You are on page 1of 35

DAFTAR ISI

Halaman
Pengantar Penerbit ................................................. i
Pengantar Cetakan Kedelapan ....................................... ii
Daftar isi ........................................................ iv
Sambutan-sambutan
Dr. Muhammad Yusuf Musa .......................................... 1
Al-Ustadz Sayid Qutb ............................................. 5
AI-Ustadz Ahmad As-Syarbashi ..................................... 8
PENDAHULUAN......................................................... 12
BAB PERTAMA : MASA JAHILIYAH PASAL PERTAMA:
- Prikemanusiaan Menghadapi Sakratul Maut ................
16
Tinjauan Terhadap Agama dan Bangsa-bangsa ...............
16
Agama Masehi pada Abad Keenam ..........................
17
Perang Seagama di Dalam Kerajaan Romawi ................
18
Kekacauan Masyarakat dan Ekonomi .......................
19
Agama dan Perekonomian Mesh Pada Mass Romawi .............. 20
Etiopia ................................................
22
-- Bangsabangsa Baratlaut Eropa ........................ .
23
Bangsa Yahudi ..........................................
23
Antara Yahudi dan Nasrani ..............................
24
Iran dan Gerakan-gerakan Reaksionernya ..................
26
Mendewakan Raja-raja ...................................
28
Perbedaan Antara Kasta-kasta ............................
29
-- Bangsa Kelas Satu .....................................
30
Menyembah Api dan Pengaruhnya ..........................
31
Cina dengan Agama dan Tata-hukumnya ....................... 32
Budhismedan Perkembangannya ....................... 32
Bangsa-bangsa Asia Tengah ...........................
34
Agama, Sosial dart Moral di India .......................
34
Puncak Berhalaisme ................................
35

Memuja Nafsu Syahwat .............................. 36


Sistem Kasta Yang Kejam ............................. 37
Kasta SyudraYang Hina ..............................
38
Kedudukan Wanita Dalam Masyarakat India .................
3g
Ciri-ciri dan Keunggulan Bangsa Arab .....................
39

Keberhalaan Jahiliyah ...............................


39
Berhala-berhala Bangsa Arab Jahiliyah ..................... 40
Pandangan Bangsa Arab Ten tang Tuhan ....................
41
Agama Yahudi dan Nasrani di Tanah Arab ..................
42

Kenabian dan Kebangkitan ............................


42
Kerusakan Moral dan Sosial ............................43
Wanita Dalam Masyarakat Jahiliyah ......................
46
Fanatisme Kabilah dan Keturunan .......................47
Kerusakan Melanda Dunia ............................. 49
Kunang-kunang di Gelap Malam ........................ 49
PASAL KEDUA : SISTEM POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA
JAHILIYAH

Absolut Monarchi .................................. 53


Pemerintahan Romawi Di Mesir dan Syria ..................
54
Sistem Pendapatan dan Pengeluaran di Iran ................. 55

Kekayaan Raja-raja ................................ 56


Jurang Pemisah Dalam Masyarakat .......................56

Kaum Tani Iran .................................... 57


Penindasan dan Kekerasan ............................. 57
Kebudayaan Palsu dan Hidup Berfoya-foya .................
58

Pajak Mencekik .................................... 60

Kesengsaraan Rakyat ............................... 61


Agama Si Kaya dan Si Miskin ...........................61

Gambaran Yang Tepat ...............................


62
BAB KEDUA: DARI JAHILIYAH MENUJU ISLAM
PASAL PERTAMA : METODA NABI-NABI
Dunia Yang Dihadapi Rasulullah ........................64
Segi-segi Kerusakan Hidup .............................65
Muhammad Saw Bukan Pemimpin Nasionalis ................66
- Bukan Kebatilan Lawan Kebatilan .......................67
Masuk Dad Pintu Yang Tepat .......................... 68
PASAL KEDUA : KEMUNDURAN UMMAT ISLAM
Garis Pemisah Antara Dua Periode
127
Sebab-sebab Kemajuan Islam
127
Syarat-syarat Kepemimpinan Islam
128
Pergeseran Imamah Darl Kelompok ke Kelompok
131
Pemisahan Agama Dad Negara
132
Cenderung Mempanglimakan Pollak
132
Islam Disalah-gunakan
134
Kurang Perhatian Terhadap Ilmu Praktis
134
Kesesatan dan Bid'ah
135
Perinptan Agama Kepada Ummatnya
136
Perjuangan Dunia Islam di Abad Keenam Hijriah 137
Kepemimpinan Islam Merosot
141
Situasi Abad Yang Lemah
142
Hancurnya Kekuatan Islam
142
PASAL KEDUA : MELANGKAH MENUJU ISLAM
- Jahiliah Membela Diri
70
- Menuju Agama Terbaru
71
- Pendidikan Agama
72
- Di Madinah Rasul.
73
- Kehancuran Kaum Syirik dan Kufur
74
- Revolusi Dahsyat Dalam Sejarah Dunia
76
- man Membentuk Akhlak
76
.
-

Dorongan Hati Nurani . . . .


78
Terhindar Dan Godaan Nafsu Syahwat
80
Jiwa Mulia dan Harga Diri
...
81
Kebesaran dan Perhiasan Palsu ..... . . . . .
81
Keberanian Luar Biasa
82

. . . . . . . .......

- Dad Egois Ke Ubudiyah


84
- Ajaran Ketuhanan Yang Jelas dan Teps
86
PASAL KETIGA : MASYARAKAT ISLAM
Sekuntum Bunga
88
Hilangnya Fanatisme Golongan
89
Kullukum Ratin wa Mas'ulum 'An-Raiyyatihi
91
Haram Mentaati Pemimpin yang Durhaka Kepada Allah
Rasulullah Bertahta Di Hati Ummat 92
Keajaiban Cinta dan Pengorbanan
93
Puncak Ketaatan dan Kepatuhan
96
PASAL KEEMPAT:
Prikemanusiaan Menggantikan Kejahfliaan
101
Kesatuan Ummat yang Beriman
104
PASAL KETIGA : PERIODE USTMANIYAH
Dinasti Ustmaniyah di Atas Panggung Sejarah
143
Keunggulan Muhammad Al-Fatih Dalam Perang
143
Kelebihan Bangsa Turki
144
Kemunduran Moral, limn dan Teknologl
146
Kebekuan Ilmu di Turki 147

91

Kemunduran Pemilciran dan Sain


149
Kerajaan Yang Berkembang Pada Zaman Ustmaniyah
151
- Kebangkitan Eropa
152
- Kemunduran Ummat Islam Dalam Penghidupan
152
Kejatuhan Ummat Islam
153
Kepakuman Setelah Turki Ustmani
154
BAB KEEMPAT : PERIODE BANGSA EROPA PASAL PERTAMA : EROPA YANG MATERIALIS
BAB KETIGA : PBRIODE ISLAMIYAH PASAL PERTAMA : MASA KEJAYAAN ISLAM
Kepemimpinan Islam dan Ciri Khasnya
Periode Khulafa Ar-Rasyidin
Pengaruh Kepemimpinan Islam
Peradaban Islam dan Pengaruhnya
107 113
115
119
- Kebudayaan Eropa dan Sejarahnya
- Kebudayaan Yunani
Kebudayaan Romawi
Kristenisasi di Romawi
Keruglan Agama Kristen Dalam Kekuasaan Romawi Keruntuhan Moral
Republik Romawi
156 156
161 163
164
166
Kependetaan Yang Kejam
167
Keanehan Para Rahib
167
Kaum Rahib Merusak Moral
168
Kegagalan Rahbaniyah Menentang Materialisme
Antara Rahbaniyah dan Materialisme
Kerusakan di Pusat Keagamaan
171
Perebutan Pengaruh Antara Paus dan Kaisar
Kesengsaraan Eropa Karena Pemuka Agama
Kejahatan Pemuka Agama Terhadap Kitab Suci
Tekanan Gereja Kepada llmu
174
Revolusi Kaum Pembaharu
175
Tidak Jujur
,
175
Barat Menuju Materialisme
176
Tersingkapnya Rahasia Materialisme
Propagandis Materialisme
178
Duplikat Kebudayaan Yunani
178
Materialisme, Bukan Kristen
179
Gejala Materialisme di
Eropa
Gerakan Umiak Menuju Materialism
Sistem Produksi Dan Susunan Masyarakat
Temi Darwin Dan Pengaruhnya
190
Sambutan Terhadap Teori Darwin
192
Kesalahan Ajaran Materialisme
192
PASAL KEDUA : NASIONALISME DAN
KEBANGSAAN DI EROPA.
Perpecahan Gereja Latin
194
Fanatisme Kebangsaan Yang Sempit Di Eropa
Dunia Islam Ketularan
196
Semangat Nasionalisme Arab
198
Mempertahankan Nasionalisme
202
Konsep Islam Terhadap Maya Perang
Propaganda Kaum Nasionalis Dan Bahayanya

169
170
172
173
173

177

183
187
189

195

203
206

Kerakusan Negara Besar


206
Perlombaan Bangsa Besar Merebut Daerah Jajahan
Dua Corak Penguasa
209
PASAL KETIGA : EROPA BUNUH DIRI
Periode Tehnologi
212
Tujuan Industri Dan Tehnologi Menurut Islam
Kemunduran Karena Perbuatanmu Sendiri
215
Mat Dijadikan Tujuan
216
Kepincangan Di Eropa .
217
Kekuatan Besar, Akal Kurang
217
Pelajaran Yang Merusak
218
Eropa Bunuh Diri
220
Born Atom dan Kekejamannya
221
Tanah Gersang
223
PASAL KEEMPAT : MALAPETAKA KEMANUSIAAN
PADA MASA PENJAJAHAN BARAT
Macetnya Indera Keagamaan
226
Tusukan Kepada Orang Mati Tidak Sakit
228
Hilangnya Rasa Keagamaan
231
Kekuasaan Benda Dan Perut
236
Kemerosotan Akhlak Masyarakat
239
BAB KELIMA : KEBANGKITAN DUNIA ISLAM
PASAL PERTAMA
Dunia Sedang Menuju Jahiliyah
251
Filsafat Barat Menguasai Dunia
252
Keadaan Bangsa-bangsa Asia
253
Islam satu-satunya obat
255
Dunia Islam Terpengaruh
255

208

212

Ummat Islam Tumpuan Harapan


256
Tugas Dunia Islam
259
Persiapan Rohani
262
Perlu Persiapan
263
Merebut Supremasi Ilmiah
264
Pembaharuan Ilmiyah
266
Merebut Kepemimpinan
268
PASAL KEDUA : KEPEMIMPINAN BANGSA ARAB
Pentingnya Dunia Arab
269
Muhammad Rasulullah sebagai jiwa Dunia Arab
270

lman Adalah Kekuatan Bangsa Arab

Dunia Arab Dituntut Lagi

Pemupukan Patriotisme

Perangi Poya-poya dan Tutup Jurang Kaya dan Miskin

Bebaskan Ummat Dari Cengkeraman Egoism


Membina Kesadaran Ummat

Independensi Perekonomian Arab


Harapan Ummat Kepada Bangsa Arab
Menuju Puncak Kiblat Sedunia
271 272 278
280
281 284
286
287 287
SAMBUTAN
DR. MUHAMMAD YUSUF MUSA

Kontak langit dan bumf guna menyampaikan agama Allah Swt. kepada
segenap hamba-Nya, yang memang sangat membutuhkan petunjuk dan hidayahNya, adalah salah satu peristiwa besar dan mujizat yang sengaja
ditentukan oleh Al-Khalik untuk maksud-maksud yang telah pula ditetapkan.
Kedatangan agama Islam yang merupakan peristiwa besar dalam Sejarah Dunia
tentulah dilatar-belakangi oleh sebab-sebab, kondislkondisi dan tujuantujuan yang senantiasa diharapkan.
Dalam sambutan ini kami tidak akan bicara mengenai sebab-sebab dan
kondisi-kondisi itu, dan tidak jugs mengenai tujuan kehadiran Islam di
tengah-tengah dunia yang di kala itu sedang dilanda kerusakan sosial,
akibat tidak dikenalnya lagi agama yang hak. Kami tidak akan membicarakan
hikmah kerasulan Muhammad Saw. dan praktek kenabiannya, sebagaimana juga
tentang perjuangan kaum muslimin pertama. Sebab hasil kenabian dan
perjuangan dimalcsud telah dimaldumi oleh dunia. Kami hanya alcan
menyambut kehadiran buku karangan Syelch Abul Hasan An-Nadawy yang di
tangan pembaca ini, sekalipun kami tahu bahwa sambutan itu sendiri
tidaklah amat perlu. Dikatakan tidak perlu, mengingat buku ini telah
mendapat sambutan istimewa dari masyarakat luas. Hanya kerendahan hati
penprangJah yang mendorongnya untuk meminta sambutan seperti ini.
Tents terang, kami sendiri telah membaca buku ini lewat cetakan
pertama dulu, terhadap mana kami sangat terkesan, sehingga sempat
mencatat pada halaman terakhir kata-kata "Membaca buku ini mempakan
kehrausan
bagi
setup
orang
yang
menginginkan
dan
memperkangkan
pengembalian dunk Islam ke roman keemasannya".
Pada waktu itu kami belum berkenalan dengan pengarang, walaupun sudah
tahu bahwa beliau salah seorang tokoh Islam dan dal yang berkaliber
internasional. Sewaktu berkenalan dan berbincang-bincang dengan beliau,
sadarlah kami bahwa pesona buku ini amatlah sesuai dengan pesona pribadi
pengarangnya. Terkesan, bahwa beliau paham betul akan situasi 'Ruda Islam
dan ajaran Islam itu sendiri, sangat pelca dan memiliki keilddasan untuk
menda'wahkan ajaran Islam yang sebenarnya.
Kami dan beliau samasama merasa pilu melihat dunia Islam rela
mengekor kepada negara-negara Barat, berpaling ke mana Barat berpaling,
menerima saja semua kemauan, nilai-nilai dan ketentuan-ketentuan yang
diajukan, dianut dan dirumuskan oleh dunia Barat. Sebabnya ialah karena
negara-negara Arab, khususnya, dan dunia Islam umumnya, telah kehilangan
kepercayaan terhadap diri, agama dan nilai-nilai yang diajarkan oleh kaum
muslimin terdahulu. Inilah penyakit ummat yang perlu segera di-that!.
Inilah sumber kehancuran yang perlu cepat dinetralisir. Obat dan upaya
membasmi penyakit ini haruslah diramu dan diupam dari ajaranajaran Islam,
Sejarah dan pusaka-pusaka kerohanian serta pemikiran Islam itu sendiri.
Penyakit dunia Islam dewasa ini bukanlah bersumber pada kurangnya
days tank Islam terhadap kalangan non muslim dan bukan pula karena belum
masuk-Islamnya mereka itu, melainkan berpalingnya kaum muslimin sendiri
dan i Islam; berpaling ke Barat dan membeo kepadanya.
Akibatnya jadilah ummat Islam ini hanya Islam Kartu Penduduk (Islam
KTP), Islam keturunan dan Islam geografts. Sungguh matt, ummat ldta kini
telah meninggalkan Islam. Tingkah-laku, aturan-aturan dan peradabannya
sudah tidak mencerminkan Islam lagi. Ini tidak hanya di kalangan
masyarakat biasa (rakyat), tetapi juga di kalangan pare pemimpin negara.
Tidak hanya di negeri-negeri Islam Afrika, melainkan juga di selunih
negeri Islam di dunia ini.
Gejala-gejala penyakit tersebut di atas dipahami dan dirasakan bear
oleh Saudara Abul Hasan, sehingga is menulis bukunya ini "Apa Kerugian
Dunia Akibat Kejatuhan Ummat Islam".
Untuk mengobati penyakit-penyakit yang melanda dunia ini, tidaklah
diperlukan agama dan Rasul barn. Sebab kontak langit dengan bumf untuk
menurunkan agama tamatlah sudah dengan diturunkannya agama terakhir

