You are on page 1of 12

KRIMINOLOGI

Oleh :
Aswandi,SH.,M.Hum

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

1. PENDAHULUAN

2. TUJUAN MEMPELAJARI KRIMINOLOGI

Arti dan Pengertian Kriminologi :


- Kriminologi dari kata Crimen = Kejahatan; Logos
= pengetahuan atau Ilmu Pengetahuan.
- Dg demikian kriminologi adalah ilmu/pength ttg
kejht.
- istilah kriminologi pertama kali digunakan oleh
P.Topinard (Antropolog Prancis, th 1879) dan
sebelumnya dg istilah Antropologi Kriminal.
- Oleh E.Sutherland, Kriminologi adalah seperangkat
pength yg melihat kejahatan sbg fenomena sosial.
Termasuk di dlm-nya : proses pembuatan UU;
pelanggaran UU, dan reaksi terhdp pelanggar UU.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

3. ARTI KRIMINOLOGI BAGI HK. PIDANA (3.1)


- Hubungan Kriminologi dan Hk.Pidana sangat erat :
Hasil penyidikan kriminologi dpt membantu
pemerintah menangani masalah kejht. (terutama
dibidang etiologi kriminal & penologi).
Penelitian kriminologi dpt digunakan utk membantu
bidang pembuatan UU pid. (kriminalisasi) jg
pencabutan UU (dekreminalisasi), mk-nya kriminologi
disebut sbg signalwetenschap.
- Bahkan aliran modern menginginkan agar kriminologi
digabung dgn hk pid. sbg ilmu bantu menangani hasil
penyelidikan Politik Kriminal (von Liszt).

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Secara umum bertujuan :


Mempelajari kejht dr berbagai aspek, dg ini
diharapkan dpt memperoleh pemahaman
mengenai fenomena kejht dgn lebih baik.
Setelah th 1960-an, dg Sosiologi Hk Pidana sbg
obyek utama kriminologi bukan hanya
memperoleh pemahaman yg lebih baik terhdp
masalah kejahatan & fenomena kejht pd
umumnya, tetapi juga Hukum pd umumnya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

3. ARTI KRIMINOLOGI BAGI HK. PIDANA


(3.2/1-5)
- Dg demikian, Kriminologi sbg petunjuk jitu dlm
penanganan Hk pid. & pelaksanaannya, yg
semuanya ditujukan utk melindungi warga negara dr
Penjahat.
- Kriminologi (sos.hk pidana), yg mengarahkan studinya
pd proses pembuatan & bekerjanya UU dpt
memberikan sumbangan besar dibidang Sist.
Perad.Pid.(SPP) spt :
Penelitian ttg Penegakan Hukum;
Disamping utk per-uu-annya sendiri ;
Utk memperbaiki bekerjanya aparat penegak hk
spt memberikan perhatian terhdp hak-hak
terdakwa maupun korban kejht;
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

4. SEJARAH PERKEMBANGAN PENGERTIAN


KEJAHATAN (4.1)
- Pd mulanya tdk ada pembatasan resmi & campur tangan
penguasa terhdp kejahatan, melainkan kejht dipandang
sbg persoalan pribadi (keluarga).
- Kemudian dlm perjalanan waktu, kejht menjadi urusan
Raja (negara), bhw main hakim sendiri dilarang.
- Pd abad ke 18 muncul mazhab klasik, yaitu sbg reaksi
atas ketidak pastian Hk & ketidak adilan serta
kesewenang-wenangan penguasa.
Ttg kejht oleh Mazhab Klasik diartikan sbg perb. Yg
melanggar UU, dan yg terpenting adalah doktrin
nullum crimen sine lege (tdk ada kejht jika UU tdk
menyatakan perb. tsb sbg perbuatan yg dilarang).

4. SEJARAH PERKEMBANGAN PENGERTIAN


KEJAHATAN (4.2)
Takut adanya ketidakpastian & kesewenangwenangan dr penguasa (hakim), mk mnrt mazhab
klasik, hakim hanyalah sbg mulut/corong UU saja.
- Lama kelamaan timbul ketidak puasan terhdp ajaran
mazhab Klasik & akhirnya pd abad ke-19 muncul
pandangan baru yg disebut mazhab positif, yaitu :
Dlm studi terhdp kejh, lebih menitik beratkan pd
pelakunya.
Berusaha mengatasi relativitet dr hk pid. dgn
mengajukan konsep kejht yg non hk serta
mengartikan kejht sbg perbuatan yg melanggar hk
alam (Natural Law) (dipelopori C.Lombroso, dokter
ahli ilmu kedokt.keh.).

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

4. SEJARAH PERKEMBANGAN PENGERTIAN


KEJAHATAN (4.3)

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.1)

- Perkembangan selanjutnya, konsep kejht yg non hk ini


banyak menguasai pr sarjana kriminologi di Amerika
terutama sampai pertengahan abad 20.

1. Hubungan Kejht dgn Hukum (UU).


Kejahatan terutama merupakan pengertian hk, yaitu
perb. manusia yg dpt dipidana oleh hk pid.

- Beberapa kritik yang diajukan terhdp mazhab Amerika


ini a.l. oleh Ray Jeffery, bhw :
Kejht hrs dipelajari dlm kerangka hk pidana, krn dr hk
pid. dpt diketahui dg pasti dlm kondisi bagaimanakah
suatu tingkah laku dipandang sbg kejht & bagaimana
per-UU-an berinteraksi dg sist. norma yg lain.

2. Hub. Kejahatan dgn Norma-Norma yg lain :


Secara teknik yuridis, istilah kejht adalah
perbuatan-perbuatan yg oleh UU dinyatakan sbg
tindak pidana.
Akan tetapi bg kriminologi harus ada kebebasan utk
memperluas studinya di luar batas pengertian
yuridis, paling tdk utk dpt digunakan sbg petunjuk
dlm menelusuri yg dipandang sbg kejahatan.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.2)

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.3)

a. Hubungan Kejahatan dengan Agama.


