You are on page 1of 3

LICHEN PLANUS

LICHEN PLANUS
Lichen planus adalah lesi putih ataupun plak pada mukosa rongga mulut yang tidak dapat
dihapuskan dan tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu lesi putih yang lain. Lesi pada
rongga mulut dapat disertai dengan lesi pada membrana mukosa yang lain ataupun pada kulit
terutama pada pergelangan tangan dan kaki. Lesi oral dari lichen planus cenderung untuk
lebih menetap daripada yang ada di kulit. Daerah yang paling sering terkena adalah mukosa
pipi. Lidah, bibir, palatum, gusi dan dasar mulut juga dapat terkena.
Etiologi
Etiologinya tidak diketahui meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen planus adalah
kelainan imunologik, kemungkinan suatu penyakit autoimun, dimana limfosit T merusak
lapisan sel basal dari epitel yang terkena. Subset sel T CD4 maupun CD8 sudah dijumpai
dalam popoulasi limfosit submukosa. Orang yang gugup, emosional, trauma, malnutrisi, dan
alergi merupakan predisposisi untuk lichen planus.
Patogenesis
Peningkatan produksi sitokin TH1 merupakan kunci dan penanda awal terjadinya LP, yang
diinduksi secara genetik, dan adanya polimorfisme genetik dari sitokin yang terlihat
mendominasi, baik pada lesi yang berkembang hanya pada mulut (diasosiasikan dengan
interferon-gamma (IFN-)) atau pada mulut dan kulit (diasosiasikan dengan tumor nekrosis
faktor-alpha(TNF-)). Sel T yang teraktivasi kemudian akan tertarik dan bermigrasi melalui
epitelium mulut, lebih jauh akan tertarik oleh adhesi molekul interseluler (ICAM-1 dan
VCAM), regulasi ke atas dari protein matriks ekstraseluler membran dasar epitelial, termasuk
kolagen tipe IV dan VII, laminin dan integrin, dan kemungkinan oleh jalur sinyal CXCR3
dan CCR5. Sitokin disekresi oleh keratinosit misalnya TNF- dan interleukin (IL)-1, IL-8,
IL-10, dan IL-12 yang juga kemotaktik untuk limfosit. Sel T kemudian akan berikatan pada
keratinosit dan IFN-, dan regulasi berkelanjutan dari p53, matriks metalloproteinase 1
(MMP1) dan MMP3 memicu proses kematian sel (apoptosis), yang akan menghancurkan sel
basal epitelial.
Perjalanan kronis dari OLP merupakan hasil dari aktivasi faktor nuklear mediator inflamasi
kappa B (NF-B), dan inhibisi dari jalur pengontrol faktor pertumbuhan transformasi (TGFbeta/smad) yang menyebabkan hiperproliferasi keratinosit yang memicu timbulnya lesi putih.
Gambaran Klinis
Lichen planus, secara klinis merupakan lesi putih. Dimana secara klinis menunjukkan suatu
lapisan putih yang berupa anyaman homogen atau yang tidak homogen yang tidak terkelupas.
Lesi ini secara klinis mempunyai tipe erosi dan non erosi. Dapat terjadi pada seluruh
pemukaan rongga mulut dan erat hubungannya dengan infeksi jamur atu virus.
Lesi-lesi kulit dari lichen planus pada awalnya terdiri atas papula-papula kecil, puncaknya
rata, merah dengan tengah bengkak. Lesi-lesi tersebut dapat membesar dan begabung
menjadi plak yang lebih lebar. Papula sedikit demi sedikit berubah warna menjadi ungu dan
lichenifikasi permukaan terdiri atas striae putih kecil. Lesi tersebut biasanya gatal dan dapat
berubah warna menjadi kuning atau coklat sebelum menghilang. Distribusi bilateral pada
permukan fleksor dari ekstremitas adalah hal yang biasa, kadang-kadang mengenai kuku jari.
Pasien dengan papula tertentu yang ungu, bersegi banyak, gatal pada kulit seringkali secara
serempak mempunyai lesi-lesi intraoral.
Gambar : Tampak lesi kulit dari Lichen planus
Manifestasi Oral
Pada lesi intraoral dapat timbul keluhan rasa tidak nyaman sampai nyeri atau terbakar ketika

makan makanan pedas. Lesi-lesi oral pada lichen planus memiliki 2 tipe :
1. Tipe non erosif
a. Striae
lesi berupa banyak garis-garis atau papula-papula putih halus yang tersusun dalam suatu
jaringan mirip jala.
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipe striae
b. Atrofik
akibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai bercak-bercak mukosa yang merah,
tanpa ulserasi. Tipe striae seringkali dijumpai di tepi lesinya.
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipe atrofik
2. Tipe erosif
a. Plak
Lesi berupa bercak putih padat yang mempunyai permukaan yang licin, sedikit tidak teratur,
dan asimetris. Lesi tersebut umumnya dijumpai pada mukosa pipi dan lidah. Pasien tidak
akan menyadari adanya lesi ini.
Gambar : Lesi oral dari lichen planus tipe mirip plak
b. Erosif
Bila permukaan epitel sama sekali hilang dan mengakibatkan ulserasi. Mukosa pipi dan lidah
adalah daerah yang umum terkena. Pada awalnya timbul vesikel atau bulla, yang akhirnya
tererosi dan menjadi ulserasi. Lesi-lesi yang matang mempunyai tepi-tepi merah tak teratur,
pseudomembran sentral nekrotik yang kekuning-kuningan dan bercak putih melingkar yang
sering terdapat di perifernya. Keadaan ini sangat sakit dan dapat terjadi cepat sekali.
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipr erosif
Pemeriksaan
Dalam banyak kasus, gambaran klinis saja dapat memastikan diagnosis lichen planus oral.
Biopsi tidak perlu dilakukan. Lesi-lesi intaoral tanpa gejala dapat dibiarkan. Biopsy dari
bentuk atrofik dan erosive harus dilakukan pada tepi lesinya.
Pada gambaran HPA:
Gambaran mikroskopis lesi lichen planus menunjukkan gambaran yang sanagt spesifik di
mana menunjukkan adanya 3 karakter yang khas, yaitu :
1. adanya kerusakan lapisn membran basalis epitelium,
2. adanya infiltrasi sel-sel limfosit yang padat disertai membentuk untaian (band),
3. adanya eosinofilik material pada daerah lamina propia
Gambar: Menunjukkan adanya kerusakan membran basalis, infiltrasi limfosit, membentuk
untaian/band, disertai adanya eosinofilik material pada lamina propia
Penatalaksanaan
1. Istirahat
2. Anxiolitik
3. Steroid dan imunosupresan topical atau sistemik, untuk lichen planus yang kronis,

bergejala dan erosive.


4. Kortikosteroid topical, dipantau dengan cermat untuk melihat perubahan menjadi
keganasan pada tipe erosi
5. Waspadai infeksi kandida yang sering memperparah dan menghambat proses
penyembuhan

You might also like