You are on page 1of 3

Pemantauan terhadap kasus dilakukan setiap bulan, baik melalui saat kontrol di

BKIA, Posyandu, kunjungan rumah, dan via telepon serta pesan singkat. Pengamatan yang
dilakukan mencakup pemeriksaan fisik, neurologis, pertumbuhan, perkembangan, fungsi
pendengaran, penglihatan, dan aspek biopsikososial. Kunjungan rumah dilakukan beberapa
kali untuk menilai aspek-aspek yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
anak maupun pertumbuhan dan perkembangannya kelak, serta mengidentifikasi masalah
keluarga dan lingkungan di sekitar anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Edukasi mengenai masalah yang timbul saat kunjungan serta mengusahakan pemecahan
masalah sebagai bahan pertimbangan keluarga juga dilakukan saat kunjungan rumah maupun
komunikasi melalui telepon dan pesan singkat.
Saat kontrol di BKIA, umur gestasi 36 minggu (tanggal 30 Desember 2014), 5 hari
sesudah pulang dari RS, anak dalam keadaan cukup aktif, tidak kuning, berat badan naik
menjadi 1700 gram (berat badan pulang dari PBRT 1580 gram) panjang badan 45 cm, lingkar
kepala 31,5 cm. Selama 5 hari di rumah anak tidak sakit, cukup aktif, tidak ada ikterus, tanda
vital stabil, tak ditemukan kelainan dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan neurologis baik,
reflek primitif (+). Reflek menghisap baik, anak menetek aktif. Pada ibu dilakukan edukasi
memberikan ASI Eksklusif, cara menyusui dengan benar, metode kanguru, serta pijat bayi.
Pasien juga dijadwalkan untuk kontrol ke poliklinik Pediatric Ophthalmologi, dilakukan
funduskopi, didapatkan kesan ODS retinal imatur dan disarankan untuk kontrol dua minggu
lagi.
Kunjungan ke BKIA saat anak usia koreksi 36 minggu kehamilan, BB 2300 gram,
PB 47 cm, LK 32 cm, anak hanya diberikan ASI saja, kesan antropometri terjadi tumbuh
normal (lihat tabel hasil pemantauan). Pemeriksaan fisik: sadar, aktif, tak ada gangguan
neurologis, refleks primitif baik. Anak diprogramkan vaksinasi Hepatitis B1 dan Polio 1. Tak
ada masalah dalam perawatan sehari-hari, ASI masih diberikan semau anak. Pijat bayi sudah
dilakukan oleh ibu pasien seperti yang sudah diedukasi sebelumnya. Ibu tidak bekerja
sehingga waktu sepenuhnya untuk anak. Disarankan melanjutkan ASI, imunisasi, pencatatan
data antropometri. Pasien kembali kontrol ke poliklinik Pediatric Ophthalmologi, didapatkan
hasil funduskopi dalam batas normal.
Kunjungan ke Posyandu saat usia koreksi 0 bulan dengan usia kronologis 2 bulan,
BB 3000 gram, PB 49 cm, LK 34 cm, anak hanya diberikan ASI saja, kesan antropometri
terjadi tumbuh normal (lihat tabel hasil pemantauan). Pemeriksaan fisik: sadar, aktif, tak ada
gangguan neurologis, refleks primitif baik, Perkembangan: 4 aspek (motorik kasar, halus,