(Islam) melalui Rasulullah yang terakhir, Muhammad Saw. pembawa AlQur'anul Karim. Jika ummat menginginkan terciptanya suatu dunia yang
bebas dart segala bentuk kekacauan dan kejahiliaan, make kembalikan
keyakinan terhadap agama Islam dan dasari seluruh kehidupan dengan Islam
itu sendirt TYdak usah menyuruh orang lain mengimani agama ini sebelum
anda sendiri mengimaninya sungguh-sungguh. Dan engkau be/urn lagi menjadi
mu'min, sebelum mencontohkan kehidupan yang Islami kepada orang lain itu.
Perlu diketahpi, bahwa dunia dewasa ini, khususnya Eropa, mencap
kegagalan dan keterbelakangan politik dan ekonomi dunia Islam sebagai
bukti tidak pantasnya kaum muslimin menjadi pemimpin dunia: Rupanya
mereka itu barn akan yakin kepada Islam. manakala ummatnya sendiri
berhasil mempraktekkan ajaran agamanya secara total. Camkan benar, bahwa
inilah rupanya yang diminta dunia dewasa ini kepada ummat Islam. Mereka
ambisi sekali untuk melihat kaum muslimin berprilaku seperti prilaku
Shalahuddin Al-Ayyubi, yang dicatat dalam buku Da'wah Menuju Islam,
karangan Sir Thomas Arnold, sebagai berikut :
Ummat Islam tidak akan kembali jays, kecuali dengan menempuh jalan
yang pernah ditempuhnya dahulu, yaitu mengimani Islam secara mantap,
meresap di lubuk haft dan membangkitkan patriotisme, untuk selanjutnya
merasa bahagia dalam pengorbanan demi iman itu sendiri. Dengan iman yang
begitu, akan timbullah kebanggaan ber-Islam dan akan kokohlah keyakinan,
bahwa kebahagiaan manusia sedunia ini hanya dapat dicapai melalui ajaran
Islam saja.
Untuk dapat kembali memimpin dan mengarahkan dunia, perlulah
ditumbuhkan keyakinan, bahwa ummat Islam tidak diperintahkan oleh Allah
Swt. menjadi peniru dan pembeo. Camkanlah ungkapan pujangga Islam. Dr.
Muhammad Iqbal, yang dikutip sendiri oleh pengarang dalam bukunya Penyair
Islam Muhammad Iqbal, sebagai berikut:
'Muslim, tidaklah dijadikan untuk hanyut bersama arcs dan tidak pula
untuk mengikut ke mana kafilah orang menuju. Muslim ini dijadikan agar
menjadi pengarah dunia, pengarah masyarakat dan kebudayaam Dialah yang
mengajak orang ke arahnya, dan memenuhi mereka dengan iradahnya. Sebab,
muslimlah pemilik risalah, pemilik ilmulyakin dan penanggung jawab
perjalanan dunia. Kedudukan muslim bukanlah sebagai pembeo dan pengikut,
melainkan sebagai kepala, pemimpin, pembimbing dan pengarah. Muslim
adalah pelaksana amar dan pencegah mungkar. Bila is ditantang zaman,
ditampik masyarakat dan penyimpangan, tidaklah is hendak menyerah, dada
melarikan diri dalam kalah. Muslim akan tetap melawan menantang,
bergelimang petjuangan hingga datang keputusan Allah. Sikap tunduk dan
berdiam diri menghadapi tantangan dan keadaan; dan selalu berdalihkan
qadha dan qadar adalah cerminan kekerdilan dan kelemahan. Mu`min yang
kuat ialah mu`min yang menjadikan dirinya sebagai qadha dan qadar Ilahi.
Itulah mu `min yang tiada tertam- pikkan':
Apa yang ingin kami katakan ialah bahwa buku ini sungguh hebat,
karena Ia menyadarkan setiap pernbacanya akan hakekat penyakit dunia
Islam, menyogohkan pula hakekat Islam itu sendiri, sebagai penawar, dan
sekaligus menyerukan agar ummat segera kembali kepada agamanya.
Adalah kewajiban para pembaca untuk mengembangkan pemikiran dan
melaksanakan
anjuran-anjuran
pengarang,
hingga
terwujud
sebuah
kebangkitan dunia Islam. Salurkan pemikiran dan anjurannya ini melalui
jalur pendidikan yang telah lebih diislamisasikan lagi, agar lahir
generasi dan pemimpin-pemimpin bam,, yang sanggup memobilisasikan seluruh
daya upayanya untuk mengembalikan kejayaan dunia dan ummat Islam.
Ingin kami mengutip kata-kata pengarang sendiri, yaitu bahwa : "AlQur'an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. merupakan dua kekuatan besar yang
mampu menyalakan api iman dan patriotisme, mampu untuk setiap saat
merevolusi
kejahiliaan,
mampu
mengubah
suatu
ummat
yang
lemah,
terbelakang dan lengah menjadi ummat yang kuat, gairah dan penuh daya-

lawan terhadap semua bentuk kejahiliaan dan kekacauan. Sesungguhnya


penyakit parah yang menghinggapi dunia Islam dewasa ini berpangkal dari
sikap puas (rela) dengan kehidupan rendahan, ganderung kepada keburukan
dan kerusakan serta kebiasaan boros. Sikapsikap inilah yang membuat orang
tidak lagi menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh kerusakan yang terjadi,
masa-bodoh terhadap penyelewengan dan kemungkaran dan tidak lagi
menganggap penting selain masalah pangan dan sandang. Akan tetapi kalau
pengaruh Al-Qur'an dan Sejarah Nabi Saw. sempat menyusup ke dalam
hatinya, terjadilah konflik bathin antara kecenderungan-kecenderungan
yang berlawanan. Semua Nabi telah berhasil menciptakan konflik semacam
itu, dan dunia ini memang belum alcan baik sebelum mengalami keadaan
konflik itu. Pada saat-saat itulah orang-orang merasa hams berpegang
kepada ajaran Islam, merasa perlu mengintegrasikan diri ke dalam keluarga
besar muslim. Pada saat kedua ini. barulah semerbak Syurgawi akan tercium
dan karenanya akan lahir dunia Islam yang bani, yang secara total berbeda
dengan dunia Islam lama".
Berdasarkan pernyataan pengarang yang dikutip di atas nampaklah
kebesaran jiwanya yang rnemberi inspirasi bagi ditulisnya buku ini.
Mudah-mudahan Allah Swt. menjadikan buku ini dan himbauanhimbauannya
bermanfaat bagi agama dan ummat Islam. Amin.
SAMBUTAN
AL-USTADZ SAYID QUTB
Alangkah butuhnya ummat Islam kini kepada seseorang yang dapat
mengembalikan kepercayaan mereka kepada diri dan masa lampaunya serta
dapat memulihkan optimisme untuk masa mendatang. Ummat ini sangat
memerlukan seseorang yang mampu memulihkan keyakinan terhadap agama
Islam, yang mereka anuti tanpa mengetahui nilai, hakekat dan citacitanya, dan mereka lebih menempatkannya sebagai agama warisan belaka.
Buku karangan Sayyid Abul Hasan, Ali Al-Hasani An-Nadawy ini
merupakan buku terbaik yang membicarakan tema dimaksud di atas.
Islam
merupakan
aqidah
yang
tinggi
dan
memiliki
beberapa
keistimewaan, yaitu membangkitkan rasa bangga, percaya did dan bahagia
tanpa keangkuhan, tanpa lupa daratan dan kelalaian. Islam menyadarkan
ummat terhadap tanggung-jawab kemanusiaan yang telah tersandang di pundak
mereka; tanggung-jawab untuk menyelamatkan, memimpin dan mengeluarkan
semua manusia dan kegelapan kepada petunjuk Bahl.
Buku ini kami nilai sangat baik, bukan hanya karena is menghimbau
para pembaca untuk segera menyadari makna-makna tersebut di atas, dengan
cara menggugah kesadaran dan membangkitkan fanatisme Islam, tetapi juga
karena pengarangnya menampilkan kenyataan-kenyataan aktual, sebagai alat
penggugah dan pembangkit. Beliau mengemukakan faktafakta sejarah secara
panjang lebar dan mules, untuk kemudian melakukan analisa kritis guna
mendekati kebenaran dan kenyataan secara logis dan mengesankan. Dengan
demikian. nampaklah problema-problema dan kesimpulan-kesimpulan yang
wajar, tidak mengada-ada atau dipaksakan, Inilah kelebihan yang paling
menonjol dalam buku ini.
Pengarang melukiskan keadaan dunia sebelum datangnya agama Islam
secara ringkas, tapi terang dan padat. Dilukiskan pula situasi dunia
Timur, Barat, Utara dan Selatan, meliputi India, Cina, Parsi dan Romawl,
berikut kebudayaan-kebudayaan berbagai bangsa yang diwarnai oleh agamaagama Sarnawi, seperti Yahudi dan Kristen, dan oleh agama-agama bumi,
seperti Hindu, Budha, Zaratustra dan lain-lain. Tidal( secara mengejaeja, melainkan dengan dukungan leteratur dan pandangan para ahli,
balk yang termasuk lama maupun barn, balk dari kalangan non Islam
maupun dari kalangan ulama Islam.
Pengarang berhasil mengungkapkan situasi dunia yang diliputi jiwa
Jahiliyah secara menyelumh. Dan Jahiliyah itulah yang menyebabkan

keterbalikan nilai-nilai. Budi pekerti yang balk telah dianggap buruk,


kebenaran sudah tidak dihargai, keadilan telah dianggap sebagai
kedunguan. Dalam pada itu kesenjangan pun semakin parah bersama kezaliman
yang bersimaharajalela. Int semua terjadi, karena agama langit sudah
dirusak parah dan dikebiri.
Setelah
melukiskan
keadaan
dunia
yang
penuh
kejahiliaan,
dilengkapilah dengan pembicaraan mengenai peranan Islam, yang pada
pokoknya bertugas membersihkanjiwa dan akalpikiran manusia dari segala
kotoran lahiriyah dan bathiniah dengan segala bentuk dan manifestasinya.
Peranan ini berhasil sukses sewaktu ia (Islam) memegang kepemimpinan
dunia, sewaktu ia efektif.
Kemudian tibalah masa, di mana efektifitas ajaran Islam sangat minim,
disebabkan oleh kejahatan ummat, oleh kelalaian mereka menjalankan tugas
kepemimpinan yang justru diwajibkan oleh agama, dan oleh tingkah-laku dan
olah buruk mereka sendiri. Dalam kaitan ini pengarang berusaha
menjelaskan sebab-sebab kejatuhan tersebut, balk sebab-sebab yang
bersifat spiritual maupun material. Pengarang mengungkapkan pengalamanpengalaman pahit yang diderita ummat Islam tersebabkan mereka lari dari
agamanya, berikut kerugian yang melanda dunia ini setelah kejatuhan ummat
Islam. Dunia kini telah kembali ke masa jahiliah dahulu. Walaupun
bergelimang ilmu dan teknologi modern, namun dunia sekarang terancarn
bahaya kehancuran.
Dalam uraian buku ini terasa sekali penting dan mendesaknya
pengembalian kepemimpinan ke tangan ummat yang masih mau setia kepada
agama Allah. Ummat Islam mutlak hams mengambil alih kemudi dunia. Jika
tidak malca malapetaka segera menimpa, tidak hanya atas masyarakat non.
Islam, melainkan ummat Islam sendiri pun akan terkena. Isi buku ini akan
membangkitkan rasa menyes'al atas kelalaian dan kelemahan yang diderita
ummat Islam selama ini, di samping rasa bangga atas agama kita (Islam).
Perlu dicatat, bahwa pengarang sering mengangkat istilah Jahiliyah,
untuk mengisyaratkan keadaan dunia yang sudah tidak lagi dipimpin oleh
agama yang hak. Hal ini menandakan, bahwa pengarang paham benarakan
perbedaan mendasar antara jiwa Islam dan jiwa materialis yang dulu pernah
merajai dunia, dan kini pun ia kembali merajalela setelah kejatuhan
ummat Islam. Memang materialisme ini merupakan ciri utama dari
kejahiliaan. Ia tidak terbatasi oleh zaman tertentu, karena kejahiliaan
ini adalah watak tersendiri yang selalu menyelinap di dalam jiwa dan
pemikiran. Jahiliyah adalah watak yang terwujud nyata manakala nilainilai
dasar
kemanusiaan
telah
dihancurkan
lalu
diganti
dengan
kecenderungan-kecenderungan hawa nafsu. Kejahiliaan dapat melanda manusia
zaman kini, sebagaimana ia pernah menimpa manusia zaman dahulu.
Risalah Islam ialah mengajak semua orang untuk tunduk kepada Allah
Swt. taat kepada Rasulullah Saw. dan yakin akan hark akhirat. Sasarannya
ialah mengeluarkan manusia dari kegelapan ke cahaya, dari perbudakan
sesama manusia menuju penyembahan dan penyerahan seluruh jiwa raga kepada
Allah Swt, dad kesempitan dunia ke alam yang hums dan dari penindasan
agama-agama menuju keadilan yang Islami. Kini ke: afdalan Islam di atas
agama-agama lain sudahlah nyata sekali dan memahaminya sudah semakin
mudah. Sebaliknya kajahiliaan sudah semakin kentara dan akibat-akibat
jahatnya sudah dirasakan orang di mana-mana.
Agaknya zaman sekarang merupakan zaman peralihan (transisi) kedua,
dari dunia jahiliyah ke dunia Islam kembali. Syaratnya ialah adanya
ketulusan hati, semangat juang dan kekonsekwenan ummat Islam menjalankan
seluruh ajarannya. Apa yang kami katakan ini amatlah bersesuaian dengan
pandangan pengarang sendiri (Abul Hasan All An-Nadawy), sebagaimana
diungkapkan olehnya dalam buku ini.
Sesungguhnya kami merasa bahagia sekali dapat membicarakan buku ini
dengan semangat yang sama, dan dapat menuliskin kenyataan itu di sini. Di

samping itu kami gembiresekali, karena dapat membacanya dalam bahasa


Arab. Bahasa yang dipilih pengarang untuk menulis bukunya dan disiarkan
di Mesir untuk kedua kalinya.
Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai aka/ atau yang mempergunakan pendengarannya,
sedang dia menyaksikan. (Qaaf, 37).
***
PENGANTAR
OLEH : AL-USTADZ AHMAD AS-SYARBASHI
Untuk pertama kalinya saya berkenalan dengan Saudara Abul Hasan ialah
pada musim dingin tahun 1951, di markas organisasi Syubban AI-Muslim
Mesir, seusai mengikuti ceramah rutin yang diselenggarakan setiap hari
Selasa. Oleh Syubban Al-Muslimin diistilahkan dengan Muhadarat AsTsulatsa'. Dalam kesempatan itu Saudara Abul Hasan mendesak saya untuk
memberinya waktu berceramah, dengan judul Dunia di Persimpangan Jalan.
Usul itu lalu saya perkenankan.
Abdul Hasan adalah putra Syekh Abdul Hayy bin Fakhruddin bin Abdul
Ali, orang India. Orangnya kurus tinggi, berjenggot kemerah-merahan,
bermata jell dan tajam, bersuara serak-serak basah. Dia suka berpakaian
sederhana dan murah. Dilahirkan di Takyek, propinsi Ray-i Bariliy India,
pada tahun 1332 H, delapan tahun sebelum ayahnya wafat. Setelah
ditinggalkan ayahnya, beliau diasuh oleh kakaknya, Dr. Sayyid Abdul Ali,
yang menggantikan ayahnya sebagai pimpinan Nadwatul Ulama, sebuah
perguman Islam yang cukup masyhur di negerinya. Dr. Abdul All ini adalah
lulusan Perguruan Nadwatul Ulama sendiri. Kemudian menyelesaikan studinya
di Perguruan Deoban dan Universitas Lucknow, dengan nilai sangat
memuaskan.
Ibunya adalah seorang wanita Shalehah, hafal Qur'an, pengarang dan
penyair. Kepadanyalah Abdul Hasan belajar membaca Al-Qur'an dan ihnu-19mu
agama, terutama sewaktu masih kanak-kanak, sambil hersekolah di Perguruan
Nadwatul Ulama yang dipimpin oleh kakaknya sendiri.
Abul Hasan mulai dengan mempelajari bahasa Urdu dan Parsi, kemudian
dalam usia 12 tahun mut1 belajar bahasa Inggris dan Arab. Guru bahasa
Arabnya ialah Syekh _s! bin Muhammad Yamani, yang jugs mengajarkannya
Sastra Arab. Sejak inuda-belia beliau (Abul Hasan) telah banyak tertarik
kepada Sastra Arab dan mengagumi pengarang bukubuku Kalilah wa Dimnah
(Ibnul Muqaffa), Nahjul Balaghah (As-Syarif Radii!), Dalailul I`jaz
(Syekh Jurjani) dan Al-Hamasah (Abu Tammam). Kemudian beliau masuk ke
Universitas Lucknow, di mana bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris.
Inilah yang nrembuatnya terpaksa memperdalam bahasa Inggris dan
ketinggalan dua tahun dari kawan-kawannya. Setelah menyelesaikan studi di
jurusan ihnu-ilmu sosial dengan nilai memuaskan, disempurnakannyalah
studinya di bawah bimbingan Syekh Taqyuddin Al-Hilali yang pada waktu itu
menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Arab di Perguruan Nadwatul Ulama
dan dikenal sebagai tokoh kebangkitan kesusastraan Arab di India.
Di Nadwatul Ulama (seperti Al-Azhar di Mesir), Abul Hasan juga
mempelajari Hadits dari Syekh Haidar Hasan Khan. Kemudian kepada Syekh
Husein Ahmad Al-Madany, yang pada waktu itu menjabat sebagai Profesor
Hadits di Universitas Deoban..
Karya -tulisnya yang pertama kali adalah Biografi Syekh Ahmad,
berjudul Di Tengah Dakwah Menuju Tauhid, Sunnah dan Jihad, yang
diterbitkan oleh Majalah Al-Manar (Rasyid Ridha). Karya itu ditulisnya di
bawah bimbingan kakaknya Dr. Abdul Ali dan atas bantuan Dr. Taqyuddin AlHilali. Inilah karyanya sewaktu masih berumur 18 tahun.
Studi selanjutnya berlangsung di Lahore, yaitu kepada Syekh AlAzim
Ahmad Ali yang dikenal sebagai ulama Tafsir. Di Lahore inilah Abul Hasan

