You are on page 1of 22

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F7. Mini Project


PENJARINGAN PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER
SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR

Disusun Oleh:
dr. Ramadhan Tiara Timur

Puskesmas Pringsurat
Periode Oktober 2014-Januari 2015
Internsip Dokter Indonesia Kabupaten Temanggung
Periode Juni 2014-Mei 2015

Halaman Pengesahan
Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat
Laporan F7. Mini Project

Topik :
Penjaringan Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks
Dengan Metode Pap Smear

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship


sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internship
dokter Indonesia di Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Dokter Internsip,

dr. Ramadhan Tiara Timur

Januari 2015

Mengetahui,
Dokter Pendamping

dr. Anis Mustaghfirin


NIP. 19830617 201001 1 020

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker tersering kedua yang dialami oleh
perempuan di dunia dan bahkan menempati urutan pertama di negara-negara
berkembang (Well M. et al, 2001). Pada tahun 2002 prevalensi kasus kanker
seviks di dunia telah mencapai angka 1,4 juta dengan 493.000 kasus baru dan
273.000 kasus kematian (Sankaranarayanan R., 2006). Di Indonesia sendiri,
menurut data 11 Pusat Patologi Anatomi tahun 2005, kanker serviks menjadi
penyebab nomor satu keganasan yang paling banyak menyerang wanita usia
45-54 tahun (Dirjen Yandik Depkes RI, 2002). Insiden kanker serviks di
Indonesia sesungguhnya masih belum diketahui dengan pasti, akan tetapi
Departemen Kesehatan RI memperkirakan insidensi kanker serviks 80-100 per
100.000 penduduk.
Penelitian telah banyak dilakukan untuk menentukan penyebab dari
kanker serviks. Sejauh ini, Human Papilloma Virus tipe 16 dan 18 diduga kuat
sebagai etiologi utama melalui mekanisme mutasi gen yang diakibatkannya.
Badan Riset Kanker Internasional (The International Agency for Research on
Cancer IARC) menyimpulkan bahwa HPV telah terbukti berhubungan
dengan lebih dari 95% kasus kanker serviks. Selain kanker serviks, virus ini
juga menyebabkan masalah lain seperti cervical dysplasia (pertumbuhan sel
serviks abnormal), kanker vulva dan sebagainya. Faktor risiko yang diketahui
antara lain multiparitas, berganti-ganti pasangan seksual, kemampuan imunitas
tubuh, usia pertama saat berhubungan seksual, pengaruh kontrasepsi oral,
rokok, riwayat sosial ekonomi, dan riwayat keganasan kanker serviks pada
keluarga (Maucort-Boulch D et al., 2008).
Kanker serviks dinilai menjadi masalah besar dalam pelayanan kesehatan
di Indonesia. Kebanyakan pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. Hal
tersebut diperkirakan akibat program deteksi dini yang masih kurang terutama
di negara berkembang seperti Indonesia. Di negara maju, diprediksikan

insidensi kanker serviks akan semakin menurun karena pemanfaatan program


deteksi dini kanker serviks telah banyak dilakukan, namun tidak demikian
halnya di negara berkembang hingga mudah dimengerti mengapa insiden
kanker serviks masih tetap tinggi (Dirjen Yandik Depkes RI, 2002). Sebuah
penelitian bahkan menyebutkan bahwa setengah dari perempuan dengan
kanker serviks belum pernah menjalani pap smear dan pasien dengan kanker
serviks stadium lanjut baru mencari pertolongan medis setelah mengeluarkan
sekret, perdarahan per vaginam, atau rasa nyeri yang sudah tidak dapat
dihindari. Padahal penderita kanker serviks yang telah memasuki stadium
lanjut memerlukan fasilitas pengobatan yang disamping mahal juga seringkali
memberikan hasil yang kurang memuaskan dengan five years survival rate
yang rendah (Greer B E, 2002).
Mengingat beban yang ditimbulkan oleh kanker serviks ditinjau dari segi
harapan hidup, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan, sudah
selayaknya kita memberikan perhatian yang lebih besar terhadap penyakit ini
dari segala aspek yang berkaitan serta upaya preventif yang dapat dilakukan.
Setiap wanita yang telah berumur 18 tahun, atau wanita yang telah aktif
secara seksual sebaiknya melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 3 tahun setelah pertama kali aktif secara
seksual. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil pemeriksaan pap
smear normal sebanyak tiga kali, hendaknya melakukan pemeriksaan kembali
setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko tinggi harus melakukan
pemeriksaan setiap tahun (American cancer society, 2009).

