonal dengan menggunakan pahat sedalam 5 mm, lebar
max 1 cm.

l. Merangkai Kusen
1). Semua bagian akan disambung dicoba apakah hasil
pembuatan lubang dan purus sudah cocok dan hasil siku.
Yang masih seret, kurang rapi diperbaiki hingga dapat masuk
dengan mudah dan presisi.

20
2). Lanjutkan perangkaian dengan memberi lem putih (rakol atau
lainnya) untuk perkuatan supaya kokoh.
3). Pasang balok ambang pada tiang kusen hingga rapat dapat
dibantu dengan clem panjang.
4). Periksa kesikuan semua sudut dengan mengukur panjang
diagonal kusen, bila telah sama maka dapat disimpulkan
kusen telah siku , bila masih ada selisih maka bagian yang
lebih panjang dipukul supaya terjadi perubahan sudut, diukur
kembali hingga mempunyai sudut diagonal sama.
5). Kaki tiang di kunci dengan papan reng dan diukur lebarnya
harus sama dengan bagian atas (80 cm) dan dipaku. Supaya
tidak berubah.
6). Pada bagian sambungan dipaku dengan menggunakan paku
dudur (panjang 12,5 cm), pada bagian sebelah purus
mengarah tiang masing -masing 1 buah.
7). Pasang pengunci kusen dengan kayu reng ¾ cm. Pada
masing-masing sudut sehingga membentuk segi tiga dan
dipaku dengan kokoh, maka kesikuan kusen terjaga.
8). Bersihkan semua lem yang menempel pada sambungan
dengan menggunakan kain basah.
9). Merapikan hasil merangkai kusen permukaan sambungan bila
tidak rata maka harus diratakan, dengan menggunakan ketam
tangan, bagian bagian yang kurang halus dihaluskan dengan
menggunakan amplas no 1 sehingga kelihatan rapi dan
menarik.

21
C. Lembar Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan kusen pintu ?
2. Apa manfaat pada kusen pintu dipasang duk (pasangan beton) ?
3. Sebutkan ukuran-ukuran kusen pintu menurut jenis
pemakaiannya ?
4. Sebutkan langkah kerja pembuatan kusen pintu secara garis
besar ?
5. Bagaimana cara mengontrol sebuah kusen benar benar siku
6. Sebutkan langkah kerja dalam mengetam sebuah balok kusen
siku keempat sisinya ?
7. Jelaskan langka awal melukis sambungan agar tidak terjadi
perbedaan ukuran atau kekeliruan ukuran ?

22
LEMBAR KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI

1. Kusen pintu adalah rangka lubang pintu yang pada umumnya


dibuat dari kayu dan aluminium yang digunakan untuk memasang
daun pintu.
2. Manfaat duk adalah untuk menghindari rembes atau genangan air
yang sangat mudah membuat lapuk kayu.
3. Ukuran kusen-kusen pintu menurut jenis pengunaannya adalah :
No. Jenis Bangunan Ukuran pintu Jumlah daun
1. Rumah Tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun
2. Bangunan Umum 90 cm x 200 cm 1 daun
sekolah
3. Toko, bioskop dan lain- 120 cm x 200 cm 2 daun
lain
4. Pintu Utama pada 160 cm x 200 cm 2 daun
bangunan umum
5. Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun

4. Langkah kerja pembuatan kusen pintu secara garis besar sebagai


berikut:
? Menyiapkan bahan sesuai dengan ukuran.
? Menyiapkan peralatan mesin dan peralatan kerja tangan
sesuai yang dibutuhkan
? Mengetam balok kusen dan ambang 4 muka dalam kedaan
siku keempat sisi dengan menggunakan mesin ketam perata
dan mesin ketam penebal dengan hasil halus siku rata, ukuran
maximal 5,5 cm x 11,5 cm.
? Melukis sambungan sambungan tiang dan ambang kusen
pintu, sponeng dan alur kapur.

