You are on page 1of 93

DIAGNOSIS KOMUNITAS

PERILAKU MEROKOK DI KELUARGA BINAAN DI RT 002 RW


04
DESA TEGAL ANGUS
KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG
PROVINSI BANTEN
PERIODE 29 FEBRUARI 2016 4 APRIL 2016

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Arief Rachman

1102011044

M. Irvan Dwi Fitra

1102010154

Prathita Amanda A.

1102011208

Yusra Dina

1102010306
Pembimbing :

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes


KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI - MEI 2016

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS
1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha
(47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah
2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Desa
Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas Tegal
Angus. Terdapat enam desa binaan Puskesmas :
a. Desa Lemo

c. Desa Tanjung

b. Desa Tanjung

Burung
d. Desa Pangkalan
e. Desa Tegal Angus
f. Desa Muara

Pasir

g.

h. Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan


i.
j.
k.

Batas Wilayah
l.

Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada

gambar adalah sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kam pung Melayu Barat
m.

n.

o. Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan


p.

1.1.2

Gambaran Umum Desa Secara Demografi


1.1.2.1 Situasi Kependudukan
q.
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan
tahun 2014 tercatat sebanyak 16.871 jiwa, terdiri dari laki-laki 8682
jiwa dan perempuan 8189 jiwa. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten
Tangerang pada tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum
di tabel dibawah ini :
r.

s. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas


Tegal Angus 2014
x.
v.

t.

N
O

u.

DESA

ac. W
I
L
A
Y
A
H
aj.

ao. 1

ap. 2

L
U
A
S

aw. PANGKALA
N

bc. 2

bd. TANJUNG
BURUNG

JU
M
LA
H
PE
ND
UD
UK

(
k
m
2
)

aq. 3
ax.

av. 1

w.

ar. 4

7.
5
4

ay. 16.
87
1

5.
2
4

bf. 7.7
54

be.

bj. 3

bk. TEGAL
ANGUS

bl.
2.
8
3

bm. 9.3
78

J
U
M
L
A
H

ae. R
U
M
A
H
al.

T
A
N
G
G
A

as. 5
az. 5
,
3
6
2
bg. 2
,
6
8
5
bn. 2
,
9
0

y.

RAT
ARAT
A

z.

KEP
ADA
TAN

af. JIWA
/RU
MAH

ag. PEN
DU
DU
K

am. TAN
GGA

an. per
km2

at. 6

au. 7

ba. 4.08

bb. 2.24

bh. 4.5

bi. 1.48

bo. 4.6

bp. 3.31

bs.
bq. 4

br. TANJUNG
PASIR

5.
6
4

bt. 9.7
38

5.
1
4

ca. 3.5
24

3.
6
1

ch. 6.5
57

bz.
bx. 5

by. MUARA
cg.

ce. 6

cf. LEMO

cl.
cs. J
U
M
L
A
H

cm.

ct.

cn.

co.

cu. 3
0.
0
2

cv. 53.
82
2

0
bu. 1
,
8
2
3
cb. 4
9
2
ci.

6
5
5

cp.
cw. 1
3
.
9
1
7

bv. 4.6

bw. 1.73

cc. 4.4

cd. 6.86

cj.

ck. 1.82

4.4

cq.

cx. 4.6

cr.

cy. 10.3
64

cz.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014


da.

db. Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

dc.

c. Jumlah Penduduk
mb

f.
a.
N

b. DESA/K
EL

i.
1

j.

n.
2

L
a
k
il
a
k
i

g. Pere
mpua
n

h. JUMLAH

k. 8
.
6
8
2

l.

o. Tanjung
Burung

p. 3
.
9
7
1

q. 3.783

r.

s.
3

t. Tegal
Angus

u. 4
.
8
1
0

v. 4.568

w. 9.378

x.
4

y. Tanjung
Pasir

z. 4
.
9
8
9

aa. 4.749

ab.9.738

ac.
5

ad.Muara

ae.1
.
7
9
4

af. 1.730

ag.3.524

ah.
6

ai. Lemo

aj. 3
.
3
5
8

ak. 3.199

al. 6.557

am.

an.JUMLAH

ao. 2
7
.
6
0
4

ap.26.21
8

aq.53.822

Pangkalan

8.189

m. 16.871

7.754

Su
er :

Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


dd.
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari
campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap
di daerah Tangerang dan sekitarnya.
de.
df. Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas
dg. Tegal Angus Th 2014
dh.

di. Agama

dj. Jumlah Pemeluk

dk.

dl. Islam

dm. 49232

do. Budha

dp. 3183

dr. Kristen

ds. 771

du. Khatolik

dv. 203

dx. Khonghucu

dy. 52

ea. Hindu

eb. 3

1
dn.
2
dq.
3
dt.
4
dw.
5
dz.
6
ec.

ed.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis


kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan
laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta. Sebagian besar

wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang secara ekonomi.


Mata pencaharIan penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh
dengan pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3
% dari jumlah penduduk 53.822 jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh
dari jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas.
ee.
ef.
eg.
eh.
ei. Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk
ej. N
o
.

ek. Lapangan
Penduduk

Kerja

el. Jumlah

em. 1
.

en. Petani pemilik

eo. 13316

ep. 2
.

eq. Petani penggarap

er. 6063

es. 3
.

et. Buruh

eu. 4592

ev. 4
.

ew. Nelayan

ex. 386

ey. 5
.

ez. Pedagang

fa. 6373

fb. 6
.

fc. Industri rakyat

fd. 13536

fe. 7
.

ff. Buruh industri

fg. 13757

fh. 8
.

fi. Pertukangan

fj. 4109

fk. 9
.

fl. PNS

fm. 222

fn. 1
0
.

fo. TNI/POLRI

fp. 65

fq. 1
1
.

fr. Pensiunan PNS

fs. 45

ft. 1
2
.

fu. Pensiunan TNI/POLRI

fv. 43

fw. 1
3
.

fx. Perangkat Desa

fy. 141

fz. 1
4
.

ga. Pengangguran

gb. 4004

gc.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

gd.
1.1.2.3 Pendidikan
ge.

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam

membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program


kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan
kesehatan
gf.
gg.
gh.
gi.
gj.
gk.
gl.

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal

Angus
gm.
N

gn. NAM
A
DESA

go. JUMLAH SEKOLAH

gu. P
A
U
D

gv.
T

gw. gx.
R
S

gy.
M

gz.
S

ha.
M

hb.
S

hc.
S

hd.
M

he.
1

hf. Pangka
lan

hg. 1

hh.
2

hi.
0

hj.
5

hk.
1

hl.
2

hm.
1

hn.
0

ho.
1

hp.
0

hq.
2

hr. Tanjun
g
Burun
g

hs. 1

ht.
0

hu.
0

hv.
2

hw.
1

hx.
0

hy.
0

hz.
0

ia.
0

ib.
0

ic.
3

id. Tegal
Angus

ie. 0

if.
1

ig.
0

ih.
2

ii.
2

ij.
2

ik.
1

il.
1

im.
0

in.
0

io.
4

ip. Tanjun
g Pasir

iq. 0

ir.
2

is.
0

it.
2

iu.
1

iv.
0

iw.
1

ix.
0

iy.
0

iz.
0

ja.
5

jb. Muara

jc. 0

jd.
0

je.
0

jf.
3

jg.
0

jh.
0

ji.
0

jj.
0

jk.
0

jl.
0

jm.
6

jn. Lemo

jo. 0

jp.
0

jq.
0

jr.
3

js.
0

jt.
0

ju.
0

jv.
0

jw.
0

jx.
0

jy.

jz. PUSK
ESMA
S

ka. 1

kb.
3

kc.
0

kd.
1

ke.
4

kf.
2

kg.
2

kh.
1

ki.
0

kj.
0

kk.

kl.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,

dari jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.
km.
kn. Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014

ko.
AR.

AS.

JENJANG PENDIDIKAN

NO.
Tidak/belum tamat SD

1.

AW.

2598

AX. ay.

SD/MI

2.

AZ.

5738

BA. bb.

SLTP/MTS

3.

BC.

060

BD. be.

SLTA/MA

4.

BF.

601

BG. bh.

AK/Diploma

5.
6.

UMLAH

AU. av.

BJ.

AT.

BI.

59

BK.

UNIVERSITAS

BL.
30

kp.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

kq.
kr.
ks.
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.
1.1.2.4 Kesehatan
kt. Lima Besar Penyakit
ku. Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal
Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik
berikut ini :
kv.

kw.
kx.
ky.
kz.
la.
lb.

Gambar 1.3 Prevalensi Lima Besar Penyakit

lc.

ld.
le.
lf.
lg.
lh.
li.
lj.
Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti
ISPA,disusul dengan penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular
(PTM) yang masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan
myalgia.
lk.
ll.
SaranaKesehatan
lm. Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 :
ln. Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2014
lo.

lq. Ju

ml
lp. Jenis Sarana Kesehatan

lr.
1

ah
lt. 1

ls. a. Puskesmas
lu.

lw. 1
lv. b. Puskesmas Pembantu

lx.

lz. 1
ly. c. Poskesdes

ma.
2

mc.0
mb.
Rumah Sakit
Pemerintah

md.
3
me.Rumah Sakit Swasta
mg.
4
mh.
Rumah Bersalin
Swasta
mj.
5
mk.
Balai Pengobatan
Swasta
mm. mn.
Praktek Dokter

mf. 0
mi. 0
ml. 2
mo.

lo.

lq. Ju

ml
lp. Jenis Sarana Kesehatan

ah
5

Umum Swasta
mp.
mr. 8
7
mq.
Praktek Bidan
Swasta
ms.
mu.
8
0
mt. Dokter Gigi praktek swasta
mv.
mx.
9
mw.
Laboratorium Klinik
0
Swasta
my.
na. 0
1
mz.Apotik
nb.
nd. 0
1
nc. Optikal
ne.
ng. 0
1
nf. Gudang Farmasi
nh.
nj. 45
1
ni. Posyandu
nk.
nm.
1
2
nl. Toko Obat
nn.
np. 0
1
no. Pos UKK
nq.
ns. 0
1
nr. Polindes
nt. Sumber : Puskesmas Tegal Angus
nu.
nv.

Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di

Puskesmas Tegal Angus masih kurang.


nw.
Upaya Kesehatan

nx.

Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal

ini, antara lain :


1

Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada


balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu
hamil.

Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi


balita, pemberian vitamin A.

Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,


Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.

Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara


lingkungan dengan membersihkan rumah masing masing dan lingkungan
sekitarnya.

Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat


Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.

Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program


senam LANSIA dan POSBINDU

ny.
1.1.2.7.

Pengkajian PHBS
nz. Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten

Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan


puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu
rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah
tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan
7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau
balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di
Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari 62.371 rumah
tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat

dikatakan

sebagai

rumah

tangga

sehat.

Adapun

hasil

pengkajIan

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :


oa.

Tabel 1.8. Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di Puskesmas


Tegal Angus Tahun 2014
ob. INDIKATOR

oc. N
a
m
a
D
e
s
a

od.
Ju

oe.
%

of.
%

og.
%

oh.
%

oi.
%

oj.
%

ok.
%

ol.
%

om.
%

on.
%

oo.
%

op. P
a
n
g
k
a
l
a
n

oq.
21

or.
5

os.
4

ot.
6

ou.
7

ov.
95

ow.
66

ox.
5

oy.
5

oz.
3

pa.
33.

pb.
1

pc. T
j
.
B
u
r
u
n
g

pd.
21

pe.
6

pf.
5

pg.
6

ph.
4

pi.
96

pj.
46

pk.
7

pl.
6

pm.
7

pn.
72.

po.
1

pp. T
e
g
a
l
A
n
g
u
s

pq.
21

pr.
3

ps.
2

pt.
5

pu.
8

pv.
90

pw.
57

px.
9

py.
3

pz.
7

qa.
57

qb.
1

qc. T
j
.
P
a
s
i
r

qd.
21

qe.
7

qf.
4

qg.
7

qh.
3

qi.
91

qj.
68

qk.
9

ql.
7

qm.
6

qn.
65.

qo.
1

qp. N
a
m
a
D
e
s
a

qq.
Ju

qr.
%

qs.
%

qt.
%

qu.
%

qv.
%

qw.
%

qx.
%

qy.
%

qz.
%

ra.
%

rb.
%

rc. M
u
a
r
a

rd.
21

re.
7

rf.
4

rg.
7

rh.
4

ri.
99

rj.
43

rk.
9

rl.
7

rm.
3

rn.
71.

ro.
5

rp. L
e
m
o

rq.
20

rr.
6

rs.
2

rt.
6

ru.
9

rv.
83

rw.
44

rx.
8

ry.
8

rz.
6

sa.
45

sb.
1

sc. J
u
m
l
a
h

sd.
12

se.
6

sf.
3

sg.
6

sh.
6

si.
92

sj.
54

sk.
8

sl.
5

sm.
6

sn.
54

so.
1

sp.