Akan tetapi

meskipun memiliki risiko untuk terkena kanker serviks banyak di antara


mereka yang tidak mengetahui sama sekali tentang kanker serviks. Melalui
berbagai pendekatan, diketahui bahwa pengetahuan akan penyakit kanker
serviks masih sangat terbatas dan salah satu upaya deteksi dini yakni pap smear
masih belum dipahami manfaatnya secara luas. Hal tersebut menyebabkan
masih rendahnya kesadaran wanita untuk mengikuti pemeriksaan pap smear.
Banyak di antara mereka juga terkendala secara sosial dan budaya sehingga

merasa malu dan enggan untuk mengikuti prosedur pemeriksaan pap smear
karena dianggap tabu.
Sebagai

upaya

pemecahan

terkait

masalah

tersebut,

maka

diselenggarakan program pemeriksaan pap smear gratis bagi pemegang kartu


BPJS, Jamkesmas, dan ASKES oleh pihak Puskesmas Pringsurat bekerjasama
dengan laboratorium klinik Prodia. Sedangkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya WUS dilakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan baik
melalui pertemuan warga seperti kader dan posyandu di Desa Kupen maupun
secara langsung pada pasien WUS yang berkunjung ke Puskesmas Pringsurat.
B. Pernyataan Masalah
a. Rendahnya pengetahuan dan wawasan masyarakat baik dari segi etiologi,
faktor risiko, cara penularan, bahaya maupun upaya pencegahan penyakit
kanker serviks.
b. Banyaknya wanita yang merasa malu dan enggan untuk melakukan pap
smear karena prosedur pemeriksaan pap smear dianggap masih tabu secara
sosial dan budaya.
c. Banyaknya masyarakat yang belum memiliki jaminan asuransi kesehatan
BPJS, Jamkesmas, dan ASKES sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam
program pap smear gratis yang diselenggarakan Puskesmas Pringsurat.

C. Tujuan
a) Tujuan Umum
Meningkatkan angka

partisipasi WUS untuk mengikuti program

deteksi dini kanker serviks sehingga diharapkan mampu menurunkan


angka kesakitan dan kematian serta beban pembiayaan akibat kanker
serviks dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Pringsurat khusunya Desa Kupen
mengenai kanker serviks.
2. Meningkatkan keberhasilan program deteksi dini kanker serviks di
wilayah kerja Puskesmas Pringsurat terutama yang berasal dari Desa
Kupen.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab, faktor risiko, gejala,
pencegahan, bahaya, dan deteksi dini kanker serviks. .
b. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya melakukan deteksi dini
kanker serviks.
c. Membantu masyarakat dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan
kematian yang ditimbulkan oleh kanker serviks.
2. Manfaat Bagi Puskesmas
a. Membantu bidang KIA Puskesmas Selogiri dalam melaksanakan pap
smear sebagai upaya deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja
Puskesmas Selogiri.
b. Membantu Puskesmas Selogiri segera mengambil tindakan untuk
merujuk ke pusat pelayanan kesehatan lebih lanjut apabila ditemukan
masyarakat yang ternyata hasil pap smear mengarah ke kanker serviks.
3. Manfaat Bagi Pemerintah
a. Membantu pemerintah dalam melaksanakan program pengendalian
penyakit kanker serviks di Indonesia.
b. Membantu pemerintah dalam upaya menurunkan beban pembiayaan
pengobatan akibat tingginya angka kesakitan dan angka kematian
akibat kanker serviks stadium lanjut di Indonesia.

4. Manfaat Bagi Penulis


a. Berperan serta menambah wawasan serta pengetahuan kepada
masyarakat akan bahaya kanker serviks dan meningkatkan partisipasi

masyarakat mengikuti pap smear sebagai upaya deteksi dini kanker


serviks.
b. Melaksanakan kegiatan mini project dalam rangka program internship
dokter Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu
bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia ratarata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus 2 kali
pada usia 35-39 tahun dan 60 64 tahun (Chamim, 2006).
Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah
karena :
1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama
2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah
tersedia
3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
B. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan
membelah tidak terkendali.

Jika sel serviks terus membelah maka akan

terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau
ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya
kanker serviks antara lain:
1. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan

6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
8. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear
secara rutin)
(Sulaini, 2006)
C. Gejala
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala
dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani
pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah
menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan
timbul gejala berikut:
1. Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi,
setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
2. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
3. Keputihan yang menetap, dengan kankeriran yang encer, berwarna pink,
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
1.
2.
3.
4.

Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan


Nyeri panggul, punggung atau tungkai
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
Patah tulang (fraktur).

(Greer, 2002)
D. Stadium Kanker Serviks
Staging karsinoma seviks merunut pada sistem klasifikasi dari FIGO
(Federation of Gyenaecologic and Obstetrics) tahun 2000 dilihat berdasarkan
lokasi tumor primer, ukuran besar tumor, dan adanya penyebaran keganasan.
Staging ini dibuat untuk mempermudah perenkankernaan terapi yang efektif dan
optimal bagi pasien dan memperkirakan prognosis pasien (Damjanov, 2007).

E. Pemeriksaan penujang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
1. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara
akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka
kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai
18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1

kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang


normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d. Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya) (WHO, 2002).
2. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan
suatu abnormalitas atau kanker.
3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
4. Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan
berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi
putih atau kuning.
F. Penatalaksanaan
Stadium

Penatalaksanaan

Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal

Ia

Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal

Ib,IIa

Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan


evaluasi kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis
dilakukan radioterapi paskanker pembedahan )

IIb,III,IV :

Histerektomi transvaginal

IVa, IVb :

Radioterapi,Radiasi paliatif,Kemoterapi (Greer, 2002)

G. Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam dua tahun setelah

timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko tinggi
terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati
dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua
tahun (Chamim, 2006)..

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN MINI PROJECT

A. Sasaran Kegiatan
Kegiatan penyuluhan kanker serviks dan pemeriksaan Pap Smear gratis
ini ditujukan bagi warga wanita Desa Kupen khususnya wanita usia subur
(WUS).
B. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini menggunakan metode publikasi dan promosi pemeriksaan
Pap Smear gratis yang ditujukan kepada pemilik kartu Askes, Jamkesmas dan
BPJS Kesehatan di Kecamatan Pringsurat khususnya Desa Kupen. Publikasi dan
promosi dilakukan secara aktif di berbagai kesempatan saat berjumpa dengan
target yang memenuhi persyaratan, baik secara personal di puskesmas, polindes,
pertemuan kader dan posyandu dengan pemberian selebaran dan metode
ceramah. Setelah data calon peserta memenuhi kuota maka peserta tersebut akan
dikumpulkan pada satu waktu tertentu untuk kemudian dilakukan pengambilan
sampel di Puskesmas Pringsurat.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Terdapat tiga tahap kegiatan yang perlu dilakukan dalam project ini,
yaitu:
1. Penyuluhan dan pembagian leaflet kepada warga masyarakat
Tanggal

: Mulai tanggal 30 Oktober 2014-6 November 2014

Waktu

: Pukul 10.00 WIB

Tempat

: Balai Desa Kupen, rumah kepala dusun dan tempat


posyandu

Peserta

: Kader desa, wanita dewasa khusunya wanita usia subur

Materi

: Bahaya kanker serviks dan pentingnya deteksi dini dengan


pap smear

2. Rapat koordinasi pendataan peserta pap smear


Tanggal

: 7 November 2014

Waktu

: Pukul 09.00 WIB

Tempat

: Balai Desa Kupen

Peserta

: Kader dan perangkat desa

Materi

: Pendataan peserta

3. Pemeriksaan pap smear


Tanggal

: 11 November 2014

Waktu

: Pukul 09.00-selesai WIB

Tempat

: Puskesmas Pringsurat

Materi

: Pemeriksaan pap smear gratis

BAB IV
RENCANA HASIL MINI PROJECT
A.

Data Geografi
1.
Data Wilayah
Desa Kupen termasuk dalam wilayah Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung. Adapun batas wilayah Desa Kupen adalah sebagai
berikut:
Utara

: Kecamatan Kranggan dan Desa Karangwuni

Selatan

: Kabupaten Magelang

Timur

: Desa Soropadan dan Desa Kebumen

Barat

: Kecamatan Kranggan

2.

Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Kupen adalah 415 km2.

3.

Pembagian Wilayah
Wilayah Desa Kupen terbagi dalam 8 (delapan) dusun dan 8 (delapan)
posyandu. Dusun tersebut antara lain Dusun Karang Lo, Paingan,
Tepungsari,

Kliwonan,

Tegalsari,

Kauman,

Tegalwungu,

dan

Gunungkekep.
4.

Keadaan Alam
Keadaan Desa Kupen Kabupaten Temanggung sebagian besar berupa
tanah pertanian dan industri.
Luas sawah : 103 Ha
Pengairan teknis: 100 Ha
Lahan bukan sawah
Bangunan/pekarangan: 182 Ha
Ladang/tegalan
: 70 Ha
Hutan rakyat
: 36 Ha
Perkebunan negara/rakyat: 11 Ha
Lain-lain
: 9 Ha

B.