Mslhnya, apakah kejahatan sama dgn perb.yg
dilarang agama (apakah kejahatan sama dgn dosa
dan Hk.Pid. daftar dr perbuatan dosa) ?
Pd abad 19 muncul teori (Maine), Agama sumber
Hk dan doktrin bhw kejht polusi bagi masy. Ttpi
ajaran tsb tdk ditrima oleh para penulis modern.
Dlm kenyataan bhw perbuatan/gejala sosial yg
dilarang agama, tetapi tdk dijadikan tindak pidana
spt homosek, inseminasi buatan, keluarga
berencana, aborsi, bunuh diri di beberapa negara, dll.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

b. Hub.Kejahatan dengan kebiasaan.


- Sering dikatakan kebiasaan sumber Hk &
kebiasaan ditarik menjadi perb.yg dilarang Hk.
c. Hub. kejahatan dengan moral.
- Hub. kejhtn dgn moral, sejak dulu hingga kini sdh
banyak & (masih) manarik utk dibicarakan.
- Menurut G.P.Hoefnagel, hubungan antara

kejahatan (dlm pengertian yuridis) dgn


moral dpt digambarkan sbg dua buah
lingkaran dgn berbagai bentuk sbb :

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.4)

5. KEJAHATAN DN HUBUNGANNYA DENGAN


NORMA-NORMA (5.5)
a moral

a moral

kejahatan
kejahatan

1) Menurut pandangan ini bhw : Semua tindak Pidana


merupakan perb. yg melanggar moral. Pd pandangan
ini (termasuk mereka yg menganggap kejht sbg dosa &
mrk yg percaya) bhw pemerintah adalah pemberian
Tuhan (disebut sbg model Bonger).

2) Bg Mereka yg berpandangan ini, berpendapat bhw :


Hampir semua tind.pid. merupakan perb. yg
melanggar moral, hanya sebagian kecil saja yg tdk
melanggar moral (pandangan ini melihat moral sbg
pengertian absolut yaitu semata-mata sbg generalisasi
dr kode moral mereka).

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.6)

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.7)
a moral

a moral
kejahatan
3) Menurut pandangan ini bhw :
Hanya kejht sangat berat saja yg merupakan perb.
bertentangan dg moral, sedangkan sebagian besar
tind.pid tdk bertentangan dg moral (Pandangan ini
mendasarkan pd kenyataan bhw dlm masy terdpt
berbagai kelomp. masy yg seringkali memiliki
pandangan moral yg berbeda-beda).

Kejahatan
4) Pandangan ini memisahkan moral pribadi/klomp.
dg Hk pid. Krn mrk yg menganut pandangan ini tdk
melihat norma mrk tercermin dlm per-UU-an pidana
(sangat berbeda). Menurut mrk Hk Pid. hanya sbg alat
teknis utk membuat masy berfungsi, & setiap
individu/kelompok akan mengikuti norma-norma dan
nilai-nilainya sendiri, terlepas dr Sist.Hk Pid.yg memiliki
tujuannya sendiri.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

5. KEJAHATAN DAN HUBUNGANNYA


DENGAN NORMA-NORMA (5.8)

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRMINOLOGI (6.1)

5) Menurut H.Mannheim, hubungan kejahatan dgn


moral dpt digambarkan sbg dua buah lingkaran
yg saling tumpang tindih, spt gambar berikut :
a moral

kejahatan

A = Sejmlh perbuatan yg dipandang amoral ttpi tdk


illegal.
B = Sejmlh perbuatan yg dipandang amoral & juga
illegal.
C = Sejmlh perbuatan yg dipandang illegal, tetapi tidak
amoral.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Menurut Sutherland, kriminologi terdiri 3 bagian utama,


yaitu :
1. Etiologi kriminal, yaitu usaha secara ilmiah utk
mencari sebab-sebab kejahatan.
2. Penology, pengetahuan yg mempelajari ttg sejarah
lahirnya hukuman, perkembangannya serta arti &
faedahnya.
3. Sosiologi hukum (pidana), yaitu analisis ilmiah
terhdp kondisi-kondisi yg mempengharuhi
perkembangan Hk pidana.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRIMINOLOGI (6.2)

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRIMINOLOGI (6.3)

Secara garis besar kriminologi mempelajari :


1. Kejahatan.
2. Pelaku (pembuat kejahatan).
3. Reaksi masy. terhdp Kejahatan dan Pelaku.
Ad. 1. Kejahatan (perbuatan yg disebut sbg kejht).
- Apakah yg dimaksud dg kejahatan ? yaitu : normanorma (perb.-perb.) yg termuat di dlm peraturan Pid./UU
pidana yg dinyatakan sbg tindak pidana.
- Namun dg perkembangan kriminologi th 1960-an ke atas
(studi sosiologis terhdp per-uu-an pid.), bhw
dijadikannya perb.tertentu sbg kejht (tin.pid) tdk hanya
dipengaruhi oleh besar kecilnya kerugian yg
ditimbulkannya/krn bersifat amoral, melainkan lebih
dipengaruhi kepentingan-kepentingan (politik).

- Sbg akibat dijadikannya perb.tertentu sbg kejht (tin.pid)


yg lebih dipengaruhi kepentingan-kepentingan (politik)
tsb itulah, mk kriminologi memperluas studinya terhdp
perb-perb yg dipandang sangat merugikan masy.luas
(baik kerugian materi maupun kerugian/bahaya terhdp
jiwa dan kesehatan manusia), walaupun tdk diatur dlm
UU pidana.
- Sejalan dgn itulah, mk bdn PBB menyelenggarakan
Konggres ke-5 ttg Pencegahan Kejh. & pembinaan
Pelanggar Hukum pd bln Sept.1975 di Jenewa, telah
memberikan rekomendasi yaitu : memperluas
pengertian kejhtn terhdp tindakan penyalahgunaan
kekuasaan ekonomi secara melawan hk (illegal abuses
of economic power), spt .

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRTIMINOLOGI (6.4.)

