Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,
telah mewujudkan hasil ynag positif di berbagai bidang, yaitu adanya
kemajuan eknomi, perbaikan linkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga
dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih
cepat.
Peningkatan umur harapan hidup masyarakat di Indonesia dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Angka Harapan Hidup di Indonesia
Tahun
1971
1980
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
Laki-laki
44,2
50,6
58,1
61,5
63,3
64,9
66,4
67,7
69,0
Perempuan
47,2
53,7
61,5
65,4
67,2
68,8
70,4
71,7
73,0
Total
45,7
52,2
59,8
63,5
65,3
66,9
68,4
69,8
71,7
Sumber: BPS, 1992, 1993 Keterangan: Angka harapan hidup sejak lahir
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025
akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat
pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada tahun
1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun
sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi Ledakan
penduduk lanjut usia.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di
Indonesia yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi
peningkatan jumlah lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat dalam
tabel berikut:
1985
165
1990
183
1995
202
2000
222
2020
13,3
8
58,19
16
8,7
61,12
19
9,4
64,05
22,2
10
65-70
29,12
11,09
70-75
Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain,
dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada
tahun 1971 2020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 2020
Tahun
1971 (a)
1980 (b)
1990 (c)
1995 (d)
2000 (d)
2005 (d)
2010 (d)
2015 (d)
2020 (d)
Jumlah Lansia
5.306.874
7.998.543
11.277.557
12.778.212
15.262.199
17.767.709
19.936.859
23.992.553
28.822.879
Persentase
4,48%
5,45%
6,29%
6,56%
7,28%
7,97%
8,48%
9,77%
11,34%
Sumber: (a) Biro Pusat Statistika, 1974; (b) Biro Pusat Statistika,1983; (c) Biro Pusat
Statistika, 1992; (d) Ananta dan Anwar, 1994. Dikutip oleh Djuhari dan Anwar, 1994
lahan
penerapan
asuhan
keperawatan
gerontik
bagi
mahasiswa.
2) Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan
praktek keperawatan.
1.4 Sistematika Laporan
Sistematika laporan kegiatan ini adalah:
1) Bab 1 Pedahuluan memuat: Latar Belakang, Tujuan Kegiatan, Manfaat
an Sistematika Laporan.
BAB 2
KONSEP TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat:
Konsep Lansia, Konsep Penyakit Post Operasi Katarak dan Konsep Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Post Operasi Katarak.
2.1 Konsep Teori Lansia
2.1.1 Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
2.1.2 Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak,
masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami
kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan
kulit
yang
mengendor,
rambut
memutih,
penurunan
pendengaran,
virus
kedalam tubuh
dapat menyebabkab
e) Teori stres
Menua
digunakan
terjadi
tubuh.
akibat
hilangnya
Regenerasi
sel-sel
jaringan
yang
tidak
biasa
dapat
yang
tua
atau
usang
reaksi
kimianya
b)
kehilangan peran
2.
3.
atau
kepercayaan
makin
terintegrasi
dalam
katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak bercak yang
membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya.
b)
katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagianbagian yang jernih pada lensa.
c)
katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama sama hasil desintegritas melalui
kapsul.
d)
katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.
2.3 Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi
Katarak
2.3.1 Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Nyeri
b) Mual
c) Diaporesis
d) Riwayat jatuh sebelumnya
e) Pengetahuan tentang regimen terapeutik
f) Sistem pendukung, lingkungan rumah.
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda tanda infeksi:
-
Kemerahan
Edema
Zat purulen
Tiang infus
Tempat sampah
Sandal
b)
c)
Intervensi:
Bantu
klien
dalam
mengidentifikasi
tindakan
Distraksi
Latihan relaksasi
Berikan
dukungan
tindakan
penghilangan
nyeri
b)
c)
Intervensi:
secara
keseluruhan,
yang
meningkatkan
penyembuhan
Teknik
aseptik
meminimialkan
masuknya
Peningkatan suhu
b)
c)
Intervesi:
Modifikasi
lingkungan
untuk
menghilangkan
kemungkinan bahaya.