berkenalan dan banyak belajar kepada.ulama-ulama Islam ternama, terutama


sekali kepada pujangga Islam Dr. Muhammad Iqbal.
Setelah kembali ke Lucknow, beliau mengajar di Perguruan Nadwatul
Ulama, dalam berbagai mats pelajaran. Selama sepuluh tahun mengajar di
sana beliau jugs banyak menulis di sebuah majalah berbahasa Arab,
Adhiya', terbitan Nadwatul Ulama sendiri yang dipimpin oleh Ustadz Masud
An-Nadawy. Dl samping itu is menulis buku-buku dalam bahasa Urdu. Satu di
antaranya ialah buku yang berjudul Biografi Sayyid Ahmad As-Syahid.
Selanjutnya beliau pindah ke Delhi untuk bergabung dengan Syekh
Muhammad Ilyas. Di sanalah beliau banyak terlibat dalam kegiatan
kemasyarakatan secara langsung; berda'wah kepada semua lapisan masyarakat
setempat dan ke luar negeri, yang kadang-kadang memakan waktu herbulan
lamanya. Sementara itu is juga banyak menimba ilmu dari Syekh Abdul Oadir
Ar-Raiburi, terutama di bidang Tasawwuf.
Abul Hasan pernah menjadi pemimpin redaksi majalah ilmiah, AnNadwah,
yang berbahasa Urdu. Atas permintaan Universitas Islam Aligarh dalam
rangka pengadaan standar kuliah keislaman tingkat Sarjana Muda,
ditulisnyalah buku berjudul KE ISLAMAN (Islamiyat). Ia pernah memberikan
kuliah di Universitas Milliah Islamiyah Delhi, selama satu tahun.
Materimaterinya mencakup Agama dan Kebudayaan, dan kumpulannya telah
tersebar luas.
Selama di Delhi, beliau sempat menulis beberapa buku pelajaran Bahasa
Arab, seperti Beberapa Pilihan Dad Sastra Arab, yang kemudian dijadikan
buku wajib di Darul Ulum India dan beberapa perguruan tinggi lainnya,
buku Kissah Nabi-nabi Untuk Anak-anak, dan lain-lain. Dia juga mendirikan
Himpunan Missionaris Islam India, yang menerbitkan berbagai media dalam
berbagai bahasa, di samping mendirikan sebuah lembaga yang bernama
Masyarakat Islam Rmiyah, yang berpusat di Lucicnow.. Kemudian buku yang
ada di tangan anda sekarang, dikarangnya sewaktu masih berusia 32 tahun,
yaitu pada tahun 1945, tetapi barn dapat terbit di Mesir pada tahun 1950.
Dan buku-buku karangannya dan dad pemyataan langsung yang pernah saya
dengar, dapatlah dikatakan bahwa dia adalah pencinta ilmu pengetahuan dan
dengan demikian tentulah pencinta buku-buku. Tidak satu pun buku-buku
yang ada di Perpustakaan pribadinya itu yang belum ditelaahnya secara
saksama. Inilah pula yang menjadikannya sangat mahir berbahasa acing dan
berbahasa Arab. Karangan-karangannya yang berbahasa Arab, khususnya,
mengesankan kepada kita perihal kemahiran itu, keindahan balagahnya dan
ketepatan formulasi bahasa. Beliau ini tidak suka mendiskusikan suatu
masalah sebelum melakukan penelitian secara cemiat.
Selain itu, kiranya ada baiknya jika saya mengemukakan kehobbiannya.
Satu di antaranya ialah berolah raga, seperti sepak bola, renang,
panahan, berburu, hocky dan tennis. Suatu masa dia pernah meninggalkan
olahraga secara total, hal mana menyebabkan terkena penyakit yang
dideritanya cukup lama, terutama sakit dada. la tidak suka berpoto
(bergambar), bahkan mengharamkannya sama sekali. Suatu ketika saya dan
dia berkunjung ke suatu Penerbitan terbesar di Kairo, di mana juru potret
berkali-kali ingin mengabadikan kunjungan itu. Walaupun dikemukakan
berbagai alasan namun beliau tetap menolak untuk dipotret. Secara tegas
dikatakannya,
bahwa
kaum
muslimin
India
agaknya
sudah
berijma'
(bersepakat) mengharamkan berpotret.
Dalam suatu pembicaraan, saya pernah menanyakan tokoh-tokoh yang
dikaguminya. Beliau menjawab, bahwa yang banyak mempengaruhi jiwa dan
pemliciran saya adalah Iman Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimia, Syekh AsSarhandi dan Sayyid Ahmad As-Syahid.
Cita-citanya ialah ingin melihat agama Islam menuntun seluruh dunia
dan ingin menyaksikan terkubumya negara-negara yang merusak. Minoritas
kaum muslimin di India, menurutnya, perlu dipertahankan. Sebab hal itu

justru perlu bagi negeri India sendiri, dan mudah-mudahan mereka akan
Jaya di sana.
Adapun perlawatan-perlawatan, dapatlah dicatatkan antara lain ke
Hijaz pada tahun 1367 H (1947), 1369 H (1950) dan sesusah itu ada
beberapa kali lagi, ke Mesir pada tahun 1370 H (1951), ke Turki pada
tahun 1375 H (1956) dan beberapa negeri Islam lainnya. Beliau pemah
beberapa kali mengunjungi negara-negara Eropa pada tahun 1382 H dan 1383
H (1962 dan 1963). Dalam setiap kunjungannya, beliau selalu menyampaikan
ceramah atau pidato, sehingga dia sempat memberikan pesan-pesan di
samping kesan-kesan.
Sebagai penghargaan kepadanya, beliau pernah dipercayakan menjabat
Sekretaris Jendral Nadwatul Ulama, pernah diangkat sebagai anggota
Lembaga Ilmiah di Damaskus dan menjadi Dosen Terbang di Universitas
Damaskus. fa pernah menjabat sebagai Dewan pimpinan Rabithah `Alam
AIIslamy di Makkah dan menjadi Anggota Dewan Kurator Universitas Islam
Madinah.
Sewaktu menjawab pertanyaan saya mengenai Mesir, beliau mengatakan
bahwa di sana is melihat masyarakat yang beriman kepada Allah Swt. cinta
agama, cinta kepada sesama muslim terutama orang-orang yang merantau di
sana, berhati lemah lembut dan berhasil. Itu yang positif katanya. Yang
negatif, antara lain adanya pergaulan bebas, wanita-wanita berpakaian
terbuka, banyak gambar-gambar porno yang menghias halamanhalaman koran
dan majalah dan terpengaruh oleh kebudayaan Barat.
Abul Hasan adalah seorang yang tidak suka kepalsuan-kepalsuan yang
biasa
digembar-gemborkan
manusia-manusia
zaman
kini.
Dia
suka
kesederhanaan.
Baginya
harta
kekayaan
haruslah
dipandang
sebagai
sematamata alat. Beliau mempunyai keimanan yang sangat teguh kepada Allah
Swt. dan iman itu, menurutnya, hams diletakkan di atas segala-galanya.
Dialah pejuang yang penuh keyakinan, keikhlasan dan ketabahan.
Akhirnya, tulisan yang agak panjang ini belumlah cukup untuk
menerangkan seseorang yang berkepribadian besar, yang telah mengarang
buku

PENDAHULUAN
Pada mulanya, ummat Islam jatuh, diiringi dengan kegelapan dan
tersingkir dari kedudukan sebagai pemimpin ummat manusia, akhirnya
tersisih dari lapangan hidup dan kegiatan di dunia. Peristiwa ini tidak
dapat dianggap sebagai satu peristiwa serupa dengan peristiwa-peristiwa
yang berulang-ulang terjadi di dalam sejarah tentang jatuhnya bangsabangsa, silih bergantinya kekuasaan dan pemerintahan, jatuhnya raja-raja
dan kalahnya pasukan-pasukan penyerbu di medan pertempuran, hancurnya
peradaban dan kedudayaan, surutnya gelombang politik sesudah musim
pasangnya. Sekali-kali tidak.
Peristiwa beralihnya pimpinan dunia dari ummat Islam, adalah suatu
peristiwa aneh yang belum ada duanya dalam sejarah dunia.
Peristiwa kejatuhan ummat Islam ini, tidak menimpa bangsa Arab saja
dan tidak pula hanya menimpa ummat dan bangsa-bangsa yang beragama Islam,
apalagi keluarga penguasa-penguasa yang hilang kekuasaan, tahta dan
negerinya, tetapi lebih dari itu merupakan suatu bencana yang menimpa
ummat manusia seluruhnya, dan tak pernah dialami sejarah bencana yang
lebih parah dan merata dari itu. Sekiranya dunia menyadari akan hakekat
malapetaka ini, mengetahui betapa besar kerugian dan kehancurannya,
niscaya ia akan menjadikan hari yang naas itu sebagai hari berkabung dan
duka-cita, hari ratap tangis yang penuh duka, hari mengucapkan tanda
turut berduka cita antara bangsa-bangsa dan dunia akan memakai pakaian

berkabung. Semua bencana itu tidak terjadi dalam satu hari tertentu,
tetapi terjadi tahap demi tahap dalam kurun zaman.
Dunia sampai hari ini belum berhasil menghitung dan menilai bencana
ini dengan benar, karena dunia belum memiliki ukuran yang benar, untuk
dapat mengukur bencana dan kerugian yang dideritanya.
Dunia tidak akan rugi karena jatuhnya satu negara yang telah lama
menguasai dunia, telah menaklukkan berbagai daerah dan negeri, telah
menguasai berbagai kelompok manusia, telah merasa senang hidup mewah di
atas penderitaan, kesengsaraan kaum lemah dan melarat.
Perikemanusiaan tidak akan merana disebabkan pindahnya kekuasaan
pemerintahan dan kemewahan dari tangan seorang ke tangan orang lain dari
bangsanya, atau dari satu kelompok ke kelompok lain yang juga melakukan
aniaya,sewenang-wenang dan perbudakan.
Alam raya ini tidak akan terkejut dan tidak akan menderita karena
jatuhnya satu bangsa yang telah menjalani umur tua dan kelemahan atau
disebabkan jatuhnya satu pemerintahan yang telah lapuk uratnya dan
longgar bagian-bagiannya. Peristiwa yang demikian sudah menjadi ketentuan
alam.
Air mata manusia lebih berharga untuk dicurahkan menangisi seorang
raja yang berpulang atau satu kerajaan yang lenyap. Maka manusia tidak
perlu merepotkan diri untuk meratapi seseorang yang tidak pernah berbuat
sesuatu untuk kebahagiaan manusia, walaupun hanya satu hari saja, dan tak
pernah berjuang sesaat pun untuk kesejahteraan manusia umumnya.
Langit dan bumi sendiri acapkali bersifat keras atas kejadiankejadian seperti ini, yang terjadi setiap hari dan telah terjadi ribuan
kali.
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, kebunkebun serta tempat yang indah-indah. Dan kesenangan yang mereka
ni'mati. Demikianlah; dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang
lain. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun
tidak diberi kesempatan." (ad-Dukhan: 25-29).
Bahkan banyak raja-raja dan bangsa-bangsa itu pada hakekatnya hanya
jadi beban di atas pundak dunia ini, sumber kecelakaan bagi ummat manusia
pangkal penderitaan bagi bangsa-bangsa yang kecil dan lemah, sumber
kerusakan dan penyakit dalam tubuh masyarakat, selalu menghembuskan racun
berbisa ke dalam tubuh masyarakat, Akhirnya, memerlukan operasi besar,
sehingga memotong bagian yang masak dan menjauhkannya dari bagian yang
sehat, menjadi tanda bagi kebesaran Allah dan rahmat-Nya yang luas
disambut oleh ummat manusia dengan rasa puas, gembira dan syukur kepadaNya.
Firman Allah
"Maka orang-prang yang zalim itu dimusnahkan sampal ke akar-akarnya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (Al-An am : 45)
Akan tetapi berbeda dengan itu semua, tidaklah dapat dianggap bahwa
keterbelakangan, kejatuhan ummat Islam serta hilangnya kedaulatan mereka
dari dunia ini - padahal merekalah pendukung risalah para Nabi, dan
pembawa kesehatan bagi tubuh ummat manusia sebagai sekedar kejatuhan
biasa, kejatuhan satu bangsa atau satu golongan tertentu.
Kejatuhan ummat Islam merupakan kejatuhan suatu "Risalah" yang
berfungsi sebagai roh bagi masyarakat manusia dan merupakan jatuhnya
suatu pondamen yang di atasnya dibangun tata tertib agama dan dunia.
Apakah kejatuhan dan tersisihnya ummat Islam merupakan suatu hal yang
menyedihkan ummat manusia di Timur dan Barat, yang sudah berlalu beberapa
abad itu?
Benarkah, bahwa dunia rugi dengan mundurnya ummat Islam, padahal
dunia kaya dengan adanya bangsa-bangsa dan suku bangsa yang aneka ragam
itu?
Dan kalau rugi, sampai di mana ruginya?

Bagaimanakah keadaan dunia, terutama sesudah kendali dunia dipegang


oleh bangsa-bangsa Eropa sebagai pengganti kedudukan ummat Islam, serta
keberhasilan mereka mendirikan kekuasaan di atas puing-puing kekuasaan
Islam ?
Apakah pengaruh dari pergeseran besar pada pimpinan dunia ini
dibidang agama, moral, politik, hidup dan masa depan kemanusiaan?
Dan akhirnya, bagaimanakah kalau dunia Islam bangkit kembali dari
jatuhnya, dan bangun dari tidurnya serta kembali ia memegang tampuk
kekuasaan?
Semua pertanyaan di atas, jawabannya akan dijumpai pada halamanhalaman berikut ini.
BAB PERTAMA
MASA JAHILIYAH.
PASALPERTAMA
PERIKEMANUSIAAN MENGHADAPI SAKRATUL MAUT
Abad ke-enam dan tujuh Masehi adalah satu priode sejarah yang paling
suram, prikemanusiaan padamasa itu sedang meluncur dan jatuh, yang
sebenarnya telah mulai beberapa abad sebelumnya. Tidak ada satu kekuatan
tangan manusia yang dapat menahan kebobrokan tersebut. Perputaran hari
semakin mempercepat kejatuhan dan menambah kerusakan.
Pada mass itu manusia telah lupa kepada Khaliknya, tidak heran kalau
is lupa kepada dirinya. Manusia telah hilang kesadarannya, tidak dapat
lagi membedakan antara balk dan buruk, mulia dan hina. Da'wah para Nabi
telah kabur sejak lama, dan obor-obor yang mereka nyalakan telah padam,
karena hembusan angin ribut sepeninggal mereka. Kalau pun ada yang masih
hidup, maka cahaya obor itu telah pudar, tak dapat menerangi lagi,
melainkan hati beberapa agamawan yang jumlahnya sangat kecil. Rumah
tangga, kampung dan negeri tidak diterangi oleh obor tersebut.
Pemukapemuka agama telah menyisihkan diri dari lapangan hidup dan mencari
perlindungan di biara-biara, gereja-gereja dan tempat-tempat khalwat
lainnya, untuk menyelamatkan did dan keyakinan agama, atau karena mencari
ketenangan, lari dari beban hidup dan tanggungjawab atau karena gagal
dalam perjuangan agama, politik, mental dan material. Kalau ads di antara
mereka yang masih tetap di lapangan yang penuh gelombang itu. tentu saja
terpaksa mengambil sikap lunak dan berdamai dengan raja-raja, peminrpinpemimpin dunia dan membantu mereka dalam dosanya serta turut memakan
harta rakyat dengan jalan bathil dengan segala akibatnya.
TINJAUAN TERHADAP AGAMA DAN BANGSA-BANGSA
Agama-agama besar pads waktu itu telah menjadi makanan yang empuk
bagi orang-orang yang tidak berakhlak, memandang hidup ini hanya
permainan belaka, menjadi mainan kaum penyeleweng dan munafik, hingga
jadilah agama itu dogma yang tidak berjiwa dan berfungsi, kalau andaikata
pengembannya yang pertama dibangkitkan lagi, mereka pasti tidak
mengenalnya.
Demikian
pula
pusat
peradaban,
kebudayaan,
pemerintahan
dan
pergolakan politik telah berubah menjadi gelanggang anarkhi, kelumpuhan,
kekacauan, penindasan, dan kesewenang-wenangan pars penguasa. Dia sibuk
menghadapi dirinya sendiri dan tak mampu lagi meneruskan suatu risalah
kepada alam dunia dan da'wah kepada ummat manusia. Dunia telah bang-knit
pada bidang mental spiritualnya, sumber hidupnya telah kering, hingga is
tidak memiliki saluran suci dari agama langit, demikian pula tata hukum
yang melulu buatan manusia sendiri.
AGAMA MASEHI PADA ABAD KE- ENAM.
Tak pernah agama Masehi untuk satu had pun mempunyai penjelasan,
perincian dan rumusan penyelesaian tentang soal-soal hidup manusia,

hingga is dapat dijadikan dasar pembangunan suatu peradaban atau dapat


dijadikan pedoman menjalankan pemerintahan. Agama Masehi hanya mengandung
sisa-sisa dari bekas ajaran AI-Masih dengan corak ajaran ke Esaan
(tauhid) yang sederhana. Maka datanglah Paulus mengaburkan cahaya agama
itu, dicampumya menjadi satu dengan khurafat Jahiliyah yang barn saja is
tinggalkan, dan dengan ajaran-ajaran berhala yang pemah membesarkannya.
Kemudian Kaisar Costantin datang menghapus sisa-sisa yang tinggal
dari agama tersebut hingga jadilah agama Masehi itu campuran yang aneh
dari khurafat-khurafat dan legends Yunani, ajaran berhala dari Romawi,
filsafat Plato dan dilengkapi dengan pertapaan-pertapaan di biara-biara
(Rohbaniyah).
Dengan adanya campuran yang aneh ini, maka sirnalah ajaran Al-Maslh
yang sederhana itu, sebagaimana hilangnya setetes nila di lautan besar.
Akhirnya berubah jadi bercampur dengan ajaran yang membingungkan, ter-did
dari keyakinan dan tradisi-tradisi yang tidak menghidupkan roh, tidak
mengembangkan akal dan tidak pula menggairahkan perasaan, serta tidak
mampu menyelesaikan problem-problem hidup. Bahkan dengan tambahantambahan
kaum perusak dan penafsiran dari orang-orang bodoh, jadilah is penghalang
antara manusia dengan ilmu, dan dalam pertukaran zaman yang terns menerus
jadilah is agama wastaniyah (berhala).
"Kaum Masehi telah keterlaluan dalam neyembah orang-orang sucinya dan
gambar Masehi, hingga melebihi kaum Katolik pada masa ini". 1)
1. Sale's Translation, halaman 62
PERANG SEAGAMA DI DALAM KERAJAAN ROMAWI
Timbul gejala-gejala perselisihan teologi disekitar agama, malah pada
jantungnya. Dan pikiran ummat diracuni dengan ketagihan berselisih yang
tidak akan terselesaikan.
Kecerdasan ummat dan kemampuannya dirusak oleh perselisihan itu,
bahkan di dalam banyak hal perang lidah itu berubah menjadi perang
senjata
yang
mengalirkan
darah,
terjadilah
pembunuhan-pembunuhan,
perusakan, penyiksaan, peperangan dan perampokan. Sekolah-sekolah,
gerejagereja
dan
rumah-rumah
telah
berubah
jadi
benteng-benteng
pertahanan dan pusat kesatuan-kesatuan yang bertentangan serta menyeret
negara kepada perang saudara.
Puncak dari gejala perselisihan agama ini ialah perselisihan antara
kaum Nasrani dan kerajaan Romawi pada satu pihak melawan kaum Nasrani
Mesh dilain pihak, atau dengan perkataan lain, antara sekte Mulkanis
kontra Monophysis Kaum Mulkanis berpegang kepada aqidah dualisme
(berganda) tabi'at Al-Masih. Sedang kaum Monophysis sebaliknya yakin
bahwa Al- Masi]) terdiri dari satu tabi'at saja, yaitu Ketuhanan yang
terlebur pada tabi'at Nasut (zat) Al- Masih, seperti leburnya setitik
cuka yang tertumpah pada lautan dalam yang terus bergelombang.
Pertentangan antara dua sekte ini mencapai purtcaknya pada abad keenam dan tujuh, sampai merupakan seolah-olah satu peperangan sengit
antara dua agama Yahudi dan Nasrani. Tiap-tiap golongan menuduh lawannya
tidak mengandung kebenaran apa pun.
Dr. Alferd G. Batler mengatakan, "Abad keenam dan ketujuh merupakan
masa-masa pertarungan sengit antara orang-orang Mesir dan Romawi,
disebabkan perselisihan tentang kebangsaan dan keagamaan. Tetapi sebab
yang paling mendasar adalah perbedaan agama, antara sakte Mulkani dengan
sakte Monophis. Sakte pertama (Mulkani), sesuai dengan namanya, adalah
paham resmi kerajaan yang tentu saja didukung oleh aparaturnya, yaitu
bahwa Isa adalah manusia Tuhan. Paham ini merupakan warisan dan bersifat
tradisional.
Sementara sakte kedua (Monophis) merupakan paham rakyat umum Mesh,
yang mengatakan Isa adalah Nabi. Mereka berpegang kepada keterangan Nabi
Isa itu sendiri dalam sabda-sabdanya"i

