You are on page 1of 6

Pemeriksaan Diagnostik

Selain melalui pemeriksaan fisik,ada tidaknya gangguan dalam hal pemenuhan


kebutuhan oksigen juga dapat diketahui melalui pemeriksaan diagnostik.Pemeriksaan yang
dimaksud antara lain pemeriksaan gas arteri darah,pemeriksaan laboratorium darah,mantoux
test,dan pemeriksaan sputum.

Pemeriksaan Gas Darah Arteri (Analisisi Gas Darah-AGD)


Analisis gas darah arteri memberikan determinasi objektif tentang oksigenisasi darah
arteri,pertukaran gas alveoli,dan keseimbangan asam basa. Dalam pemeriksaan ini diperlukan
sampel darah arteri yang diambil dari arteri femoralis,radialis,atau brakhialis dengan
menggunakan spuit yang telah diberi heparin untuk mencegah pembekuan darah.
Sebelum mengambil darah arteri,lakukan tes Allen`s yaitu pengkajian cepat sirkulasi
kolateral pada tangan.Tes ini penting dilakukan sebelum mengambil arteri radialis.Caranya :
sumbat kedua arteri radialis dan ulnaris dengan jari tangan pemeriksa. Mintakan klien untuk
mengepalkan tangannya jika. Jika klien membuka kepalan tangannya pada kedua arteri yang
tersumbat,maka tangan klien akan pucat. Jika pemeriksa melepaskan sumbatan dari salah satu
arteri,tangan klien seharusnya berwarna merah muda yang menandakan adanya sirkulasi
kolateral. Kaji potensi kedua arteri dengan cara ini secara bergantian. Jika sirkulasi kolateral
kuat,maka darah arteri radialis boleh diambil.
Setelah darah arteri selesai diambil,spuit ditutup untuk mencegah kontak denga udara
luar dan letakkan dalam wadah termos yang berisi es sampai tiba waktu untuk dianalisis.
Sementara pada daerah bekas pengambilan bekas darah, arteri ditekan sedikitnya selama lima
menit untuk mencegah perdarahan. Kemudian dianalisis di laboratorium dan hasilnya secara
normal seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Nilai normal hasil analisis gas darah arteri
Fungsi Pernapasan

Pengukuran

Nilai Normal

Keseimbanga asam basa

pH

7,35-7,45

Oksigenisasi

Ventilasi

:Konsentrasi ion
hidrogen
PaO2 :Tekanan parsial
kelarutan oksigen di
dalam darah
SaO2 :Persentase ikatan
oksigen dengan
hemoglobin
PaCO2 :Tekanan
parsial
kelarutan karbondioksida
dalam darah

80-100 mmHg

95% - atau lebih

35 45 mmHg

Keterangan :

PaO2 merupakan indikator klinis untuk mengetahui status oksigenisasi. Bila nilainya <
80 mmHg mengindikasikan bahwa klien mengalami hipoksemia.
SaO2 merupakan parameter oksigen terikat oleh hemoglobin SaO2 ini mempunyai
hubungan dengan PaO2 yaitu menggambarkan kurva disosiasi oksihemoglobin.
pH menyatakan kepekaan ion hidrogen dan kesamaan zat yang
ditimbulkannya.Apabila terjadi penambahan atau peningkatan konsentrasi ion
hidrogen, maka keadaan bersifat asam dan pH akan turun. Sebaliknya,bila tubuh
bersifat basa tau alkali,maka pH akan meningkat.

