Professional Documents
Culture Documents
OLEH: KELOMPOK 1
Alti Jamiar (14211635)
Isramadani (14211660)
Rahmi Fithri(14211686)
Rina Kristiani
(14211659)
TINGKAT II c
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan
kepada kita semua, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini
pada waktunya. Dalam makalah ini, penulis membahas tentang
Penanganan Kegawatdaruratan Pada Kasus Perdarahan Dalam Kehamilan
TM III dan Rujukannya. Salawat beserta salam tidak lupa kita ucapkan
kepada nabi junjungan kitaMuhammad SAW. Ucapan terima kasih tidak
lupa kepada dosen pembimbing, Ibuk Devi Syarief, S.SiT,. M.Keb karena
berkat beliaulah makalah ini dapat selesai dengan baik. Mungkin dalam
pembuatan makalah ini, banyak terdapat kekurangan, untuk itu kelompok
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa yang akan
datang.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
...
1
B.
C.
Rumusan
..1
Tujuan
Masalah .
...1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
kegawatdaruratan
.. 3
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Gejala
dan
tanda
syok
kehamilan
III . 8
H.
I.
Ingat
TM
. 9
A.
Kesimpulan
19
..............
B.
Saran
.
..19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Umum
Mampu
2.
mengetahui
penyebab
terjadinya
perdarahan
antepartum
serta
Tujuan Khusus :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang
kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/ nyawa
(Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam
jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan
dan kelahiran.Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam
kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur diatas
20 minggu. Ketetapan lama mendefenisikan perdarahan antepartum adalah perdarahan
setelah usia kehamilan 28 minggu, tetapi diubah oleh WHO menjadi umur 22 minggu atau
bert janin diatas 500 gram. Hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk melakukan perawatan
intensif terhadap janin sudah lebih baik.
Perdarahan pada kehamilan merupakan penyebab utama kematian maternal dan
perinatal, berkisar antara 35-45%, khususnya di negara berkembang. Dapat dikemukakan
bahwa kematian yang disebkan perdarahan post partum sekitar 4x lebih besar daripada
perdarahan antepartum. (Manuaba.dkk, 2007).
Perdarahan per vagina ringan lazim terjadi pada persalinan.seperti Bloody show, yang
merupakan dampak dari pendataran dan pembukaan serviks,disertai robeknya pembuluh
pembuluh kecil. Namun perdarahan uterus yang timbul dari bagian atas servik merupakan hal
yang mengkhawatirkan. Seperti perdarahan uterus yang terjadi setelah pemisahan plasenta
yang berimplantasi di dekat kanalis servikalis uteri yaitu plasenta previa. Perdarahan uterus
yang terjadi akibat pemisahan plasenta yang terletak ditempat lain dikavitas uteri yaitu
solusio plasenta. Kadang-kadang terjadi kelainan insersi pada tali pusat dan plasenta
sirkumvalata.
Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28
minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus
mendapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya yang
mengancam nyawa ibu dan atau janinnya. Perdarahan dapat keluar
sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu menderita anemia
berat. Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang menyebabkan
ibu syok, lemas/ nadi kecil dan tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria
tanda bahaya adalah perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan
kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan nyeri. Assesmen yang
mungkin adalah plasenta previa atau absruptio plasenta.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu
plasenta previa dan abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan
2.
3.
Pengelihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan
visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat.
Assesmen yang mungkin adalah gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina, penyempitan
setempat atau menyeluruh apda satu atau beberapa arteri, jarang terlihat
perdarahan atau eksudat. Retinopalatia arterioskerotika menunjukkan
penyakit vaskuler yang menahun. Keadaan tersebut tak tampak pada pre
eklampsia keculai bila terjadi atas dasar hipertensi menahun atau
penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata menunjukkan adanya
preeklampsia walaupun demikian vasospasmus ringan tidak selalu
menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai
dengan buta sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh
edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan
segera. Biasanya setelah persalinan berakhir, retina melekat kembali
dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap jarang
ditemukan
4.
5.
6.
7.
D. Hasil :
1.
2.
3.
E. Prasyarat :
1.
2.
3.
a.
b.
c.
4.
5.
6.
F. Proses
Bidan harus :
1.
Cuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan
pasien. Gunakan sarung tangan bersih kapan pun menangani benda yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh.
2.
3.
4.
5.
Lakukan penilaian
kehamilannya.
6.
keadaan
umum
ibu
dan
perkirakan
usia
7.
8.
Jika tanda atau gejala syok jelas terlihat ( lihat kontak berjudul Gejala
dan tanda Syok ) atau jika ibu mengalami perdarahan hebat, rujuk
segera.
9.
10.
Buat catatan lengkap.
perawatan yang diberikan.
Dokumentasi
11.
Dampingi ibu hamil yang
yangmenyumbangkan darahnya
12.
dirujuk
dengan
dan
seksama
mintalah
semua
keluarga
2.
3.
4.
5.
6.
H. Ingat
1.
2.
3.
Jika syok, maka baringkan ibu pada sisi kiri tubuhnya dan ganjal kakinya
dengan bantal.
4.
Jika terlihat adanya gejala dan tanda syok berat, berikan cairan secara
intravena.
I.
Pertolongan
Pertama
Perdarahan TM III
1.
Plasenta Previa
a.
Definisi
jika
terjadi
Kegawatdaruratan
perdarahan
Obstetri
pada
Pada
Plasenta Previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (Prae = di
depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah placenta
yang implantasinya tidak normal yakni rendah sekali hingga menutupi
seluruh atau sebagian Ostium Internum. ( Prof. Dr. Rustam Moctar MPH.,
1998).