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014

sq.
sr.

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan

melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk


meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajIan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

(93,42%)

2. Rumah yang bebas jentik

(75,10%)

3. Penimbangan Bayi dan Balita

(100%)

4. Memberikan Asi Eksklusif

(15,19%)

5. Menggunakan air Bersih

(99,45%)

6. Menggunakan Jamban Sehat

(17,15%)

7. Olah Raga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari

(12,05%)

8. Mengkonsumsi makanan seimbang

(25,20%)

9. Tidak Merokok dalam rumah

(25,15%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM

(98,10%)

ss. Berdasar kajIan PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya
masih rendah hal ini dikarenakan:

Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air


bersih dan jamban sehat sedikit

Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran


tentang ASI Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah

Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala


kurang optimal
st. Untuk meningkatkan pencapaIan rumah tangga ber PHBS dilakukan

penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas


program dan lintas sector.
su.

sv.
1.1.2.8.

Kesehatan Lingkungan

sw. Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang


kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluaraga yang lebih baik.
Berikut ini upaya upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Tegal Angus :
sx.
a) Penyehatan Perumahan
sy. Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua
anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagIan besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit
dIantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
sz. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
hasil pemantauan selama tahun 2014 menunjukkkan dari 12.421 rumah yang
diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.
ta.

tb.

Tabel 1.9. Persentase Rumah Sehat Triwulan I Menurut Kecamatan


dan Puskesmas Tahun 2015

tc.

td.

NO

te.

PUSKES

ESA

tf.
tj.

MAS

tk.

RUMAH
tl.

tm.

tn.

UMLAH

JUMLAH

JUMLAH

SELURUHNY

DIPERIKSA

DIPERIKSA

SEHAT

SEHAT

ts.

tt.

A
to.

tp.

tq.
Tegal

tr.

anjung Burung

2
685

254

tu.
9,46

tv.
109

42,91

Angus
tw.

tx.

ty.

tz.

angkalan
ue.

uf.

ug.

un.

uo.

uh.

uv.

uw.

vd.

ve.

vs.

vl.

vm.
vt.

JUMLAH

vf.

vu.

wa.

va.

vh.

80,83
vb.

42
vi.

13,59

41,27
ut.

274

16,06

89

vn.

78

18,60

21,28
ul.

us.

uz.

vg.

55

uk.

ur.

uy.

ud.
123

6,52

79
6

3917

vz.

uq.

92
L

uj.

339
4

uc.
5,56

189
1

ux.

emo
vk.

ui.

823

uara
vc.

up.

ub.
298

900

anjung Pasir
uu.

ua.

362

egal Angus
um.

52,16
vj.

49

55,06

vo.

vp.

vq.

vr.

vv.

vw.

vx.

vy.

1248

70

675

Sumber : Data Program KesLing PKM Tegal Angus 2015


Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di

wilayah puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal ini
dikarenakan tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah, pengetahuan

54

tentang rumah sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral untuk
meningkatkan jumlah rumah sehat.
wb.

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar


wc. Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas

Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada table di bawah ini :
wd.
we.
wf.
wg.

Tabel 1.10. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di wilayah


wh.

wi.
N

wj.

ECAMATAN

wk.

USKESMAS

Puskesmas Tegal Angus

wl.

J wm.

UMLAH

JUMLA

PENDUDU

H KK

wn.

TEMPAT SAMPAH
wo.

wu.

wv.

ww.

wx.

JKM

JKP

JKS

%JK

wy.

wz.

%JKP

%JKS

M
xa.
1

xb.

PA

xc.

NGKALAN

xd.

EGAL

1 xe.
6.871

2.685

xf.
1

xg.
2

xh.
1

xi.
38

xj.
2

xk.
4

xq.
6

xr.
2

xs.
1

xt.
11,

xu.
4

xv.
4

yb.
7

yc.
1

yd.
7

ye.
24

yf.
2

yg.
4

ym.
4

yn.
3

yo.
2

yp.
24

yq.
7

yr.
8

ANGUS
xl.

xm.

TA

xn.

xo.

NJUNG

7 xp.
.754

5.362

BURUNG
xw.
3
yh.

xx.

TE

xy.

xz.

GAL ANGUS
yi.

TA

9 ya.
.378

yj.

yk.

2.900
9 yl.

4
ys.

NJUNG PASIR
yt.

5
zd.

.738
yu.

yv.

UARA
ze.

3 yw.
.524

LE

1.823

zf.

zg.

MO

492
6 zh.

.557

zo.

655

JUMLAH
zp. 53.8
22

zx.

zq. 1
3
.
9
1
7

yx.
1

yy.
7

yz.
4

za.
25

zb.
6

zc.
5

zi.
1

zj.
8

zk.
4

zl.
24

zm.
5

zn.
5

zt.
3

zu.
24

zv.
4

zw.
5

zr.

zs.

3.106

1.248

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2015

zy.
zz.

Keterangan: JKM

: Jumlah KK Memiliki

aaa.

JKP

: Jumlah KK Periksa

aab.

JKS

: Jumlah KK Sehat

aac.
aad.

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang

diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarIan di


Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat
sampah, kemudIan dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat
sampah sehat hanya 41,3%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,
ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang masih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
aae.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

aaf. Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor


resiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya
tenaga sanitarIan dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan
pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.
aag.
aah.

d) Penyehatan Makanan dan Minuman


aai.

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber

utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak
dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif
didalam penularan penyakit saluran pencernaan.
aaj.

Upaya

Puskesmas

Tegal Angus

adalah

pemeriksaan

tempat

pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan Tempat tempat


Umum Pengelolaan makanan. Tidak adanya tenaga sanitarIan dan kurangnya
tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan
dan minuman tidak dapat dilakukan
aak.
1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN
a. Lokasi Keluarga Binaan
aal.Keluarga binaan bertempat di Desa Pangkalan, RT 02/RW 04, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari
tanggal 9 Maret sampai dengan 22 Maret 2016. Adapun lokasi pemukiman
keluarga binaan kami adalah sebagai berikut :
aam.

Denah Rumah Keluarga Binaan

aan.
Rumah Tn.
Jayadi

aao.
aap.
Lapangan

Rumah Tn.

aaq.

Agus

aar.
aas.

JALAN SETAPAK

Rumah Tn.
Marsin

aau.
aav.

aat.

Rumah Tn.
Muwasim

Gambar 1.4 Denah rumah keluarga binaan

aaw.
aax.

Keluarga Binaan

1. Keluarga Tn. Jayadi


a. Data Dasar Keluarga Tn. Jayadi
aay.
Keluarga binaan Tn. Jayadi terdiri dari 5 anggota keluarga,
yaitu Tn. Jayadi sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Eki, 3 anak
perempuan bernama Nn. Devi dan Nn. Novi, dan Nn. Levi
aaz.
abb.

aba.
Tabel. 1.11. Data dasar Keluarga Tn. Jayadi

abc.
abd. abe.

abf.

Status

Nama

abg.
Jenis

Ke

Kela

lua

min

rg
a

abh.

abi.

Usi

Pendidi

abj.
kan

P
ekerja
an

abk.

Peng

abl.
1

abm.

abn.

Tn.

abo.

Suami

Laki-

Jaya

abp.

abq.

56

SD

laki

di
abt.

abu.

Ny. Eki

abv.

abw.

Istri

Peremp

acb. acc.

acd.

ace.

Anak I

Peremp

Nn.
Devi

Parkir

abs.

Rp1.

abx.

aby.

40

SD

uan

abr.Tukang

abz.

uruh

aca.

Rp.1

acf.2
2

acg.
SMP

uan

ach.

P aci.

engang
guran

t
h
acj.
4

ack.
Nn.
Novi

acl.An

acm.

ak

Peremp

II

uan

acn.

aco.

21

SMA
t

acp.
aryawa
n

h
acr.
5.

acs.

act.An

Nn.
Levi

ak

acq.

Rp.4

acu. Pere

acv. 1

acw.

mpuan

8 th

SMP

acx.
elajar

III

acz. Keluarga Tn. Jayadi tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah ini Tn.
Jayadi tinggal dengan istri dan ketiga anaknya. Tn. Jayadi yang saat ini
berusia 56 tahun bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan sekitar Rp
1.500.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar. Tn.
Jayadi memiliki 3 orang anak. Anak tertuanya, Nn. Devi berusia 22 tahun,
pengangguran, dengan latar belakang pendidikan Nn. Devi adalah SMP.
Kemudian anak keduanya Nn. Novi berusia 21 tahun, bekerja sebagai
pegawai bandara dengan penghasilan sekitar Rp 4.000.000,00/bulan, dengan

P acy. -

latar belakang sekolah menengah atas, kemudian anak ketiganya Nn. Levi
berusia 18 tahun sedang dalam pendidikan sekolah menengah kejuruan.
b. Bangunan Tempat Tinggal
ada.
Keluarga Tn. Jayadi tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 12 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 3
m2 Ventilasi di rumah tersebut cukup baik karena terdapat ventilasi pada
setiap ruangan dan cahaya matahari dapat masuk lewat ventilasi tersebut. Di
belakang ruang tamu terdapat ruang TV berukuran 4 x 3 m2, tidak ada
ventilasi dan jendela untuk pencahayaan. Di depan ruang TV terdapat 1
Kamar tidur Tn. Jayadi dan Ny. Eki berukuran 4 x 3 m 2 , terdapat 1 buah
ventilasi di kamar tidur tetapi tidak terdapat jendela, Di samping ruang TV
terdapat 1 kamar tidur ketiga anak perempuan Tn. Jayadi berukuran 3 x 2
m2 , tidak terdapat ventilasi dan jendela dikamar tersebut. Dibagian belakang
ruang tv terdapat 1 dapur dengan ventilasi dan tanpa jendela, di samping
dapur terdapat kamar mandi, kamar mandi Tn. Jayadi tidak terdapat jamban
sehingga keluarga Tn. Jayadi harus pergi ke sungai ketika ingin buang air
besar. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 2 jendela di ruang tamu
(bagian depan rumah) dan ruang TV. Seluruh ruang di rumah ini teralasi
dengan lantai ubin kecuali pada ruang dapur

dan kamar mandi yang

beralaskan semen, dinding rumah terbuat dari batako, kemudian atap rumah
terbuat dari genteng.
adb.
Keluarga Tn. Jayadi sering menggunakan air sumur sebagai
sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan
mencuci baju dan. Keluarga Tn. Jayadi menggunakan air galon untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari keluarga Tn. Jayadi
memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.
Jayadi mengaku selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan
adc.
add.

Gambar 1.5. Denah Ruman Tn. Jayadi


ade.
adf.
8M

adg.
adh.

Kamar
mandi
KAMAR
2

DAPUR

adi.
adj.
adk. RUANG
adl. TV

12 M

adm.
Ruang
Kamar
adn.
Tamu
I
ado.
c. Lingkungan Pemukiman
adp.
Rumah Tn. Jayadi terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat
lapangan, di bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Tidak ada
selokan untuk mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
adq.
Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia
sering memasak makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali
ikan, ayam atau daging. Sehari-harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka
juga mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan
sabun batangan sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
adr.