1.Fathul Arab li Masra, Tcriemahan Muhammad Far id Abu itadid,


halaman 37 3g.
Kaisar Heraclius (610 641) sesudah menang atas lawannya bangsa
Parsi tahun 628 M mencoba mempersatukan dan mendamaikan sekte-sekte yang
bertentangan di dalam negerinya. Maka diambillah keputusan untuk melarang
tiap-tiap pembicaraan tentang hakekat tabi`at dari Al- Masih, apakah ia
mempunyai satu sifat atau dua sifat. Cukuplah apabila diakui bahwa Tuhan
itu hanya mempunyai satu iradah dan satu ketetapan.
Pada permulaan tahun 631 M ,tercapai satu persetujuaan yang dimaksud
dan ditetapkan mazhab Manuchi sebagai mazhab resmi bagi negara dan lainlain pengikut gereja Masehi.
Heraclius bertekad untuk menonjolkan mazhab barn ini atas sektesekte
lain dengan melalui berbagai macarn cara yang dapat ditempuhnya, akan
tetapi gereja Mesh menentang mazhab barn itu dan berlepas diri dari
penyelewengan
ini
serta
mempertahankan
keyakinan
lamanya
secara
matimatian.
Sekali lagi, Imperium Romawi berusaha menyatukan mazhab-mazhab yang
bertentangan itu dan menghilangkan perselisihan yang ada.
Pertama kali ia merasa cukup apabila rakyat mengakui bahwa Tuhan itu
hanya mempunyai satu kemauan (iradah) saja.
Masalah
kedua,
yaitu
berlakunya
kemauan
itu
secara
nyata,
ditangguhkan membicarakan pada kesempatan lain dan melarang orang banyak
memperdebatkannya. Untuk itu dikeluarkan surat resmi dan disebarkan
kepada seluruh bagman dunia Timur.
Tetapi surat itu tidak dapat menenangkan situasi di Mesir. Dan
terjadilah penindasan kejam di Mesir, yang dilakukan oleh Cirys dalam
tempo sepuluh tahun. Dalam waktu itu terjadi kekejaman yang menegakkan
bulu roma. Ada orang yang disiksa, disakiti kemudian dibunuh dengan
membenamnya ke dalam air, ada yang dibakar dengan api obor sampai
mengalir minyak badannya ke atas tanah, dan adapula yang dimasuklcan ke
dalam goni yang berisi pasir, kemudian dilemparkan ke laut, dan lain-lain
kekejaman.
KEKACAUAN MASYARAKAT DAN EKONOMI.
Kekacauan sosial dan masyaralcat telah sampai pada puncaknya di
Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur). Penderitaan rakyat timpa-bertimpa,
ditambah dengan pajak yang bertambah besar, sampai rakyat negeri itu
membenci pemerintahnya dan merasa lebih senang diperintah oleh bangsa
asing saja. Sewa dan perampasan tanah seolah-olah sudah jatuh ditimpa
tangga lagi.
Kejadian itu semuanya menyebabkan lahirnya kegoncangan-kegoncangan
besar dan pemberontakan-pemberontakan. Pada tahun 532 14 terjadi di ibu
kota yang menelan korban sebanyak tiga puluh ribu orang. 1)
Di tengah situasi perekonomian yang sangat memperihatinkan waktu itu,
masih banyak orang yang hidup berpoya-poya. Mereka ini berusaha dengan
caranya untuk mendapatkan harta, tanpa mengindahkan halal - haram dan
tanpa mau tahu derita rakyat jelata. Mereka menumpuk harta untuk kemudian
berboros-boros.
Dasar-dasar prikemanusiaan hancur dan sendi-sendi moral runtuh
berantakan, hingga banyak di antara pemuda lebih senang hidup membujang
dari berumah tangga, agar ia bebas melampiaskan nafsu binatangnya.21
Keadilan, seperti diungkapkan oleh Sale , diperdagangkan seperti
memperdagangkan barang-barang. Suap dan pengkhianatan mendapat pasaran
yang luas.3)
Gibbon berkata: "Pada akhir abad ke enam sampailah negara pada puncak
kejatuhannya. Kalau diumpamakan seperti pohon yang rindang, di mana
bangsa-bangsa di dunia pada suatu waktu dapat berteduh di bawah
naungannya, tetapi sekarang tidak lebih dari batang pohon yang dad had ke
hart semakin layu".4)

Penulis-penulis sejarah berkata "Sesungguhnya kota-kota besar yang


dilanda keruntuhan dan tidak dapat lagi bangkit selama-lamanya menjadi
saksi atas malapetaka yang menimpa negara Bizantium pada masa ini,
didalam kemunduran yang hebat sekali, menyebabkan dinaikkannya pajak dan
cukai yang berlebih-lebihan, serta kehancuran perdagangan, pertanian dan
berkurangnya pembangunan di kota-kota".5)
AGAMA DAN PEREKONOMIAN MESIR PADA MASA ROMAWI
Mesh
dengan
sungai
Nil-nya
yang
indah
dan
kesuburan
tanah
pertaniannya adalah negeri yang paling menderita pada abad ke tujuh,
disebabkan oleh agama Nasrani yang berselisih dan penjajahan kerajaan
Byzantium yang kejam.
1. See Justin, Encyclopeadia Britanica.
2. Edward Gibbon, The History of Decline and Fall of the Roman
Empire, jilid III, halaman 327
3. Sale, Sale's Translation, halaman 72
4. Edward Gibbon, Buku yang sama, jilid V, halaman 31.
5. ;kstorian's History of the World, jilid VII, halaman 175
Pertama (agama Nasrani),bangsa Mesir mengalami perselisihan dan
pertengkaran mengenai tabi'at Al-Masih, demikian pula di bidang filsafat
me tafisika dan teologi. Mesir pada abad ke tujuh mengalami bentuk yang
paling buruk, melumpuhkan kekuatan alarn pikiran ummat dan tenaga
kerjanya.
Kedua Bizantium, bangsa Mesir mendapatkan tekanan yang kejam di
bidang agama dan penindasan yang keji dibidang politik dan pemerintahan.
Akibat pertengkaran agama dan penjajahan itu bangsa Mesh telah
menderita kepahitan hidup dan kesengsaraan dalam sepuluh tahun, seperti
apa yang dirasakan Eropa pada masa kegelapannya selarna berpuluh-puluh
tahun.
Penindasan dan kekejaman itu melumpuhkan dan melalaikan Mesir dari
semua tuntutan dan kepentingan hidup serta dari semua urusan yang
diperlukan bagi kehidupan rohani dan agama. Mesh tidak pernah merasakan
kebebasan politik, kendatipun ia merupakan jajahan Bizantium, clan tidak
pernah merasakan kemerdekaan beragama dan berpikir kendatipun ia penganut
Kristen.
Dr. Gustaf Labon dalam bukunya Hadharah Al- Arab menulis :"Mesir
dipaksa menganut agama Nasrani, tetapi dengan demikian ia meluncur ke
tempat yang terendah sekali, hanya penaklukan Arablah yang dapat
mengangkatnya dari lembah yang hina itu.
Kesengsaraan dan penderitaan sajalah yang dirasakan Mesh pada waktu
ia merupakan tempat bagi perselisihan-perselisihan agama yang luas sekali
waktu itu. Rakyat Mesir sating berbunuh-bunuhan dan kutuk-mengutuk
lantaran perselisihan agama itu. Mesir yang jatuh jadi korban perpecahan
agama dan pengekangan penguasa itu, merasa sangat marah kepada tuannya
bangsa Romawi dan mengharapkan datangnya saat kebebasan dad penindasan
Kaisar-kaisar Konstantinopel yang zalim itu. 1)
Dr. Alfred G. Batter dalam bukunya "Penaklukan Mesir oleh bangsa
Arab" menulis: "Sebenarnya urusan agama di Mesir pada abad ke tujuh lebih
berbahaya
dari
-urusan
politik.
Bukan
urusan
pemerintahan
yang
menyebabkan berclitinya golongan-golongan yang berselisih antara satu
sama lain, tetapi seluruh perpecahan dan pertengkaran bersumber pada
soal-soal akidah agama. Mereka tidak memandang agama itu sebagai sumber
yang menggerakkan kepada aural shaleh, tetapi agama hanya sekedar
keyakinan yang polos tentang hal-hal tertentu. Maka seluruh perselisihan
dan perteng1. Gustaf Labon, Terjemahan Adil Zaitir, Hadharatu Al-Arab, halaman
336.
karan yang sengit di antara rakyat itu berkisar pada soal-soal yang
khayali untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan yang halus antara akidah

yang bermacam-macam. Mereka bersedia mengorbankan jiwa raganya dalam


masalah-masalah yang tidak ada harganya, dan perbedaan yang tidak berati
tentang agama serta filsafat metafisika yang sulit memaharrdcannya dan
sukar meraihnya".1>
Di samping itu bangsa Romawi telah menjadikan Mesir sobagai sapi
perahan, dihisap darah dan cumber-cumber kekayaannya. Bacalah apa yang
ditulis Alfred pads bukunya di atas : "Sesungguhnya bangsa Romawi telah
menarik pajak atas setiap did bangsa Mesir dan atas hal-hal yang
anekaragam banyaknya. Tidak diragukan lagi bahwa pajak-pajak yang ditarik
oleh bangsa Romawi itu di luar kemampuan dan diberlakukan kepada rakyat
tanpa keadilan".2)
Pengarang
buku
"Sejarah
Dunia
bagi
Ahli
Sejarah"
berkata:
"Sesungguhnya Mesir telah menambah keuangan kerajaan Bizantium dengan
jumlah yang besar dari penghasilan dan barang-barang produksinya. Kaum
tani Mesir tidak mempunyai hak politik dan tidak punya pengaruh apaapa
tetapi dibebani lagi dengan. kewajiban membayar pajak untuk Bizantium,
seperti sewa tanah dan lain-lain. Penghasilan dan kekayaan Mesir pada
mass itu semakin rendah dan berkurang".3)
Demikianlah, telah berganda penderitaan Mesir, tekanan politik, agama
dan pemerasan ekonomi, semuanya membuat Mesir lupa did, serta mengacaukan
penghidupan dan melalaikan untuk sesuatu yang balk dan terhormat.
I*flU i
Kerajaan Etiopia sebagai tetangga dekat Mesir adalah pengikut mazhab
Monophysi: di samping menyembah berhala yang diambil dad suku-suku
prinritif. Pada hakekatnya kepercayaan yang dianutnya adalah semacam
berhala
yang
dibalut
dengan
pembungkus
dari
saduran
ilmu
dan
istilahistilah teologi Kristen. Dengan demikian bangsa Etiopia kosong
dari semangat rohani agama dan lesu pada bidang kehidupan mated.
Sebelumnya Konsili (persidangan) Nicea telah memutuskan, bahwa
Etiopia tidak mempunyai kebebasan dalam bidang agama, tapi hanya jadi
pengikut dan bagian dad Gereja [skandariah (Mesir).
1. Fathu Al-Arab Li Mashra.
2. Fathu Al-Arabi Ii Mashra, halaman 47.
3. Historian's History of the World, jilid VII, halaman 173.
BANGSA-BANGSA BARAT LAUT EROPA.
Bangsa-bangsa Eropa yang tinggal di pedalaman bagian Utara dan Barat
bergelimang dalam lumpur kebodohan dan keterbelakangan yang gelap gulita,
ditambah dengan buts huruf yang meluas dan peperangan yang ganas. Fajar
peradaban dan pengetahuan belum terbit di sana. Munculnya Andalusia di
atas panggung sejarah belum juga dapat merangsang perkembangan ilmu dan
peradaban di sekitar itu. Peristiwa-peristiwa silih berganti belum mampu
untuk mendewasakannya. Ia masih terpencil dari perkembangan ilmu dan
kebudayaan manusia, sehingga dunia belum mengenalnya dan dia sendiri
belum mengenal dunia di sekitarnya.
Gelombang peristiwa-peristiwa di Timur dan Barat yang merubah peta
dunia, tetapi tidak menariknya untuk mengambil bagian. [a terapung-apung
antara ajaran Kristen yang masih baru dan ajaran keberhalaan yang
membudaya dan berakar, sehingga dapat dikatakan bahwa is tidak mempunyai
risalah tertentu pada bidang agama, mental dan rohaniyah dan tidak pula
mempunyai panji-panji di sektor politik.
H.G. Wells berkata : "Pada masa itu belum juga nampak di Eropa bagian
barat tanda-tanda kesatuan nasional dan organisasi". 1)
Demikian pula Robert Briffault berkata : "Gelap gulita telah menutupi
Eropa sejak dad abad ke-lima sampai dengan abad ke-sepuluh. Suasana yang
gelap ini bertambah gelap dan tambah hitam. Jahiliyah pada masa itu lebih
berbahaya dan lebih jelek dari Jahiliyah masa-masa sebelumnya, karena
JahiByah masa itu seolah-olah bangkai peradaban yang telah membusuk.
Tandatanda peradaban itu telah lenyap menghilang. Daerah-daerah yang luas

di mana pernah peradaban lama berkembang seperti Itali dan Prancis telah
jatuh jadi mangsa kehancuran, keruntuhan dan kekacauan". 2)
BANGSA YAHUDI.
Di benua Eropa, Asia dan Afrika terdapat satu bangsa yang kaya
dibidang mated agama, mengerti tentang tujuan dan istilahnya, yaitu
bangsa Yahudi. Tetapi mereka tidak pernah jadi faktor yang turut aktif
dibidang kebudayaan, politik dan agama, yang dapat mempengaruhi bangsa
lain di sekitarnya, bahkan mereka telah dijajah dan dikuasai bangsa lain
dalam waktu yang panjang. Mereka telah terbenam dalam penjajahan yang
kejam,
1. H.G. Well, A Short History of the World, hal 170
2. Robert Briffault, Making of Humanity, hal 164
dengan
segala
penderitaan,
penindasan,
pembuangan,
pengusiran,
penyiksaan dan lain-lainnya.
Sejarah dan karakter bangsa Yahudi yang khas, seperti penjajahan yang
lalu, penindasan yang kejam, perasaan nasional yang sempit, anggapan
bahwa mereka bangsa kelas satu dan membanggakan keturunan, loba dan itu
telah berkesan dan mempengaruhi jiwa mereka dengan ciri-ciri khas yang
tidak ada pada bangsa lain. Mereka telah dicap dengan moral tertentu, dan
menjadi pertanda bagi bangsa mereka sepanjang zaman. Antara lath sifat
tunduk dan penjilat sewaktu lemah clan cepat beruhah menjadi kejam dan
ganas waktu kuat dan menang. Munafik dalam segala hal, angkuh, sombong,
mementingkan din sendiri dan pemeras harta orang lain dengan jalan bathil
serta akhirnya mensabot dan merintangi jalan Allah.
Kitab Suci Al- Qur'an telah menyatakan mereka dengan lengkap,
menggambarkan pribadi dan masyarakat mereka pada abad ke enam dan
ketujuh, seperti kebejatan moral dan kebobrokan mental.
Akibat dari semua itu, bangsa Yahudi jatuh dan tersingkir dari
panggung dunia beradab dan tersingkir dari pimpinan ummat manusia.
ANTARA YAHUDI DAN NASRANI.
Permulaan
abad
ketujuh
terjadi
peristiwa-peristiwa
yang
mengalcibatkan renggangnya hubungan antara Yahudi dan Nasrani. Bangsa
Yahudi dibenci oleh ummat Nasrani, sebaliknya ummat Nasrani dibenci oleh
Yahudi, dan sating menjeleklcan satu sama lain.
Tabun terakhir dari kekuasaan Pukas (610 M) bangsa Yahudi mengadakan
perlawanan dan pembunuhan di Antiokia terhadap ummat Kristen, maka
sebagai reaksinya, Kaisar mengutus panglimanya "Abnusus" untuk menindas
perlawanan bangsa Yahudi itu. Panglima ini telah menjalankan tugasnya
dengan keras, dibunuhnya seluruh ummat Yahudi di tern-pat itu dengan
pedang, digantung dan dibenamkan dalam air serta dilemparkan ke dalam
kandang binatang buas.
Demikianlah perumusuhan antara orang Yahudi dan Nasrani terjadi dari
masa ke masa. Al-Muqrizi dalam bukunya "Al-Khitat" berkata: "Pada masa
pemerintahan Pukas Kaisar Romawi, tentara Parsi menyerang negeri Syam dan
Mesir. Mereka merusak gereja-gereja Baitul Makdis, Palestina dan seluruh
negeri Syam dengan membunuh seluruh ummat Kristen di sana. Kemudian
mereka memasuki Mesir untuk mengejar orang-orang Kristen, di sini mereka
sempat membunuh orang Kristen dalam jumlah besar serta menawan sejumlah
rakyat yang tak terkira banyaknya.
Dalam peperangan ini orang Yahudi membantu tentara Parsi memerangi
orang Kristen dan merusak Gereja-gerejanya. Orang Yahudi ini datang dari
Tabariyah, Jabal Al-Jalil, kanipung Nashiriyah Shur dan BaitulMakdis.
Dengan cara amat ganas mereka membunuh dan menganiaya orang-orang
Kristen, merusak dua gereja Kristen di Baitul Makdis dan membakar
pemukiman-pemukiman mereka serta mengambil kayu salib, menawan Uskup
Baitul Makdis dan pembantu-pembantunya.
Selanjutnya Al-Muqrizi mengatakan "Pada waktu itu tentara-tentara
Yahudi membelot dari pasukan Parsi, lalu menduduki kota Shur. Mereka