Data Demografi
1.
Jumlah Penduduk

2.

Laki-Laki
446

Jumlah Penduduk
Perempuan
430

Total
876

Paingan

236

235

471

3.

Tepungsari

223

223

446

4.

Kliwonan

436

417

853

5.

Tegalsari

143

150

293

6.

Kauman

113

96

209

7.

Tegalwungu

430

502

932

8.

Gunungkekep

472

418

890

No.

Desa

1.

Karang Lo

2.

Mata Pencaharian
No.
Mata Pencaharian
1. Petani tanaman pangan
2. Peternak

Jumlah Penduduk
2.093
2

3. Petani perkebunan

190

4. Industri pengolahan

500

5. Bangunan

6. Perdagangan

79

7. Pengangkutan

59

8. PNS/TNI/Jasa-jasa (Perangkat desa)

90

Total
C.

Data Sosial Budaya


No.
Tingkat Pendidikan
1. Tamat Perguruan Tinggi/Universitas

Jumlah Penduduk
42

2. Tamat akademi

65

3. Tamat SLTA/sederajat

495

4. Tamat SLTP/sederajat

537

5. Tamat SD/sederajat

2386

6. Belum/tidak sekolah

1342

Total
D.

4188

4867

Sarana Pelayanan Kesehatan


Terdapat satu (1) Pelayanan Kesehatan Desa (PKD) yang terletak di sebelah
Balai Desa Kupen serta 8 (delapan) Posyandu di masing-masing dusun.
Jumlah peserta BPJS Kesehatan terhitung hingga Desember 2014 mencapai
15.560 jiwa.

E.

Profil Puskesmas
1.
Visi Puskesmas
Menuju Masyarakat Pringsurat Sehat Jasmani Rohani 2015.
2.
Misi Puskesmas
Memberikan pelayanan kesehatan prima yang berfokus pada kepuasan
pelanggan.
F.

Data Kesehatan Masyarakat


1. Perilaku Kesehatan Masyarakat

Pre-intervensi :
Banyak warga yang masih belum memiliki kesadaran dan pengetahuan
tentang tingginya prevalensi dan bahaya kanker serviks serta pentingnya
deteksi dini secara berkala dengan menggunakan pap smear.
Pasca-intervensi :
Setelah dilakukan intervensi, diharapkan kesadaran serta pengetahuan tentang
pentingnya pemeriksaan pap smear secara berkala 3 tahun sekali. Dengan
demikian, diharapkan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
penyakit kanker serviks
BAB V
DISKUSI

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Di Indonesia, hanya sekitar 5 persen yang
melakukan screening kanker serviks, dan 76,6 persen pasien ketika terdeteksi
sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker serviks biasanya
tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.
Mulai awal bulan puasa tahun 2014 atau sekitar bulan Juli, program
pemeriksaan screening Pap Smear gratis untuk peserta Askes, Jamkesmas dan
BPJS mulai digalakkan secara nasional. Dengan diadakannya program tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya, terutama terhadap penyakit kanker serviks.
Pembuatan program deteksi dini kanker serviks ini pada prinsipnya
menguntungkan kedua belah pihak baik, peserta BPJS ataupun institusi BPJS
Kesehatan itu sendiri. Karena dengan adanya deteksi dini ini, peserta yang telah
terdeteksi ada bakal sel kanker segera bisa dilakukan penanganan yang mana hal
ini akan memberikan prognosis yang lebih baik. Sedangkan bagi BPJS
Kesehatan, dengan deteksi dini maka penangan awal biasanya tidak terlalu
invasive dan banyak biaya, sehingga hal ini bisa menghemat pengeluaran BPJS
Kesehatan untuk menanggung klaim perawatan pasien kanker serviks yang telah
stadium lanjut.