Ketiga anak Tn. Jayadi lahir di RS Swasta di daerah Jakarta

Pusat karena keluarga Tn. Jayadi sebelumnya bertempat tinggal di Jakarta.


Setiap kehamilan, Ny. Eki mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Eki rutin mambawa anak
ketiganya untuk dilakukan imunisasi di bidan, namun tidak pernah membawa
anak pertama dan kedua untuk imunisasi. Ny. Eki mengaku anaknya
diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6
bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini
Ny. Eki menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam
keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
ads.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Jayadi belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami

anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag.
Menurut penuturan Ny. Eki, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Eki Jarang
memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
adt.
Tn. Jayadi

dan ketiga anaknya sering mengalami batuk.

Keluarga Tn. Jayadi tidak pernah mengalami sakit yang serius yang
membutuhkan pengobatan di Rumah Sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
adu.

Tn. Jayadi, memiliki kebiasaan merokok, dalam satu hari

mampu menghabiskan 1 bungkus rokok. Keluarga Tn. Jayadi mengaku


mencuci tangan sebelum makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah
melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun batangan. Kebiasaan
berolahraga tidak ada. Didalam rumah dan diluar rumah Tn. Jayadi tidak
memiliki tempat pembuangan sampah, istri Tn. Jayadi mengaku bahwa
mereka membuang sampah di kebun belakang rumah kemudian sampahsampah tersebut dibakar setiap tiga hari sekali.
adv.
adw.

adx. ady.

Faktor

aed.
2

adz.

Permasalahan

Internal

aea. aeb.
1

Tabel 1.12. Faktor Internal Keluarga Tn. Jayadi

Kebias

aec.

Tn. Jayadi merokok 1 bungkus/hari

aan Merokok
aee.

Olah
raga

aef.Semua

anggota

keluarga

kebiasaan berolahraga.

tidak

memiliki

adx. ady.

Faktor

aeg.

adz.

Permasalahan

Internal

aeh.

Pola

aei.Ny. Eki memasak makanan sendiri untuk

Makan

keluarganya. Ia

sering memasak makanan

dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali


ikan, ayam atau daging. Sehari- harinya mereka
makan besar 3 kali.
aej.

aek.

Pola

ael.Apabila sakit, mereka membeli obat di warung,

Pencarian

terkadang pergi ke bidan.

Pengobatan
aem. aen.

Menab

aeo.

ung

pas untuk kebutuhan sehari-hari


aer.

aep. aeq.
6

Mereka tidak pernah menabung karena

a. Bapak bekerja sebagai kuli bangunan, bekerja

Aktivit

setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore.


b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
as sehari-hari aes.
aet.
c. Anak pertama sebagai buruh pabrik karton.
aeu.

d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak

bekerja.

aew.
7

aex.

Alat

kontrasepsi

aev.

e. Anak ketiga masih bersekolah sekolah dasar.

aey.

Di keluarga Tn. Jayadi, istri Tn. Jayadi, Ny. Eki,

menggunakan kontrasepsi hormon yang di suntik 3


bulan sekali.
aez.

adx. ady.

Faktor

adz.

Permasalahan

Internal

afc.
afa.

afb.
afd.
afe.

aff.

afg.

Tabel 1.13. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Jayadi


Kriteria

afh.

Permasalahan

afi.

afj. Luas Bangunan

afk.

Luas rumah 12 x 8 m2

afl.

afq.

Ruangan
dalam rumah

afs.Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang


berukuran 4 x 3 m2. Dua kamar tidur masingmasing berukuran 4 x 3 m2 dan 3 x 2 m2 . Di

afr.
afm.

dalam kamarnya terdapat kasur dan lemari

afn.

pakaian. Dapur Tn. Jayadi berukuran 4 x 2

afo.

m2 disertai dengan ventilasi udara. Terdapat 1

afp.

kamar mandi tetapi tidak ada jamban.

aft.

afu.

Jamban

3
afw.
4

afv.Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki jamban di


rumahnya

afx.

Ventilasi

afy.Terdapat ventilasi udara pada ruang tamu dan


ruang TV dan kamar.

aff.

afg.

Kriteria

aga.

Pencahay

afh.

Permasalahan

afz.
5

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di

aan

dapur, 1 lampu di kamar mandi, dan 1 lampu di


ruang tv
agb.

agc.

MCK

agd.

berada

Tidak memiliki MCK di rumah, MCK


didepan

rumah

dan

digunakan

bersamaan dengan tetangganya


age.

agf.

Sumber
Air

agg.

Dalam

kesehariannya

Tn.

Jayadi

menggunakan air sumur yang digunakan untuk


mandi memasak, dan mencuci baju. Serta membeli
air galon isi ulang untuk kebutuhan air minum
sehari-hari.

agh.

agi.Saluran

agj.Tidak terdapat saluran pembuangan limbah.

pembuangan
limbah

agk.

agl.Tempat

pembuangan
sampah

agn. ago.
1

Lingkung

an sekitar rumah

agm. Keluarga Tn. Jayadi tidak memiliki tempat


pembuangan sampah dirumahnya, kemudian mereka
membuang sampahnya di kebun belakang rumah.
agp.

Di samping kanan dan kiri , depan dan

belakang, rumah terdapat rumah tetangga yang


hanya berjarak satu meter. Tiga meter dari rumah
tersebut terdapat jamban tetangga. Lima meter dari
tumah tersebut terdapat kali yang kotor penuh
tumpukan sampah. Rumah tetanngga berdekatan,

aff.

afg.

Kriteria

afh.

Permasalahan

berjarak 1 meter satu dengan yang lainnya.


agq.
agr.

a.

2. Keluarga Tn. Muwasim


Data Dasar Keluarga Tn. Muwasim
ags.
Keluarga binaan Tn. Muwasim terdiri dari 6 anggota keluarga,
yaitu keluarga Tn. Muwasim sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.
Alya, 1 anak laki-laki bernama An. Fadilah dan 2 anak perempuan, An. Nila
dan An. Naja
agt.
agu.
agv.
agw.

N
ama

Tabel. 1.14. Data dasar Keluarga Tn. Muwasim


agx.

agy.

Status

Jenis

Ke

Kel

lua

am

rg

in

agz.

aha.

ahb.

Pendidi

Pekerjaa

kan

ahc.

enghasil

an

a
ahd.

n.

ahe.

ahf.

ahg.

ahh.

ahi.Penja

Suami

Laki-

SD

hit

.000,-/bu

kelilin

lan

Muwasi

laki

m
ahk.
y. Alya

ahj.Rp1.500

g
N

ahl.Istr

ahm.

ahn.

aho.

ahp.

Perem

SD

Buruh

ahq.

p.1.000.

pua

pabrik

000,;/bul

kue

an

bolu

ahr.An.

ahs.

Fadilah

Anak

aht.La
ki-

ahu.

ahv.

ahw.

Smp

Pelajar

aib.

aic.SD

aid.Pelaja

ahx.

laki
ahy.

n. Nila

ahz.
Anak

aia.Per
em

aie.-

pua
n
aif. An. Naja

aig.An

aih.Per

ak

em

aii.

aij. -

aik.-

pua
n
aim.
ain.

Keluarga Tn. Muwasim tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah

ini Tn. Muwasim tinggal bersama isteri dan 3 orang anaknya. Tn. Muwasim
yang saat ini berusia 40 tahun bekerja sebagai penjahit keliling dengan
penghasilan sekitar Rp 1.500.000,-/bulan, dengan latar belakang pendidikan
Tn. Muwasim adalah SD. Tn. Muwasim memiliki 3 orang anak. Anak
tertuanya, Fadilah berumur 14 tahun, saat ini bersekolah kelas 2SMP.
Kemudian anak keduanya Nila yang berusia 8 tahun, saat ini bersekolah kelas
1 SD. Anak ketiganya Naja yang berusia 4 tahun.
b. Bangunan Tempat Tinggal
aio.

Keluarga Tn. Muwasim tinggal disebuah bangunan rumah

diatas tanah seluas 10 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu
berukuran 4 x 2 m2 yang sering digunakan untuk makan dan menerima tamu
serta menonton televisi. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena hanya
memiliki dua jendela di ruang tamu dan di kamar tidur yang terbuat dari kaca
dan tidak dapat dibuka, selain itu jendela tersebut selalu tertutup dengan kain
sehingga cahaya pun tidak dapat menembus ke dalam melalui jendela ini. Di
sisi kanan ruang tamu terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m2. Kamar ini

ail.-

disertai ventilasi dan jendela yang tertutup, sedangkan kamar di bagian


belakang kamar tersebut terdapat 1 kamar tidur berukuran 2x2 m2 yang tidak
disertai ventilasi dan jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela
di ruang tamu (bagian depan rumah). Di bagian belakang ruang tamu terdapat
dapur berukuran 3x2m2 dan terdapat 1 kamar mandi berukuran 1x1m2 yang
sudah tersedia jamban leher angsa. Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan
semen, kecuali dapur yang beralaskan tanah. Dinding terbuat dari bambu dan
atap rumah terbuat dari asbes.
aip.
Keluarga Tn. Muwasim sering menggunakan air sumur
sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Muwasim
menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Apabila
sumur dalam keadaan kering dan sulit air, biasanya keluarga Tn. Muwasim
menggunakan kali untuk mandi dan buang air besar. Dalam 3 hari keluarga
Tn. Muwasim memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Keluarga Tn. Muwasim tidak selalu mencuci tangan sebelum makan dan
masak.
aiq.

aiu.
aix.
aiy.

air.
ais.
ait.
Gambar 1.6. Denah Ruman Tn. Muwasim
aiv.
aiw.
6M
dapur

Kama
r
mandi

aiz.
aja.
Tempa
ajb.
t tidur
ajc.
ajd.
aje.
ajf.
ajg.
ajh.
c.

6M

Tempat
tidur

Ruang tamu

Lingkungan Pemukiman
aji.
Rumah Tn. Muwasim terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Di bagian depan terdapat teras kecil dan jalan setapak, bagian

belakang terdapat rumah tetangga, dan di bagian kanan terdapat rumah


tetangga dan di bagian kiri terdapat terdapat kebun. Limbah cair dialirkan ke
sebuah lubang berukuran 2x1m
d. Pola Makan
ajj. Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tahu, tempe dan sayuran
seperti sop dan sayur bayam. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.
Mereka juga mengatakan

bahwa mereka tidak selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan.


ajk.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
ajl.

Anak pertama Ny. Alya lahir di dukun beranak karena pada

waktu itu jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh. Anak kedua dan
ketiga lahir di bidan, Ny. Alya mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Anak pertamanya, An. Fadilah lahir dengan berat
badan 2800 gram. Anak keduanya lahir dengan berat badan 2500 gram. Anak
ketiganya lahir dengan berat badan 3000 gram. Untuk imunisasi, keluarga Tn.
Muwasih tidak rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di bidan.
Ny. Alya mengaku ketiga anaknya hanya dilakukan imunisasi 1 kali. Ny.
Alya mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 4
bulan, kemudian setelah 4 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain
ASI. Kemudian saat ini Ny. Alya menggunakan KB suntik untuk mengontrol
jumlah anak dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
ajm.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Muwasim belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami


anggota keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam. Menurut penuturan
Ny. Alya , mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
g.

Riwayat Penyakit
ajn.
Keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami sakit yang
serius dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering

melanda keluarga Tn. Muwasim adalah batuk-batuk dan pilek. Biasanya


saling menularkan satu sama lain antar anggota keluarga.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
ajo.

Tn. Muwasim mengaku merokok dan kebiasaan merokok ini

sudah sejak Tn. Muwasim berusia 20 tahun. Tn. Muwasim dapat


menghabiskan rokok 1 bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Muwasim
mengaku tidak selalu mencuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas dan
sebelum makan Kebiasaan berolahraga tidak ada.
ajp.