bersepakat untuk tidak setia kepada pasukan Parsi dan untuk memerangi
kaum
Kristen
sendirian.
Dengan
kekuatan
20.000
prajurit,
dihancurkannyalah gereja-gereja yang ada di luar kota Shur itu. Kaum
Kristen - -yang sudah dikalahkan tentara Parsi - - lalu melawan kekuatan
Yahudi itu dengan tentara yang lebih besar lagi. Akhirnya mereka dapat
mengusir pasukan Yahudi tersebut dan bahkan membunuhnya dalam jumlah yang
besar.
Di Konstantinopel, Kaisar Heraclius berhasil menghalau tentaratentara Parsi yang juga menyerbu ke sana. Kemudian ia berangkat menuju
Syria dan Mesir, untuk memulihkan pemerintahan di sana dan untuk
menggalalckan perlawanan terhadap pasukan Parsi. Setibanya Kaisar di
Thabariyah, maka tentara-tentara Yahudi itu ternyata mengelu-elukan
kehadirannya, mempersembahkan hadiah-hadiah, guna meminta perlindungan
Kaisar dari ancaman kaum Kristen.Permintaan ini diterima baik oleh
Kaisar, setelah mereka (Yahudi) bersumpah setia.
Tetapi sewaktu Kaisar datang Ice Baitul Maqdis, dimana ia disambut
meriah oleh orang-orang Kristen dengan membawa Injil, Salib, dupa dan
lilin-lilin yang dinyalakan di tapak tangan, terperanjatlah dia demi
melihat kota itu telah berantakan dan-gereja-gereja pada hancur. Betapa
terpukulnya perasaannya setelah mendapat keterangan, bahwa yang melakukan
pengrusakan besar-besaran itu justeru kaum Yahudi. Kaisar sangat gemas,
karena di satu pihak (di Mesir) kalangan Yahudi ini telah mengadakan
perdamaian dengan ummat Kristen, tetapi beberapa had saja kemudian hum
Yahudi telah pula memberontak di Baitul Maqdis. Lain di Mesir dan lain
lagi di Palestina.
Kaum
Kristen
Palestina
lalu
mendesak
Kaisar
agar
mengadakan
pembalasan terhadap Yahudi di sana. Tetapi ia tidak mau, karena sesuatu
alasan, yaitu tidak mau melanggar perjanjian yang telah dibuatnya
terhadap kaum Yahudi Mesir. Keputusan ini diprotes oleh para pendeta
Palestina, dengan mengeluarkan fatwa yang menyatakan tidak berdosa Pica
kaum
Kristen melanggar perjanjian yang telah dibuat oleh Kaisar itu,
mengingat perjanjian tersebut merupakan tipuan terhadap dirinya (Kaisar)
olel' orang Yahudi.
Atas dasar inilah kemudian Kaisar memerintahkan pembunuhan dan
pembantaian besar-besaran terhadap semua orang Yahudi. Musnahlah orang
Yahudi jadinya, terutama di Syria dan Mesir, lecuali yang sempat
menyelamatkan did"1
Dad kutipan-kutipan di atas dapatlah diketahui bagaimana hubungan
antara kelompok Yahudi dan Nasrani; suatu hubungan yang penuh keganasan,
penuh curiga dan penuh keinginan untuk membalas dendam. Sikap semacam ini
tentulah didasari "memandang enteng jiwa manusia" serta menganggap
dirinya lebih berhak menguasai ummat manusia, dengan dalih merekalah yang
mampu membahagiakan.
IRAN DAN GERAKAN-GERAKAN REAKSIONERNYA.
Adapun bangsa Parsi bersama-sama dengan bangsa Romawi dalam menguasai
dunia pada waktu itu, merupakan kebun subur bagi kegiatan-kegiatan pokok
gerakan realcsioner untuk menghancurkan peradaban manusia yang pernah
dikenal dunia. Sendi-sendi moral mengalami kegoncangan sejak zaman dahulu
kola. Umpamanya coal mengawini wanita yang ada hubungan "muhrim", karena
hubungan darah dan ketumnan dianggap tabu dan dilarang oleh manusia
normal, tetapi di Parsi masih menjadi persoalan Idulafiah yang terus
menerus
diperbincangkan.
Kaisar
Yazdajird
II
memegang
kendali
pemerintahan pada pertengahan abad kelima Masehi, mengawini anaknya yang
perempuan, kemudian dibunuhnya, dan Buhran Jobyan yang memerintah pada
abad keenam mengawini saudara perempuannya sendiri.
Arthur Chrustin Sein, Guru Besar bahasa-bahasa Timur dan Sejarah Iran
di Universitas Kopenhagen Denmark, menulis, "Para ahli Sejarah yang

semasa dengan zaman Sasania seperti "Gatyas" dan lain-lain membenarkan


adanya kebiasaan orang Iran mengawini muhrimnya. Beberapa contoh dad
perkawinan seperti itu, umpamanya Buhran Jobyan dan Yazdajird sebelum is
masuk Kristen, keduanya telah kawin dengan muhrinmy a."
Perkawinan semacam ini tidak dianggap dosa oleh bangsa Iran, malah
dianggap amal shaleh yang mendekatkan diri kepada Allah. Pengembara Cina
Huan Tsuang telah menunjukkan hal itu dalam ucapannya: "Bangsa Iran dapat
kawin dengan wanita tanpa kecuali".
Pada abad ketiga Masehi muncullah Menech dengan ajarannya yang
dianggap sebagai reaksi keras dan tajam terhadap kejahatan seks yang
meluas tanpa batas dalam negeri, dan sebagai penguat ajaran Dua Tuhan;
Tuhan Terang dan Tuhan Gelap yang khayal itu. Dia menganjurkan hidup
membujang untuk melikwidasi benih-benih kejahatan dan kerusakan dan bumf
ini. Diumumkannya, bahwa pertemuan cahaya terang dan gelap merupakan
bahaya yang hams dicari jalan keluarnya. Diharamkannya perkawinan dengan
alasan untuk mempercepat kepunahan dan menolong Tuhan Terang atas Tuhan
Gelap dengan menghentikan keturunan.
Menech dibunuh Kaisar Buhram tahun 276 Masehi, dengan alasan dia
mengajarkan suatu ajaran yang mentsak alam, maka jadilah kewajiban kita
untuk merusak dirinya sendiri sebelum is mencapai maksudnya itu.
Namun demilcian ajaran yang berbahaya ini tidak hilang dengan telah
matt penganjumya, tapi mempunyai pengikut sampai datang Islam.
Kemudian bangkit kembali jiwa dan karakter bangsa Parsi yang
terpendam sebagai reaksi atas ajaran Menech yang memberatkan itu, yaitu
dengan timbulnya ajaran Mazdak yang dilahirkan tahun 487 Masehi. Dia
mengajarkan bahwa manusia lahir ke dunia ini dalam persamaan tanpa
perbedaan. Oleh karena harta kekayaan dan wanita adalah dua unsur yang
menjadi rebutan antara manusia dan merupakan pangkal perselisihan, maka
kedua unsur ini hams pertama kali disamaratakan dan dipersatukan,
AsySyahrastani berkata, "Mazdak menghalalkan seluruh wanita dan harta
kelcayaan. Wanita dan harta haruslah dimiliki bersama, seperti halnya
air, api dan rumput makanan ternak"1/
Ajaran Mazdak ini mendapat perhat!an yang luas dan dianut oleh
generasi mhda, orang kaya dan kaum elite, karena cocok dengan seleranya.
Ajaran ini meluas dan mendapat dukungan penguasa, sehingga Iran jatuh ke
jurang anarki moral dan syahwat.
Thabari berkata: "Orang awam mempergunakan kesempatan ini sebaikbaiknya dan dengan gembira mereka mendukung Mazdak dan kawankawannya.
Pengaruh mereka meluas dan masyarakat menderita karenanya, mereka berani
masuk ke rumah siapa raja, dan berbuat sesuka hatinya dengan tidak
menghomiati orang lain, kaum wanita dan harta benda. KaI. Al-Mwarizi, AI-Khuthath, jilid IV, halaman 392.
1. Historian's History of the World, jilid VIII, hala man 84
langan awam yang menggunakan kesempatan ini juga mengancam akan
membunuh atau menurunkan Kisra Kubaz, jika ia menghalang-halangi tindakan
anarchi mereka.
Dengan demikian tidak berapa lama seseorang tidak lagi mengenal
anaknya dan anakpun tidak mengenal siapa ayahnya, dan hilanglah hak milik
seseorang terhadap hartanya.
Pada awalnya Kaisar Kubaz adalah seorang raja yang baik sebelum ia
menjadi penganut ajaran ini, kemudian lemahlah kerajaan serta kacaulah
perbatasan dan benteng-benteng pertahanan1)
MENDEWAKAN RAJARAJA
Raja-raja Parsi yang digelari dengan Kaisar menganggap dalam tubuh
mereka mengalir darah dewa-dewa suci. Bangsa Parsi memandang raja-raja
itu seperti memandang Tuhan, dan dianggap mereka mengandung unsur yang
tinggi lagi suci. Karena itu mereka melakukan sembah sujud kepada raja-

raja (dengan meletakkan tangan dan menundukkan kepala) dan menyanyikan


lagu-lagu yang memuja mereka.
Di camping itu, kedudukan mereka di atas undang-undang, tidak boleh
di kritik dan rakyat tidak boleh menyebut namanya serta tidak boleh duduk
pada majlisnya. Lebih dari itu, setiap rakyat mempunyai kewajiban
terhadap raja, tetapi sebaliknya raja-raja tidak mempunyai kewajiban apa
pun terhadap rakyatnya. Kalaupun seorang raja berkenan melimpahkan
sesuatu dari hartanya atau sisa-sisa kemewahannya, maka itu harus
dianggap sebagai limpah karunia dan sedekah, bukan kewajiban.
Rakyat harus patuh dan tunduk tanpa reserve kepada raja, terutama
kepada satu keluarga istimewa, yaitu keturunan Kisra , yang dianggap oleh
rakyat, bahwa keturunan inilah yang berhak memakai mahkota dan menerima
pajak. Hak suci ini, pusaka turun temurun tidak boleh diganggu gugat, dan
tiap-tiap orang yang mencoba mengganggu dianggap zalim, rendah dan hina.
Sistim pemerintahan mereka ialah absolut monarkhi pada satu keluarga
tertentu, tidak boleh ditukar dan diganti. Andaikata tidak ada
dilingkungan keluarga itu seorang yang dewasa untuk dinobatkan jadi raja,
maka dicari anak-anak dari keluarga itu juga, dan kalau tidak ada, lakilaki diganti
1. At-Thabari, Tarikh,jilid 111, halaman 138.
dengan seorang wanita. Mereka telah mengangkat pengganti Syirawaih
anaknya Azdasyir yang barn berumur tujuh talrun.
Pengganti Abrawiz adalah puteranya Farakh Zad Khasru yang masih anakanak, juga mereka pemah mengangkat Buhram anak perempuan Kaisar sebagai
rata, kemudian diangkat pula anak perempuan yang kedua dari Kisra yang
bernama Azrami Dokht.1)
Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk mengangkat Raja
dari seorang panglima atau seorang pernimpin terkemuka seperti Rustum,
Gaban dan lain-lain karena mereka ini tidak berasal dari keluarga
rajaaaja yang tertentu.
PERBEDAAN ANTARA KASTA-KASTA.
Sesuai dengan pandangan bangsa Parsi terhadap raja-rajanya, demikian
pula pandangan mereka terhadap keluarga tertentu lainnya, yaitu keluarga
bangsawan dan kaum rohaniawan. Mereka ini dianggap istimewa, mempunyai
martabat di atas martabat rakyat biasa, baik pada asal kejadiannya
ataupun pada kecerdasannya. Mereka memperoleh kekuasaan yang tak terbatas dan dipatuhi oleh rakyat sepenuhnya. Pengarang buku Sejarah
IranPada Masa Sasania berkata-,"Masyarakat Iran terdiri dari kasta-kasta
menurut keturunan dan pekerjaan, dan perbedaan antara kasta-kasta itu
merupakan suatu jurang yang tak dapat dijembatani dan dihubungkan.
Pemerintah melarang rakyat membeli kebun atau rumah seorang amir
(bangsawan) atau pembesar.2)
Dan salah satu dasar dari dinasti Sasan ialah: Tiap-tiap orang hams
merasa puas dengan kedudukan kastanya dan jangan mencari kedudukan yang
lebih tinggi dari itu. Dan tidak ada hak bagi seseorang untuk mengadakan
perusahaan di luar usaha keturunannya yang telah ditetapkan Tuhan.
Raja-raja Iran tidak akan mengangkat seseorang rakyat biasa pada satu
jawatan pernerintahan manapun. Demikian juga rakyat biasa terdiri dari
kasta-kasta yang berbeda satu sama lainnya, dan tiap-tiap orang mempunyai
kedudukan terbatas di dalam masyarakat.
Tentu bahwa perbedaan kelas dan kasta dari sate ummat merupakan
penghinaan kepada prikemanusiaan. Hal itu tampak jelas pads majlis kaum
1. Lihat Tarikh A-Thabari, jilid II, atau Sejarah Iran oleh Makarius.
2. Iran di Masa Sasania, halaman 590, 420, 418 dan 422.
bangsawan, di mana rakyat berdiri di muka pembesar-pembesar itu
seperti patung yang tidak bergerak dan duduk seperti duduk anjing. Hal
yang demikian pernah dicela dan ditolak oleh delegasi kaum Muslimin yang
melihatnya.

Untuk lebih jelasnya gambaran tentang ketakutan rakyat Parsi kepada


Kisra dan pembesar-pembesar, ikutilah cerita berikut ini yang dikutip
dari Al-Thabari, "Diceritakan oleh Abu Usman, bahwa setelah Mughirah
melalui jembatan menuju Markas Besar, para pengawal menyuruhnya duduk dan
mereka (pengawal) minta izin kepada PangIrina Rustum, menghadap panglima
dengan tata cam yang biasa dilakukan dengan atribut-atribut yang sudah
mentradisi. Kemudian Mughirah bin Syu'bah diperkenankan masuk dan terus
menuju dan duduk di samping Rustum yang berada di atas ranjang khusus
dengan aneka kelengkapannya. Melihat ulah Mughirah itu, para pengawalpun
segeralah memboyongnya dan mendudukkannya di lantai."
Melihat kejadian itu Mughirah berkata :"Pernah dahulu diceritakan
orang kepadaku tentang ketinggian moralmu, tetapi setelah kulihat sendiri
ternyata bahwa kamu adalah bangsa yang rendah. Kami bangsa Arab adalah
sama derajatnya, tidak ada seseorang yang mau memperbudak orang lain
kecuali dalam perang. Tadinya aku kira kamu bertenggang rasa seperti
kami, rupanya tidak. Lebih baiklah hentikan saja perbuatanmu itu, dan
terus terang saya katakan kepadamu bahwa kamu adalah bangsa yang sebagian
memperbudak bagian yang lain, dan hal seperti itu tidak akan meluruskan
jalanmu, kami tidak akan pernah melakukannya.
Aku datang ke mad bukan atas kemauanku sendiri, melainkan karena
undanganmu. Hari ini aku tahu, bahwa kalian akan hancur dan kalah. Sebab
suatu kerajaan tidak akan bisa tegak kokoh dengan tindakan, adat dan cara
berpikir seperti ini." 1)
BANGSA KELAS SATU
Bangsa Parsi adalah satu bangsa yang selalu mendewa-dewakan dirinya
dengan cara yang berlebih-lebihan, memandang bangsanya sebagai kelas
satu, mempunyai kelebihan dari bangsa lain, Tuhan telah menganugerahkan
kepadanya sifat-sifat istimewa yang tidak ada pada bangsa lain, karena
itu mereka selalu memandang kepada bangsa lath disekelilingnya dengan
pandangan rendah dan hina, memanggilnya dengan namanama yang mengandung
ejekan dan penghinaan.
1. At-Thabari, Tarikh, Mid IV, halaman 108.
MENYEMBAH API DAN PENGARUHNYA
Pada mulanya bangsa Parsi menyembah Allah dan sujud kepada-Nya,
kemudian mulailah mereka menyembah matahari, bulan, bintang-bintang dan
planit-planit langit lainnya seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain.
Dan datanglah Zoroaster pembawa agama Parsi. Ahli-ahli sejarah mengatakan
bahwa is datang mengajak manusia meng-Esakan Allah dan membuang berhala.
Zoroaster berkata "Nur Allah bercahaya pada tiap-tiap sesuatu yang terbit
dan bernyawa di dam ini. Seluruhnya menghadap ke arah mata-hari dan api
ketika
sembahyang,
karena
cahaya
adalah
simbol
dari
Allah.
Ia
memerintahkan supaya jangan mengotori yang empat yaitu; api, udara, tanah
dan air"1)
Pada generasi berikutnya datanglah pemuka-pemuka agama yang mengatur
berbagai peraturan dalam agama ini. Mereka mengharamkan tiap-tiap
kerajinan yang memakai tenaga api, maka akibatnya mereka berusaha pada
bidang pertanian dan perdagangan saja.
Hari ajaran mensucikan api dan menjadikannya kiblat dalam upacara
ibadah secara berangsur orang banyak pun mulailah menyembah api itu, dan
akhirnya
menuhankannya
Mereka
membangun
kelentengkelenteng
tempat
menyembah api, melenyapkan semua agama dan keyakinan di luar menyembah
api serta orang melupakan dasar hakekat dan sejarahnya.
Api yang disembah tidak pernah menurunkan wahyu yang mengatur hidup
pemujanya, tidak pernah mengutus seorang Rasul, tidak mencampurl coal
hidup dan menghidupan ummatnya serta tidak pula mampu menghukum penjahatpenjahat.
Maka agama Majusi terbatas pada bidang yang sempit, yaitu dogmadogma, upacara-upacara dan tradisi tertentu yang dilakukan pada