-
Rasonal:
Kehilangan
atau
gangguan
penglihatan
atau
Binatang peliharaan
Tangga
b)
c)
Intervensi:
Diskusikan
aktifitas
yang
diperbolehkan
setelah
pembedahan.
-
Membaca
Menonton televisi
Memasak
Mandi
jahitan
dan
memebrikan
jalan
masuk
untk
Teknik pemberian
Kehilangan penglihatan
Tekankan
pentingnya
perawatan
lanjutan
yang
lanjutan
memberikan
kemungkinan
2.3.4 Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta
keadaan umum klien.
2.3.5 Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan
metode SOAP.
BAB 3
ASUHAN
KEPERAWATAN
Agama: Islam
e)
f)
TB/BB: 140 cm / 33 kg
g)
h)
i)
j)
k)
2) Riwayat keluarga
Keterangan:
= laki - laki
= perempuan
= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling,
sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: -4) Riwayat lingkungan hidup
Klien tinggal di Wisma Pandu, 1 kamar berdua dengan Ibu
Darmiatun. Kondisi kamar cukup bersih, peralatan makan tertata rapi
di atas meja, tidak ada pakaian kotor yang menumpuk atau
tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih. Pertukaran udara an
cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy
cukup terjamin. Klien juga punya tongkat 1 buah, tapi jarang
digunakan.
5) Riwayat rekreasi
Klien mengaku sering jalan jalan kewisma wisma yang lain untuk
menengok teman temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam lansia
setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap hari
Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan teman
temannya yang lain.
6) Sistem pendukung
Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah
mengkibatkan
kerjasama
sistem
rujukan
dengan
puskesmas
mengeluh nyeri pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair, nyeri
terasa sampai menyebar ke kepala.
Provokative
Quality
Region
Severity scale
Timming
Kemampuan
adaptasi
klien
baik,
terlihat
daris
Mekanisme
pertahanan
diri:
klien
mengnaggap
b)
c)
d)
e)
Sistem kardiovaskuler:
-
abnoral lain.
Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara lain
menyertai.
f)
Sistem pernafasan:
Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan otot
dada (-)
Palpasi: Tidak ada pembesaran abnormal, iktus kordis
teraba.
g)
Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi
3-4 x/hari, jumlah baias (100 cc). Ngompol (-)
i)
Sistem muskuloskletal
ROM
klien
osteoporosis
baik/penuh,
(-),
klien
kemampuan
seimbang
dalam
menggenggam
berjalan,
kuat,
otot
ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
j)
Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak
ada pembesaran kelenjar.
k)
Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l)
Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur
umum panti ditambah dengan kadang kadang minum kopi. Klien
mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan
pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien mengatakan
tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack
2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien
merasakan badannya lebih gemuk semenjak tinggal di panti. BB
sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah ompong semuanya,
klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan an mengunyah
makanan.
m)
Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n)
Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan bicara
cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan agak
kabur tetapi klien mampu pergi ke wisma lain tanpa bimbingan
orang lain atau menggunakan tongkat dan klien juga mampu
mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+), hiperemis (+).
2.
Data
Etiologi
Masalah
DS:
Interupsi
Nyeri
Klie pembedahan
n mengeluh nyeri pada mata katarak pada mata
kiri pot op menyebar ke kiri.
kepala saat terpapar sinar
matahari atau baru bangun
tidur.
Klie
n mengatakan bila nyeri
kambuh, mengalami kesulitan
tidur.
Klie
n
mengatakan
riwayat
operasi katarak mata kiri 16
hari yll.
DO:
Mat
a kiri berair, hiperemis(+)
IOL
(+)
DS:
Klie
n mengatakan mata kiri
terasa nyeri, panas dan nyeri
menyebar sampai ke kepala.
Peningkatan
Resiko infeksi
kerentanan
skunder terhadap
interupsi
pembedahan
katarak.
Klie
n mengatakan mata kirinya
terus
berair
dan
mengeluarkan kotoran.