Rumah

keluarga Tn. Muwasim berada di lingkungan

perumahan yang padat, dan dibelakang rumah terdapat sumur. Lingkungan


rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga
membuang limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 2m x 1
m. Di dalam rumah dan diluar rumah Tn. Muwasim tidak memiliki tempat
pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Muwasim keluarga mereka
membuang sampah, dalam membuang sampah mereka mengaku membuang
sampah setiap dua hari sekali di lubang dekat rumah. Alternatif selain itu,
mereka biasanya membakar sampah di depan rumah.
ajq.
ajr.
ajs.
ajt.Tabel 1.15. Faktor Internal Keluarga Tn. Muwasim

aju. ajv.
N

ajx.

ajw.

Permasalahan

Internal

ajy.Kebiasaan

1
aka.

Faktor

ajz.Ada yang merokok pada keluarga Tn. Muwasim

Merokok
akb.

Olah

akc.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

aju. ajv.

Faktor

Internal

raga

akd.

ake.

ajw.

Permasalahan

kebiasaan berolahraga.

Pola

akf.

Makan

Ny. Alya memasak makanan sendiri

untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan


dengan menu seperti ikan, tahu, tempe, dan
sayur. Sehari- harinya mereka makan besar 2
kali.

akg.

akh.

Pola

aki.Apabila sakit, mereka membeli obat di warung,

Pencarian

terkadang pergi ke puskesmas.

Pengobatan
akj. akk.

Menab

akl.Mereka tidak pernah menabung karena pas untuk

ung

kebutuhan sehari-hari
ako.

akm. akn.
6

a. Bapak bekerja sebagai Penjahit keliling,

Aktivit

bekerja setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.


b. Ibu sebagai buruh kue bolu dari jam 10 malam
as sehari-hari akp.
sampai jam 2 pagi.
akq.
c. Anak pertama sebagai pelajar SMP.

akt.
7

aku.

Alat

kontrasepsi

akr.

d. Anak kedua sebagai pelajar SD.

aks.

e. Anak ketiga berusia 4 tahun

akv.

Di keluarga Tn. Muwasim, istri Tn. Muwasim,

Ny.Alya, menggunakan kontrasepsi hormon yang di


suntik 3 bulan sekali.

aju. ajv.
N

Faktor

ajw.

Permasalahan

Internal

akw.

akz.
akx.

aky.

ala.
alb.
alc.Tabel 1.16. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Muwasim
ald.

ale.Kriteria

alf. Permasalahan

ali. Luas Bangunan

alj. Luas rumah 6 x 6 m2

alp.Ruangan dalam

alr. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2, 2 kamar

alg.
1

alh.
alk.
2

rumah

tidur berukuran 2 x 2 m2. Dapur berukuran

alq.

3x2m2.

all.
alm.
aln.
alo.
als.
3

alt. Jamban

alu.Keluarga Tn. Muwasim memiliki jamban

ald.

ale.Kriteria

alf. Permasalahan

leher angsa
alv.

alw.

Ventilasi

aly.

alx.Terdapat jendela di ruang tamu dan kamar


tidur.

alz.Pencahayaan

ama.

Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.

amc.

amd.

Memiliki MCK berukuran 1m x1m2.

amb.

MCK

ame.

amf.

Sumber
Air

amg. Dalam

kesehariannya

menggunakan air

Tn.

Muwasim

sumur yang digunakan untuk

mandi dan mencuci pakaian. Serta membeli air galon


isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
amh.

ami.

Saluran
pembuangan
limbah

amk.

aml.

Tempat

amj.

Tidak terdapat saluran pembuangan

limbah, air limbah dialirkan ke lubang yang


berukuran 1x1 m.
amm. Keluarga Tn. Muwasim tidak memiliki

pembuangan

tempat pembuangan sampah dirumahnya, kemudian

sampah

mereka membuang sampahnya di lubang dekat dari


rumahnya atau di bakar di depan rumah.

amn. amo.
1

Lingkung

amp. Di samping kanan, depan dan belakang,

an sekitar rumah

rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak


satu meter. Rumah tetanngga berdekatan, berjarak 1

ald.

ale.Kriteria

alf. Permasalahan

meter satu dengan yang lainnya. Sedangkan di


samping kiri terdapat kebun.
amq.
3. Keluarga Tn.Agus
a

Data Dasar Keluarga Tn. Agus


amr.

Keluarga binaan Tn. Agus terdiri dari 3 anggota keluarga,

yaitu keluarga Tn. Agus sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Neng,
dan 1 anak tiri laki-laki.
ams.
amt.
amu.
amv.
amw. Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. Agus
amx.

N
ama

amy.
Status

amz.
Jenis

Ke

Kela

lua

min

ana.

anb.

anc.

Pendidi

Pekerjaa

kan

and.

enghasil

an

rg
a
ane.

n. Agus

anf.

ang.

anh.

Suami

Laki-laki

ani.SD

anj.Supir

ank.

pribad

p1.000.0

00,-/bula
n

anl.Ny.
Neng

anm.

ann.

ano.

anp.

anq.

Istri

Perempu

SMA

Ibu

an

Ruma
h

anr.-

Tangg
a
ans.

ant.An

n.

ak

anu.
Laki-laki

anv.

anw.

anx.

SD

Tukang

Erwin

any.

parkir

anz.
aoa.

Keluarga Tn. Agus tinggal di RT/RW 02/04. Di rumah ini Tn. Agus

tinggal dengan istri, dan satu orang anaknya. Tn. Agus yang saat ini berusia
37 tahun bekerja sebagai supir pribadi dengan penghasilan sekitar Rp
1.000.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan Tn. Agus

adalah

SMA. Tn. Agus memiliki 1 orang anak tiri laki-laki yang bernama Tn. Erwin
berusia 23 tahun.
b Bangunan Tempat Tinggal
aob.

Keluarga Tn. Agus tinggal disebuah bangunan rumah diatas

tanah seluas 8,5 x 8 m 2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 5 x
5 m2. Di dalam ruang tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin berukuran 2 x 1
m2. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena tidak memiliki ventilasi dan
tidak memiliki jendela. Di samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur dan 1
ruangan yang dijadikan sebagai gudang, masing-masing berukuran 3 x 3 m 2.
Di dalam kamar tidur terdapat kasur berukuran 2x 2 m 2 dan 1 lemari. Di
belakang ruang tamu terdapat dapur berukuran 2 x 1 m 2. Di samping dapur
terdapat kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 m 2. Di dalam kamar mandi
terdapat wc dan bak air berukuran 0,5 x 0,5 m 2.

Rumah

ini hanya

mempunyai 1 pintu depan. Seluruh ruang di rumah ini masih berlantaikan


semen yang dialasi oleh tikar plastik, kemudian atap rumah terbuat dari
genteng.
aoc.

Keluarga Tn. Agus menggunakan air sumur sebagai sumber

air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Agus menggunakan air galon
untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 4 hari keluarga Tn. Agus

Rp1.500
.000,-

memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn.


Agus mengaku jarang mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.
aod.
aoe.
Gambar 1.7. Denah Ruman Tn. Agus
aof.
aog.
Dapur
MCK
aoh.
aoi.
aoj.
Gudan
aok.
R.Tamu
g
aol.
aom.
Kamar
aon.
c

Lingkungan Pemukiman
aoo.
Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman yang padat penduduk.

Di bagian depan terdapat jalan setapak dan terdapat tempat pembakaran


sampah. Di bagian kanan terdapat kandang ayam dan kiri terdapat lapangan
kosong. Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih
10 cm dan air dalam selokan tidak mengalir.
d Pola Makan
aop.Ny. Neng memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti nasi, sayur, tahu, tempe, dan sesekali
ikan. Mereka makan besar 2 kali sehari. Mereka juga mengatakan bahwa
mereka jarang mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah makan.
e

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


aoq. Anak tiri Tn. Agus lahir di rumah sakit. Pada saat hamil, Ny. Neng

mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke dokter. Untuk


imunisasi, keluarga Tn.Agus rutin mambawa anaknya untuk dilakukan
imunisasi di bidan dan puskesmas. Ny. Neng mengaku anaknya diberikan
ASI eksklusif sampai usia anak usia 3 bulan, kemudian setelah 3 bulan
anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI hingga usia 2 tahun 6
bulan. Saat ini Ny. Neng tidak menggunakan KB.
f

Kebiasaan Berobat

aor.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Agus belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami


anggota keluarganya antara lain batuk, pilek, sakit tenggorokan dan demam.
Menurut penuturan Ny. Neng, mereka biasanya meminum obat warung
terlebih dahulu, keluarga Ny. Neng Jarang memeriksakan ke puskemas
karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g

Riwayat Penyakit
aos.

Keluarga Tn. Agus belum pernah mengalami sakit yang serius

dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Hanya batuk, pilek, sakit
tenggorokan serta terkadang demam yang dirasa.
h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
aot.

Di keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu Tn. Agus dan

Tn Erwin. Tn. Agus dan Tn. Erwin terbiasa menghabiskan satu bungkus
rokok setiap harinya. Tn. Agus dan Tn. Erwin biasa merokok di dalam rumah,
dan ketika sedang bekerja. Keluarga Tn. Agus mengaku jarang mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, Kebiasaan berolahraga tidak ada.
aou.

Rumah keluarga Tn. Agus berada di lingkungan perumahan

yang padat, dan didepan rumah tersebut terdapat jalan setapak dan tempat
pembakaran sampah. Di lingkungan rumah terdapat saluran untuk aliran
limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair diselokan yang
hanya berukuran kurang lebih 10 cm. Didalam rumah dan diluar rumah Tn.
Agus tidak memiliki tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Agus,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap hari
tetapi awalnya dikumpulkan terlebih dahulu dibelakang rumahnya kemudian
setelah menumpuk istri Tn. Agus membakar sampah tersebut
rumahnya, hal ini di lakukan istri Tn. Agus setiap sore.
aov.
aow.

Tabel 1.18. Faktor Internal Keluarga Tn. Agus

di depan

aox. aoy.

Faktor

Kebias

apc.

aan Merokok
ape.

2
apg.

Permasalahan

Internal

apa. apb.

apd.

aoz.

Agus

Olah

apf.

raga
aph.

ada yang merokok pada keluarga Tn.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga.

Pola

api.Ny. Neng

Makan

memasak makanan sendiri untuk

keluarganya. Ia

sering memasak makanan

dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali


ikan. Sehari- harinya mereka makan

besar 2

kali.
apj.

apk.

Pola

apl.Apabila sakit, mereka membeli obat di warung.

Pencarian
Pengobatan

apm. apn.
5

Menab

apo.

ung

pas untuk kebutuhan sehari-hari


apr.

app. apq.
6

Mereka tidak pernah menabung karena

a. Tn. Agus bekerja sebagai supir pribadi,

Aktivit

bekerja setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore.


b. Ny. Neng sebagai ibu rumah tangga.
as sehari-hari aps.
apt.
c. Tn. Erwin bekerja sebagai tukang parkir,
bekerja setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore.

aox. aoy.

Faktor

aoz.

Internal

apw.
apu.

Permasalahan

apv.

Alat

Di keluarga Tn. Agus , istri Tn. Agus, Ny. Neng,

tidak menggunakan kontrasepsi.

kontrasepsi

apx. apy.

apz.

aqa.
aqb.
aqc.

aqd.

Tabel 1.19. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Agus


Kriteria

aqe.

Permasalahan

aqf.

aqg.

aqi.
2

Luas

aqh.

Luas rumah 8,5 x 8 m2

Bangunan

aqn.

Ruangan
dalam rumah
aqo.

aqp.

Keluarga Tn. Agus tinggal

disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas


8,5 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang

aqj.

tamu berukuran 5 x 5 m2. Di dalam ruang

aqk.

tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin

aql.

berukuran 2 x 1 m2. Ventilasi di rumah

aqm.

tersebut tidak baik karena tidak memiliki


ventilasi dan tidak memiliki jendela.

