Professional Documents
Culture Documents
I.
2015
PENDAHULUAN
Analisa kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan adalah proses yang
2015
permasalahan
tersebut,
perlu
dilakukan
analisis
kebutuhan
2015
Page 4
DEFINISI
ANALISIS
KEBUTUHAN
PENDIDIKAN
2015
DAN
PELATIHAN
Menurut Morrison (2001: 27), kebutuhan (need) adalah kesenjangan
antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya, keinginan adalah
harapan ke depan atau cita-cita yang terkait dengan pemecahan terhadap suatu
masalah. Sedangkan analisa kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi
masalah, guna menentukan tindakan yang tepat.
Kebutuhan menurut Briggs (AKD LAN, 2005 ) adalah ketimpangan
atau gap antara apa yang seharusnya dengan apa yang senyatanya. Gilley dan
Eggland ( AKD LAN, 2005 ) menyatakan bahwa kebutuhan adalah
kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada pada saat sekarang ini
dengan seperangkat kondisi yang diharapkan. Dalam dunia kerja, kebutuhan
juga diartikan sebagai masalah kinerja (Anung Haryono, 2004).
Pendidikan dan Pelatihan mempunyai arti penyelenggaraan proses belajar
mengajar, dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas
dan jabatan tertentu. Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan adalah jenis
Pendidikan dan Pelatihan yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan atau
pelaksana pekerjaan tiap jenis jabatan atau unit organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas yang efektif
dan efisien (Dephutbun dan ITTO, 2000).
Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kebutuhan Pendidikan
dan Pelatihan adalah kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap seorang
pegawai sehingga kurang mampu melaksanakan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan haknya dalam suatu satuan organisasi.
Dengan demikian kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan dapat diartikan
sebagai kesenjangan kemampuan pegawai yang terjadi, karena adanya
perbedaan antara kemampuan yang diharapkan, sebagai tuntutan pelaksanaan
tugas dalam organisasi dan kemampuan yang ada (Hermansyah dan Azhari,
2002).
Page 5
2015
Page 6
2015
JENIS
TINGKATAN
KEBUTUHAN
PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN
Tidak semua masalah kinerja dapat dipecahkan dengan Pendidikan dan
Pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan
sikap berdasarkan tingkat kebutuhannya\.
Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan dibedakan menjadi Kebutuhan
Tingkat Organisasi, Tingkat Jabatan dan Tingkat Individu.
1.
2.
diuraikan
menjadi
kompetensi-kompetensi.
Kemudian
Page 7
2015
Page 8
2015
kebutuhan
Pendidikan
dan
Pelatihan
merupakan
alat
untuk
mengidentifikasi gap yang ada, dan melakukan analisis apakah gap-gap tersebut
dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu program Pendidikan dan
Pelatihan.
Selain itu, dengan analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan maka
lembaga penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan (HRD atau Divisi Training)
dapat memperkirakan, manfaat-manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari suatu
pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu (masyarakat umum) maupun
bagi perusahaan/industri.
Menurut Johanes Popu (www.e-psikologi.com, 2002) Analisis kebutuhan
pelatihan, memberikan beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan
kinerja
pegawai
dan
produktivitas perusahaan.
b. Memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benarbenar orang-orang yang tepat.
c. Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan
selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang
dituntut dalam suatu jabatan tertentu.
d. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai
dengan tema atau materi pelatihan.
Page 9
2015
Page 10
2015
a.
c.
2015
f.
2. Teknik Penilaian
pengamatan langsung
2.
kuesioner
3.
4.
5.
wawancara
6.
kelompok fokus
7.
tes
8.
9.
bekerja sampel
2015
Page 13
2015
pendekatan, yakni :
a. Task Analysis :
Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada
satu posisi tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa
untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini,
kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa yang
diperlukan.
Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan
orang yang memegang posisi tersebut.
2015
perlu
difokuskan
pada
perilaku
karena
perilaku
pengamatan
datang menghadiri
saya,
pertemuan
sdr.
dengan
A
tepat
tidak
mampu
waktu.
Ia
Page 15
2015
atau
dilakukannya.
Hindari
untuk
menghakimi,
Page 16
2015
3. Motivasi
Motivasi adalah suatu usaha menimbulkan dorongan untuk melakukan
tugas. Sehubungan dengan itu, program Pendidikan dan Pelatihan
sebaiknya dibuat sedemikian rupa gara dapat menimbulkan motivasi
bagi peserta. Penumbuhan motivasi itu sangat pentng sehingga mampu
mendoromng peserta untuk mengikuti program Pendidikan dan
Pelatihan dengan baik dan mampu memberikan harapan lebih baik
dibidang pekerjaan setelah berhasil menyelesaikan program Pendidikan
dan Pelatihan.