3.
DO:
Keterbatasan
Sekr penglihatan.
et pada mata kiri (+).
Mat
a kiri berair(+)
Riw
ayat post op katarak 16 hari
yll.
Resiko cidera
DS:
Klie
n
mengatakan
matanya
terasa kabur sejak 3 tahun
yang lalu.
-
n mengatakan
sudah 85 tahun.
Klie
usianya
DO:
Klie
n berjalan tegap, cara
berjalan seimbang tapi
ragu ragu.
Klie
n mampu melihat dalam
jarak pandang 50 mtr.
-
yang lalu.
Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu
ragu.
Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr.
yang lalu.
Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu
ragu.
-
3.3 Perencanaan
No
1.
Diagnosa
Tujuan
Nyeri b/d interupsi Setelah diberikan
pembedahan
Intervensi
asuhan
Rasional
Evaluasi
Klien melaporan
Bantu
kenyamanan
kiri.
yang
berkurang ditandai
efektif
dengan
tidur
dan pengurangan
progresif ditandai
dengan:
dengan:
non
tidur
tercukupi 8 jam.
Lakukan
Nyeri berkurang.
Istirahat
yang
invasif
atau
non Beberapa
Nyeri berkurang.
tindakan
adalah
Istirahat
tercukupi
tinggikan
dapat
ubah
dan
meningkatkan
merah.
kenyamanan
antara
kepala
berbaring
jam.
bagian
tidur
pada
tidak
Distraksi
Latihan
klien.
relaksasi
Berikan
dukungan
penghilangan
tindakan
nyeri
dengan
Analgesik
mambantu
dalam
menekan
Observas
i nyeri terutama bila disertai
respon
nyeri
mual.
menimbulkan
kenyamanan
dan
pada
klien.
Pertegas
pembatasan
aktifitas
disebutkan
dokter
yang
mungkin
termasuk
peningaktan
tekanan
Berbaring
2.
Pembatasan diperlukan
utnuk
menguangi
gerakan
mata
mencegah
peningkatan tekanan
melebihi 10 kg.
okuler.
Pembatasan
Mandi
yang
peningkatan
Mengeda
tergantung
kerentanan skunder
terhadap
interupsi
n selama defekasi.
Setelah
diberikan
spesifik
beberapa
asuhan
luasnya
katarak.
keperawatan
pembedahan,
hari,
faktor, Infeksi
tidak
dan terjadi
ditandai
dengan:
preferensi
Tingkatka
ditandai dengan:
n penyembuhan luka:
Penyembuhan
pada
termasuk sifat
pembedahan
selama
dan
Berikan
dorongan untuk mengikuti
umur
serta
kesehatan
dokter,
status
klien
Kemerahan (-)
-
Edema
mata (-)
secara keseluruhan.
Pemahaman
klein
kelopak
Drainase
pada
infeksi.
asupancairan
kelopak
mata
mendorong
(-)
yang
adekuat.
Kemerahan (-)
teknik
Edema
kelopak
aseptik
Cuci
Peningkatan
Drainase
pada
kesehatan
mata
keseluruhan,
Ketika
Peningkatan suhu
tubuh (-)
secara
yang
meningkatkan
penyembuhan
penetes.
Ajarkan teknik ini kepada klien
dan anggota keluarganya.
meningkatkan
optimal
Pegang
untuk
mata (-)
kepatuhan klien.
Gunakan
Kaji
Teknik
aseptik
meminimialkan
masuknya
mikroorganisme dan
Kemerah
mengurangi
resiko
infeksi.
mata
Infeksi
konjungtiva
(pembuluh
darah menonjol)
Drainase
penglihatan.
tan suhu
-
laboratorium
(mis.
Deteksi
dini
infeksi
memungkinkan
penanganan
yang
cepat
untuk
Nilai
meminimalkan
abnormal
keseriusan infeksi.
Peningkatan
SDP,
Cidera
tidak
positif)
terjadi.