tempattempat serta saat-saat tertentu pula. Di luar kelenteng, di rumah,


di kantor pemerintah, di lapangan politik, ekonomi dan social, penganut
agama ini bebas seluas-luasnya mengatur segala sesuatu menurut selera
nafsunya, atau menurut pilcitan, kepentingan dan kehenaaknya, sebagaimana
keadaan kaum musyrilcin pada setiap masa dan tempat.
Demikianlah, bangsa Parsi dalam hidup dan penghidupannya lepas dan
kosong dari pimpinan agama yang mendalam dan lengkap, agama
I. Makarios, Tarikh Iran, halaman 221-224.
yang mampu mendidik did pribadi, membina akhlak mulia, mengekang
nafsu, mendorong kepada tartwa dan berbuat baik. Agama yang dapat
mengatur rumah tangga dan keluarga sejahtera, mengatur pemerintahan yang
baik, jadi dasar bagi pembangunan ummat. Agama yang mampu melindungi
rakyat dad tangan besi raja-raja dan pemerasan penguasa, serta dapat
mencegah tangan yang zalim serta memulthIcan hair orang teraniaya. Dengan
demikian orang Majusi serupa saja dengan orang atheis, sekuler dan
ladiniyah dalam moral dan tidak tanduknya.
CINA DENGAN AGAMA DAN TATA HUKUMNYA.
Pada abad ini di negeri Cina terdapat tiga agama: Laotse, Konghucu
dan Budha. Selain telah beruhah menjadi agama berhala dalam waktu
singkat, agama Laotse juga merupakan agama dogmatik, tetapi penuh teoriteori.
Penganut-penganutnya
terdiri
dari
orang-orang
yang
tidak
menghiraukan kehidupan di dunia (zuhud), tidak mau menikah (selibat) dan
tidak mau melihat dan berhubungan apa pun dengan kaum wanita. Dengan
demikian agama ini tidak bisa jadi dasar penghidupan yang layak,
membentuk masyarakat dan pemerintahan yang bijaksana, hingga generasi
yang datang belakangan meninggalkan ajarannya, pindah kepada jaran lain.
Adapun agama Konghucu sebaliknya mengutamakan bidang arnaliyah dari
agama, tetapi terbatas pada soal-soal hidup di dunia ini dan urusanurusan
material, politik dan administrasi saja. Pada suatu masa pengikut agama
ini tidak mempercayai Tuhan tertentu, apalagi menyernbahnya, mereka
menyembah tuhan yang disukainya seperti pohon-pohon dan sungai. Dalam
agama ini sama sekali tidak ada cahaya, tidak ada gairah keirnanan dan
keyakinan serta tidak mengandung syariat laugh, tetapi ia hanya merupakan
hikmah failasuf dan pengalaman para cerdik pandai, boleh dipedomani oleh
orang yang suka, atau menolaknya bila tidak disukai.
BUDHISME DAN PERKEMBANGANNYA.
Agama Budha pada masa ini telah kehilangan kemerdekaan dan semangat
ditelan oleh keganasan dan perkembangan masyarakat beragama Brahma,
sehingga berubah menjadi agama berhala, menyebarkan patting ke mana saja
ia pergi, mendirikan kelenteng-kelenteng, membangun paring Budha di mana
ia menetap, hingga asimilasi kehidupan agama dan kebudayaan dengan
berhala menjadi ciri khan dad masa keemasan Budhisme.
Ishoratoba Guru Besar Sejarah Kebudayaan India di salah satu
Universitas India berkata antara lain: "Sesungguhnya telah berdiri di
bawah panji-panji Budhisme satu negara yang menggalakkan pembendaan
Tuhan,
penyembahan
berhala
dan
merombak
dasar-dasar
kehidupan
kekeluargaan Budha, untuk memungkinkan lahirnya berbagai ajaran bid'ah."1
Hal di atas disoroti pula oleh seorang penulis moderen dan tokoh
politik India. Ia menyatakan "Penganut-penganut Brahma telah menganggap
Budha sebagai perwujudan Tuhan, persis sama dengan anggapan orang-orang
Budha sendiri.
Dengan demikian jadilah keluarga Budha sebagai pemilik kekayaan yang
berlimpah-limpah. Ia juga merupakan tempat bergantung bagi kelompokkelompok tertentu. Akibatnya lenyaplah peraturan-peraturan, bercampur
baurlah tata can peribadatan Budhis dengan tata cara yang dibikinbikin
oleh mereka sendiri, dan runtuhlah agama Budha - setelah 1000 tahun
mengalami kejayaannya di India."

Dalam buku Filsafat India, Sir R. Chrishnan mengutip pandangan Mrs.


Rhyds
Davids
sebagai
mengatakan
"Pemikiran-pemikiran
bejat
telah
menyelubungi ajaran moral Budha, sehingga kabur dan hitam sama sekali.
Inilah yang berujud sebagai mazhab baru yang mempengaruhi orang banyak
dan tertanam di dalam hati masyarakat luas. Dalam perjalanan masa, mazhab
ini
diganti
dengan
berbagai
mazhab
barn
lagi,
sehingga
timbun
bertimbunlah tahyul demi tahyul. Dengan demikian hilanglah agama Budha
yang sebenarnya, atau setidak-tidaknya tidak dapat dilihat lagi karena
lebur dalam agama Brahma." 2.
Dalam pada itu masalah eksistensi Tuhan dan iman yang diajarkan oleh
agama Budha ini merupakan sumber karaguan dan pangkal perdebatan,
terutama di kalangan ahli-ahli Sejarah Agama Budha dan di kalangan
penulis-penulis
biografi
Budha
sendiri.
Sebahagian
mereka
malah
menyatakan, bahwa suatu agama yang agung tidak mungkin hanya ditegaklcan
di atas dasar seperangkat ajaran akhlaq yang begitu sederhana, rendah dan
lemah, lagi pula tanpa ajaran iman terhadap tuhan.
Kata-kata ini mau tak mau harus mereka katakan. Sebab, agama Budha
itu hanya mengajarkan teknik olah batin, teknik pengendalian nafsu
1. Lihat buku India Purba (Bahasa Urdu).
2. Jawahar Lal Nehru, The Discovery of India, halaman 201-202
dan mengajarkan tingkah laku baik, menghindari kesusahan dan teknik
memperoleh ngelmu.i)
Dinah sebabnya orang-orang Cina tidak memiliki prinsip keagamaan yang
merupakan rujukan bagi menyelesaikan problem-problem dunia. Dan inilah
pula yang menyebabkan mereka sangat keras dan ketat mempertahankan
(statusquo) warisan nenek moyangnya, baik di segi keagamaan - kalau boleh
disebut agama - maupun di segi ilmu pengetahuan. Mereka sama sekali tidak
hendak menambah atau mengembangkan warisan-warisan itu dan tidak pula
ikut menambah atau mengembangkan warisan-warisan yang ada pads bangsa
lain.
BANGSA-BANGSA ASIA TENGAH.
Pada masa itu bangsa-bangsa yang ada di Asia Tengah dan Timur seperti Mongol, Turki dan Jepang berada dalam kekacauan ajaran, yaitu
ajaran Budha yang rusak berbaur dengan keberhalaan yang merajalela.
Dengan demikian mereka tidak memiliki perbendaharaan ilmu dan tidak
pula sistem dan organisasi politik yang memadai, sehingga bisa dikatakan
sebagai sedang berada dalam zaman transisi, dari primitif ke berbudaya.
AGAMA, SOSIAL DAN MORAL DI INDIA
Para ahli Sejarah India sependapat, bahwa priode yang paling mundur
di bidang agama, sosial dan moral ialah permulaan abad keenam Masehi, di
mana bangsa India dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya mengalami mass
kejatuhan total. Seluruh dunia pads masa-mass itu sedang mengalami hal
yang sama, tetapi India mendapat bahagian yang istimewa dalam beberapa
hal yang dapat disimpulkan dalam tiga bidang yaitu:
1. Banyaknya Tuhan dan Dewa-dewa yang disembah.
2. Kejahatan seksual yang memuncak.
3. Kesenjangan masyarakat pada umumnya
1. Pengarang menyebutkan kata "ilmu", tetapi maksudnya adalah
"ngelmu" dalam Bahasa Kebatinan. (Editor)
PUNCAK BERHALAISME
Berhalaisme mencapai puncaknya pada abad VI Masehi. Kalau kitab Weda
hanya menyebut 33 dewa, tetapi bilangan itu menjadi 33.000.000 (33 juta)
pada abad VI. Segala sesuatu yang indah, segala yang menarik dan semua
perlengkapan hidup telah dipertuhankan dan disembah. Tentu saja terlalu
banyak Tuhan-tuhan itu untuk dihitung dan patung-patung pun melimpahlimpah di mana-mana. Ada patung manusia-manusia yang dianggap bersejarah
dan merupakan penjelmaan Tuhan, lalu disembah. Ada gununggunung yang
dianggap tempat tinggal Tuhan. Ada yang menyembah emas dan perak yang

dianggap - entah dari mana - sebagai tempat Tuhan bersembunyi. Mereka


menyembah sungai Gangga, dengan alasan karena bersumber dari kepala
Mahadewa. Mereka menyembah perkakas-perkakas perang, alatalat tulis, alat
vital manusia (kemaluan), binatang-binatang terutama sapi, benda-benda
cakrawala dan sebagainya.
Pendeknya agama telah menjadi hanya sebagai sekumpulan mitos yang
disadur dari setumpuk dogma, legenda, nyanyian, ritual dan dugaan-dugaan
yang tidak berdasarkan ajaran Allah dan tidak dapat diterima akal sehat
siapa, dimana dan kapanpun.
Seni pahat dan Beni ukir mencapai kemajuan yang pesat pada masa itu.
Seluruh kasta dan penduduk negeri mulai dari Raja sampai kepada hamba.
terbenam dalam penyembahan berhala.Agama Budha dan Genia jadi terpaksa
mempertahankan eksistensinya dengan cara menyelinap ke dalam agama
berhala itu.
Sebagai bukti ialah catatan dari pengembara Cina terkenal "Hu an
Tsuang" yang melawat antara tahun 630-644 M. Ketika is melukiskan pesta
besar yang diadakan raja "Harsa" yang berkuasa di India dari tahun 606647 M, katanya: "Raja mengadakan pesta di "Kanuj" di mana sejumlah besar
pemuka agama yang tersiar di India turut ambil bagian. Raja telah membuat
patung Budha dari emas di atas tugu yang tingginya kira-kira lima puluh
hasta. Sang raja masuk ke arena pesta itu diikuti rombongan arak-arakan
yang menjunjung patting Budha yang lebih kecil dari patung di atas
menara. Patung yang kecil ini melukiskan sang Budha didampingi raja Harsa
yang memayunginya, sementara di sisi lain berdiri pula patung Perdana
Menteri Kamrub yang mengusir lalat-lalat yang beterbangan sekitar sang
Budha."
Pengembara ini menerangkan keadaan keluarga raja dan pemuka istana
sebagai berikut; "Sebagian di antara mereka adalah penyembah dewa 'SI-WA' , ada yang mengikut Budha, penyembah matahari, dan pengikut 'WISNU' .
Tiap-tiap orang harus menyembah dewa pilihannya dan harus menyembah dewa
bersama".
MEMUJA NAFSU SHAHWAT
Agama Hindu dan penganutnya sejak dahulu kala terkenal sebagai agama
dan masyarakat yang memuja-muji nafsu syahwat (seks). Hal ini tidak ada
bandingannya dalam agama dan masyarakat manapun. Buku-buku dan legendalegenda semuanya mengajarkannya dan menceritakan prihal persetubuhan
Tuhan-tuhan. Peristiwa-peristiwa besar dan gejala-gejala alam selalu dan
selalu dikaitkan dengan persetubuhan Tuhan. Tuhan-Tuhan itu sating
memaksa untuk dapat menyetubuhi isteri Tuhan yang lain.
Anehnya ajaran-ajaran macam begini dibela mati-matian oleh pengikutpengikutnya, seraya mereka praktekkan pula dalam kehidupan seharihari.
Mereka berkumpul pada waktu dan tempat tertentu - laki-laki, perempuan,
besar-kecil dan tua muda - untuk melakukan upacara penyembahan terhadap
Patung kemaluan Mahadewa
Sebagian ahli Sejarah mengatakan, bahwa kaum pria dari suatu kelompok
agama menyembah wanita-wanita telanjang, sebaliknya kaum wanita menyembah
laki-laki yang telanjang pula.
Pendeta kuil biasa merampas kehormatan wanita-wanita pengunjung kuil.
Berubahlah kuil-kuil itu menjadi rumah mesum, di mana seorang fasik
mengintai mangsanya dan seorang penjahat melampiaskan nafsunya. Apabila
rumah ibadat dan agama sudah demikian keadaannya, maka bayangkanlah
bagaimana keadaan istana raja-raja dan gedung-gedung milik orang kaya.
Penguasa, pembesar istana dan pemilik gedung-gedung mewah itu
berlomba mengerjakan segala kejahatan dan melakukan segala ma'siat. Di
gedung-gedung itu ada kamar tempat berkumpul bercampur pria - wanita yang
terhormat dan mulia. Setelah meninum minuman keras dan mabuk-mabukan,
mulailah mereka melakukan segala rupa perbuatan tak senonoh dan biadab.

Demikianlah negeri India diombang-ambingkan oleh nafsu syahwat dan


mesum, sehingga hancurlah moral pria dan wanita pada zaman itu.
SISTEM KASTA YANG KEJAM
Sepanjang sejarah Bangsa-bangsa di dunia ini belum pernah ada satu
pun sistem kasta yang lebih kejam dan lebih tak-berprikemanusiaan selain
sistem kasta yang diperlakukan dan diakui oleh bangsa India, baik secara
keagamaan maupun kebudayaan, dan hal ini berjalan beribu-ribu tahun
lamanya. Gejala-gejala pembedaan kasta ini dimulai pada akhir zaman Weda.
la timbul disebabkan oleh perubahan social, perubahan industri dan
ekonomi serta oleh ambisi dan keangkuhan bangsa Aria yang menjajah dan
merasa hebat sendiri (super).
Tiga abad sebelum Masehi di India berkembang kebudayaan Brahma yang
berisi aturan kemasyarakatan baru. Kemudian disusun pula suatu tataaturan
dan sistem politik. Setelah mendapat persetujuan umum, maka tata aturan
dan tata politik/pemerintahan tersebut dinyatakan sebagai Undangundang
Resmi dan sebagai dasar agama dan peradaban. Undang-undang inilah yang
dikenal dengan MANUSASTRA. Undang-undang ini membagi penduduk negeri
kepada empat kasta yang berbeda-beda, yaitu:
1. Kasta Brahma yang terdiri dart pendeta dan pemuka agama.
2. Kasta Ksatria, yaitu kaum bersenjata (minter).
3. Kasta Waisya yang terdiri dari kaum tani dan dagang.
4. Kasta Syudra yang terdiri dari budak dan jongos.
Manusia yang menyusun undang-undang ini berkata: "Tuhan Yang Maha
Kuasa telah mengelompokkan manusia demi kesejahteraan alam ini.
Dijadikannya kaum Brahma dad mulutnya, Ksatria dari lengannya, Waisya
dari pahanya, sedangkan kaum Syudra dari kakinya. Tuhan telah membagibagi
tugas dan kewajiban mereka demi kesejahteraan alam. Kaum Brahma
berkewajiban mengajarkan kitab suci Weda, mempersembahkan sajen-sajen
kepada Dewa-dewa dan membagi-bagikan sedekah. Kaum Ksatria melindungi
orang, sedekah, sajen, mempelajari Weda, dan menjauhkan did dari syahwat.
Kaum Waisya mengembala ternak, mengembangkannya, membaca Weda, berdagang
dan bertani, sedangkan kaum Syudra tidak mempunyai kewajiban selain
mengabdi kepada tiga kelompok di atas.
Walaupun Kasta Ksatria berada di atas dua Kasta lainnya tetapi mereka
berada jauh di bawah kasta Brahma. Manu berkata, "Seorang Brahma yang
berusia sepuluh tahun lebih tinggi derajatnya dari seorang Ksatria yang
beruusia seratus tahun, seperti seorang ayah lebih tinggi dad analmya."1)
I. Lihat Manusastra, Bab XI.
KASTA SYUDRA YANG HINA
Kasta Syudra juga disebut al-manbuzun atau kelompok tersisih,
kedudukan mereka dalam masyarakat India, dengan ketetapan undang-undang
Manu yang resmi dari segi agama dan masyarakat, berada pada mantabat yang
lebih rendah dari hewan dan lebih hina dad anjing. Satu fasal dad undangundang ini berbunyi: "Sebagian dad kebahagiaan kastra Syudra ialah
berkhidmat kepada kaum Brahma, mereka tidak akan memperoleh pahala
melainkan dengan demikian."
Mereka tidak mempunyai harta dan tidak menyimpan kekayaan, karena
yang demikian mengganggu kaum Brahma. Apabila seorang Syudra mengacungkan
tangan atau tongkat kepada seorang Brahma untuk menganiaya, maka dia
dikenai hukuman potong-tangan, dan apabila ditendangnya maka dipatahkan
kakinya itu. Dan apabila seorang Syudra mencoba untuk duduk bersama
dengan seorang Brahma, maka sang raja hares menseterika pantatnya dan
membuangnya keluar negeri. Dan apabila ia menyentuh dengan tangan atau
memakinya, maka dicabut lidahnya, dan apabila ia mengatakan pernah
mengajarinya, maka diperintahkan minum minyak yang sedang mendidih.
Denda membunuh seorang Syudra serupa saja dengan kifarat membunuh
seekor anjing, kucing, katak, cecak, gagak, dan burung hantu.
KEDUDUKAN WANITA DALAM MASYARAKAT INDIA

Martabat wanita dalam masyarakat India serupa dengan hamba sahaya.