bahasa, personal sosial) sesuai perkembangan. Mata dapat menatap wajah orang
dihadapannya, dapat berespon terhadap suara. Anak mendapat vaksinasi BCG di Posyandu.
Tak ada masalah dalam perawatan sehari-hari, ASI masih diberikan semau anak. Disarankan
melanjutkan ASI, imunisasi, pencatatan data antropometri.
Saat usia 1, 2 dan 3 bulan usia koreksi, atau usia 3, 4, dan 5 bulan usia
kronologis, pasien rutin ke Posyandu, dilakukan penilaian antropometri, pemberian imunisasi
sesuai jadwal HepB, DPT, Hib, Polio. Pasien juga dilakukan penilaian perkembangan dan
didapatkan perkembangan normal sesuai usia koreksi. Ibu diberikan edukasi tentang stimulasi
perkembangan sesuai tahapan perkembangan.
Kunjungan rumah pada saat anak usia koreksi 4 bulan, usia kronologis 6 bulan.
Tidak didapatkan masalah selama perawatan. KU sadar, aktif. BB 6,3 kg, PB 62 cm, LK 41
cm, WAZ -0,96 SD; HAZ -0,95 SD; WHZ -0,43 SD; HC/A -0,56 SD. Pemeriksaan fisik dan
neurologis normal, perkembangan 4 sektor: sesuai umur. Evaluasi pendengaran dengan tes
daya dengar kesan tidak didapatkan gangguan pendengaran. Evaluasi penglihatan dengan
ELMS 2 bagian visual didapatkan penglihatan normal sesuai usia. Nutrisi masih diberikan
ASI Eksklusif. Ibu diberikan edukasi tentang stimulasi perkembangan, rencana pemberian
MPASI saat usia koreksi 6 bulan.
Saat usia 7, 8 dan 9 bulan usia koreksi, atau usia 9, 10, dan 11 bulan usia
kronologis, pasien rutin ke Posyandu, dilakukan penilaian antropometri. Pada usia 8 bulan
didapatkan berat badan tidak naik dari 1 bulan sebelumnya. Anak riwayat demam dan batuk,
berobat ke Puskesmas dikatakan sakit infeksi saluran napas akut, mendapat antibiotik, obat
batuk dan penurun panas, kemudian sembuh. Imunisasi Campak diberikan saat usia
kronologis 9 bulan. Nutrisi masih diberikan ASI, MPASI berupa bubur susu, kemudian
ditambahkan nasi tim halus dan perlahan ditingkatkan teksturnya menjadi tim kasar, serta
ditambahkan minyak pada MPASI. Pada usia 9 bulan berat badan kembali naik sesuai arah
garis pertumbuhan. Perkembangan anak normal sesuai usia.
Kunjungan rumah ke-2 dilakukan pada saat anak usia koreksi 12 bulan. Anak
aktif, mulai berjalan sendiri bebrapa langkah, berat badan 9,0 kg, PB 73,5 cm, LK 45 cm,
LILA 14 cm. Antropometri WAZ -0,65 SD; HAZ -0,99 SD; WHZ -0,26 SD; HC/A -0,85 SD;
MUAC/A -0,59 SD. Perkembangan sesuai usia, kemampuan visual sesuai usia, tes daya
dengar kesan tidak didapatkan gangguan pendengaran. Orang tua diberikan edukasi tentang
pemberian nutrisi (makronutrien dan mikronutrien) dan stimulasi perkembangan. Nutrisi

yang diberikan saat ini ASI 5 kali sehari, susu formula SGM 2 kali sehari 90 ml, makanan
keluarga 3 kali sehari.
Pada usia koreksi 16 bulan usia kronologis 18 bulan, anak mengikuti posyandu,
dilakukan pengukuran antropometri, dan diberikan imunisasi booster DPT, HepB dan Hib.
Kenaikan berat badan sesuai arah garis pertumbuhan, perkembangan sesuai usia. Anak saat
ini sudah dapat berjalan mundur, berlari, mencorat-coret, menyusun menara dari 2 kubus,
mengucapkan ayah/ ibu spesifik, mengucapkan beberapa kata seperti maem, mimi, mba,
susu, mobil, anak juga mampu minum dengan cangkir, dan menirukan kegiatan atau gerakan
permainan. Saat ini anak masih mendapat ASI 3 kali sehari, susu SGM 3 x 120 ml, 3 x makan
makanan keluarga. Anak diprogramkan untuk imunisasi booster Campak usia kronologis 2
tahun pada bulan Desember 2016. Stimulasi perkembangan diberikan sesuai tahapan
perkembangan berikutnya seperti berjalan menaiki tangga, menirukan garis vertikal,
menyusun kombinasi kata, menunjuk gambar, membuka pakaian.

You might also like