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRIMINOLOGI (6.5)

Ad.2. Pelaku (orang yg melakukan kejht, sering disebut


Penjahat).
- Studi terhdp pelaku ini (terutama oleh kriminologi
positivis), dgn tujuan mencari sebab-sebab orang
melakukan kejahatan.
- Dlm mencari sebab-sebab kejahatan, secara
tradisional orang mencarinya dr aspek biologis, psikis
dan social-ekonomi.
- Biasanya studi ini dilakukan terhdp mereka yg
dipenjara/bekas terpidana. Cara studi spt itu
mengandung beberapa kelemahan.
- Kemudian di dlm perkembangannya, studi terhdp
pelaku ini diperluas dgn studi ttg korban kejaht.

Ad.3. Reaksi masyarakat terhadap Kejahatan dan Pelaku.


Studi mengenai reaksi masy terhdp kejht bertujuan
: Mempelajari pandangan serta tanggapan
masy. terhdp perbuatan-perbuatan (gejala) yg
timbul di masy yg dipandang sbg
merugikan/membahayakan masy luas, akan ttpi
UU belum mengaturnya.
Berdasarkan studi ini bisa dihasilkan apa yg disebut
sbg kriminalisiasi, dekriminalisasi (depenalisasi).
Studi mengenai reaksi masy terhdp kejht ini bg masy
kita sangat penting.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

6. RUANG LINGKUP & OBYEK STUDI


KRIMINOLOGI (6.6)

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM


KRIMINOLOGI (7.1)

- Studi mengenai reaksi masy terhdp pelaku (penjht)


bertujuan :
Utk mempelajari pandangan-pendangan dan
tindakan-tindakan masy terhdp pelaku kejht.
(khususnya oleh penologi).
- Dgn perkembangan kriminologi setelah th 1960-an,
yaitu sbg pengaruh berkembangnya perspektif
labeling dan kriminologi kritis, studi mengenai reaksi
masy. ini terutama diarahkan utk :
- Mempelajari proses bekerjanya (dan pembuatan)
hukum, khususnya bekerjanya aparat penegak
hukum.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Aliran pemikiran adalah :


Cara pandang (kerangka acuan, perspektif,
paradigma) yg digunakan oleh para kriminolog dlm
melihat, menafsirkan, menanggapi dan menjelaskan
fenomena kejahatan.
- Oleh krn pemahaman kita terhdp dunia sosial
dipengaruhi oleh cara kita menafsirkan peristiwaperistiwa yg kita alami/lihat, sehingga bg ilmuwan jg
cara pandang yg dianut akan mempengaruhi wujud
penjelasan maupun teori yg dihasilkannya.
- Dg demikian utk dpt memahami dgn baik penjelasan
dan teori-teori dlm kriminologi, perlu diketahui
perbedaan-perbedaan aliran pemikiran/ paradigma
dlm kriminologi.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM


KRIMINOLOGI (7.2)

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIREN DLM


KRIMINOLOGI (7.3)

- Dlm kriminologi modern dikenal 3 aliran pemikiran


(paradigma) utk menjelaskan fenomena kejht, yaitu : 1)
kriminologi klasik,
- 2) kriminologi positivis, &
- 3) kriminologi kritis.
Ad.1. Kriminologi klasik.
- Aliran pemikiran ini berdasarkan pd pandangan bhw
intelegensi & rasionalitas merupakan ciri fundamental
manusia, & menjadi dasar bg penjelasan perilaku
manusia, baik yg bersifat perorangan maupun kelompok.
- Maka masy dibentuk sebagaimana adanya sesuai dg
pola yg dikehendakinya. Ini berarti bhw manusia
mengontrol nasibnya sendiri, baik sbg individu maupun
masyarakat.

- Demikian pula kejahatan dan penjahat dipandang dr


sudut Hk, artinya kejht adalah perb. yg dilarang UU
pidana, sedangkan penjht org yg melakukan kejahatan.
- Kejht dipandang sbg hasil pilihan bebas dr individu yg
menilai untung ruginya melakukan kejht.
- Tanggapan yg diberikan oleh masy agar individu tdk
melakukan pilihan dg berbuat kejht yaitu dg cara
meningkatkan kerugian yg hrs dibayar, dan sebaliknya
dg menurunkan keuntungan yg dpt diperoleh dr
melakukan kejht.
- Dlm hub. ini, mk tugas kriminologi adalah :
Membuat pola dan menguji sistem hukuman yg akan
meminimalkan tindak kejahatan.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM


KRIMINOLOGI (7.4)

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM


KRIMINOLOGI (7.5)

Ad.2) Kriminologi Positivis.


- Aliran ini bertitik tolak pd pandangan bhw :
Perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor di luar
kontrolnya, baik yg berupa faktor biologis maupun
kultural.
- Ini berarti bhw manusia bukan makhluk yg bebas utk
berbuat menuruti dorongan kehendaknya dan
intelegensinya, akan tetapi makhluk yg dibatasi atau
ditentukan oleh situasi biologis atau kulturalnya.
- Aliran pemikiran ini telah menghasilkan dua
pandangan yg berbeda, yaitu determinis biologis
dan determinis kultural.

- Aliran positivis dlm kriminologi mengarahkan pd usaha


utk menganalisis :
Sebab-sebab perilaku kejhtn melalui studi ilmiah
ciri-ciri penjht dr aspek fisik, sosial dan kultural.
- Oleh krn kriminologi positivis ini dlm hal-hal tertentu
menghadapi kesulitan utk menggunakan batasan UU,
akibatnya mereka cenderung utk memberikan batasan
kejht secara alamiah, yaitu :
Lebih mengarahkan pd batasan terhdp ciri-ciri
perilaku itu sendiri drpd perilaku yg didefinisikan yg
didefinisikan oleh UU.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

7. ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM


KRIMINOLOGI (7.6)

8. CARA-CARA PENDEKATAN MEMPELAJARI


KEJAHATAN SERTA RISET/METODE DLM
KRIMINOLOGI (8.1)

Ad.3. Kriminologi Kritis.