23
? Membuat lubang pada ambang balok ambang dengan
menggunakan mesin pahat lubang persegi
? Membuat purus pada sambungan tiang kayu dengan
menggunakan mesin mesin gergaji potong berlengan
? Membuat takik pada sambungan lubang dengan
menggunakan mesin gergaji potong berlengan dan
dilanjutkan pembuatan verstek dengan menggunakan pahat
tangan pada balok ambang dan balok tiang.
? Mengepaskan hasil sambungan sekaligus pembenahan
yang kurang.
? Membuat sponeng tiang dan balok ambang dengan ukuran
1 x 3 cm dengan menggunakan mesin fries.
? Membuat alur kapur pada tiang kusen dengan menggunakan
mesin fries.
? Membuat profil pada bagian kusen pintu yang tidak di buat
sponeng.
? Merangkai hasil sambungan dengan diperkuat dengan lem
putih dan paku, dan dirapikan

5. Langkah kerja mengetam balok siku keempat sisinya sebagai


berikut :
a. Ketam muka 1 dengan menggunakan mesin ketam perata,
hingga lurus rata, dan halus.
b. Ketam muka 2 dengan menggunakan mesin ketam perata
yang hasilnya lurus, rata, halus, dan siku terhadap muka 1.
c. Ketam muka 3 dengan menggunakan ketam penebal yang
hasilnya rata lurus, siku terhadap muka 1 dengan ukuran
akhir 11,5 cm.
d. Ketam muka 4 dengan ketam penebal dengan ketam
penebal yang hasilnya lurus rata dan halus dengan hasil
akhir 5,5 cm.

24
6. Dalam mengontrol kesikuan caranya adalah dengan mengukur
kedua diagonal kosen tersebut, bila ukurannya sama maka kusen
tersebut pasti siku.
7. Langkah awal dalam melukis sambungan yang dilakukan adalah:
? Menyatukan tiang rangka kusen , ratakan kedua batang
tersebut pada salah satu ujung rangka sebagai titik awal
pengukuran, dibantu dengan klem untuk menjaga supaya
tidak bergeser kedudukan, membuat tanda paring, mengukur
kedudukan utama sambungan dengan menggaris dua
batang sekaligus dengan bantuan alat penyiku.
? Melakukan cara yang sama untuk balok ambang
? Baru melanjutkan lukisan detail secara terpisah

25
DAFTAR PUSTAKA

Benny Puspantoro,IGN, ( 1995), Konstruksi Bangunan Gedung


Sambungan kayu pintu dan jendela, Andi Ofset Yogyakarta

Imam Muchoyar,(1992), Mesin kayu dan penggunaanya, dektat kuliah ,


FKT IKIP Yogyakarta

Johnson Curtis,W, (1989), The Woodworking Shop, Rodale Press,


Emmaus, Pennsylvania

26
PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
Program Keahlian : Teknik Perkayuan
Tingkat I Tingkat II Tingkat III

BAG-TGB.001.A BAG-TPK.001.A BAG-TPK.004.A


BAG-TGB.001.A-01 BAG-TPK.001.A-53 BAG-TPK.004.A-61

BAG-TGB.001.A-02 BAG-TPK.001.A-54 BAG-TPK.004.A-62

BAG-TGB.001.A-03 BAG-TPK.001.A-55 BAG-TPK.005.A


BAG-TPK.005.A-63
BAG-TGB.001.A-04 BAG-TPK.002.A
BAG-TGB.001.A-05 BAG-TPK.002.A-56 BAG-TPK.005.A-64
BAG-TGB.001.A-06
BAG-TGB.001.A-07 BAG-TPK.002.A-57 BAG-TPK.005.A-65

BAG-TSP.001.A BAG-TPK.003.A BAG-TPK.005.A-66


BAG-TSP.001.A-32 BAG-TPK.003.A-58
BAG-TPK.006.A
BAG-TKB.001.A BAG-TPK.003.A-59 BAG-TPK.006.A-67
BAG-TKB.001.A-71 BAG-TPK.006.A-68
BAG-TKB.001.A-72 BAG-TPK.003.A-60 BAG-TPK.006.A-69
BAG-TKB.001.A-73
BAG-TKB.001.A-74 BAG-TPK.007.A
BAG-TKB.001.A-75 BAG-TPK.007.A-70
BAG-TKB.001.A-76

BAG-TKB.002.A
BAG-TKB.002.A-77

BAG-TKB.002.A-78

BAG-TKB.002.A-79

BAG-TKB.002.A-80

BAG-TKB.002.A-81

BAG-TKB.003.A
BAG-TKB.003.A-82

BAG-TKB.003.A-83

BAG-TKB.003.A-84
Keterangan :
BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan
TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan
TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan
TPK : Program Teknik Perkayuan
TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi
: Modul yang dibuat

iv

You might also like