Klien
Setelah
diberikan
tidak mengalami
Lakukan
tindakan
untuk
cidera
mencegah
atau
asuhan
trauma
keperawatan
selama dirawat.
selama
hari,
kacamata
protektif
dan
ditandai dengan:
malam hari).
Klien
tidak
mengalami
cidera
trauma
atau
jaringan
selama dirawat.
Modifikas
i
lingkungan
menghilangkan
untuk
kemungkinan
Singkirka
pada
jahitan
dapat
menimbulkan
interupsi
menciptakan
bahaya:
-
Ketegangan
masuk
jalan
untuk
mikroorganisme.
jarigan
Pastikan
pintu dan laci tertutup atau
terbuka dengan sempurna.
Tinggikan
Gangguan penglihatan
atau menggunakan
pelindung
dapat
mempengaruhi
mata
dari
gangguan
ketajaman
dan
edalaman persepsi.
Tindakan
ini
dapat
mengurangi
resiko
terjatuh.
3.4 Implementasi
Waktu/tgl
4 12 2001
09.00
Implementasi
Evaluasi
Membe
Pembat
rikan HE pentingnya:
-
ien kooperatif.
asan aktifitas.
Asupan
gizi dan minum yang
memadai (makan 1 porsi
habis).
Mengur
angi paparan terhadap
sinar matahai atau kontak
langsung dengan benda
alergen.
5 12 2001
09.30
5 12 2001
11.00
Mengev
aluasi lingkungan kamar tidur
klien:
Penem
patan benda benda di
meja.
Kebersi
han lantai kamar.
Memas
ang
gorden
untuk
mengurangi
paparan
terhadap snar matahari.
arkan
teknik
kebersihan mata:
5 12 2001
12.30
6 12 2001
09.00
Kl
Mengaj
perawatan
Cara
membersihkan sekret.
Cara
meneteskan obat tetes
mata.
Mengg
unakan pelindung mata
bila keluar wisma di siang
hari.
Mengat
ur
posisi
tidur
klien
berbaring ke sisi mata yang
tidak dioperasi.
Kl
ien
berjanji
akan
selalu mengahbiskan
porsi
makanannya.Klien
banyak
bertanya
tentang nyeri yang
dirasakannya.
Kl
ien marapikan meja
kecil
di
samping
tempat tidur.
Kl
ien menata barang
barang (gelas, piring,
sendok) di atas tempat
tidur.
G
orden telah terpasang.
La
ntai kamar disapu dan
dipel oleh petugas.
Kl
ien
bersemangat
belajar memebrsihkan
sekret
mata.Klien
dapat
meneteskan
obat tetes mata sendiri
dibantu oleh teman
sekamarnya.
Kl
ien
sudah
punya
kacamata
pelindung
sinar matahari.
Kl
ien berbaring ke posisi
sebelah
kanan,
kadang berganti posisi
dengan semi fowler.
Kl
ien tampak kesulitan
mengikuti
instruksi,
tetapi mau mencoba
unutk berlatih.
Melatih
relaksasi untuk mengurangi
rasa sakit pada mata kiri.
3.5 Evaluasi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri
b/d
interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata
pembedahan katarak pada
mata kiri.
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
2.
Resiko
peningkatan
infeksi
kerentanan
(-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
3.
Resiko
cidera
keterbatasan penglihatan.
dan
tanpa
memakai
tongkat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekleompok lansia
dalam konteks peran perawat sebagai penerima asuhan keperawatan yang
diberikan secara profesional.
Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti
Sosial Tresna Werdha Bahagia Magetan dari tanggal 03 07 Deseber
2001, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk membina satu orang
klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai pada
tahap evaluasi guna mengetahui perkembangan kesehatan klien lansia
secara komprehensif.
4.2 Saran
1) Bagi institusi pengelola Panti Sosial Tresna Werdha Bahagia
Magetan.
Agar seoptimal mungkin menerapkan konsep pemikiran yang telah
disepakati guna meningkatkan fungsi dan peran panti secara optimal.