- Aliran pemikiran ini mulai berkembang setelah th 1960an, yaitu sbg pengaruh dr semakin populernya
perspektif labeling.
- Aliran pemikiran ini tdk berusaha menjawab persoalan
apakah perilaku manusia bebas atau ditentukan, ttpi
lebih mengarahkan pd proses-proses yg dilakukan
manusia dlm membangun dunianya dimana dia
hidup.
- Dg demikian Kriminologi Kritis : mempelajari prosesproses & kondisi-kondisi yg mempengaruhi pemberian
batasan kejhtn kpd org-org & tindakan-tindakan tertentu
pd waktu & tempat tertentu.
- Pendekatan aliran pemikiran ini dibedakan pendekatan
interaksionis dan pendekatan konflik.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

A. Cara-cara Pendekatan dlm Mempelajari Kejahatan :


Dlm meneliti kejht, secara umum dikenal 3 cara
pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Deskriptif.
2. Pendekatan Kausal.
3. Pendekatan Normatif.
B. Riset dan Metode dlm Kriminologi :
Riset adalah sbg penggunaan prosedur baku/
sistematik dlm mencari pengetahuan. Paling tdk riset
Kriminologi mempunyai kegunaan :
1. Kegunaan teoritis.
2. Kegunaan praktis.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

8. CARA-CARA PENDEKATAN MEMPELAJARI


KEJAHATAN SERTA RISET/METODE DLM
KRIMINOLOGI (8.2)
-

9. TEORI-TEORI TTG SEBAB-SEBAB


KEJAHATAN (9.1)
- Aliran positivis mencari sebab-sebab kejht pd pelaku
kejahatan.

Menurut H.Mannheim, metode yg digunakan dlm


penelitian Kriminologi adalah :
a. Metode Primer (Statistik Kriminal; Tipologi; Studi
Kasus/ Individual).
b. Metode Sekunder (Metode sosiologis; metode
eksperimental; metode Prediksi; metode
operasional).
- Dari berbagai metode di atas, statistik kriminal
dipandang sbg metode yg mempunyai kedudukan
utama dlm kriminologi (positivis).

- Krn waktu itu org percaya bhw penjht merupakan


jenis manusia khusus yg berbeda dg orang
kebanyakan.
- Secara tradisional, ciri-ciri tersbt dicari pd ciri-ciri
biologis, psikis dan sosio-kultural (ini sesuai dg
perkembangan teori-teori yg dikembangkan oleh
mashab-mashab dlm bidang etiologi kriminal).

- METODE STATISTIK.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

9. TEORI-TEORI TTG SEBAB-SEBAB


KEJAHATAN (9.2)

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK (BIOLOGI KRIMINAL) (10.1)

Teori-teori yg mencari sebab-sebab kejht dari aspek biologis,


psikis, dan sosio-kultural sbb :
1. Teori-teori yg mencari sebab kejht dr aspek fisik
(biologi kriminal).
2. Teori-teori yg mencari sebab kejht dr faktor
psikologis & psikiatris (psikologi kriminal).
3. Teori-teori yg mencari sebab kejht dr faktor sosiokultural (sosiologi kriminal).

- Mencari sebab kejht dr ciri-ciri biologis dipelopori ahliahli frenologi spt Gall (1758-1828), Spurzheim (17761832), mencoba mencari hub. bentuk tengkorak
kepala dg tingkah laku. Mereka mendasarkan pd
pendpt Aristoteles, bhw otak merupakan organ dr
akal.
- Ajaran ahli-ahli frenologis ini mendasarkan pada
preposisi dasar :
1. Bentuk luar tengkorak kepala sesuai dg apa yg
ada didlmnya dan bentuk dr otak.
2. Akal terdiri dr kemampuan atau kecakapan,

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK
(BIOLOGI KRIMINAL) (10.2)

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK
(BIOLOGI KRIMINAL) (10.3)

3. Kemampuan atau kecakapan ini berhubungan


dg bentuk otak dan tengkorak kepala. Oleh krn
otak merupakan organ dr akal sehingga
benjolan-benjolan-nya merupakan petunjuk dr
kemampuan/kecakapan tertentu dr organ.
- Studi ini telah membuka jalan bg mereka yg mencari
hubungan antara kjht dg ciri-ciri biologis.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

1.

C.Lombroso (1835-1909) dipandang sbg Bpk


Kriminologi modern & pelopor mazhab positive.
Ajaran Lombroso sekarang hanya berarti bg sejarah
perkembangan kriminologi.
- Pokok-pokok ajaran Lombroso :
1) Mnrt Lombroso, pejahat org yg punya bakat jahat.
2) Bakat jahat tsb diperoleh krn kelahiran (diwariskan
dr nenek moyang).
3) Bakat jht tertentu dpt dilihat dr ciri-ciri biologis
tertentu, spt muka tdk simetris, bibir tebal, hidung
pesek.
4) Bhw bakat jht tst tdk dpt diubah/tdk dpt
dipengaruhi.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK
(BIOLOGI KRIMINAL) (10.4)
- Dlm mengajukan teorinya tsb Lombroso
menggunakan teori evolusi Darwin serta
menggunakan hipotesa atavisme (keturunan). Menrt
Lombroso, kjht adalah perbuatan yg melanggar
Hk.alam (latural law).
- Pengaruh teori Lombroso :
a) Positif, pr ahli hk pid. bisa berpandangan :
pejht sbg subyek & bukan sbg obyek belaka,
sehingga ada perhatian terhdp aspek
subyektif dr pelaku; juga sbg mendorong
perkembangan ilmu psikiatri.
b) Negatif, pen.hk (hakim) bisa berprasangka/
sikap, bhw terdakwa dianggap memiliki ciriciri pejht, sehingga merugikan
kepentingannya.

