You are on page 1of 2

ABSTRAK

Adawiyah, R. A. 2015. Rasisme Terhadap Budak Afrika Amerika Pada Novel


Twelve Years as a Slave Karya Solomon Northup. Skripsi Jurusan Bahasa dan
Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing:
Dr. Hj. Istiadah, M. A.
Kata Kunci: Rasisme, Budak Afrika Amerika, Twelve Years as a Slave

Twelve Years as a Slave merupakan sebuah novel yang ditulis oleh


Solomon Northup dalam bentuk personal narrative. Novel ini merupakan
sebuah novel terkenal yang menceritakan kondisi suku Afrika Amerika dalam
sistem perbudakan. Sebagai novel yang ditulis berdasarkan pengalaman
pribadi penulis ketika diculik untuk dijadikan budak, novel ini memberikan
gambaran yang jelas tentang perbudakan pada abad Sembilan belas.
Rasisme yang seringkali dialami oleh budak Afrika Amerika juga
digambarkan dengan jelas dalam novel ini. Selain itu, Solomon Northup juga
menceritakan proses dari usaha yang ia lakukan untuk keluar dari sistem
perbudakan.
Penelitian ini merupakan kajian sosiologi sastra yang memandang
sebuah karya sastra sebagai refleksi dari kondisi masyarakat di kehidupan
nyata. Peneliti mencoba untuk melihat hubungan antara isi dari karya sastra
dengan aspek sosial yang ada di masyarakat. Selain itu, peneliti juga
memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang merefleksikan situasi
ketika karya sastra tersebu diciptakan. Sehingga, penelitian ini mencoba
untuk menemukan: 1. Bentuk-bentuk rasisme terhadap budak Afrika Amerika
dalam novel Twelve Years as a Slave karya Solomon Northup; 2. Proses yang
dijalani oleh Solomon Northup untuk keluar dari sistem perbudakan; 3.
Hubungan antara rasisme terhadap budak Afrika Amerika dalam novel
dengan rasisme terhadap budak Afrika Amerika pada abad ke Sembilan
belas.
Setelah menganalisis data, peneliti menemukan bentuk-bentuk
rasisme terhadap budak Afrika Amerika yang berupa diskriminasi, prejudice
(prasangka), segregasi (pemisahan), kekerasan dan ancaman. Discriminasi
dilakukan oleh orang-orang kulit putih terhadap budak-budak kulit hitam
mereka melalui perampasan hak kemanusiaan, larangan penggunaan nama
asli dan nama keluarga, pemberian jam kerja yang berlebihan,
ketidakpedulian terhadap kesehatan budak, perlakuan seperti hewan,
larangan untuk memiliki kemampuan baca tulis, penghianatan dan larangan
untuk memilih jenis pekerjaan yang diinginkan. Prejudice (prasangka) yang

diterima oleh Solomon Northup adalah dituduh sebagai pembohong dan juga
pemberontak. Segregasi dilakukan oleh orang-orang kulit putih terhadap
budak kulit hitam mereka dengan membangun sebuah pemisahan tempat
tinggal. Orang-orang berkulit putih tinggal di sebuah rumah mewah
sedangkan budak mereka harus tingal di sebuah kabin yang buruk tanpa
fasilitas yang layak. Kekerasan diterima oleh budak berkulit hitam melalui
penyiksaan fisik seperti dipukul, dicambuk dan digantung. Ancaman
diberikan oleh orang-orang berkulit putih untuk menumbuhkan kesetiaan
para budak berkulit hitam terhadap majikan mereka. Selanjutnya, proses
usaha yang dijalani oleh Solomon Northup untuk keluar dari sistem
perbudakan dimulai dengan mencoba untuk melarikan diri dari kapal yang
mengangkutnya dan dilanjutkan dengan menulis beberapa surat pada
keluarganya yang pada akhirnya membebaskannya dari perbudakan. Selain
itu, data yang ada apada novel merefleksikan kondisi nyata akan bentuk
rasisme terhadap budak Afrika Amerika pada abad Sembilan belas yang
dilihat melalui beberapa artikel yang menunjukkan fakta mengenai
perbudakan pada masa itu.

You might also like