Professional Documents
Culture Documents
serum atau plasma kuda atau domba yang telah diimunisasi dengan bisa ular. Serum anti bisa
ular ada yang monovalent ada yang polyvalent. Monovalent merupakan jenis SABU yang
digunakan spesifik pada gigitan ular tertentu sedangkan yang polyvalent bisa digunakan untuk
beberapa jenis ular.
Antivenom yang diproduksi di Indonesia adalah Snake Venom Anti Serum Polyvalent yang
diproduksi oleh PT Bio Farma Bandung. Antivenom tersebut spesifik untuk jenis Bungarus
fasciatus (ular welang), Calloselasma rhodostoma (ular tanah), Naja sputatrix (ular sendok).
Teknik pemberiannya adalah 2 vial masing-masing 5 mL ditambahkan NaCl 0.9% 500 mL
dengan kecepatan 40-80 tetes per menit. Dosis dapat diulangi tiap 6 jam. Dapat juga diberikan
secara IV langsung tanpa dilarutkan tapi pemberiannya harus pelan-pelan dan sangat lambat.
Dosis SABU untuk anak-anak sama dengan untuk orang dewasa.
Pemberian Serum Anti Bisa Ular:
Antivenom harus diberikan secepatnya jika ada indikasi dan terbukti mengalami satu atau lebih
gejala berikut :
1. Hemostatik abnormal (spontaneous systemic bleeding, coagulopathy, trombositopenia)
2. Gejala neurotoksik (paralysis, ptosis)
3. Cardiovascular yang abnormal (Syok, hipotensi, aritmia)
4. Gagal ginjal akut
5. Pembengkakan local yang meluas dengan cepat.
Jumlah SABU yang diberikan tergantung kondisi klinis pasien dan lamanya jarak waktu
gigitan sampai pasien diberi SABU
Pasien harus diobservasi sekurang-kurangnya 1 jam setelah diberi SABU sehingga reaksi
anafilaksis dapat dideteksi dengan segera.
Tidak ada kontra indikasi yang mutlak pada pemberian antivenom. Akan tetapi, pasien
yang hipersensitifitas terhadap serum dari kuda atau domba pada pemakaian sebelumnya
misalnya pada penggunaan serum antitetanus, antirabies, memiliki riwayat asma yang
berat dapat diberi antivenom hanya jika mengalami gejala sistemik.
Reaksi tertunda dapat tejadi 1-2 hari setelah diterapi. Gejala yang muncul : panas,
muntah, diare, gatal, urtikaria, myalgia dan lymphadenopathy.
Terjadi gangguan koagulopati yang persisten, dapat diberi SABU setelah 6 jam dengan
dosis yang sama dengan dosis awal
Pasien mengalami perdarahan yang hebat secara terus menerus, dosis dapat diulang
dalam waktu 1-2 jam
Gejala kardiovaskular dan neurotoksik yang semakin memburuk, dosis dapat diulang
dalam waktu 1-2 jam
Pasien merasa lebih baik, mual, sakit kepala dan nyeri banyak berkurang
Pada pasien yang mengalami syok, tekanan darah akan naik dalam waktu 30-60 menit
dan aritmia mulai membaik
Skin test yang dilakukan sebelum pemberian SABU dapat menunjukkan adanya reaksi
hipersensitivitas tetapi tidak dapat memprediksi terjadinya reaksi anafilaktik dan reaksi
yang tertunda sehingga pasien tetap perlu diobservasi
Pada kondisi darurat, skin test tidak perlu dilakukan karena risikonya lebih besar
dibandingkan dengan syok anafilaktik yang mungkin terjadi
Ada pabrik yang menyebutkan bahwa SABU yang mereka produksi meskipun
monovalent tetapi memiliki aktivitas paraspesifik yaitu dapat menetralisir bisa dari jenis
ular lain.