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK (BIOLOGI KRIMINAL) (10.5)
2. Kritik utama thdp ajaran Lombroso adalah dr mazhab
lingkungan, a.l. A.Lacassagne, L.Manouvrier,
G.Tarde, yg menekankan pentingnya faktor
lingkungan.
- Menurut Lacassagne, masy mempunyai penjht
sesuai dg jasanya. Berarti tergantung dr masy itu
sendiri dlm menghadapi kjht yg ada, sedangkan
penjht dianggap kurang berperan.
- Lacassagne membandingkan penjht sbg bakteri,
apakah berkembang atau tdk, ini tergantung tempat
dimana ia ditempatkan. Jk ditaruh ditempat steril
mk tdk dpt berkembang. Jd masy diumpamakan sbg
tempat meletakkan bakteri tsb.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK (BIOLOGI KRIMINAL) (10.6)

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK (BIOLOGI KRIMINAL) (9.7)

3. E. Ferry (1856-1928) murid Lombroso, berusaha


menyelamatkan ajaran Lombroso dg mengakui
pengaruh lingkungan dlm terjadinya kejht.
Ferry mengajukan rumus ttg timbulnya kejht,
bhw Tiap-tiap kejht resultante dr keadaan
individu, fisik, dan sosial, yaitu sbb :
Kejahatan = Individu + Sosial + fisik.
Individu dipecah menjadi Bakat & Lingkungan,
sedangkan sosial adalah lingk. manusia & fisik
adalah lingkungan alam, sehingga formulanya
menjadi :
Kejahatan = Bakat + Lingkungan + lingkungan

- Oleh Ferry, bakat diartikan sbg bakat jahat.


- Meski Ferry mengakui pengaruh lingkungan terhdp
kejht, namun bg-nya, faktor yg menentukan
terjadinya kejht tetap dr bakat (jahat), sedangkan
lingkungan hanya memberikan bentuk kejht.
- Jd jelas bhw Ferry pendukung utama ajaran
Lombroso.
- Kritik terhdp ajaran Ferry spt A.Quetelet yg
mengajukan variasi individu (juga Bouger); jg
penelitian-penelitian oleh beberapa sarjana, spt
Manouvrier, Goring, bhw: skala-slaka yg digunakan
Lombroso mengenai penjahat juga terdpt pd
banyak kelompok lain spt mhs, jururawat, polisi,
militer.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

10. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


ASPEK FISIK (BIOLOGI KRIMINAL) (10.8)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.1)

- Penelitian lain mis. utk menjwb persoalan apakah


kejht itu ciri-ciri yg diwariskan, yaitu dilakukan dg cara
mengurut keturunan (silsilah) (Spt oleh Dugdale &
Estabrook terhdp keluarga Juke, dihub.kan dg
penelitian terhdp keluarga Jonathan Edward).
- Kritik-kritik tsb menunjukkan kelemahan-kelemahan
dr ajaran biologi kriminil & utk sementara digantikan
oleh ajaran lingkungan sbg sebab utama timbulnya
kejhtn.
- Uraian terhdp teori Lombroso maupun terhdp kritikkritik yg diajukan menunjukkan, bhw mrk sama-sama
sependpt bhw penjht sama dg napi (bekas napi). Hal
inilah yg merupakan kelemahan mendasar dr
kriminologi masa lampau.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Usaha mencari sebab-sebab kejht dr faktor psikis termasuk


agak baru.
- Seperti halnya pr positivis pd umumnya, usaha mencari
ciri-ciri psikis pd pr penjht didasarkan anggapan bhw :
Penjht merupakan orang-orang yg mempunyai ciri-ciri
psikis yg berbeda dg orang-orang bukan penjht, & ciri-ciri
psikis tsb terletak pada intelegensinya yg rendah.
- Bagaimanapun jg psikologi kriminal haruslah didasarkan
pd psikologi itu sendiri, sedangkan psikologi termasuk
ilmu yg perkembangannya agak lambat.
- Pd umumnya ahli-ahli psikologi mengembangkan
ilmunya dg cara membagi manusia dlm tipe-tipe tertentu
(tipologi). Akan tetapi tipologi yg dihasilkan tsb tdk bisa
begitu saja diterapkan pd pr penjahat.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.2)
- Psikologi kriminal adalah mempelajari ciri-ciri psikis dr
para pelaku kejahatan yg sehat (sehat dlm pengertian
psikologi).
- Krn konsep ttg jiwa yg sehat itu luas, mk pembicaraan
dimulai dr bentuk-bentuk gangguan mental (khususnya
yg sering muncul pd kasus-kasus kejht), selanjutnya
mengenai psikologi kriminil dr pelaku kejahatan yg
sehat.
- Bentuk-bentuk gangguan mental berupa : Psikoses,
Neuroses, & Cacat mental.

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.4)
(c) Encephalitis. Umumnya penderita adalah
anak-anak. Sering melakukan tindakantindakan anti sosial, pelanggaran seks.
(d) Senile dementia. Umumnya penderita adalah
pria sudah lanjut usia dg kemunduran pd
kemampuan fisik & mental, gangguan
emosional & kehilangan kontrol terhdp
dorongan seksual, bersamaan dg timbulnya
kecurigaan terhdp orang lain, menimbulkan
tindak kekerasan atau pelanggaran seksual
terhdp anak-anak.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.3)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.5)

A. PSIKOSES.
Psikoses dibedakan : Psikoses organis, & Psikoses
fungsional.
1. Psikoses Organis.
Bentuk-bentuk psikoses organis a.l :
(a) Kelumpuhan umum dr otak, ditandai dg
kemerosotan terus menerus dr seluruh
kepribadian, pd tingkat permulaan, mk perb.
Kejht spt pencurian, penipuan, pemalsuan dg
terang-terangan & penuh ketololan.
(b) Traumatik psikosis yg diakibatkan oleh luka pd
otak disebabkan dr kecelakaan (gegar otak).
Penderita mudah gugup dan cenderung
melakukan kejahatan kekerasan.

(e) Puerperal insanity. Penderitanya wanita sedang


hamil (beberapa saat setelah melahirkan), yg
diakibatkan krn kekhawatiran luar biasa disebabkan
krn kelahiran anak yg tdk dikehendaki, tekanan
ekonomi dan kelelahan phisik.
Kejht yg dilakukan berupa aborsi, pembunuhan
bayi, pencurian. Di Inggris, misalnya terhdp wanita
yg membunuh bayinya krn pengaruh gangguan ini
hanya dituntut sbg melakukan penganiayaan yg
mengakibatkan kematian.
Bandingkan dg ancaman pidana antara Psl. 338 dg
Psl 341 dan 308 KUHP).