Di

samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur


dan 1 ruangan yang dijadikan sebagai gudang,
masing-masing berukuran 3 x 3 m2. Di dalam
kamar tidur terdapat kasur berukuran 2x 2 m2

aqc.

aqd.

Kriteria

aqe.

Permasalahan

dan 1 lemari. Di belakang ruang tamu


terdapat dapur berukuran 2 x 1 m2. Di
samping

dapur

terdapat

kamar

mandi

berukuran 1,5 x 1,5 m2. Di dalam kamar


mandi terdapat jamban dan bak air berukuran
0,5 x 0,5 m2. Rumah ini hanya mempunyai
aqq.

1 pintu depan.
aqs.
Keluarga Tn. Agus memiliki jamban

aqr.Jamban

3
aqt.

leher angsa di dalam rumahnya


aqw.

Ventilasi

aqx.

Tidak terdapat ventilasi udara pada

rumah Tn.Agus

aqu.
aqv.
aqy.

aqz.

ara.

Pencahay

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

b
c

kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.
Terdapat 1 lampu pada dapur dan kamar mandi.

aan

arb.

MCK

arc.Tn. Agus memiliki MCK di rumah, MCK

ard.
7

berada di bagian belakang rumah.

are.Sumber Air

arf.

Dalam kesehariannya Tn. Agus menggunakan

air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci


pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk
kebutuhan air minum sehari-hari.

aqc.

aqd.

Kriteria

arh.

Saluran

aqe.

Permasalahan

arg.
8

ari. Terdapat saluran pembuangan limbah, air

pembuangan

limbah dialirkan ke selokan yang berukuran

limbah
arj.

ark.

10 cm.

Tempat

arl.

pembuangan

Keluarga Tn. Agus tidak memiliki tempat

pembuangan

sampah

sampah

dirumahnya,

mereka

membakar sampahnya di depan rumah, dekat dari


rumahnya.

arm. arn.
1

Lingkung
an sekitar rumah

aro.

Di samping kanan terdapat kandang ayam,

kiri ,terdapat lapangan, depan terdapat jalan setapak


dan tempat pembakaran sampah.

arp.
arq.
arr.
ars.

art.
1

Gambaran Keluarga Binaan

Keluarga Tn. Marsin


a

Data Dasar Keluarga Tn. Marsin


aru.

Keluarga binaan Tn. Marsin terdiri dari 7 anggota keluarga,

yaitu Tn. Marsin sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Yani, 2
anak laki-laki bernama Tn.Sukron dan An. Gery, dan 3 anak perempuan
bernama An. Cici, An. Lola dan An. Natasiah.
arw.

arv.
Tabel. 1.20. Data dasar Keluarga Tn. Marsin

arx. ary.

arz.

Status

asa.
Jenis

asb.

asc.

asd.

Usi

Pendidi

Pekerjaa

ase.

en

Ke

Kela

lua

min

kan

rg
a
asf.
1

asg.

ash.

Tn.

asi. Laki

asj. 3

-laki

Suami

ask.
SD

Mar
t

sin

asl. Penga

asm.

ntar

p1

air

00

galon

ula

h
asn. aso.
2

asp.

Ny. Yani

asq.

Istri

asr. 3

Peremp

ass.SD

asx.

Anak I

Tn.

asy.

Sukr

h
t

Tangg

asz.

Laki-

asu.

Ruma

uan

asv. asw.

ast. Ibu

ata.SD

21

laki

on

atb.Buruh

atc.

Rp

Pabri
t

Percet

0.0
atd.

/bu

akan
ate.

atf. An.

atg.An

ath.Laki

ati. 1

Cici

ak

-laki

II

atm.

ato.An.

atq.An

Gery

ak

5.
atn.

III

atp.
atr.

ats.

Pere

mpuan
att.

atu.
6 th
atv.

atj. Tida
k

Beker

bers

ja

ekol

ah

atk.Tidak

atw.
Tidak

atx.Tukan

atl.-

aty.

Rp

g jahit

350.000,

bers

kanci

an

ekol

ng

ah

atz.

aua.

6.

aub.

An.
Lola

Anak

auc. Pere

aud. 1

mpuan

2 th

IV

aue.

auf.

Tidak

Tidak

bers

Beker

ekol

ja

aug.

ah
auh. aui.An.
7

auj.An

Nata

ak

siah

auk.
Pere
mpu
an

aul.
th

aum.

aun.

Tidak

Tidak

bers

Beker

ekol

ja

ah

aup.
auq.

Keluarga Tn. Marsin tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah ini Tn.

Marsin tinggal dengan istri dan keempat anaknya. Tn. Marsin yang saat ini
berusia 38 tahun bekerja sebagai air galon dengan penghasilan sekitar Rp
1.800.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan Tn. Marsin adalah SD.
Tn. Marsin memiliki 5 orang anak. Anak tertuanya, Tn. Sukron berusia 21
tahun, bekerja sebagai buruh pabrik percetakan yang berpenghasilan Rp.
1.800.000,00, dengan latar belakang pendidikan Tn. Sukron adalah SD.
Kemudian anak keduanya An. Cici berusia 17 tahun, masih belum bekerja
dan berpenghasilan, akan tetapi An. Cici sudah menikah dan kini tinggal
bersama suaminya. Kemudian anak ketiganya, An. Gery, berusia 16 tahun
yang tidak bersekolah. An. Lola adalah anak keempat Tn. Marsin yang kini
berusia 12 tahun dengan latar belakang pendidikan SD (tidak tamat SD).
Anak terakhir Tn. Marsin adalah An. Natasiah yang berusia 2 tahun.
aur.
b Bangunan Tempat Tinggal
aus.

Keluarga Tn. Marsin tinggal disebuah bangunan rumah diatas

tanah seluas 8 x 10 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang tv
berukuran 4 x 3 m2. Ventilasi di rumah tersebut kurang baik karena tidak
adanya jendela pada setiap ruangan dan cahaya matahari tidak dapat masuk

auo.

lewat ventilasi tersebut. Di samping ruangan TV dan ruang tamu terdapat 1


buah kamar tidur 4 x 2 m2. Dibagian belakang terdapat 1 dapur dan 1 kamar
tidur anak Tn. Marsin tanpa jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan.
Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai tanah, dinding rumah
terbuat sebagian dari bilik dan sebagian lagi dari batu bata, kemudian atap
rumah terbuat dari asbes.
aut.

Keluarga Tn. Marsin sering menggunakan air sumur sebagai

sumber air untuk keperluan mandi dan memasak serta air kali untuk
keperluan mencuci baju dan buang air besar. Keluarga Tn. Marsin
menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 3 hari
keluarga Tn. Marsin memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air
minum. Keluarga Tn. Marsin mengaku selalu mencuci tangan setelah
melakukan aktivitas dan sebelum makan.
auu.
auv.
Gambar 1.8. Denah Rumah Tn. Marsin
auw.
WC

aux.

auy.
auz.
ava.
avb.
avc.
avd.
c

Kama
r

Dapu
r

R. Tamu

Kamar
Tidur

Lingkungan
ave.
Rumah Tn. Marsin terletak di

yang padat penduduk. Di bagian depan

Pemukiman
pemukiman
terdapat

jalan

setapak, bagian belakang terdapat pepohonan, di bagian kiri terdapat rumah


tetangga dan di bagian kanan terdapat tempat pembakaran sampah. Terdapat
selokan untuk mengalirkan limbah cair.
avf.
d Pola Makan
avg. Ny. Yani memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti ikan, tempe dan tahu. Sehari-harinya

mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.
avh.
e

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


avi.

Keempat anak Tn. Marsin lahir di dukun beranak karena pada

waktu itu keluarga sudah terbiasa dilahirkan dengan dukun beranak. Setiap
kehamilan, Ny. Yani mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya
ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Yani rutin membawa anaknya untuk
dilakukan imunisasi di bidan. Ny. Yani mengaku anaknya diberikan ASI
eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya
diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian saat ini Ny. Yani
menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam keluarganya.
avj.
f

Kebiasaan Berobat
avk.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Marsin belum pernah

mengalami sakit yang serius. Adapun Tn. Marsin mengaku mempunyai


riwayat hipertensi. Menurut gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, dan demam. Menurut penuturan Tn.
Marsin, bila terdapat anggota keluarga yang sakit, mereka sering
memeriksakan ke Puskesmas dan meminum obat secara teratur.
avl.
g

Riwayat Penyakit
avm.
Tn. Marsin mempunyai riwayat hipertensi. Terkadang anak-

anak Tn. Marsin mengalami batuk, pilek dan demam.


avn.
h Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
avo.

Tn. Marsin dan anak pertamanya, Tn. Sukron, memiliki

kebiasaan merokok, dalam satu hari mampu menghabiskan 1 bungkus rokok.


Keluarga Tn. Marsin mengaku mencuci tangan sebelum makan, jika tangan

tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun


batangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada.
avp.

Rumah keluarga Tn. Marsin berada di lingkungan perumahan

yang padat, dan dibelakang rumah tersebut terdapat pepohonan dan tempat
untuk mandi keluarga Tn. Marsin. Di lingkungan rumah terdapat saluran
untuk aliran limbah cair rumah tangga. Di dalam rumah dan sekitar
lingkungan rumah Tn. Marsin memiliki tempat pembuangan sampah, Tn.
Marsin mengaku bahwa mereka membuang sampah di tanah kosong di
samping rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar setiap tiga hari
sekali.
avq.
avr.

avs. avt.

Faktor

avy.

Permasalahan

Kebias

avx.

Tn. Marsin merokok 1-2 bungkus/hari

awa.

Semua anggota keluarga tidak memiliki

aan Merokok
avz.

2
awb.

avu.

Internal

avv. avw.
1

Tabel 1.21. Faktor Internal Keluarga Tn. Marsin

Olah
raga

awc.

Pola
Makan

kebiasaan berolahraga.
awd.

Ny. Yani memasak makanan sendiri

untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan


dengan menu seperti ikan, tempe, dan tahu.
Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali.

awe.
4

awf.

Pola
Pencarian

awg.

Apabila sakit, mereka membeli obat di

avs. avt.

Faktor

avu.

Internal

Pengobatan
awh. awi.

Puskesmas.

Menab

awj.

ung
Aktivit
as sehari-hari

Mereka tidak pernah menabung karena

pas untuk kebutuhan sehari-hari


awm.

awk. awl.
6

Permasalahan

a. Bapak bekerja sebagai pengantar air galon,

bekerja setiap Senin-Jumat dari jam 7 pagi sampai jam


4 sore.
awn. b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.
awo. c. Anak pertama sebagai buruh

pabrik

percetakan.
awp.

d. Anak kedua tidak bersekolah dan tidak

bekerja tetapi sudah menikah dan kini tinggal dengan


suaminya.
awq.

e. Anak ketiga tidak bersekolah dan bekerja

menjahit kancing.
awr.

f. Anak keempat tidak bersekolah dan tidak

bekerja.
aws.

g. Anak kelima tidak bersekolah dan tidak

bekerja.
awv.
awt.

awu.

7
aww. awx.

Alat

kontrasepsi

Di keluarga Tn. Marsin, istri Tn. Marsin, Ny.

Yani, menggunakan kontrasepsi hormon yang di


suntik 3 bulan sekali.
awy.

awz.
axa.
axb.

Tabel 1.22. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Marsin

axc.

Kriteria

axd.

Permasalahan

axe.

axf.

axh.

Luas

axg.

Luas rumah 8 x 10 m2

Bangunan

axm.

Ruangan

axo.

Di dalam Rumah terdapat Ruang

Tamu yang berukuran 4 x 3 m2. Dua kamar

dalam rumah

tidur berukuran 4 x 2 m2. Di dalam kamarnya

axn.
axi.

terdapat kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn.

axj.

Marsin berukuran

axk.

ventilasi udara. Terdapat kamar mandi dan

axl.

jamban.

axp.

axq.