Walaupun sudah diterapkan program pemeriksaan screening Pap Smear,


namun selanjutnya muncul masalah lain, yaitu kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai bahaya kanker serviks masih rendah. Dan juga
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan screening Pap-Smear
juga masih rendah. Ketidak tahuan masyarakat ini menyebabkan rasa acuh tak
acuh dan pada beberapa orang lainnya menyebabkan rasa takut pada
pemeriksaan Pap-Smear karena dianggap metode pemeriksaannya menyakitkan.
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap angka partisipasi masyarakat terhadap
program pemeriksaan screening Pap Smear yang telah diadakan gratis tersebut.
Hal ini terbukti dari saat dimulainya program pemeriksaan Pap Smear gratis,
yaitu dari awal Juli sampai 30 Juli 2014 sebelum dimulainya intervensi, tidak
ditemukan peserta Askes, Jamkesmas dan BPJS dari beberapa desa yang
memanfaatkan program tersebut di Laboratorium Prodia.
Sebagai upaya pemecahan terkait dua masalah utama tersebut, dilakukan
suatu langkah pemecahan masalah berupa Kegiatan Penjaringan Pemeriksaan
Screening Kanker Serviks di Desa Kupen yang dilakukan pada bulan OktoberNovember 2014. Kegiatan yang dilakukan berupa publikasi dan promosi yang
dilakukan secara aktif di berbagai kesempatan saat berjumpa dengan target yang
memenuhi persyaratan, baik secara personal di polindes dan puskesmas dan juga
secara kolektif pada saat kegiatan pengkaderan dan posyandu yang dilakukan
dengan pemberian selebaran dan metode ceramah. Diharapkan dengan kegiatan
penjaringan tersebut, angka partisipasi masyarakat akan meningkat sehingga
tujuan program pemeriksaan screening kanker serviks dapat tercapai, yaitu
penemuan kasus kanker serviks sedini mungkin sehingga bisa ditangani dengan
prognosis yang lebih baik.
Setelah nantinya hasil pemeriksaan pap smear keluar, diberikan
konseling dan edukasi pada para peserta yang mengambil hasil pemeriksaan
dengan sebelumnya dikirimkan SMS pemberitahuan untuk mengambil hasil di
bagian KIA Puskesmas Pringsurat. Hal ini dimaksudkan agar peserta bisa
memahami hasil pemeriksaannya dengan benar dan jika ada pertanyaan bisa

ditanyakan pada petugas kesehatan sehingga pasien tahu apa interpretasi dari
hasil pemeriksaan itu dan apa langkah berikutnya yang harus diambil.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Semakin dini kanker serviks terdeteksi, akan semakin besar angka
harapan hidup penderita
2. Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker serviks yang
sederhana dan mudah dilakukan
3. Pemeriksaan pap smear dianjurkan dilakukan secara berkala setiap 3
tahun sekali walaupun tidak memiliki resiko terkena kanker serviks
4. Pelaksanaan mini project perlu melibatkan berbagai pihak untuk
memperoleh hasil yang optimal
B. Saran
1. Perlunya

sosialisasi

yang

lebih

mendalam,

berkala

dan

berkesinambungan terhadap masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas


Pringsurat terutama Desa Kupen terkait penyakit dan pentingnya deteksi
dini kanker serviks.
2. Perlunya kerja sama dan koordinasi lintas sektoral yang lebih baik untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama mengenai
program deteksi dini kanker serviks.

3. Perlu dilakukan evaluasi program tentang pelaksanaan, dan kendala


selama berlangsungnya kegiatan
4. Perlunya memberdayakan masyarakat untuk antusias dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan

masyarakat,

berhubungan dengan kesehatan.

terutama

dalam

kegiatan

yang

DAFTAR PUSTAKA
Chamim. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. In: M Farid Aziz, Adrijojo,
Abdul Bari Saifuddin, editors. Penentuan stadium klinik dan pembedahan
kanker ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2006. p. 173-181.
Damjanov Ivan. Cancer Grading Manual. Springer Science and Bussines, 2007
Dirjen Yandik Depkes RI, Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia tahun
2002: data histopatologik. Jakarta, 2002.
Edianto Deri. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. In: Aziz M Farid,
Adrijojo, Saifuddin Abdul Bari, editors. Kanker Serviks. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006. p. 442-455.
Greer B E, Koh W J. Diagnosis and treatment of cervical carcinomas. American
College of Obstetricians and Gynecologists 2002; 99(5): 855866.
Siregar Budiningsih. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. In: Aziz M
Farid, Adrijojo, Saifuddin Abdul Bari, editors. Pemeriksaan histopatologi
dalam penanganan kanker ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2006. p. 253-273.
Sulaini Pelsi. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. In: Aziz M Farid,
Adrijojo, Saifuddin Abdul Bari, editors. Biopsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006. p. 239-252.
Pemerintah

Kabupaten

Temanggung.

2008.

Desa

Kupen.

www.temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=211
World Health Organization. Cervical cancer screening in developing countries:
report of a WHO consultation. WHO Press 2002.
World Health Organization. World Cancer Report 2008. WHO Press, 2008.

You might also like