Seorang suami bisa saja kehilangan isteri di tikar judi. Banyak tefiadi
seorang wanita itu mempunyai beberapa wand. Dan apabila mati suaminya, ia
tidak boleh kavvin lagi dan jadilah ia sasaran segala penghinaan dan
ejekan, dan ia dianggap babu di rumah bekas suaminya dan khadam bagi
mertua dan sanak famili bekas suami, malah terkadang ia membakar dirinya
setelah suaminya meninggal, untuk menghindarkan did dad penderitaan hidup
dan kesengsaraan dunia. Demikianlah nasib rakyat di negeri yang subur
buminya dan cerdas otaknya, dan nasib ummat yang menurut sebagian ahliahli sejarah Arab sebagai mengandung hikmah, perbendaharaan serta sumber
keadilan dan politik ummat mempunyai kecerdasan yang berlebihan dan
fikiran yang mulia tapi jatuh, karena masanya telah jauh dad agama yang
benar, serta hilangnya sumber-sumber agama yang jernih, dan pemukapemukaagama telah merusak dan menukar-nukar agama, mereka telah terbenam
dalam purbasangka dan khayal, asyik menuruti hawa nafsu dan panggilan
syahwat.
CIRICIRI DAN KEUNGGULAN BANGSA ARAB.
Bangsa Arab mempunyai kelebihan di antara suku-suku bangsa di dunia
pada masa Jahiliyah dengan akhlak dan bakat-bakat yang tersendiri,
seperti bahasa yang fasih dan kemampuan penggunaan bahasa yang baik,
cinta kemerdekaan, tangkas, berani, gairah, membela keyakinan, tegas
dalam bicara, kuat ingatan dan hafalan, demokrasi dan persamaan, kuat
kemauan, menepati janji dan amanah.
Tetapi mereka kemudian mengalami kemunduran yang hebat sekali di
bidang keagamaan dan moral. Mereka menjadi ummat yang sangat fanatik
kepada agama berhala dan barangkali sulit mencari bandingannya pada zaman
jahiliyah itu sendiri. Oleh sebab itu dan oleh karena mereka ini hidup di
jazirah yang tidak merupalcan ajang pergolakan dunia, maka jadilah ia
ummat yang paling bobrok.
KEBERHALAAN JAHILIYAH
Syirik adalah agama bangsa Arab, keyakinan yang merata dan meluas
dikalangan mereka. Mereka yakin bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar,
Pencipta alam, Pengatur langit dan bumi, Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kalau ditanyai tentang siapa yang menciptakan bumi dan langit maka
mereka menjawab "Allah." Tetapi rupanya fikiran mereka yang jahiliyah itu
tidak dapat lebih jauh menjangkau pengertian tauhid yang bersih dan
murni. Fikiran mereka sudah lama tidak disinari oleh wahyu dan risalah
Nabi-nabi, sehingga tidak lagi mengerti bahwa do'a seorang hamba dapat
menembus tirai langit yang jauh dan mendapat sambutan pada nisi Allah,
tanpa perantara. Fikiran mereka tak dapat menerima ajaran seperti ini,
karena sudah terbiasa dunia dan cara menghadapi raja-raja di istana. Oleh
karena kebiasaan itu, maka mereka mencari penghubung kepada Allah dan
mengadakan semacam penyembahan kepada perantara-perantara itu.
Di samping itu pengertian syafaat telah menguasai fikiran mereka,
akhirnya berubah menjadi keyakinan atas kemampuan perantara syafaat itu
untuk mendatangkan manfaat yang dikehendaki dan menolak maraha- bahaya
yang tidak diingini.
Faham syirik ini kemudian meningkat menjadi pengadaan Tuhantuhan di
samping Allah. Tuhan-tuhan itu diy.akini sebagai ikut-serta mengatur
alarn, mempunyai kekuatan untuk memberi manfaat atau mudharat. Jika
generasi pertama masih meyakini Allah sebagai Penguasa Alam, yang karena
maha tinggi lalu manusia memerlukan perantara untuk berhubungan denganNya -- berupa wali-wali suci, maka generasi yang datang kemudian justeru
berbuat lebih jauh lagi, yaitu mensekutukan Tuhan-tuhan yang banyak itu
dengan Allah yang Esa. Menurut faham mereka, Tuhan-tuhan tersebut
mempunyai kekuasaan untuk berbuat baik atau buruk, mendatangkan manfaat
atau menolak mudharat, mengadakan sesuatu atau pun meniadakannya.
Walaupun pengertian mereka tentang ketiga predikat ini sangat kabur,

namun justeru karena kekaburan pengertian itu sendiriah mereka lalu


menyekutukannya dengan Allah Swt.
BERHALABERHALA BANGSA ARAB JAHILIYAH
Pengaruh kelompok kedua ini semakin kuat dan semakin menjadi-jadi.
Hal ini disebabkan serta didorong oleh semakin meluas-mendalamnya
kesesatan, kecendenmgan mematerikan dan menundukkan segala sesuatu kepada
panca indera serta kelemahan pemikiran. Akhirnya keyakinan akan kekuasaan
Tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu tadi menjelma menjadi suatu agama
masyarakat umum, dan hampir-hampir tak seorang pun di antaranya yang
dapat membedakan mana Tuhan yang sebenarnya (Allah) dan mana Tuhan-tuhan
yang dianggap sebagai perantara-perantara. Bahkan kalangan anggota
masyrakat yang terhitung intelekpun tidak juga mampu menerangkan
perbedaan dimaksud.
Dengan demikian terbenamlah bangsa Arab dalam agama berhala, yang
semakin hari semakin rendah dan semakin menjijikkan. Setiap kabilah,
kampung dan setiap keluargamemiliki berhala khusus. Beginilah masyarakat
Arab jahiliyah, sebagaimana juga terlihat dalam kata-kata Al-Kalby
berikut ini, "Setiap tumah yang ada di Makkah waktu itu memiliki berhala
yang disembah oleh seisi mmah bersangkutan. Pekerjaan terakhir yang
mereka lakukan menjelang kepergian ke luar rumah ialah menyembah
kepadaberhala itu, dan pekerjaan yang pertama sewaktu pulang dari
bepergian adalah jugs menyembahberhala tersebut."
Bangsa
Arab
Jahiliyah
boleh
dikatakan
sudah
melampaui
batas
kejahiliaan Mereka sanggup berkorban untuk membangun rumah-rumah herhala
dan patung-patung raksasa. Sementara yang tidak mampu juga tetap tidak
man ketinggalan. Mereka ini menempatkan batu-batu di sekitar Ka'-bah,
untuk disembah, ditawafi dan dipuja-puji. Batu-bate seperti inilah yang
dinamakan Anshab, yang mencapai tiga-ratusan banyaknya.
Lambat laun penyembahan kepada berhala ini dikembangkan begitu rupa,
sehingga mereka mempertuhankan jenis-jenis batu tertentu. "Jika seseorang
yang musafir beristirahat di suatu tempat, maka diambilnya empat buah
batu. Kemudian dipilih sate di antaranya untuk disembah, sedangkan
sisanya dijadikan tungku untuk memasak makanan. Setelah itu, maka
ditinggalkannyalah batu-batu tersebut begitu saja." Begitulah riwayat
yang kita terima dari Al-Kalbi.
Imam Bukhari ada juga mengemukakan satu riwayat yang dikutip dari
keterangan Abu Raja' Al-Atharidi, sebagai berikut :
"Dahulu kami menyembah batu. Jika dijumpai sebuah bath yang lebih
bagus daripada yang kami sembah, maka kami pun mengambil yang lebih bagus
itu dan membuang yang lama. Manakala tidak memperoleh bath, maka kami pun
menumpukkan tanah, dan setelah disiram dengan susu kambing banrlah kami
sembah dan tawaf mengelilinginya"1
PANDANGAN BANGSA ARAB TENTANG TUHAN
Bangsa-bangsa Arab Jahiliyah, sebagaimana ummat-ummat jahiliyah di
mana dan kapan pun, mengakui bermacam-macam Tuhan. Mereka mempertuhankan
Malaikat, Jin, Matahari, Bulan dan benda-benda alamiah lainnya.
Menunit mereka, Malaikat itu adalah putri-putri Tuhan. Oleh karenanya
mereka menyembah kepada Malaikat, dengan maksud agar mendapat pembelaan
ketika menghadapi Tuhan. Begitulah pula keyakinannya terha1. Imam Bukhari, Al-Jami' as-shahih.
dap jin dan benda-benda lain tadi, bahkan tuhan-tuhan ini dianggapnya
memiliki kekuatan dan sifat-sifat yang ada pada Tuhan yang sebenamya.
Al-Kalbi meriwayatkan, bahwa sebagian dad kabilah Khuza'ah menyembah
mempertuhankan Jin. Kemudian menurut kfterangan Sha'id, bahwa Kabilah
Himyar menyembah Matahari, Bani Kinanah menyembah Bu-Ian, Bani Tamim
menyembah hewan/binatang yang bernama Duburan, kabilah Lakham dan Luzam
menyembah bintang Musytari, kabilah Tayyi' menyembah bintang-bintang

Suheil, Bani Asad mempertuhankan bintang/ planit Sy? ra, sementara


kabilah Asad menyembah kepada bintang Atha-rid". 1.
AGAMA YAHUDI DAN NASRANI DI TANAH ARAB.
Agama Yahudi dan Nasrani telah tersebar di semenanjung Arab, tetapi
tidak membawa mist dan risalah baru yang berguna bagi bangsa Arab dalam
perkembangan keagamaan. Agama Yahudi dan Nasrani yang sampai di tanah
Arab itu hanya merupakan duplikat dari Yahudi yang ada di negeri Syam,
Nasrani di negeri Romawi Timur yang telah mengalami perubahan, perombakan
, penyimpangan dan kelemahan-kelemahan seperti apa yang telah diuraikan
di atas.
KENABIAN DAN KEBANGKITAN
Kerasulan atau kenabian menurut pandangan bangsa Arab pada masa itu
adalah suatu yang diakui adanya, tetapi gelap dan penuh khayal. Nabi
menurut mereka adalah orang suci, tidak makan, minum, kawin, tidak
beranak dan tidak man ke pasar.
Pikiran mereka yang terbatas dan sempit, tidak dapat mengerti adanya
kebangkitan sesudah mati, kehidupan baru sesudah yang sekarang ini,
adanya hisab, pertanggung-jawaban dan pahala.
"Dan mereka berkata; kehidupan itu tidak lain hanyalah di dunia ini
saja. Kita mall dan hidup, tidak ada yang membinasakan selain masa".
(AlJatsiah: 24)
1, Sha'id, Thabaqat At-Umam, halaman 430
"Dan mereka berkata; Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang
dan benda-benda yang hancur apa benarkah kami akan dibangkitkan kembali
sebagai makhluk yang baru
7" (Bani Israil: 49)
Sa'id berkata: "Kebanyakan bangsa Arab mengingkari adanya hari
kebangkitan. la tidak percaya adanya kebangkitan dan pembalasan. Dan
yakin bahwa alam ini tidak akan rusak dan binasa, walaupun ia makhluk
yang barn. Di antara mereka ada pula yang mengaku adanya kebangkitan, dan
yakin bahwa apabila ontanya disembelih di atas kuburnya, niscaya ia
memasuki mahsyar dengan mengendarai onta, dan siapa-siapa tidak berbuat
demikian, maka ia akan masuk dengan jalan kaki".
KERUSAKAN MORAL DAN SOSIAL.
Dad segi moral, mereka menderita kerusalcan dan penyakit yang
mendalam serta mendarah daging. Sebab-sebabnya pun tersiar luas. Minuman
keras mendarah daging dikalangan mereka. Penyair-penyair mereka selalu
membangga-banggakan minuman keras. Sebagian besar karya sastra dan
sejarah mereka berisi pembicaraan tentang pesta-pesta khamar dan minuman
keras. Para pujangganya begitu mahir menjelaskan seluk beluk minuman
keras. Mereka juga menerangkan adanya restoran-restoran yang menyediakan
minuman keras itu, dengan memasang merek buka 24 jam di samping ditandai
dengan bendera yang dikenal dengan nama Ghayah.
Labid berkata:
"Semalaman suntuk aku bergadang dengan khamar, aku temui panji Gahyah
telah
berkibar,
dan
akupun
menikmatinya".
Dan
karena
meluasnya
perdagangan lchamar, maka kalimat "tijarah"( perdagangan ) dapat
disamakan dengan pedagang khamar seperti apa yang diucapkan oleh Labid
dalam syairnya di atas itu"ghayatu tajir"
Di samping membudayanya minuman kern, demildan jugalah keadaan
perjudian telah membudaya dan dianggap sebagai kemegahan kaum Jahiliyah.
Malah tidak turutnya seseorang mengambil bagian aktif dalam kelompok
perjudian dianggap sebagai noda. Seorang penyair Jahiliyah berkata;
"Engkau cela kami lantaran menjual susu daging onta, yang demikian
adalah noda yang nyata hai... Ibnu Rithah. Kami lakukan yang demikian
untuk memojokkan dan menghina orang-orang yang sebaya dengan kami.Kami
dapat minum khamar dan berjudi."
Qatadah
berkata;
"Seseorang
(Jahiliyah)
biasa
mempertaruhkan
kemuliaan keluarga dan hartanya di meja judi, kemudian duduklah ia

termenung, berduka cita dan Nampa tangan melihat taruhannya pindah ke


tangan lawannya, demikianlah bibit permusuhan dan kebencian antara sesama
mereka."
Di samping itu, penduduk Hijaz baik ia bangsa Arab atau Yahudi
mengenal sistem riba dan melakukannya secara bun, kejam dan melampaui
batas.
At-Thobari berkata: "Sistim riba pada masa Jahiliyah berlaku dengan
cara melipat gandakan mata uang dan menambah umur pada jenis hewan.
Seorang tukang rente mendatangi mangsanya, apabila waktu pembayaran sudah
tiba seraya berkata : Anda bayarlah sekarang atau ditangguhkan dengan
menambah jumlah hutang? Apabila sang peminjam itu mampu membayar, maka
dilunasilah waktu itu jugs, tapi apabila ia tidak mampu, maka digandakan
dengan menaikkan umur hewan itu kalau hutang itu onta umur satu tahun,
dinaikkanlah dengan onta umur dua tahun dan hams dibayar tahun depan,
kemudian umur tiga tahun, empat tahun dan seterusnya ke atas.
Tapi jika hutang itu berupa uang, dinaikkanlah dari seratus jadi dua
ratus pada tahun depan dan empat ratus pada tahun berikutnya, demikianlah
digandakan setiap tahun atau sampai dibayar tunas.
Sistim riba ini telah membudaya dan telah betjalan seperti hal yang
biasa saja, hingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara sistim riba
dengan perdagangan biasa.
Mereka
berkata
:
"Sesunggithnya
jual
bell
itu
sama
dengan
riba . . . ."
AtThohari berkata: "Sesorang kaum Jahiliyah pemakan riba itu,
apabila telah tiba pembayaran hutang dan meminta pembayaran secara
kontan, maka orang yang berhutang itu menjawab : Tangguhkanlah waktu
pembayaran dengan imbalan akan kugandakan hutang itu. Maka apabila
diingatkan kedua belah pihak, bahwa ini adalah riba, keduanya akan
merr.jawab : Sama saja bagi kami menambah harta itu pada permulaan jual
bell atau pada masa pembayaran".
Pelacuran dan perzinahan tidak dianggap sebagai perbuatan yang
mungkar, sudah menjadi kebisaan bagi seseorang pria atau seorang wanita
mengadakan hubungan tidak resmi dengan isteri-isteri gelap atau suami
gelap. Dan sering kali mereka memaksa seorang wanita berzina.
Ibnu Abbas Ra. berkata : "Pada masa Jahiliyah seseorang itu memaksa
hamba sahayanya untuk melacur dengan memungut sewanya".
Aisyah berkata : Nikah pada masa Jahiliyah ada empat macam:
Panama: Seseorang meminang kepada wali nikah anak perempuan yang ia
sebagai walinya, kemudian diserahkannya maskawin, lantas dilaksanakan
algid nikah itu.
Kedua: Seorang suami berkata kepada isterinya, apabila ia bersih dart
darah kotornya : Hubungilah si Anu dan usahakanlah agar mendapat
kandungan dari dia. Suami sendiri menjauhkan diri dan tidak menyentuh
isterinya hingga nyata bahwa isterinya itu telah hamil dari hubungannya
itu. Apabila nyata bahwa isteri itu telah berhasil mendapatkan kandungan
yang dimaksud, barulah suami mendekati isterinya apabila ia suka. Suami
berbuat demikian, karena ingin mendapatkan anak yang cerdas. perkawinan
seperti ini disebut "Nikah istibdo'a" (nikah mengharap kan bibit balk).
Ketiga : Dengan cara sekelompk manusia di bawah sepuluh orang
berkumpul dan sama-sama memperkosa seorang wanita, masing-masing dad
mereka mengadakan hubungan gelap dengan wanita tersebut sampai hamil dan
melahirkan anak. Apabila anaknya telah lahir, dalam waktu singkat
dipanggilnyalah mereka semua, dan tiap-tiap orang dad mereka tidak boleh
menghindar. Apabila mereka semua telah hadir, wanita itu pun berkata :
Kamu semua tentu sudah maklum tentang perbuatanmu, dan akibatnya aku
telah melahirkan anak, maka dengan ini kutetapkanlah, bahwa anak itu
adalah anak si anu , dan disebutnyalah nama salah seorang di antara
mereka, langsung anak itu jadi anaknya, dan talc boleh ia menolak".