Jamban

axr.Keluarga Tn. Marsin memiliki jamban di

3
axs.

4 x 2 m2 tidak disertai

rumahnya
axt.Ventilasi

axu.

Tidak terdapat ventilasi udara.

4
axv.
5

axw.

Pencahay

Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu.

aan

axb.

axc.

Kriteria

axd.

Permasalahan

axx.

axy.

MCK

axz.

Terdapat MCK di rumah, MCK

berada di belakang rumah.

aya.

ayb.

Sumber
Air

ayc.

Dalam

kesehariannya

Tn.

Marsin

menggunakan air sumur yang digunakan untuk


mandi dan memasak, air kali untuk mencuci baju
dan buang air besar. Serta membeli air galon isi
ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

ayd.

aye.

Saluran

ayf.

Terdapat saluran pembuangan limbah.

pembuangan
limbah

ayg.

ayh.

Tempat

ayi.

Keluarga Tn. Marsin tidak memiliki tempat

pembuangan

pembuangan sampah di dalam rumahnya, kemudian

sampah

mereka membuang sampahnya di tanah kosong


sebelah rumah.

ayj.

ayk.

Lingkung

an sekitar rumah

ayl.

Di samping kiri dan depan rumah terdapat

rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter.


Lima meter dari rumah tersebut terdapat tanah
kosong yang kotor penuh tumpukan sampah. Rumah
tetangga berdekatan, berjarak 1 meter satu dengan
yang lainnya.

aym.
ayn.

ayo.
a

Masalah Medis dan Non Medis Pada Keluarga Binaan

Keluarga Tn. Muwasim

Masalah Medis
ayp. Panyakit ISPA


1
2

Masalah Non Medis


Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
Perilaku Merokok
3 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
sehingga keluarga membuangnya ke lubang
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis
aktivitas dan sebelum makan

ayq.
b

Keluarga Tn. Marsin

Masalah Medis
ayr. Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1 Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya

merokok
2 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
3 Ketidaktersediaan ventilasi
4 Perilaku Merokok
Keluarga Tn. Agus
Masalah Medis
ays.
Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah
2 Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
3 Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
4 Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
5 Kurangnya kebiasaan berolahraga
6 Perilaku Merokok
ayt.
ayu.

d. Keluarga Tn. Marsin


Masalah Medis
ayv. Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
1

Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap bahaya


merokok

2
3
4
5
ayw.
ayx.
ayy.

Tidak adanya ventilasi udara di dalam rumah


Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya kebiasaan berolahraga
Perilaku Merokok

1.3. Penentuan Area Masalah


Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada

masing-masing keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perilaku merokok
Perilaku membuang sampah disekitar rumah
Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
Ketidaktersediaan jamban keluarga
Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis aktivitas dan

sebelum makan
9. Kurangnya kebiasaan berolahraga
10. Ketidaktersediaan lahan yang luas sehingga jarak antara rumah tinggal dan
kandang hewan jaraknya berdekatan
11. Penyakit ISPA pada keluarga binaan
ayz.
1.3.1. Rumusan Area Masalah
aza.
1.3.1.1.
Metode Delphi
azb.
azc. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang
dibuat oleh suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses
penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaIannya. (Harold, et all, 1975 : 40-55).
azd.

aze.

azf.

Gambar 1.9 Proses Metode Delphi

azg.
azh.
azi. Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 02/RW 04, Kampung Suka Sari,
Desa Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta
menetapkan area masalah yaitu Perilaku Merokok Di Keluarga Binaan Desa
Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten. Metode Delphi dalam penelitian ini digunakan sebagai penentu area
masalah.
1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas
azj.

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, diputuskan untuk

mengangkat permasalahan Perilaku Merokok Pada Keluarga Binaan Kampung


Suka Sari, Desa Pangkalan Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten Periode 29 Februari 4 April 2016.
azk.
1.3.3. Alasan Pemilihan Area Masalah
azl.
azm.

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area

masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai


data-data penderita 5 penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas
Tegal Angus.
azn.
azo.

azp.
G
a
m
b
a
r
1.
1
0.

Lima Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus th 2014


azq.
azr.

Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan

laporan kader desa setempat. Setelah mengamati, mewawancarai, dan


melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung

Sukasari, Desa Pangkalan terdapat berbagai area permasalahan pada


keluarga binaan tersebut, yaitu:
1. Kebiasaan merokok di dalam maupun diluar rumah.
2. Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
3. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
4.

Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan.

azs.
azt.

Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya

diidentifikasi langsung pada 4 keluarga binaan di Kampung Sukasari, Desa


Pangkalan. Masalah ini diangkat dengan pertimbangan dan alasan beberapa
anggota keluarga binaan sering mengalami penyakit ISPA sesuai dengan
perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan data data di Puskesmas Tegal Angus
tahun 2014.
azu.

azv.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
azw.
2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas
azx. Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan
cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai
dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan
suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam
melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa
yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam
melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu
kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen
kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan gizi).
azy.
azz.
baa.

2.2

Konsep Perilaku

2.2.1. Pengertian Perilaku


bab.

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
bac.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap


stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.
bad.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)


bae. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
baf. Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
bag.
bah.

2.2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan


bai.Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
baj.
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).
bak.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
bal.
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan,

baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.


bam.
ban.
bao.

2.2.3. Domain Perilaku


bap.

Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1967, teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang

berhubungan dengan perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun
1967, TRA mengalami perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk
mengerti/ memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya
dari hubungan ini yang menemukan secara relative korespondensi yang rendah
diantara

sikap-sikap

dan

perilaku,

serta

beberapa

teori

yang

bertujuan

menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang mendasari perilaku (Fishbein,


1993; Abelson, 1972; Wicker, 1969).
baq.

Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab

musabab yang menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan


keyakinan norma untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku,
melalui sikap dan norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan
sebab musabab diantara komponen yang ditentukan dengan jelas (Ajzen dan
Fishbein, 1980). Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik skala.
bar.

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan

untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :


1. Pengetahuan (knowlegde)
bas. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
bat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

a) Faktor Internal
bau. Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,
minat dan kondisi fisik.
b) Faktor Eksternal
bav. Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
atausarana.
c) Faktor pendekatan belajar
baw. Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya
strategi dan metode dalam pembelajaran.
bax.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Know)

bay.

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap

suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.


2) Memahami (Comprehension)
baz.
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
3) Aplikasi
bba.
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya
4) Analisis
bbb.
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
bbc.
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
baru.
6) Evaluasi
bbd.

Evaluasi

ini

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.


2. Sikap (attitude)
bbe. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
bbf.

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)
bbg.
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
bbh.
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)

bbi.

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.


d. Bertanggung jawab (responsible)
bbj.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice)
bbk. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini
mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
bbl.
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
bbm.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat
kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
bbn.
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
bbo.
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
bbp.
bbq.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa


jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.

bbr.

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo

(2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam


diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (awareness)
bbs.
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik (interest)
bbt.
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluasi (evaluation)
bbu.

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
bbv.
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
bbw.
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
bbx.
bby.

2.2.4. Asumsi Determinan Perilaku

bbz.

Menurut Spranger, membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam

nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya
yang dominan pada diri orang tersebut.Secara rinci perilaku manusia sebenarnya
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.
bca.

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman,


keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya.
bcb.

Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat

dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,
yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1. Faktor-faktor perdisposisi (predisposing factors): pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. Ikhwal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Untuk perilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
disamping itu kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat
juga dapat mendorong atau menghambat ibu tersebut untuk periksa kehamilan.
Misalnya orang hamil tidak boleh di suntik (periksa hamil termasuk suntik anti
tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut
faktor pemudah.
2. Faktor-faktor pemungkin

(enabling factors):Faktor-faktor ini mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,


misalnya: air bersih, temapat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk
berprilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya: perilaku pemeriksaaan kehamilan. ibu hamil yang mau periksa hamil
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat perikksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit.
fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor
pemungkin.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors): Faktor-faktor ini meliputi sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku

contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebihlebih pada petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku periksa hamil,
serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan
atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil.
bcc.
2.3 Teori Perilaku Merokok
bcd.

2.3.1 Definisi Merokok dan Kandungan Rokok


bce.

Menurut Sitepoe tahun 2000, merokok merupakan aktivitas

membakar tembakau kemudian menghisap asapnya dengan menggunakan rokok atau


pipa. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan
asap yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang
mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Sumarno (2007) menjelaskan 2
cara merokok yang umum dilakukan yaitu;
1.

menghisap dan menelan asap rokok kedalam paru paru dan dihembuskan;

2.

hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung.
bcf.

Adapun definisi yang dikemukakan oleh Amstrong (2007) adalah

menghisap asap tembakau ke dalam tubuh lalu menghembuskannya keluar.


bcg.

Kesimpulan dari perilaku merokok dengan merujuk pada definitas di

atas adalah aktivitas membakar tembakau dan menghisap atau menghirup asap rokok
dengan pipa atau langsung dari rokoknya (mainstream smoke), dan kemudian
menghembuskan kembali asap tersebut ke udara (sidestream smoke).
bch.

Racun pada rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen

dan setidaknya 2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa


elemen yang beracun, seperti:
1.

Nikotin
bci.
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paruparu dan

kecepatan absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara


intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian
otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,
2.

2003 dalam Sukendro, 2007).


Tar
bcj.
Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap
rokok, tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau,
cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah

3.

RI, 2003 dalam Sukendro, 2007)


Karbon monoksida (CO)
bck. Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang
tidak berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%.
Karbon monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan
hemoglobin (Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)
dengan hemoglobin (Hb). membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
(Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).
bcl.

bcm. 2.3.2 Tahapan menjadi Perokok


bcn.

Merokok tidak terjadi dalam sekali waktu karena ada proses yang

dilalui, antara lain : periode eksperimen awal (mencoba-coba), tekanan teman sebaya
dan akhirnya mengembangkan sikap mengenai seperti apa seorang perokok
(Taylor,2009). Ada 4 tahapan yang merupakan proses menjadi perokok (Ogden,
2000) antara lain :
1. Tahap I dan II: Initation dan Maintenance
bco. Initation merupakan tahap awal atau pertama kali individu merokok
atau tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang meneruskan

atau tidak perilaku merokonya. Sedangkan maintenance merupakan tahap


dimana individu kembali merokok. Factor kognitif berperan besar ketika
individu mulai merokok, antara lain menghubungkan perilaku merokok
dengan kesenangan, kebahagiaan, keberanian, kesetiakawanan, dan
percaya diri. Faktor lainnya adalah memiliki orang tua perokok, tekanan
teman sebaya untuk merokok, menjadi pemimpin dalam kegiatan social.
2. Tahap III : Cessation
bcp. Merupakan proses dimana perokok akhirnya berhenti merokok. Tahap
cessation terbagi menjadi 4, yaitu: precontemplation (belum ada keinginan
untuk berhenti merokok), contemplation (ada pemikiran untuk berhenti
merokok), action (ada usaha untuk berubah), maintenance (tidak merokok
selama beberapa waktu). Tahapan tersebut bersifat dinamis karena
seseorang yang berada di tahap contemplation dapat menjadi tahap
precontemplation.
3. Tahap IV : Relapse
bcq. Individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan
bahwa ia tidak akan kembali menjadi perokok. Marlatt dan Gordon (dalam
Ogden, 2000) membedakan antara lapse dan relapse. Lapse adalah
kembali merokok dalam jumlah kecil dan relapse adalah kembali merokok
dalam jumlah besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi yaitu highrisk situation coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
bcr. Saat dihadapkan dengan high risk situation maka individu akan
melakukan strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk
perilaku misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti
sedangkan bentuk kognitif adalah mengingat alasan untuk berhenti
merokok. Positive outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi
kecemasan) dan negative outcome expectancies (merokok membuatnya
sakit) dipengaruhi pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika
individu memiliki strategi coping dan negative outcome expectancies seta
self efficacy yang rendah maka individu akan mengalami lapse.

bcs.
bct.