Pemeriksaan Laboratorium Darah


Pemeriksaan laboratorium darah yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan kadar
hemoglobin (Hb), leukosit,eritrosit,dan laju endap darah. Spesimen darah yang biasa
digunakan diambil dari darah vena.
Pemeriksaan kadar hemoglobin bertujuan untuk menetapkan atau mengetahui kadar
hemoglobin dalam darah. Nilai normal kadar hemoglobin pada laki-laki sekitar 14-18
gram/dl, sedangkan wanita 12-16 gram/dl. Pemeriksaan leukosit bertujuan untuk menghitung
jumlah leukosit dalam darah dengan nilai normal sekitar 5.000-10.000/mm 3.Pemeriksaan
eritrosit bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah dengan nilai normal pada
laki-laki sekitar 4,5-5,5 juta/mm3 darah,sedangkan pada wanita 4-5 juta/mm3 darah.
Prinspi pemeriksaan laju endap darah adalah mengendapnya sel-sel darah pada darah
yangf sudah diberi koagulan setelah didiamkan dalam waktu tertentu. Dalam pemeriksaan ini
dihitung adalah kecepatan waktu mengendapnya. Pemeriksaan ini bertjuan untuk mengetahui
banyaknya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya sel-sel darah yangf
mengendap dalam waktu tertentu. Caranya :
a) Sediakan tabung/botol yang telah diisi dengan 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8%.
b) Isap darah vena sebanyak 1,6ml dan masukkan ke dalam botol yang berisi natrium
sitrat tersebut
c) Campur larutan dengan gerakan melingkar secara perlahan-lahan
d) Isap campuran darah tersebut ke dalam pipet Westergen dengan bantuan karet
penghisap sampai garis bertanda 0 mm
e) Biarkan pipet dalam sikap tegak lurus pada rak Westergen selama 60 menit
f) Bacalah tingginya lapisan plasma pada jam pertama dan kedua dari 0 sampai batas
plasma dengan endapan darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam milimeter per
jam dan 2 jam. Nilai normal pada laki-laki 0-10 mm/jam dan wanita 0-20 mm/jam.

Mantoux Test (Tes Tuberculin)


Tes tuberculin digunakan untuk mendeteksi invasi dan berkembangnya Mycobacterium
tuberculosa. Tes tuberculin merupakan pemeriksaan diagnostik dengan menyuntikkan
Purified protein derivative (PPD) secara intradermal.
Sebelum melakukan tes ini, alat yang perlu disiapkan antara lain PPD, spuite
tuberculin dengan jarum nomor 25, sarung tangan, dan kapas alkohol, adapun prosedurnya
adalah sebagai berikut:
a) Tanyakan pada klien apakah pernah menjalani tes tuberculin dan apakah hasilnya
positif atau pernah mendapat vaksin BCG.
Rasional: seseorang yang pernah tes tuberculin ataupun divaksin BCG, hasil tesnya
akan lebih sering positif. Oleh karena itu, riwayat pernah menjalani tes tuberculin dan
vaksin BCG ini penting dikaji untuk ketepatan pembaca hasil tes, terutama untuk
mengetahui indurasi (penebalan) kulit pada kulit yang disuntik. Hasil positif tes
tuberculin bila indurasi nya 10 mm atau lebih, namun pada orang yang pernah yang
divaksin BCG dikatakan positif tes tuberculinnya bila indurasi nya lebih dari 15 mm.
b) Tanyakan pada klien apakah ia telah mendapat vaksinasi atau penyakit akibat virus
pada 4 minggu terakhir.
Rasional: vaksinasi dan penyakit akibat virus dapat menekan sistem imun tubuh
sehingga reaksi tes tuberculin dapat terganggu.
c) Kenakan sarung tangan pemeriksa.
Rasional: mengurangi transmisi mikroorganisme.
d) Pilih tempat tes pada permukaan ventral anterior lengan bawah.
Rasional: area ini bebas dai opembuluh darah, tahilalat, bulu, atau tanda lainnya.
e) Dengan gerakan melingkar, bersihkan tempat tersebut dengan kapas alkohol.
Rasional: mengurangi jumlah mikroorganisme pada permukaan kulit.
f) Dengan tangan dominan ambil spuit dengan pegang spuit sehingga sudut 10 o-15o
terhadap kulit klien dengan bagiannya bevel jarum menghadap keatas. Perlahan tapi
pasti tusukan jarum ke dalam lapisan kulit atas sampai mulut bevel tersumbat kulit
dan benjolan pada area kulit yang di suntik.
Rasional : Jika sudut penusukan lebih besar dari, maka penyuntikan akan terlalu
dalam. Melakukakan penyuntikan dengan bevel menghadap ke atas akan
memudahkan penusukan jarum. Adanya benjolan pada tempat penyuntikan
menandakan tes tuberculin telah diberikan dengan tepat.
g) Buang semua peralatan yang kotor ke tempat sampah khusus sampah medis.
Rasional: pembuangan alat kotor dengan baik mengurangi transmisi mikroorganisme.
h) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
i) Instruksikan klien untuk kembali dalam 48-72 jam guna evaluasi akhir.
Rasional: Hasil maksimal akan teramati selama interval waktu tersebut.