Page 17
2015
4. Partisipasi Aktif
Didalam pelaksanaan program Pendidikan dan Pelatihan harus
diupayakan keaktifan peserta didalam setiap materi yang diajarkan.
Pemilihan materi dan strategi pembelajaran yang tepat oleh para trainer
sangat menentukan keberhasilan. Pemberian umpan balik kepada
peserta pada setiap komunikasi maupun evaluasi akan semakin
mengembangkan
motivasi
dan
pengetahuan
yang
diperoleh.
6. Pemilihan pemateri/pengajar
Pemilihan pemateri/pengajar untuk penyampaian materi Pendidikan
dan Pelatihan harus disesuaikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan
dan kemampuan mengajar. Seorang trainer yang cakap belum tentu
dapat berhasil menyampaikan kepandaiannya kepada orang lain. Oleh
karena itu pengajar program Pendidikan dan Pelatihan harus memiliki
kualifikasi dalam bidang pengajaran dan mampu memilih strategi
pembelajaran yang tepat dengan memeprhatikan individual difference
peserta Pendidikan dan Pelatihan.
Page 18
2015
7. Kompetensi Pelatih/instruktur
Kompetensi trainer juga perlu ditingkatkan. Untuk itu mengingat
trainer menjadi ujung tombak dalam keberhasilan program Pendidikan
dan Pelatihan maka sebelum mengemban tanggung jawab untuk
memberikan pelatihan maka para pelatih (trainers) harus diberikan
pendidikan sebagai pelatih.
pelanggan
dan
pengetahuan
tentang
faktor-faktor
yang
Pendidikan
dan
Pelatihan
tingkat
Organisasi.
Page 19
2015
Page 20
2015
Page 21
ANALISIS
KEBUTUHAN
2015
PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN
Analisis
kebutuhan
dilakukan
untuk
menganalisis
atau
di
luar
organisasi
(lingkungan
eksternal
mempengaruhi
lingkungan internal)
2. Menyusun instrumen dengan pertanyaan tentang Pendidikan dan Pelatihan,
misalnya apa saja yang dibutuhkan dan topik apa yang perlu dipelajari oleh
peserta Pendidikan dan Pelatihan. Data yang harus didapat melalui
Page 22
2015
instrumen ini adalah uraian tugas pokok, kompetensi kerja standar, dan
kompetensi kerja nyata dari masukan dari atasan (pimpinan), bawahan,
teman sejawat, dst, serta tingkat kesulitan, kepentingan, keseringan dari
pekerjaan.
d.
kegiatan
pengumpulan
data/informasi
dan
penelusuran
Pendidikan
dan
Pelatihan
kebutuhan
2015
4. Menyusun laporan.
Laporan analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan berisi fokus
kegiatan analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, tujuan kegiatan,
metoda serta peralatan yang digunakan, kerangka kerja, tahapan kerja
dan teknik analisis data, interprestasi dan formulasi kesimpulan serta
saran analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan. Laporan ini
digunakan untuk menetapkan jenis kegiatan Pendidikan dan Pelatihan.
Laporan ini juga sebagai alat monitoring pelaksanaan kegiatan analisis
kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, alat pengawasan dan pengendalian.
Kualifikasi laporan yang baik dan benar mengikuti persyaratan sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2015
Page 25
2015
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa :
Hasil Analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan bermanfaat sebagai
Page 26
2015
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Marpaung, Dr, MSc., 1999. Training Need Assesment (TNA),LAN RI, Jakarta.
6.
Moh. Entang, dkk., 2009. Analisis Kebutuhan Pelatihan, Bahan Ajar MOT),
PusPendidikan dan Pelatihan Administrasi Kementerian Agama RI, Jakarta.
7.
8.
9.
10. Muhammad Zahid Iqbal; Rashid Ahmad Khan, The growing concept and
uses of training needs assessment,Journal of European Industrial
Training35.5 (2011): 439-466
11. Ritonga Idris, Manfaat Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan dalam
pelatihan, Kemenag Sumut.
12. Vincent, P. Costa dkk , (2000), Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan
Sekolah, Jakarta: Depdiknas.
Page 27