2.3.3 Kategori Perokok


bcu.

Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah

konsumsi rokok harian, yaitu


(a)

Perokok ringan (1-10 batang/hari)

(b)

Perokok sedang (11-20batang/hari)

(c)

Perokok berat (>20 batang/hari)


bcv. Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil
memiliki kecenderungan berhenti merokok lebih besar. Taylor (2009)
menyebut istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi
rokok kurang dari 5 batang/hari, sehingga memiliki kemungkinan yang kecil
untuk kecanduan nikotin. Istilah lainnya adalah social smoker yaitu individu
yang merokok hanya pada situasi social. Situasi social itu merupakan syarat
atau pemicu untuk merokok.
bcw.
bcx.
bcy.
bcz. 2.3.4 Tipe-Tipe Perilaku Merokok
bda.

Silvan Tomkins (dalam sarafino, 2002) menyebutkan 4 tipe

perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, yaitu:


a) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect
smoking). Tujuannya untuk mendapatkan/ meningkatkan perasaan positif,
misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman dan membentuk image yang
diinginkan. Dalam hal ini dibagi dalam 3 sub tipe:
Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok.

b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative (negative


affect smoking). Tujuannya untuk mengurangi perasaan yang kuran
menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.
c) Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking). Individu yang sudah
ketergantungan nikotin cenderung menambah dosis rokok yang akan
digunakan berikutnya karena efek rokok yang dikonsumsi sebelumnya
mulai berkurang sesaat setelah rokok habis dihisap sehingga individu
mempersiapkan hisapan rokok berikutnya. Umumnya, individu dengan
tipe perilaku merokok yang adiktif merasa gelisah bila tidak memiliki
persediaan rokok.
d) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking).
Dalam hal ini, tujuan merokok bukan untuk mengendalikan perasaannya
secara langsung melainkan karena sudah terbiasa.
bdb.
bdc.
bdd. 2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab atau Pendorong Perilaku Merokok
bde.

Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok

merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok


disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka
mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orangtua yang merokok dan
teman sebaya yang merokok). Menurut Mutadin (dalam Aula, 2010)
mengemukakan alasan seseorang merokok, diantaranya:
a. Pengaruh Orangtua
bdf.

Menurut Baer dan Corado, individu perokok adalah individu yang

berasal dari keluarga tidak bahagia, dimana orangtua tidak memperhatikan


anak-anaknya dibandingkan dengan individu yang berasal dari lingkunag
rumah tangga yang bahagia. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
individu yang tinggal dengan satu orangtua (Single Parent). Individu

berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok dibandingkan ayah


mereka yang merokok. Hal ini terlihat pada wanita.
b. Pengaruh Teman
bdg.

Berbagai faktor mengungkapkan semakin banyak individu

merokok maka semakin banyak teman-teman individu yang merokok,


begitu pula sebaliknya.
c. Faktor Kepribadian
bdh.

Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.


d. Pengaruh Iklan
bdi.

Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour


membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada
di iklan tersebut.
bdj.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (dalam Nasution, 2007)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu:


- Faktor Biologis
bdk.

Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok

merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada


ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang
mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.
- Faktor Psikologis
bdl.

Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,

menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa


persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan beribawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku
merokok sulit dihindari.
- Faktor Lingkungan Sosial

bdm. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan


perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok dengan
memperhatikan lingkungan sosialnya.
- Faktor Demografis
bdn.

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok

pada usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis
kelamin zaman sekarang sudah merokok.
- Faktor Sosial Kultural
bdo.

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi

pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu (Smet,


1994).
- Faktor Sosial Politik
bdp. Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah
politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok
dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang
bertambah besar bagi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia
(Smet, 1994).
bdq.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok yaitu faktor


dari dalam diri individu dan juga dari lingkungan.
bdr.
bds. 2.3.6 Dampak dari perilaku merokok
bdt.

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2,

yaitu:
1. Dampak positif
bdu. Merokok menimbulkan dampak yang sangat sedikit bagi kesehatan.
Graham (dalam Ogden, 2000), menyatakan bahwa perokok menyebutkan
dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu
individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.

2. Dampak negatif
bdv. Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang berpengaruh
bagi kesehatan. Merokok bukanlah suatu penyakit, namun dapat memicu
berbagai jenis penyakit. Sehingga boleh dikatakan merokok tidaklah
menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku
merokok yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang
bisa ditimbulkan oleh rokok antara lain penyakit tekanan darah,
memperpendek umur, penurunan vertilitas dan nafsu sexual, sakit maag,
gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni,
penglihatan kabur, kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi
udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan
tenggorokan).
bdw. Menurut Hahn & Payne, 2003, dampak positif merokok yaitu
menimbulkan perasaan bahagia karena kandungan nikotin pada tembakau
menstimulasi adrenocorticotropic hormone yang terdapat pada area spesifik
di otak. Rose (Marks, Murray, et al, 2004) menyatakan bahwa nikotin yang
dikonsumsi dalam jumlah kecil memiliki efek psikologis, antara lain:
menenangkan, mengurangi berat badan, mengurangi perasaan mudah
tersinggung, meningkatkan kesiagaan dan memperbaiki fungsi kognitif.
Hahn & Payne (2003) mengatakan bahwa perokok aktif biasanya lebih
mudah sakit, menjalani proses pemulihan kesehatan yang lebih lama dan
usia hidup yang lebih singkat. Merokok tidak menyebabkan kematian tapi
mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian,
antara lain : penyakit kardiovaskular, kanker, saluran pernapasan, gangguan
kehamilan, penurunan kesuburan, gangguan pencernaan,, peningkatan
tekanan darah, peningkatan prevalensi gondok dan gangguan penglihatan
(Sitepoe, 2000).
bdx. Secara

signifikan,

perokok

memiliki

kecenderungan

lebih

besar

mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan meningkatkan resiko disfungsi


ereksi sebesar 50% (Taylor, 2000). Merokok tidak hanya berbahaya bagi

perokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok dan lingkungan


(Fyold,

Mimms

&

Yelding,

2003).

Passive

smokers

memiliki

kecendurungan yang lebih besar mengalami gangguan jantung karena


menghirup tar dan nikotin 2 kali lebih banyak, karbonmonoksida 5 kali
lebih banyak dan ammonia 50 kali lebih banyak (Donatelle & Davis, 1999).
Polusi lingkungan yang menyebabkan kematian terbesar adalah karena asap
rokok dan dikategorikan sebagai penyebab paling dominan dalam polusi
ruangan tertutup karena memberikan polutan berupa gas dan logam-logam
berat (Donatelle & Davis, 1999).
bdy.
2.3.7

Aspek-aspek perilaku merokok


bdz.

Menurut Kumalasari (dalam Triyono,2004) ada empat predictor

dalam mengukur perilaku merokok seseorang, yaitu :


a) Aktivitas merokok adalah seberapa sering individu melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan perilaku merokoknya (menghisap
asap rokok, merasakan dan menikmatinya).
b) Tempat merokok adalah dimana individu melakukan aktivitas
merokoknya (rumah, sekolah, jalan, dan lain-lain).
c) Waktu merokok adalah kapan (pada momen-momen apa saja)
individu melakukan aktivitas merokoknya.
d) Fungsi merokok, yaitu seberapa penting aktivitas merokok bagi diri si
perokok dalam kehidupannya sehari-hari dan makna merokok itu
sendiri bagi individu yang bersangkutan.
bea.
beb.
bec.

2.4 Kerangka Teori

bed.

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori

perilaku Lawrence Green, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi


oleh 3 faktor, yaitu:

bee.
bef.
beg.
beh.
bei.
bej.
bek.
bel.
bem.
ben.

Bagan 2.1. Kerangka Teori Perilaku Lawrence Green

beo.

2.4

Kerangka Konsep
bep.

Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep

yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di di
Kampung Suka Sari Desa Pangkalan, Kabupaten Tangerang. Kerangka konsep ini

terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.
beq.
ber.
bes.
bet.
beu.

Bagan

2.2.

Kerangka

Konsep

Perilaku

Merokok

Pada

Masyarakat Kampung Suka Sari Rt 02/ Rw 04 Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga , Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan
bev.
bew.
Sikap
bex.
Keyakinan

bey.
bez.

Nilai-nilai

bfa.
bfb.

Lingkungan
bfc.
Sarana dan
Prasarana

Sikap dan Perilaku


Petugas Kesehatan

bfd.
bfe.
bff.
bfg.

PERILAKU
MEROKOK PADA
MASYARAKAT DESA
PANGKALAN

bfh.
bfi.2.5
bfj.
bfk.

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengukuran atau pengamanan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur)


(Notoatmodjo, 2003). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
bfl.
bfm. bfn.
N

bfo.

VARIAB

DEFINISI

bfp.

bfq.

ALAT

CARA

UK

UKU

UR

EL

bfr.HASI
L

bfs.
SKA

E
N
G
U
K
U
R
A

bft.

bfw.

bfx.

bfz.

bga.

bgb.

N
bge.

Perilaku

aktivitas

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

n
al

bfu.
bfv.

Mero

seseorang

kok

berupa

: A =

menghisap

2, B =

rokok

1, C =

secara rutin
minimal

0
Perokok berat

bgf.

satu batang

(Skor 3)
Perokok

sehari,
Lamanya

ringan

seseorang

(Skor

merokok,

12 )
Tidak

Jenis rokok,

Merokok
bgc.

Lokasi
Merokok.

(Skor 0)
bgd.

bfy.
bgg.

bgh.

(WHO, 2000)
bgi.

Pengetah

Segala sesuatu

uan

yang

respo

bgk.

bgl.

bgm.

bgp.

Kuesio

Wawan

Tiap

Ordi

ner

cara

jawab

responden

an

al

nden

ketahui

benar,

tentan

mengenai

skor :

merokok,

merok

baik

2
Baik (Skor 8-

ok

mengetahui
kandungan
berbahaya
dalam
rokok,
penyakit
akibat
rokok,
perbedaan
perokok
aktif dan
pasif, dan

10)
Buruk
bgn. (Skor
<8)
bgo.

dampak
merokok
bagi orang
sekitar.
bgq.

bgr.

bgj.
bgs.

Sikap

Ide yang mucul

respo

dan

nden

mempengaru

terhad
ap
merok
ok

bgt.

bgu.

bgv.

bha.

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

hi emosional

:
bgw.

untuk

Sgt

melakukann

al

setuju

kecenderung

=1
bgx.

an merokok

Setuju=2
bgy.
Tidak
Setuju
=3
bgz.
Sgt

Tdk
setuju

Baik

=4
(Skor

10)
Buruk (Skor
>10)
bhg.

bhb.

bhc.

bhd.

bhe.

bhf.

Keyakina

Penilaian yang

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

diyakini

ner

cara

pilihan

Respo

oleh

nden

individu

:
bhh.
Sgt

bhl.

al

terhad

bahwa

ap

merokok

rokok

dapat

setuju
=1
bhi.
Setuju=2
bhj.

menghilang
kan stress,

Tidak

memberika

Setuju

n kesan
jantan,

=3
bhk.

meningkatk

Sgt

an

Tdk
setuju

kenyamana

=4
Baik (Skor

n, dan

15)
Buruk

percaya
diri.

(Skor

<15)
bhr.

bhm. bhn.

bho.

bhp.

bhq.

Segala sesuatu

Kuesio

Wawan

Skor tiap

Ordi

ner

cara

pilihan

Nilai-

bhw.

nilai

yang

respo

dihargai

nden

masyarakat

yang

karena

memp

mempunyai

engar

daya guna

uhi

fungsional

perila

yang

Setuju=2
bhu.

ku

mempengar

Tidak

merok

uhi perilaku

ok

merokok

:
bhs.

al

Sgt
setuju
=1
bht.

Setuju
=3
bhv.
Sgt

Tdk
setuju

Baik

=4
(Skor

>10)
Buruk (Skor
bhx.

bhy.

bhz.

bia.Ku

bib.