j) Setelah 48-72 jam, ukur indurasi yang terbentuk pada tempat penyuntikan.
Rasional: Indurasi dengan diameter 10 mm atau lebih menandakan hasil positif.
k) jelaskan hasilnya pada klien
Rasional: penjelasan membuat klien terus terinformasi tentang status kesehatannya
dan memungkinkan klien untuk ikut serta secara aktif dalam perawatan.
l) Jika tes menunjukkan hasil positif, buat rujukan untuk skrining/pengobatan lebih
lanjut.
Rasional: Tes positif menandakan klien terpapar terhadap tuberkulosis dan diperlukan
evaluasi lebih lanjut.
m) Catat tuberculin dan hasilnya pada catatan klien.
Rasional: Mengomunikasikan teman pada anggota tim perawatan lain dan
menunjang sebagai catatan legal.

Lanjutan endah
Melaui sudut/sisi lain dari hidung atau pada lubang hidung lainnya.
c. Ikuti prosedur c) sampai e) seperti pada tahap pelaksanaan oral suctiopning.
3. Tahap tidak lanjut:
Sama seperti halnya yang dilakukan pada oral suctioning.
c. Nasotrakheal suctoning
1. Tahap persiapan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Ikuti langkkah a) sampai d) pada oral suctioning


Atur kekuatan sution sesuai kebutuhan
Pastikan bahwa sumber oksigen tersedia
Gunakan teknik aseptik, isi kom steril dengan air steril.
Posisikan klien dengan kepala aggak ekstensi
Buka bungkus kateter steril, sambungkan kateter tersebut pada tabung
suction
g. Letakkan ujung kateter pada kom steril dan isapkan air teril.

2. Tahap pelaksanaan

a. Biarkan vent kateter terbuka, tinggikan ujung hidung lalu masukan kateter
menyiri hidnug.
b. Jika terjadi sumbatan jangan dipaksa, tetapi lepaskan dan masukkan pada
sudut yang lain ataupun pada lubang hidung yang lain.
c. Gerkan kateter ke depan secara perlahan sampai masuk trakea
d. Ketika kateter di dalam trakhea tutup vent dengan ibu jari dan tarik kateter
perlahan-lahan dengan gerkan memutar di antara ibu jari dan jari lainnya.
e. Lepaskan ibu jari dari vent untuk beberapa detik anatara inspirasi
f. Masukkan dan keluarkan kateter ke dalam kom steril dan isap air steril umtuk
membersihkannya.
g. Ulangi prosedur ini sesuai yang dibutuhkan, tetapi setiap suctioning tidak
boleh lebbih dari 5 detik dan jeda waktu periode 1-3 menit.
3. Tahap tidak lanjut:
a. Prosedur sama dengan oral suction
b. Berikan oksigen jika dibutuhkan dan bergantung kondisi kliean.
d. Endotrakheal atau trakheostomi tube suctioning
Indikasi:
1)
2)
3)
4)

Bila sekresi dapat terlihat atau suara sekresi yangterdengar dengan


Setelah prosedur fisiotrapi dada.
Setelah prosedur penngobatan bronkhodilator.
Peningkatan atau popping off dari punak tekanan jalan napas terhadap
klien.yang sedang mengunakan ventilasi mekanik.

Prosedur
1)
2)
3)
4)

Cui tangan secara saksama


Letakkan handuk di atas dada klien..
Kenakan sarung tangan.
Lepaskan ventilator pada klien lalu letakkan konektor ventilator di atas
handuk steril.
5) Ventiliasikan dan beri oksigen melalui ambu bag 4-5 kali disesuaikan dengan
volume tidal klien.
6) Lumasi ujung kateter dengan jelly lalu dengan saksama masukkan kateter
suction sejauh mungklin ke dalam jalan napas buatan tanpa melakuklan
pengisapan.
7) Lakukan suction dengan gerakan memutar kateter secara cepat bersamaan
dengan menarik kateter keluar.
8) Batasi waktu suction 10-15 detik. Hentikan sution apabila denyutjantung
meningkatkan sampai 40 kali/menit
9) Ventilisasi klien denganb ambu bag setelah sution tiap periodenya.
10) Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan memasukkan NaCL steril
3-5 c ke dalam jalan naps buatan.

11) Bila kateter diantarnya setiap pelaksanaan suction


12) Lakukan prosedur ini sampai jalan napas bersih terhadap penggumpalan
sekret yang ditandai dengan hasil auskultasi jernih
13) Setelah selesai hubungan klien dengan ventilator
14)
Bereskan lagi alat-alat.

You might also like