2) Bagi pembimbing PSIK FK Unair Surabaya
Agar
seoptimal
mungkin
mengupayakan
kehadiran
serta
DAFTAR PUSTAKA
Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan
Hidup Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair.
Surabaya
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan,
1.
Analisis Situasi
Klien Ibu Jaikem riwayat operasi katarak pada mata kiri 16 hari yang
lalu. Pada saat pengkajian Ibu jaikem mengeluh mata kiri terasa nyeri
menyebar sampai ke kepala dan terasa panas. Mahasiswa juga melihat
adanya penumpukan sekret pada mata kiri post op, mata kemerahan (+),
keterbatasan penglihatan (+) lk. 50 meter.
2.
Latar Belakang
Katarak merupakan suatu penyakit akibat kekeruhan pada lensa
yang mengakibatkan terjadinya penurunna fungsi penglihatan secara
progresif. Pada lanjut usia masalah penyakit katarak merupakan salah satu
penyakit yang umum terjadi pada klien. Untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan klien sehingga klien dapat seaksimal mungkin memenuhi
kebutuhan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari hariinya secara
mandiri, maka perlu kiranya dilakukan suatu pendidikan kesehatan agar
klien dapat memahami pentingnya melakukan perawatan mata post operasi
serta mampu melakukan perawatan mata post operasi secara mandiri.
3.
Tujuan
3.1 Tujuan umum
Agar klien mampu melakukan perawatan mata post operasi secara
mandiri.
3.2 Tujuan khusus
c)
4.
Materi
4.1 Tujuan perawatan mata post operasi
4.2 Pembatasan aktifitas sementara
4.3 Teknik perawatan mata post operasi
5.
Metode
Diskusi dan tanya jawab.
6.
Kegiatan
No
1.
Tahap kegiatan
Pembukaan (5)
Kegiatan
Menyampaikan
salam.
2.
Isi dan
pengembangan (15)
kontrak kemarin
kegiatan diskusi.
Penutup (10)
Menyampaikan
tujuan kegiatan.
3.
Mengingatkan
untuk mengadakan
Menjelaskan tujuan
perawatan mata post operasi
Menjelaskan
pembatasan aktifitas sementara yang
harus dilakukan klien.
Memberi
kesempatan untuk bertanya.
Mengajarkan teknik
perawatan mata post operasi secara
sederhana.
Memberi
kesempatan redemonstrasi
Memberi
kesempatan bertanya.
Menyimpulkan
kegiatan bersama klien.
Menutup kegiatan
denagn ucapan salam.
7.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dan redemonstrasi.
8.
Daftar Pustaka
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan
Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada
Praktek Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging.
Little Brown and Company. Boston
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit
PT Gramedia, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James
Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
Penyusun,
Mahasiswa PSIK II, Gerbong I,
Lampiran Materi
1.
b)
c)
2.
b)
c)
d)
Mandi keramas
e)
Mengedan
f)
g)
h)
3.
Kapas bersih
Handuk bersih
b)
c)
bersih,
keringkan
mata
dengan
cara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugraha Nya, atas
berkah dan anugerah Nyalah maka penyusunan laporan individu dengan
judul Peran Perawat Dalam Penanggulangan Masalah Keperawatan Pada
Klien Lansia Ibu Jaikem Dengan Post Operasi Katarak Di Wisma Pandu, PSTW
Bahagia Magetan tanggal 03 07 Desember 2001 ini dapat penulis
selesaikan.
Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih
kepada pihak pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran ,
masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik,
yaitu:
1.
sehingga
2.
3.
4.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul.....................................................................................
ii
iii
Daftar Isi...............................................................................................
iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................
11
13
3.1 Pengkajian............................................................................
20
26
3.3 Perencanaan........................................................................
28
3.4 Implementasi........................................................................
34
3.5 Evaluasi.................................................................................
35
BAB 4 PENUTUP...................................................................................
36
4.1 Kesimpulan...........................................................................
36
4.2 Saran.....................................................................................
36
Daftar Pustaka......................................................................................
37
Lampiran lampiran.............................................................................
38
38
41