Lingkung

Keadaan sekitar

esi

Wawan

an

individu

on

cara

yang

yang

er

memp

10)
bic.Skor

bie.O

tiap

pilihan

di

: A =

berpengaru

2, B =

al

engar

h terhadap

1, C =

uhi

perilaku

perila

merokok

0
Mempengaru
hi (Skor

ku

6)
Tidak

merok
ok

bif.
big.
bih.
bii.

Mempengar
uhi (Skor

bij.
bik.

<6)
bid.

bil.
bim.
;
bin.

bio.

bip.

biq.

bir.

bis.Skor

Sarana

Segala sesuatu

dan

yang dapat

pilihan

Prasar

dipakai

: A =

ana

sebagai alat

1, B =

yang

serta

memp

penunjangn

engar

ya yang

tiap

0
Mendukung
(Skor 2)
Tidak

biu.

uhi

memudahka

Mendukung

perila

n perilaku

ku

merokok

(Skor <2)
bit.

merok
biv.

ok
biw.

bix.

Perilaku

Respon

bja.Skor

bjd.

esi

wan

tiap

Ordi

cara

pilihan

: A =

al

tertutup dan

on

as

hal yang

er

keseh

dilakukan

2,

atan

petugas

=1 , C

terhadap
lingkungan
sekitar
dalam hal
merokok.

bjf.

biz.Wa

petug

kesehatan

bje.

biy.Ku

=0
Positif (skor
: 6)
Negatif
(skor<6)
bjb.
bjc.

bjg.

LAMPIRAN 1
bjh.
bji.

KUISIONER

Perilaku Merokok Keluarga Binaan di Desa

Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,


Provinsi Banten Periode Maret 2016
I.

Identitas Responden
a) Nama
:
b) Umur
:
c) Jenis kelamin
:
d) Status dalam keluarga
:
e) Alamat
:
f) Pendidikan terakhir
:
g) Pekerjaan
:
bjj.
II.
Pertanyaan
bjk. Perilaku Responden
1. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Kadang kadang
c. Tidak
2. Berapa lama anda merokok?
a. >10 tahun
b. 5 10 tahun
c. < 5 tahun
3. Berapa batang rokok yang dihabiskan dalam satu hari?
a. >2 bungkus/hari
b. 1-2 bungkus/hari
c. <1 bungkus/hari
4. Jenis rokok apa yang biasa anda gunakan?
a. Rokok tanpa filter
b. Rokok dengan filter
5. Dimanakah anda biasa merokok?
a. Di dalam dan di luar rumah
b. Di luar rumah jarak <50 m
c. Di luar rumah jarah >50 m
bjl.
Pengetahuan
1. Manakah dibawah ini yang merupakan zat berbahaya yang ada di dalam
rokok?
a. Nikotin

b. Tawas
c. Alkohol
d. Zat Pewarna
2. Manakah di bawah ini yang merupakan penyakit akibat merokok?
a. Mandul, kanker paru, nyeri kepala
b. Mandul, kanker paru, serangan jantung
c. Kanker paru, gatal-gatal, serangan jantung
d. Nyeri kepala, gatal-gatal, mandul
3. Apakah yang dimaksud dengan perokok aktif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
4. Apakah yang dimaksud dengan perokok pasif?
a. Orang yang menghisap rokok secara langsung
b. Orang yang membeli rokok
c. Orang yang menghisap asap rokok orang lain
d. Orang yang tidak pernah merokok
5. Menurut anda, seberapa besar resiko atau akibat buruk yang ditimbulkan
perokok terhadap orang di sekitarnya?
a. Lebih besar resikonya dari perokok
b. Sama resikonya dengan perokok
c. Lebih kecil resikonya dari perokok
d. Tidak ada resikonya
bjm.
bjn.
bjo.

bjp.

Sikap

bjq.

bjr. SA

bjs.S

bjt. T

bju.

NG

AT

SE

TUJ

TI

SAN

T
U
J
bjx.

bjy.

bjz.

U
bka.

orang lain
bkb. bkc.
Saya malu jika rokok

bkd.

bke.

bkf.

bkg.

2.
tercium dari mulut saya
bkh. bki.
Saya akan berhenti

bkj.

bkk.

bkl.

bkm.

batuk
bkn. bko.
Saya akan marah jika ada

bkp.

bkq.

bkr.

bks.

4.
orang merokok didekat saya
bkt. bku.
Orangtua sebaiknya tidak

bkv.

bkw.

bkx.

bky.

bld.

ble.S

blf. T

blg.

bjv.
1.

bjw.

Merokok ditempat umum

akan merugikan diri sendiri dan

3.

merokok ketika sudah batuk-

5.
bkz.
bla.
blb.
blc.

merokok didepan anak-anaknya


Keyakinan

SANG

SAN

AT

SE

TUJ

TI

E
T
U
J

blh. bli. Merokok dapat mengurangi stress

blj.

blk.

bll.

U
blm.

1.
bln. blo.

blp.

blq.

blr.

bls.

Merokok dapat

2.
blt.

memberikan kenyamanan
blu.
Merokok dapat

blv.

blw.

blx.

bly.

3.
blz.

memberikan ketenangan
bma.
Merokok memberikan

bmb.

bmc.

bmd.

bme.

bmh.

bmi.

bmj.

bmk.

4.
kesan jantan dimata orang lain
bmf. bmg.
Merokok dapat membuat
5.
lebih percaya diri
bml.
bmm.
bmn.
bmo.

bmp.

Nilai-nilai

bmq.

bmr.

bms.

bmt.

bmu.

SANG

SET

TID

SAN

AT

SE

TUJ

TI

E
T
U
J
bmx.

bmy.

bmz.

U
bna.

1.
merupakan perbuatan tercela
bnb. bnc.
Merokok tidak dilarang

bnd.

bne.

bnf.

bng.

2.
oleh agama
bnh. bni.
Merokok sudah menjadi

bnj.

bnk.

bnl.

bnm.

3.
tradisi di masyarakat
bnn. bno.
Orang yang merokok akan

bnp.

bnq.

bnr.

bns.

bmv. bmw.

4.

Merokok bukan

lebih dihargai oleh masyarakat


bnt.
bnu. Lingkungan Responden
bnv.
1. Apakah dilingkungan sekitar anda ada yang merokok?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Apakah bila anda melihat teman merokok, anda ingin ikut merokok ?
a.
Ya
b.
Tidak tahu

c.
Tidak
3. Apakah teman anda pernah menawarkan rokok kepada anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
4. Apakah anda mudah dalam mendapatkan sebungkus rokok?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Sulit
5. Apakah anda tertarik untuk merokok setelah melihat iklan rokok di TV?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Tidak
bnw.
bnx.
bny.
bnz.
boa. Sarana dan Prasarana
bob.
1. Apakah terdapat warung yang menjual rokok didekat tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah di lingkungan tempat kerja atau di lingkungan dekat tempat tinggal
anda tersedia area khusus untuk merokok?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah menurut anda harga rokok cukup terjangkau?
a. Ya
b. Tidak
boc.
bod.
Perilaku petugas kesehatan
boe.
1. Pernahkah diadakan penyuluhan mengenai bahaya merokok di desa anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
2. Adakah peraturan khusus tentang larangan merokok yang dibuat oleh petugas
kesehatan di daerah anda?
a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
3. Pernahkah petugas kesehatan menegur anda saat merokok di tempat umum?
a. Ya
b. Tidak tahu

c. Tidak
bof.
bog.
boh.
boi.
boj.
bok.
bol.

bom.

LAMPIRAN 2
bon.

SKORING QUESIONER
boo.

bop.
PERILAKU MEROKOK
boq.
Skor tiap pilihan : A = 2, B = 1, C = 0
Perokok berat (Skor 3)
Perokok ringan (Skor 12 )
Tidak Merokok (Skor 0)

bor.
bos.

PENGETAHUAN MEROKOK
bot.
Tiap jawaban benar, skor : 2
Baik (Skor 8-10)
Buruk (Skor <8)
bou.
bov.
SIKAP RESPONDEN TERHADAP MEROKOK
bow.
Skor tiap pilihan :
box.
Sgt setuju=1
boy.
Setuju=2
boz.
Tidak Setuju=3
bpa.
Sgt Tdk setuju=4
Baik (Skor 10)
Buruk (Skor >10)
bpb.
bpc.

KEYAKINAN RESPONDEN TERHADAP ROKOK

bpd.
bpe.
bpf.
bpg.
bph.

Skor tiap pilihan :


Sgt setuju=1
Sgt Tdk setuju=4
Setuju=2
Baik (Skor 15)
Tidak Setuju=3
Buruk (Skor<15)
NILAI-NILAI RESPONDEN YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU MEROKOK

bpi.
Skor tiap pilihan :
bpj.
Sgt setuju=1
bpk.
Setuju=2
bpl.
Tidak Setuju=3
bpm.
Sgt Tdk setuju=4
Baik (Skor >10)
Buruk (Skor 10)

bpn.
bpo.

LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

MEROKOK
bpp.
Skor tiap pilihan : A = 2, B = 1, C = 0
Mempengaruhi (Skor 6)
Tidak Mempengaruhi (Skor <6)
bpq.
bpr.

SARANA DAN

PRASARAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK


bps.

Skor tiap pilihan : A = 1, B = 0

Mendukung (Skor 2)

Tidak Mendukung (Skor <2)


bpt.
bpu.
bpv.

PERILAKU PETUGAS KESEHATAN


Skor tiap pilihan : A = 2, B =1 , C = 0

Positif (skor : 6)

Negatif (skor<6)

You might also like

  • Sadsad
    Sadsad
    Document38 pages
    Sadsad
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • SDFSD
    SDFSD
    Document20 pages
    SDFSD
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Asdsas
    Asdsas
    Document34 pages
    Asdsas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Laporan Intervensi Kel 3
    Laporan Intervensi Kel 3
    Document102 pages
    Laporan Intervensi Kel 3
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Adsa
    Adsa
    Document4 pages
    Adsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Cover Lapsus Interna
    Cover Lapsus Interna
    Document4 pages
    Cover Lapsus Interna
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Lapjag 270715
    Lapjag 270715
    Document22 pages
    Lapjag 270715
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Lapjag 270715
    Lapjag 270715
    Document22 pages
    Lapjag 270715
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Sdadaa
    Sdadaa
    Document59 pages
    Sdadaa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Saddas
    Saddas
    Document31 pages
    Saddas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Sadadsadsa
    Sadadsadsa
    Document25 pages
    Sadadsadsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Psikophatologi
    Psikophatologi
    Document93 pages
    Psikophatologi
    NatashaDianasari
    No ratings yet
  • Bab
    Bab
    Document35 pages
    Bab
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Adsdad
    Adsdad
    Document11 pages
    Adsdad
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Dsads
    Dsads
    Document46 pages
    Dsads
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Asdsas
    Asdsas
    Document34 pages
    Asdsas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Document51 pages
    Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Referat Isi
    Referat Isi
    Document38 pages
    Referat Isi
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Das
    Das
    Document22 pages
    Das
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Laporan Kasus Vertigo
    Laporan Kasus Vertigo
    Document24 pages
    Laporan Kasus Vertigo
    Aldora Oktaviana
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Soal Pre Test
    Soal Pre Test
    Document2 pages
    Soal Pre Test
    Fitri Rahmawati
    No ratings yet
  • AGAMsdfsfsdA 3
    AGAMsdfsfsdA 3
    Document28 pages
    AGAMsdfsfsdA 3
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Dasdsads
    Dasdsads
    Document9 pages
    Dasdsads
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Chapter II
    Chapter II
    Document10 pages
    Chapter II
    Yoeana Suci Rabbani
    No ratings yet
  • Asdasdsa
    Asdasdsa
    Document39 pages
    Asdasdsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Post Test
    Post Test
    Document9 pages
    Post Test
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • SDFSFSD
    SDFSFSD
    Document14 pages
    SDFSFSD
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    Document16 pages
    Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    lelydeby
    No ratings yet