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.6)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.7)

(f) Epilepsi. Merupakan salah satu bentuk psikoses yg


sangat terkenal, tetapi jg salah satu bentuk
psikoses yg sukar dipahami. Bentuk gangguan ini
sangat bermacam-macam.
(g) Psikoses yg diakibatkan dr alkohol.
Persoalan yg dpt diajukan adalah : (1) seberapa
jauh pemabukan dipandang sbg pelanggaran Hk ?
(2) seberapa jauh pemabukan merupakan
penyebab timbulnya kejahatan ? (3) apakah makna
pemabukan dlm psikiatris ? (4) seberapa jauh sikap
Hk Pidana terhdp kejht yg dilakukan sbg akibat
tingkat pemabukan yg berbeda-beda ?

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Dari pandangan psikiatris & kriminologi dpt dibedakan 3


tipe pengguna alkohol :
(1) Tipe normal. Mrk memakai alkohol kadang-kadang
saja. Pemakaian alkohol disini dpt mengganggu
kemampuan phisik & mental yg kadang-kadang dpt
menghasilkan kejahatan kekerasan, pelanggaran
seks, pembakaran atau balas dendam.
(2) Peminum pathologist, terjadi pd orang-orang yg
mentalnya tdk stabil, dsb. Orang spt ini akan
menjadi garang meskipun hanya minum alkohol
dlm jumlah yg sangat sedikit.
(3) Alkoholis yg kronis, yg dpt mengakibatkan menjadi
kurang waras dg halusinasi.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.8)
2. Psikoses Fungsional.
Bentuk psikoses fungsional yg terutama adalah :
(a) Paranoia. Penderitanya al. diliputi oleh khayalan
(delusi), merasa hebat, merasa dikejar-kejar.
(b) Manic-depressive psikhoses. Penderitanya
menunjukkan tanda-tanda perubahan dr
kegembiraan yg berlebih-lebihan ke kesedihan.
Keadaan yg demikian bisa berlangsung berharihari bahkan berminggu-minggu atau lebih lama
lagi. Kejahatan yg dilakukan misalnya kejahatan
kekerasan, bunuh diri, pencurian kecil-kecilan,
penipuan, pemabukan.

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.9)
(c) Schizophrenia. Sering dianggap sbg bentuk
psikoses fungsional yg paling banyak dan
penting.
Pd penderitanya ada kepribadian yg pecah.
Melarikan diri dr kenyataan. Hidup dg fantasi,
delusi dan halusinasi. Tdk bisa memahami
lingkungannya. Kadang-kadang merasa ada
orang yg menghipnotis dirinya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.10)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.11)

B. NEUROSES.
- Perbedaan antara psikoses dan neuroses masih
merupakan hal yg konroversi. Secara statistik
pelanggaran Hk lebih banyak dilakukan oleh
penderita neuroses dr pd psikoses.
- Berikut ini akan dibicarakan beberapa bentuk
neuroses yg sering muncul di pengadilan.
(1) Anxiety Nueroses dan Phobia.
Keadaannya ditandai dg ketakutan yg tdk wajar
dan berlebih-lebihan terhdp adanya bahaya dr
sesuatu atau pd sesuatu yg tdk ada sama sekali.
Jika dihubungkan dg obyek atau ideologi tertentu
disebut phobia.

(2) H i s t e r i a.
Terhdp disosiasi antara dirinya dg
lingkungannya diberbagai bentuk. Umumnya
sangat egosentris, emosional & suka sombong
(Umumnya wanita).
(3) Obsessional dan Compulsive Neuroses.
Penderita punya keinginan/ide-ide yg tdk
rasional & tdk dpt ditahan. Ini disebabkan
ketakutan utk melakukan keinginan tsb. (krn
adanya norma-norma/akibat-akibat tertentu).
Bentuk-bentuk Obsessional & Compulsive
Neuroses: kleptomania, discomania, fetishisme,
exhibitonist, pyromania. Penelitian ttg
kleptomania oleh T.C.N. Gibben, pencurian di
supermarket.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.12)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.13)

C. CACAT MENTAL.
Pengertian cacat mental lebih ditekankan pd
kekurangan intelegensia drpd karakter atau
kepribadiannya yg dilihat dr tinggi rendahnya I.Q. dan
tingkat kedewasaannya.
HUBUNGAN CACAT MENTAL DG KEJAHATAN :
Orang mencari hub. cacat mental dg kejht, dg cara
pengujian secara statistik & dg cara sudi kasus.
Bhw apakah cacat mental akan menjadi penjht
sebenarnya lebih banyak tergantung dr pengaruh
lingkungan sosialnya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

HUBUNGAN GENIUS DAN KEJAHATAN :


Barang kali genius dipandang sbg penyimpangan
(dlm arti yg lebih tinggi) drpd manusia rata-rata. Juga
genius bukan termasuk langka.
Meskipun demikian hub. Genius dg kejahatan telah
menarik perhatian kriminolog krn dua hal :
a. Krn diduga ada hubungan antara genius dg gila,
dan
b. Krn adanya kepercayaan bhw orang yg genius
seakan-akan adalah anti sosial atau setidaktidaknya sangat individualistis dan tdk mau tunduk
pd aturan sosial.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.14)
PSIKOLOGI DARI PENJAHAT YANG NORMAL :
- Pembicaraan mengenai pelanggar yg normal &
tingkah lakunya, lebih ke arah psikologi dan
sosiologi (psikologi sosial).
- Bhw unsur mental selalu hadir dlm perbuatan kejht
sehingga tdk ada garis demarkasi yg tegas antara
keduanya. Apabila tujuan penjelasan utamanya pd
lingkungan dr penjht, mk dimasukkan dlm sosiologi,
sedangkan apabila pd individunya sendiri maka
termasuk psikologi.