Plasenta previa ialah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi
abnormal pada segmen bawah rahim (SBR), menutupi ataupun tidak
menutupi ostium uteri internum (OUI), sedangkan kehamilan itu sudah
viable atau mampu hidup di luar rahim (usia kehamilan >20mg dan atau
berat janin >500gr).
Plasenta previa :
a.
b.
c.
b.
Kriteria diagnose
Menurut Departemen Kesehatan RI 1996. Jakarta
1)
2)
a)
b)
Gambaran klinik
Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang
terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.
Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya.
Perdarahan pertama sering terjadi pada triwulan ketiga.
Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang
c)
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan
tidak jarang terjadi letak janin letak lintang atau letak sungsang
d)
c.
1)
Diagnose differensial
Solusio plasenta
2)
3)
d. Pemeriksaaan penunjang
1)
2)
3)
e.
Perawatan RS
Segera rawat inap untuk dilakukan evaluasi.
f.
Tata laksana
Langkah langkah tata laksana plasenta previa ditentukan oleh
beberapa faktor :
g.
Penyulit
1) Anemia
2) Syok akibat perdarahan banyak
3) Lost koagulopati juga karena kehilangan darah.
h.
Informed consent
Diperlukan untuk sewaktu waktu dilakukan tindakan SC.
i.
Tingkat kewenangan
Untuk partus per vaginam dapat dilakukan oleh dokter umum.Tindakan
SC harus dilakukan oleh dokter spesialis OBGIN.
j.
Lama perawatan
Masa Pemulihan
Dapat berulang.
f)
Daerah ujung jari dan ekstremitas menjadi dingin serta tampak anemis.
b)
c)
Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan ultrasonogrfi.
Menegakkan diagnosis
rujukan
penderita
plasenta
previa
sebaiknya
2.
Solusio Plasenta
a.
b.
Penyebab
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa kondisi yang menjadi predisposisi :
3) Trauma
4) Merokok dan penggunaan kokain
5) Dekompresi uterus yang mendadak
6) Tekanan pada vena kava inferior karena pembesaran uterus.
7) Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.
8) Anomali uterus atau tumor uterus
9) Malnutrisi/defisiensi gizi.
c.
Gejala
Kelas 0 asimtomatik
Kelas 1 ringan
(Rupturan sinus
marginalis atau
sebagian kecil plasenta
yang tidak berdarah
banyak)
Kelas 2 sedang
(Plasenta lepas lebih
dari 1/4-nya tetapi
belum sampai 2/3 luas
permukaannya)
d. Kriteria diagnosis
Anamnesis
1) Perdarahan spontan pervaginam pada kehamilan yang viable
2) Disertai kontraksi atau nyeri yang terus-menerus (spastic)
3) Darah yang keluar khas berwarna kehitaman
4) Ada riwayat trauma atau hipertensi
Pemeriksaan fisik
1) Dinding perut teraba tegang dan keras (wooden abdomen), Seringkali
dengan nyeri tekan
2) Perdarahan kehitaman berasal dari ostium uteri
3) Dengan vaginal toucher teraba kulit ketuban yang tegang
e.
Diagnosis Banding
1) Plasenta previa
2) Vassa previa
3) Plasenta letak rendah
4) Perdarahan obstetric oleh sebab lain
f.
Pemeriksaan Penunjang
g. Penanganan
1) Terapi Medik
Penanganan solusio plasenta didasarkan kepada berat atau ringannya
gejala klinis, yaitu:
a)
b)
2)
Terapi Bedah
a)
h.
Tata laksana
1) Konservatif
a)
Hanya untuk solusio plasenta derajat ringan dan janin masih belum
cukup bulan, apalagi jika janin telah meninggal
d) Bila 1 botol tersebut belum lahir, ulangi dengan 1 botol lagi dan
ditunggu sampai lahir. Dengan langkah ini biasanya sebagian besar kasus
dapat diselesaikan dengan baik (90%), sedangkan bagi yang gagal dapat
dilakukan SC emergency.
2) Aktif / Operatif
a)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat
cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal
kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan
ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri,
perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio
plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma,
dan koagulopati obstetri.
Ditinjau darisegiKesehatanyaitu perdarahan selama kehamilan,
makabanyak faktor yang menyebabkan pengurangan pemberdayaan
wanita. Dan telah banyak pulahal-hal yang diberikan dalam cara-cara
penanggulangannya ditinjau pula dari segi kesehatan sehingga
keberdayaanwanita itu dapat pula ditingkatkandibelakang hari.Terutama
pada generasi wanita yangakan datang. Sebab dari sekian banyak
kendala telahpula diberikan beberapa caraantisipasinya,sehinggabetulbetulkeberdayaan wanita itu akan bertambahditinjau dari satu
segikesehatan yang begitukomplex. Kematian ibu selama kehamilan ada
tiga halpokok yaitu,perdarahanselamakehamilan,pereklamsi,eklamsi dan
infeksi.Tetapiyang kami ketengahkan, barukematian ibu akibat perdarahan
selama
kehamilan
dan
penanggulangannya,
untuk
meningkatkankeberdayaan seorang wanita. Diantaranyaadalah abortus,
mola hidatidosa, kehamilan ektopik yang terganggu,menstruasidan
kehamilan normal,kelainanlokal pada vagina dan servik seperti varises,
perlukaan, erosi,polip dan keganasan, partus prematus, solusio plasenta,
inkopetensi servik, perdarahan ante partum seperti plasentaprevia, dan
lain-lain.
B. Saran
Mengingat tingginya AKI dan AKB di Indonesia, maka kegawatdaruratan
maternal haruslah ditangani dengan cepat dan tepat.Penanganan yang
tepat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia.Maka,
dengan mempelajari dan memahami kegawatdaruratan maternal,
diharapkan bidan dapat memberikan penanganan yang maksimal dan
sesuai standar demi kesehatan ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1.