You are on page 1of 11

PATUNG DWARAPALA DI CANDI PALOSAN DI JAWA TENGAH DARI ABAD 9

PATUNG DWARAPALA DI SINGASARI

PATUNG DWARAPALA DI CANDI PENATARAN BLITAR

PATUNG DWARAPALA DI CANDI CETHA JAWA TENGAH

PATUNG DWARAPALA DI CANDI SEWU JAWA TENGAH

PATUNG DWARAPALA UMBUL JUMPRIT

Arca Dwarapala Candi Ceto

Bahan : Batu Andesit


Periodisasi : Abad XIV Masehi
Asal : Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar
Ukuran : Tinggi 51 cm, Lebar 25 cm
No. Inv. : 0661/BP3/AND/08
Dwarapala merupakan makhluk yang ditempatkan di depan pintu atau gerbang
menuju suatu bangunan suci atau candi. Digambarkan sebagai mahluk yang
menyeramkan wujud fisiknya, membawa berbagai senjata dan atribut lain
sebagai gambaran bahwa ia memiliki kekuasaan sebagai pelindung dari
berbagai serangan kekuatan jahat.
Keistimewaan Dwarapala Candi Cetho adalah sikap tubuhnya yang berdiri, tidak
seperti Dwarapala pada candi-candi lain yang diarcakan dalam sikap duduk.
Sikap berdiri merupakan bentuk yang berkembang pada masa Jawa Timur.
Sayang bagian kepala telah hilang. Kedua tangan membawa gada yang
merupakan lambang kekuatan dan penghancur serta berfungsi sebagai tongkat

kematian. Ikat pinggang yang dikenakan adalah ular dan nagapasa (senjata
yang dapat digunakan untuk menjerat atau mengikat musuh).
DWRAPALA DI CANDI SUKUH

DWARAPALA DI CANDI SOJIWAN KLATEN JAWA TENGAH

Arca DWARAPALA Penjaga Pintu, Abad Ke 13 14,


Era Majapahit, Jawa Timur

Jenis : Arca Batu


Nama : DWARAPALA PENJAGA PINTU
Asal : JAWA TIMUR
Era : Kerajaan MAJAPAHIT, abad ke 13 14
Material : Batu Andesite
Koleksi :
ASIAN ART MUSEUM

Chong-Moon Lee Center for Asian Art and Culture


200 Larkin Street San Francisco, CA 94102 415.581.350
Data Museum :
Object ID: 1997.6.1
Designation: Door guardian, one of a pair
Date: approx. 1300-1400
Medium: Andesite
Place of Origin: Indonesia | East Java
Style or Ware: Majapahit
Credit Line: Gift of Connoisseurs Council, Walter Jared Frost and David Salman
Label:
Brandishing their weapons, baring their fangs, and glaring menacingly, these guardians seem to take
their job seriously. It is hard, however, not to see them as mock-ferocious. In Southeast Asia (as
elsewhere), bouncers and their kin often cannot avoid coming across as slightly ridiculous.
These figures would have flanked the entranceway of a Hindu temple in the kingdom of Majapahit
(approx. 1300-1500) centered in East Java. After the fall of Majapahit, much of the rest of Indonesia
embraced Islam, and Hindu culture today survives primarily on the island of Bali.
An excavation between 1910 and 1915 in the Mojokerto region of eastern Java brought these figures
to light. A former Asian Art Museum curator, Kristina Youso, continues the story: They were
subsequently presented as a gift to the then Dutch governor-general of East Java, Mr. van Aalst, by
the local Javanese regent. In 1918, when van Aalst retired, he received permission to export the
figures. Van Aalst eventually settled, with his collection, in California. Over the past several decades,
the door guardians changed hands and were placed on view in various museums before being
acquired by the Asian.
Subject: guardian
On display: yes
Collection: SCULPTURE
Dimensions: H. 24 in x W. 9 1/2 in x D. 9 3/4 in, H. 61 cm x W. 24.1 cm x D. 24.8 cm
Department: SEA

You might also like