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.15)

- Jd Sosiologi akan melaporkan bhw terdpt faktor-faktor


tertentu pd lingkungan individu tertentu yg
kemungkinan akan menghasilkan kejht.
- sedangkan psikologis menggambarkan jenis
kepribadian individu tertentu yg mungkin cenderung
melakukan kejht jk dihadapkan pd situasi tertentu.
- Secara umum diterimanya pandangan bhw apa yg
membentuk kepribadian cenderung dipengaruhi oleh
intelegensi, di samping kualitas-kualitas khususnya di
luar kemampuan intelektual.
- Istilah-istilah agresif, suka berkelahi, sikap curiga,
takut, malu-malu, tdk suka bergaul, ramah,
menyenangkan, seringkali dipakai utk menggambarkan
beberapa dr kualitas tsb.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.16)

11. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
PSIKOLOGIS & PSIKIATRIS (11.17)

- Studi yg dilakukan oleh suami istri Glueck yg mencari


perbedaan-perbedaan ciri-ciri antara anak-anak
delinkuen dg non-delinken (dlm penelitian mereka
membandingkan 500 anak laki-laki delinkuen dg 500
anak laki-laki non-delinkuen) menggambarkan justru
terdapat banyak persamaannya drpd perbadaannya.
- Berdasarkan studi-studi tsb dpt ditarik kesimpulan
bhw tdk dpt ditunjukkan dg jelas adanya perbedaan
kepribadian penjahat dan non-penjahat.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.1.)
- Obyek utama sosiologi kriminal adalah :
Mempelajari hub. antara masy dg anggotanya, antara
kelompok baik krn hubungan tempat maupun etnis dg
anggotanya, antara kelompok dg kelompok,
sepanjang hub.tsb dpt menimbulkan kejht.
Disamping itu juga dipelajari ttg umur dan seks,
hanya saja berbeda dg biologi kriminal maka disini yg
dipelajari adalah hubungan seks dan umur dg
peranan sosialnya yg dpt menghasilkan kejahatan.
- Suatu masy dpt dimengerti & dinilai hanya melalui latar
belakang kultur yg dimilikinya, norma-norma & nilai-nilai
yg berlaku.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Meskipun banyak penelitian terhdp pelaku kejht


ditemukan ciri-ciri kepribadian tertentu, namun tdk dpt
disimpulkan adanya kepribadian penjahat, sebab :
Penjht merupakan istilah umum, sedangkan ciri-ciri
tsb hanya mengenai jenis kejht tertentu.
Ciri-ciri kepribadian tsb hanya dicari pd kelompok
tertentu (pelaku kejht resmi) tanpa dibandingkan dg
mrk yg dianggap bukan penjh.
Ciri-ciri tertentu tsb hanya ciri kepribadian penjahat
resmi & bukan penjh sbg keseluruhan.
Kelemahan yg tdk dpt dihindari dr sampel yg diteliti
yg mendasarkan pd data resmi ttg pelaku kejht.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.2.)
- Apakah kultur, norma & nilai tsb dipandang baik atau
buruk, seberapa jauh konflik yg timbul antara norma/
nilai yg satu dg lainnya, & krn-nya dipandang dpt
meningkatkan atau paling tdk ikut membantu timbulnya
kejht, akan berbeda-beda menurut pandangannya
masing-masing pengamat.
- Krn itu bukan tugas kriminolog utk menilai, akan ttpi
lebih berupaya utk menggambarkan & menjelaskan
fakta-fakta yg ada.
- Berarti : Utk memahami & menjelaskan kejht perlu
dipelajari bagaimana aspek-aspek budaya tertentu dpt
mempengaruhi timbulnya kejht, mis. sampai seberapa
jauh budaya feodalisme (dlm kenyataannya masih hidup
di masy kt) berpengaruh terhdp timbulnya kejahatan.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

10

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.3.)
- Demikian pula berbagai aspek budaya tertentu lainnya
yg pd masa lampau dianggap sbg baik dg perubahan
sosial mungkin justru mempunyai pengaruh besar dlm
timbulnya kejahatan dan bentuk-bentuk penyimpangan
sosial lainnya yg dpt menghambat tercapainya tujuan
masyarakat adil dan makmur.
- Salah satu ciri masy adalah adanya lapisan sosial
(stratifikasi sosial) misalnya pd masy jawa Kuno dikenal
adanya priyai dan orang kebanyakan, sedangkan pd
masy modern kita mengenal dg apa yg disebut sbg
kelas sosial.

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.4.)
- Kelas sosial, perlu dipelajari sejauh mana kelas sosial tsb
punya pengaruh dlm timbulnya kejht, bentuk-bentuk
kejht & pelakunya.
- Khususnya di keadaan masy kita yg akhir-akhir ini
mengalami perubahan sosial cukup pesat, mk dlm
mempelajari gejala kejht yg terjadi perlu kepekaan &
ketajaman dlm mengamati gejala-gejala sosial yg ada
(sedang berlangsung).
- Artinya seberapa jauh perubahan terjadi dlm kehidupan
sosial & berpengaruh terhdp perkembangan kejht.
- Jd secara umum bhw setiap masy memiliki tipe kejht &
penjht sesuai dg budayanya, moralnya, kepercayaannya
serta kondisi-kondisi sos, struk, pol & ek.nya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.5.)

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
-

Teori-teori tentang sebab-sebab Kejahatan :


- Usaha mencari sebab-sebab kejht dr aspek sosial
sdh dimulai jauh sebelum lahirnya kriminologi,
sedangkan usaha-usaha mencari sebab-sebab kejht
(secara ilmiah) dr aspek sosial dipelopori oleh
mazhab lingkungan yg muncul di Prancis (abad 19),
yg merupakan reaksi terhdp ajaran lombroso.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.7.)
Ad.(a) Teori-teori yg berorientasi pd kelas sosial :
Teori Anomi.
- Teori anomi merupakan teori kelas yg utama,
sedangkan teori-teori sub budaya delinkuen dpt
dipandang sbg pengembangan dr tori anomi.
- Teori anomi diajukan oleh Robert Merton. Meskipun
istilah anomie telah dipakai oleh E.Durkheim pd th
1890-an dlm bk-nya Division of Labour dan Suicide
namun secara sekilas hubungan antara anomi dg
kejht belum jelas.
- Secara harfiah anomie sendiri berarti tanpa norma.
- Dlm sub kultur kejht berarti terdpt berbagai norma
tingkah laku yg cukup kuat akan tetapi berbeda dg
kultur dominan yg lebih luas.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

