You are on page 1of 7

Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf

pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa


mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai
ambang persepsi rasa sakit. Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat
molekul, analgetika dibagi menjadi dua golongan yaitu analgetika
narkotika dan analgetika non narkotika.
A. Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang
moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabakan oleh penyakit
kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal.
B. Analgetik non narkotik digunakan untuk mengrangi rasa sakit yang ringan
sampai moderat, sehingga sering disebut analgetika ringan, juga untuk
menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi dan
sebagai antiradang untuk pengobatan rematik.
Morfin
Morfin di dapat dari opium, yaitu getah kering tanaman papaver
somniferum. Opium mengandung tidak kurang dari 25 alkaloida, antara
lain adalah morfin, kodein, noskapin, papaverin, tebain dan narsein.
Selain efek analgesik turunan morfin juga menimbulkan euforia sehingga
banyak disalahgunakan. Oleh karena itu distribusi turunan morfin
dikontrol secara ketat oleh pemerintah. Karena turunan morfin
menimbulkan efek kecanduan, yang terjadi secara cepat, maka dicari
turunan atau analognya yang masih mempunyai efek analgesik tetapi
kecanduannya lebih rendah.
Struktur umum morfin digambarkan sebagai berikut :

Tanaman papaver somniferum L


Opium
Opium adalah getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah
papaver somniferum L yang tua tetapi belum masak, mengandung tidak
kurang dari 10,0 % C 17H19NO3, dihitung, sebagai morfina anhidrat. Khasiat
dan kegunaannya sebagai narkotikum.

Antagonis narkotik adalah antidotum untuk takar lajak analgesik narkotik. Antagonis narkotik
mempunyai daya ikat yang lebih kuat pada tempat reseptor opiat/opioid daripada narkotik
yang dipakai. Antagonis narkotik menghambat reseptor dan mengambil alih setiap narkotik
yang berada pada reseptor itu, sehingga menghambat kerja narkotik (Kee dan Evelyn, 1996).
Antagonis narkotik merupakan obat-obatan yang menggantikan opioid dari tempat reseptor
(Hamilton, 1995).
Analgesik anti inflamasi
Derivat Asam Salisilat
1. Natrium Salisilat
Pada tahun 1876 diperkenalkan oleh Buss, biasa digunakan bersama Na-bikarbobat
untuk mengurangi gangguan lambung.
2. Karbetil Salisilat
Etil salisilat karbobat suatu ester etil salisilat dengan asam karbonat.
3. Fenil salisilat. Salol
Diperkenalkan oleh Nencki pada tahun 1886 dan Salol Principle. Dalam Salol dua
senyawa toksik (fenol dan asam salisilat) bergabung menjadi ester yang bila diminum
akan terhidrolisis perlahan dalam saluran cerna dan memberikan kerja antiseptik dari
komponenya. Tipe ester ini adalah salol penuh atau salol sebenarnya jika kedua
komponennya adalah senyawa aktif. Prinsip salol ini dapat digunakan untuk ester
yang hanya alkoholnya atau asamnya saja yang merupakan bagian toksik aktif atau
korosif, tipe ini disebut dengan salol parsial. Kreosot karbonat, timol karbonat dan
guaiakol karbonat adalah contoh ester yang mengandung fenol aktif.
4. Salisilamida = o-hidroksi benzamida

Tidak terhidrolisis menjadi asam salisilat.


5. Aspirin = Asam Asetil salisilat, acetosal.
Dibuat oleh Gerhardt pada tahun 1853. Pada tahun 1899 ditemukannya efek
farmakologi oleh Felix Hoffman dan oleh Dresser diperkenalkan dibidang kedokteran.
Aspirin dari asetil, spirin nama lama dari asam salisilat atau asam spirat dari tanaman
spirca. Sebagai antitrombolik, efek selektif pada sintesis sejenis prostaglandin
tromboksan dan prostaksiklin. Stabil di udara kering, dengan adanya lembab
terhidrolisis menjadi asam asetat dan asam salisilat.
Efek alergi asama dan urtikaria akut dan sukar dihilangkan. Garam aspirin tidak
stabil, kecuali garam Al dan CO, efek analgesik lebih cepat. Aspirin untuk antipiretik,
analgesik dan antirematik lokal. Efek anestesi terutama serbuk atau faringitis.

6. Salsalat = asam salisilsalisilat


Ester antara 2 mol asam salisilat. Aspirin relatif tidak larut dalam lambung dan tidak
diabsorpsi seteah mencapai usus kecil.
7. Flufenisal = asam asetil-5-(4-fluorofenilsalisilat)
Dengan gugus hidrofobik pada posisi 5, lebih potensial, dengan efek panjang dan
iritasi lambung kurang.
Golongan Asam N-arilantranilat
Asam antranilat adalah analog nitrogen dari asam salisilat. Turunan asam N-arilantranilat
digunakan sebagai antiradang untuk pengobatan rematik, dan sebagai analgesik untuk
mengurangi rasa nyeri yang ringan dan moderat. Turunan ini menimbulkan efek samping
iritasi saluran cerna, mual, diare, nyeri abdominal, anemia, agranulositosis dan
trombositopenia.
1. Asam Mefenamat
Memiliki aktifitas analgesik 2-3 kali aspirin dan aktivitas antiradang seperlima kali
fenilbutazon. Asam mefenamat banyak digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
setelah operasi gigi. Asam mefenamat menimbulkan toksisitas hematopoitik dan efek
samping iritasi lambung. Batas keamanannya bila diberikan dalam dosisyang besar
dan jangka wakt yang lama sehingga untuk pengobatan tidak boleh lebih dari 1
minggu.
2. Natrium meklofenamat

Berkhasiat sebagai Antiradang 25 x lebih kuat daripada asam mefenamat, Antirematik


lebih kuat dari pada asam flufenamat. Digunakan untuk mengurangi nyeri akibat
radang pada berbagai kondisi rematik & artritis.
Derivat asam arilasetat
Turunan ini mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik yang tinggi, dan terutama
digunakan sebagai antirematik. Seperti pada obat antirematik yang lain turunan ini juga
menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna cukup besar.
1. Indometasin
Diperkenalkan sejak tahun 1965, sudah digunakan secara luas sebagai analgesik
antiinflamasi untuk reamatoid artritis, spondilitis, osteoartritis dan gout.tidak lebih
efektif dari aspirin. Direkomendasikan hanya untuk pasien yang tidak toleran terhadap
aspirin dan sebagai pengganti fenibutazon dalam terapi jangka panjang.
2. Sulindak
Berbentuk kristal kuning, larut dalam air, dan tidak larut dalam larutan asam.
Menghambat prostaglandin sintease. Mempunyai aktivitas antirematik yang kurang
lebih sama dengan indometasin dan tidak menyebabkan efek samping nyeri kepala.
Sulindak adaah suatu pra-obat, bentuk yang aktif adalah metabolit sulfidanya.
Sulindak mempunyai waktu paro biologis yang relatif panjang, sehingga di klinik
cukup diberikan dua kali sehari. Sulindak diabsorpsi dengan baik di dalam saluran
cerna dan kemudian dimetabolisis menjadi bentuk sulfida aktif.
3. Ibuprofen
Digunakan sebagai antirematik, antiradang, analgesik, antipiretik. Mengurangi rasa
nyeri pada berbagai kondisi rematik dan artritis. Absorpsi cepat dalam saluran cerna,
kadar serum tertinggi 1-2 jam setelah oral.
Struktur Nalorfin HCL

CONTOH CONTOH OBAT TURUNAN MEPERIDIN

You might also like