(12.6.)
H.Mannheim membedakan teori-teori sosial kriminal ke
dlm :
(a) Teori-teori yg berorientasi pd kelas sosial, yaitu
teori-teori yg mencari sebab-sebab kejht dr ciri-ciri
kelas sos., perbedaan kelas sos. serta konflik
kelss-kelss sos. yg ada.
Termasuk dlm teori ini : anomi & teori-teori sub
budaya delinkuen.
(b) Teori-teori yg tdk berorientasi pd kls sos, yaitu :
teori-teori yg membahas sebab-sebab kejht tdk dr
kelas sos ttpi dr aspek yg lain, spt lingkungan,
kependdkan, kemiskinan, dsb.
Termasuk dlm teori ini : teori-teori ekologis, teori
konflik kebudayaan, teori ekonomi dan differential
association.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12. TEORI TTG SEBAB KEJAHATAN DARI


FAKTOR
SOSIO-KULTURAL (SOSIOLOGI KRIMINAL)
(12.8)
- Spt halnya Durkheim, merton mendasarkan
analisanya pd bahaya-bahaya yg melekat dlm setiap
bentuk ketidak sesuaian antara kebutuhan manusia
dg cara-cara yg dpt digunakan utk memenuhinya.
- Dlm teori anomi ini Merton melihat bhw tahap-tahap
tertentu dr struktur sosial akan meninggalkan
keadaan dimana pelanggaran terhdp aturan-aturan
masy akan menghasilkan tanggapan yg normal.
- Merton berusaha utk menunjukkan bhw beberapa
struktur sosial dlm kenyataannya telah membuat
orang-orang tertentu di masy utk bertindak
menyimpang drpd mematuhi norma-norma sosial.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

11

Dg terjadinya pergaulan antara dua kelompok tsb dpt


menimbulkan konflik dan kebingungan dr anak-anak
kelompok pekerja sehingga menyebabkan timbulnya
kenakalan di antara anak-anak kelas pekerja.

Teori Sub Budaya Delinkuen.


Teori ini diajukan oleh A.K.Cohen dlm Bk-nya
Delinquent Boys (1955) yg membahas kenakalan
remaja di Amerika.
Teori ini mencoba mencari sebab-sebab kenakalan
remaja dr perbedaan kelas di antara anak-anak yg
diperolahnya dr keluarganya.
Cohen menujukkan adanya moralitas dan nilai-nilai
yg berbeda di antara keluarga kelas menengah dg
kelas pekerja spt ambisi, tanggung jawab pribadi,
pengendalian terhadap tindakan agresif, perhargaan
terhadap hak milik dsb.

Beberapa th kemudian R.A.Cloward dan L.E.Ohlin


dlm bk nya Delinquency and Opportunity, A Theory of
Delinquen Gang (1960) mencoba membahas
kenakalan remaja (geng) Amerika dg menggunakan
dasar-dasar teori yg dikemukakan oleh Durkheim dan
Merton dan teori-teori yg dikemukakan oleh Shaw
dan H.D.Mckay dan E.H.Sutherland.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Dlm bk nya tsb dia mengajukan teori yg diberi nama


differential opportunity system yg membahas geng
delikuen atau sub kultur yg banyak terdpt di antara
anak-anak laki-laki kelas bawah di daerah-daerah
pusat kota-kota besar.
- Dlm teorinya tsb dia membedakan tiga bentuk sub
kultur delinkuen yaitu :
a. Criminali sub cultur, suatu bentuk geng yg
terutama melakukan pencurian, pemerasan dan
bentuk kejht lain dg tujuan utk memperoleh uang,
b. Conflict sub cultur, suatu bentuk geng yg
berusaha mencari status dg menggunakan
kekerasan dan,

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

c. Retreatist sub cultur, suatu bentuk geng dg ciri-ciri


penarikan diri dr tujuan dan peranan yg
konvensional dan krn nya mencari pelarian dg
menggunakan narkotika serta melakukan bentuk
kejahatan yg berhubungan dg itu.
Ketiga pola sub kultur delinkuen tsb tdk hanya
menunjukkan adnya perbedaan dlm gaya hidup di
antara anggota-anggotanya akan tetapi juga krn
adanya masalah-masalah yg berbeda bagi
kepentingan kontrol sosial dan pencegahannya.
Mereka timbul dr proses-proses dan bagian-bagian yg
berbeda dr struktur sosial, spt perbedaan dlm
kepercayaan (beliefs), nilai-nilai dan aturan-aturan
tingkah laku bg anggota-anggotanya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

- Akan tetapi ketiganya adalah serupa dlm hal normanorma tandingan yg menyebabkan tingkah laku
anggotanya melarikan diri dr norma yg berlaku pd
masy yg lebih luas.
- Dlm teorinya tsb Cloward & Ohlin menyatakan bhw
timbulnya kenakalan remaja lebih ditentukan oleh
perbedaan-perbedaan kelas yg dpt menimbulkan
hambatan-hambatan bg anggotanya mis nya
kesempatan utk memperoleh pendidikan, sehingga
mengakibatkan terbatasnya kesempatan bg
anggotanya utk mencapai aspirasi sosialnya.

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

Ad. (b) Teori-Teori yang Tdk berorientasi pd Kelas Sosial


:
- Secara umum dpt dikatakan bhw teori-teori ini
sudah agak kuno dibandingkan dg teori-teori kelas.
Akan tetapi tentu saja teori-teori ini dlm
perkembangannya saling berhubungan, sehingga
teori-teori ini jg telah ikut membantu lahirnya teoriteori yg berorientasi pd kelas. Yang termasuk teoriteori yg tdk berorientasi pd kelas sosial adalah :
1.
2.
3.
4.

Teori ekologis.
Teori konflik kebudayaan.
Teori-teori faktor ekonomi.
Teori-teori differential association.
Aswandi,SH.M.Hum/F.Hk.Untan

12

You might also like