Keempat : Berkumpul sekelompok laki-laki dan mereka pergi kepada


seorang wanita yang tidak menolak siapapun yang datang kepadanya,
wanita-wanita inilah yang disebut "baghoya" (pelacur), wanita-wanita
ini memasang pengumuman di atas pintu rumahnya sebagai tanda, siapa yang
berminat boleh masuk. Apabila nanti ia hamil dan melahirkan anak, maka
mereka pun berkumpullah dengan memanggil seorang "Golf"' (tukang tenung)
dan anak itu pun ditetapkan jadi anak dari salah seorang yang mirip
rupanya dengan dia, ditetapkanlah hubungan itu dan anak itu jadi anaknya
sendiri.
WANITA DALAM MASYARAKAT JAHILIYAH
Kaum wanita pada masa Jahiliyah menjadi sasaran penindasan dan
ketidak-adilan. Haknya dirampas, miliknya diperas, warisannya dirampok,
haknya untuk kawin dengan pria pilihannya sesudah ia ditinggalkan
suaminya yang pertama dihalang-halangi, malah is dapat jadi warisan
seperti harta bends atau hewan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Apabila seorang ayah atau
ipar meninggal dunia, maka anak atau adiknya mewarisi isterinya.
Sang anak atau adik boleh saja memperisteri isteri ayah atau iparnya
itu, boleh memperhambakannya selama is belum menebus kemerdekaannya dan
bila dia mati, maka harta peninggalannya menjadi haknya pula.
Atha bin Ribah berkata, "Apabila seorang laki-laki meninggal dunia
dengan meninggalkan isteri, maka keluarga laki-laki itu menahan isteri
itu untuk memelihara anak-anak mereka."
As-Suddy mengatakan, "Dalam masyarakat jahiliyah, seorang isteri yang
ditinggal mati oleh suaminya menjadi rebutan ahli-ahli waris orang yang
meninggal itu. Kalau salah seorang diantaranya lebih dahulu mengenakan
pakaiannya kepada sang janda, maka dialah yang berhak menikahinya dengan
membayar maskawin sebesar maskawin yang pernah diberikan suami yang
terdahulu. Ia juga berhak untuk mengawinkan janda itu dengan orang lain,
lalu mengambil maskawinnya.
Tetapi apabila sang janda lebih dahulu berhasil mengenakan pakaiannya
kepada salah seorang keluarganya, maka dia berhak menentukan nasib dan
pilihannya sendiri."
Masyarakat jahiliyah terlalu menindas kaum wanita. Suami, misalnya,
bertindak semaunya terhadap isteri dan menuntut semua haknya sebagai
suami. Sebaliknya sang isteri tidak mendapatkan hak-haknya sebagai
isteri. Maskawin dan pemberian-pemberian lainnya yang diterima oleh sang
isteridiserobot secara semena-mena, dengan alasan agar sang isteri itu
tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
Jika tidak rela atau protes, maka segeralah sang suami menuduhnya
sebagai durhaka (.nusyuz), kemudian diterlantarkan begitu saja. Kemudian
suami boleh kawin sesuka hatinya tanpa batas.
Dalam kehidupan keluarga bahkan ada jenis makanan tertentu yang hanya
dikhususkan bust suami, di mans isteri diharamkan memakannya. Pendeknya
masyarakat jahiliyah dahulu sangat zalim terhadap kaum wanita. Ini
dibuktikan lagi oleh kebiasaan mereka mengubur hidup-hidup anak
perempuan, karena berbagai alasan yang tentu saja dibuat-buat dan
dipaksakan oleh situasi yang justeru mereka bikin sendiri. Semua kelompok
atau keluarga melakukan tindakan penguburan ini, tidak perduli yang
bersangkutan itu kaya atau miskin, orang kota atau orang desa. Ada yang
melakukan tindakan biadab itu karena alasan ekonomis, ads yang karena
takut kalau-kalau anak wanita itu nantinya memalukan keluarga, ada yang
karena putrinya itu cacat tubuh dan bermacam-macam alasan lain.
Al-Haitsam bin Adie menceritakan, berdasarkan keterangan Al-Maidan!,
bahwa tindakan mengubur anak-anak wanita hidup-hidup itu dilakukan oleh
semua
kabilah/kelompok.
Kalau
diprosentasikan,
maka
orang
yang
melaksanakannya mencapai 10% dad anggota masyarakat.

Masyatakat Jahiliyah suka menjual-belikan anak, lebih-lebih kalangan


rakyat yang miskin. Di kalangan mereka ada pula suatu kebiasaan bernazar
untuk mengorbankan seorang dari sepuluh orang anaknya. Hal ini pernah
dilakukan oleh kakek Nabi S.a.w., Abdul Muthalib.1)
Apa dasarnya mereka melakukan penguburan anak wanita ini... Tidak
lain karena mereka berkeyakinan, bahwa Malaikat-malaikat adalah putriputri Tuhan. Dengan demikian jadilah kaum wanita sebagai persembahan
kepada Tuhan, dan itulah hak-Nya.2)
FANATISME KABILAH DAN KETURUNAN.
Fanatisme kekabilaan dan keturunan sangat kuat di dalam masyarakat
Arab. Dasarnya hanyalah kejahiliaan semata-mata. Hal ini tercermin dalam
ungkapan turun-temurun, "Tolonglah saudaramu, balk is dalam keadaan
menganiaya ataupun teraniaya."
1. Lihat kitab, AL-Aghani.
2. Lihat Kitab, Bulughut Arab
Dalam masyarakat Arab jahiliyah terdapat klas atau wangsa yang
menganggap dirinya istimewa (super) atas kabilah atau wangsa lain. Mereka
ini angkuh dan sama sekali tidak mau duduk sama rendah, berdiri sama
tinggi dengan kabilah lain. Mereka mentradisikan tradisi yang lain dad
tradisi umum, bahkan dalam coal manasik haji sekalipun. Mereka tidak mau
wukuf bersama jamaah lain dan menetapkan tanggal pelaksanaan ibadah hajji
tersendiri, sesuai kemauannya.
Pandangan dan Kebudayaan seperti ini diwariskan secara turun temurun,
sehingga kesenjangan social antara klas tinggi dengan klas awam semakin
berkepanjangan. Hal ini tak umng merupakan salah satu sebab suburnya
kebudayaan perang, di camping karena watak Badwinya.
Perang dan melakukan pertumpahan darah sudah menjadi kehobian. Suatu
perselisihan yang sepele terkadang menimbulkan peperangan yang besar dan
lama. Misalnya perang antara kabilah Bakar dengan Taghlab yang
berlangsung sampai 40 tahun lamanya dengan korban yang begitu banyak.
Perang ini hanya disebabkan karena Kulaib melukai susu onta milik Basus
binti Munqiz, sehingga air susu onta itu bercampur darah sewaktu diperah.
Oleh karena itulah maka Kulaib dibunuh olah Jasshash bin Murrah.
Pembunuhan ini berlanjut dengan meletusnya perang besar antara kedua
kabilah itu; suatu peperangan yang dilukiskan oleh Al-Muhallil (saudara
Kulaib sendiri) sebagai "Pembunuhan manusia-manusia tak bersalah,
penjandaan sekian banyak lcaum ibu dan pengyatiman sejumlah anak-anak.
Perang ini telah menghabiskan air-mata, karena banyaknya mayat yang tidak
dikuburkan."1
Demikian pula peperangan Dahis-Ghabra', hanya disebabkan keunggulan
Dahis (nama kuda milik Qais bin Zuher ) atas Ghabra' (nama kuda milik
Huzaifah bin Badar.) Kemudian datanglah Asadi membangkit-banglcitkan
kemarahan pihak yang kalah kepada pihak yang menang, dan hasutan ini
berhasil membuat Huzaifah marah kepada Qais. Muka Qais ditinju oleh
Huzaifah dan pada waktu baku-hamtam itulah kuda milik Qais lari-kabur.
Peristiwa ini berlanjut dengan terjadinya pembunuhan, untuk mana
masingmasing pihak/kabilah membela saudaranya. Seterusnya meletuskan
peperangan antara kedua kabilah yang terlibat.
Kehidupan bangsa Arab Jahiliyah dahulu penuh dengan hasut menghasut,
fintah memfitnah, rampok merampok dan bunuh membunuh, baik antar individu
maupun antar kelompok, sehingga menjadi seperti benang
I. Lihat Ayyam
kusut yang tak tahu lagi ujung-pangkalnya. Keadaan ini berlarut-larut
adanya, disebabkan kondisi kehidupan yang minus, memandang manusia. hanya
sebagai binatang dan hal-hal itu diwasiatkan oleh generasi tua kepada
generasi muda. Masing-masing anggota masyarakat merasa tidak aman dan
gelisah. Mereka merasa akan terbunuh pagi dan sore, malam dan siang.
Inilah yang memaksanya mengadakan pengawal bagi kafilah-kafilah dagang.

Inilah pula yang menyebabkan bangsa-bangsa lain mengadakan pengamanan


atas rombongan dagang yang pergi ke arah Arab.
Kedah Kisra dari
Parsi hams dikawal dari Al MadaM sampai ditimbang terimakan kepada
An-Nu'man
bin
Al-Munzir
penguasa
Al-Hirah,
seterusnya
An-Nu'man
mengawalnya
dengan
pengawal-pengawal
dari
Bani
Rabi'ah,
dan
menyerahkannya kepada Hauzah bin Ali-Hanafi di Yamamah, dan pada
gilirannya Hauzah mengawal kafilah itu sampai lepas dari daerah Bani
Hanafiah dan menyerahkan kepada Tamim dengan membayar upah tertentu, dan
Tamin mengawalnya sampai ke negeri Yaman dan menyerahkannya kepada pegawai Kisra di Yaman.
KERUSAKAN MELANDA DUNIA.
Kesimpulan uraian di atas ialah bahwa kerusakan telah melanda seluruh
dunia, sehingga tidak ada di atas bumi ini -- pada masa itu satu ummat
yang baik wataknya, tidak ada satu masyarakat pun yang tegak di atas
dasar kebajikan dan akhlak luhur, tidak satu pun pemerintahan yang
bersendikan keadilan dan kasih sayang, tidak ada kepemirnpinan yang
mencerminkan limn dan hilcmah, dan tidak ada satu agama asli yang benarbenar sesuai dengan ajaran nabi-nabi.
KUNANGKUNANG DI GELAP MALAM
Di tengah pekat malam itu tampak juga bintik-bintik cahaya yang
memancar dari biara dan gereja, bagai kunang-kunang di telan gelap malam.
la tentulah tidak cukup untuk menembus gelap itu dan tidak juga bisa
menerangi jalan.
Seseorang yang masih menginginkan ilmu dan agama yang benar
terombang-ambing ke sana kemari, bagaikan orang yang karam di lautan. Ada
juga ditemukan pemimpin-pemimpin agama untuk dijadikan pedoman dan
ikutan, tetapi mengikutinya sama raja dengan berpegang kepada sebilah
pa-pan perahu yang telah hancur dihantam ombak besar di laut lepas.
Dengan demikian kebanyakan pencinta agama yang haq terjerumus ke dalam
putus asa, sehingga satu demi satu terpaksa menerima keadaan yang buruk
itu.
Apa yang terlukis di atas pernah diceritakan langsung oleh seorang
pencari kebenaran dan pengembara terkenal di abad 6 Masehi, yaitu Salman
Al-Farisi. Beliau telah berpindah-pindah dari Syam (Syria) ke Moshul, dad
Moshul ke Nashibain dan ke Ammuriyah. Di tiap-tiap negeri itu is mendapat
nasehat untuk mengembara ke negeri anu, ke negeri ini dan itu. Tetapi
yang dicarinya tidak juga ditemukan. Pada masa-masa itulah beliau
mendengar nama Agama Islam dan Nabi Muhammad Saw, lain dia memeluk Islam.
Salman Al-Farisi menceritakan :
"Ketika berada di negeri Syam, maka aku bertanya kepada masyarakat:
siapakah pemimpin agama yang ada di sini? Mereka menunjuk seorang Uskup
penguasa sebuah gereja. Ku temui dia dan ku katakan: Sesungguhnya aku ini
cinta agama (Nasrani). Karena itu aku ingin bersama dan berlchidmat
bersama tuan Uskup di gereja ini. Aku ingin sekali belajar dan
bersembahyang bersamamu.
Sang Uskup menerima kehadiranku itu dengan senang had. Akan tetapi
kemudian ternyata dia adalah seorang peimpin agama (Nasrani) yang jahat.
Dia menyuruh orang mengumpulkan sedekah dan zakat, untuk diserahkan
kepadanya. Sedekah dan zakat itu melimpah-ruah, dan di tangan Uskup
tersebut terkumpul tidak kurang dad 7 keranjang emas dan perak, tetapi
tidak diberikan kepada fakir-miskin. Sebaliknya harta sebanyak itu
dimakannya sendiri.
Aku jadi bend sekali kepadanya, melihat perbuatannya itu. Dan ketika
dia mad berkumpullah ummat Nasrani untuk memakamnya. Waktu itu aku
(Salman) berIcata kepada mereka: Uskup kalian ini adalah orang jahat. Ia
menyuruh kalian memberikan zakat dan sedekah, tetapi harta itu dimakannya
sendiri, tidak dibagikannya kepada fakir miskin, walau sedikit pun.

Dad mana engkau tahu yang demikian? tanya mereka. Sekarang kalian
saya bawa ke tempat di mana sang Uskup ini menyimpan harta dimaksud,
jawabku. Setelah menyaksikan dan melihat langsung 7 keranjang emas dan 7
keranjang peralc tersebut berkatalah mereka: Demi Tuhan! Kami tidak man
menguburkan mayat Uskup ini, lalu mereka menyalib mayat itu dan
melemparinya dengan batu.
Uskup almarhum itu diganti oleh yang barn. Dia terlalu balk, jib
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak melaksanakan Shalat Lima Waktu
di kalangan Waktu itu aku sangat sayang kepadanya demi melihat
ketekunanya beribadat slang dan malam, demi melihat kesederhanaannya dan
kecintaannya kepada Akhirat, demi melihat kesalehan dan kesuciannya. Ada
beberapa tahun lamanya aku selalu bersama dengan Uskup yang saleh ini.
Ketika dia sakit keras, aku pun berkata kepadanya: 'Wahai tuan Uskup!
Sudah agak lama aku bersamamu, dan aku lebih cinta kepadamu ketimbang
tuan Uskup terdahulu. Sekarang ketentuan Tuhan telah tiba, engkau than
meninggalkan dunia
Kepada siapakah engkau menyerah(menitipkan) diriku dan apa pulakah wasiatmu padaku?
Uskup itu menjawab, "Hai anakku...! Demi Allah. Dalam keadaan seperil sekarang, di mana manusia-manusia telah ditelan Jahiliyah, nilainilai luhur telah tidak dimakna, agama yang diwariskan Nabi-Nabi telah
diubah oleh tangan-tangan jahil, aku tidak lagi mengetahui siapa yang
masih menuruti jalanku ini, melainkan hanya seorang yang berada di negeri
Moshul, ikutilah dia......"
Kemudian Uskup itu menghembuskan nafas terakhir, dan setelah selesai
pemakamannya, maka aku segera berangkat menuju negeri Moshul. Setelah
berkenalan, maka kuceritakan kepadanya pesan dan nasehat Uskup negeri
Syam tadi.
Pernimpin agama itupun menerima kehadiranku dan mempersilahkan aku
untuk hidup dan tinggal bersamanya. Dia memang seorang yang sholeh, namun
talc berada lama kemudian dia wafat. Sebelumnya aku telah lebih dahulu
menanyakan kepadanya pertanyaan seperti yang aku ajukan kepada Uskup Syam
dulu. Dan dia sendiri menunjuk seseorang yang saleh di negeri Nashibain
Apa yang ku dapati dad orang saleh Nashibain ini sama dengan yang di
Moshul. Dia menerima kedatanganku dengan suka cita.
Akupun tinggallah bersama ditempat itu. Dan benarlah keadaannya
seperti keadaan dua orang yang telah mendahuluinya, dan aku pun beruntung
berada di samping orang baik. Tetapi ketentuan Tuhan pun datang
memanggil, maka aku pun bertanyalah kepadanya. Hai Tuan! Aku ini telah
dipesan untuk bergabung denganmu. Kepada siapakah aku bergabung dan
apakah nasehatmu kepada ku...? Dia menjawab; Haianakku
Demi
Allah, aku tidak mengetahui seorang pun yang menuruti jejak lcami,
yang dapat ku suruhengkau mendatanginya, melainkan seorang di Amuriyah.
Dialah setahuku yang menuruti ajaran yang kami amalkan. Jika engkau
senang
datangilah dia
Ketika dia mats dan dikebumikan, akupun berangkatlah menuju Amuriyah.
Setelah jumpa kuceritakan kepadanya kisahku. Dia berkata; Tinggallah
bersama kami disini, tinggallah aku bersama dia. Memang benarlah, bahwa
dia menuruti ajaran guru terdahulu itu. Salman meneruskan kisahnya:
Selama tinggal di sana, aku berusaha sampai memiliki beberapa ekor lembu
dan kambing.
Kemudian panggilan Tuhan datang, maka berkata kepadanya; Hai..
Tuan..! Aku ini mula-mula sekali masuk jamaah dari Uskup Negeri Syam.
Ketika ajalnya datang, aku disuruhnya pergi ke Moshul. Yang kedua ini
mewasiatkan aku kepada rekannya di Nashibain. Yang ketiga ini pun ketika
ajalnya dekat mewasiatkan aku kepadamu sendiri. Sekarang kepada siapakah
engkau wasiatkan aku, dan apa nasehatmu kepadaku...? Ia menjawab:
Anakku..! Demi Allah, aku tidak mengetahui orang lain yang meneruskan

jejak kami yang akan kupesankan kepadamu untuk mendatanginya. Akan tetapi
engkau sekarang ini berada di ambang pintu suatu zaman, dimana seorang
Nabi akan dibangkitkan Tuhan untuk membaharui agarna Nabi Ibrahim. Nabi
itu akan keluar dari tanah Arab Mekkah, dan akan hijrah ke suatu tempat
yang diapit dua gunung batu terjal dan dikelilingi kebun-kebun korma. Dia
mempunyai tanda-tanda yang jelas, dia memakan hadiah dan tidak makan
sedekah. Di antara dua belikatnya ada tanda khataman Nubuwah, stempel
Nabi
terakhir.
Dan
jika
engkau
sanggup
memasuki
negeri
itu
berangkatlah......!"1)
Cetita yang menggambarkan keadaan masyarakat beragama di negeri Arab
zaman jahiliyah ini diungkapkan langsung oleh Salman Al-Farisi kepada
Ibnu Abbas, setelab is beragama Islam. Riwayat ini sampai ketangan kita
melalui Imam Ahmad dan Al-Hakim dalam bukunya Al-Mustadrak.
Inilah berita terpercaya tentang masyarakat jahiliyah dan keadaan
keagamaan pada masa itu.
PASAL KEDUA
SISTEM POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA JAHILIYAH
ABSOLUT MONARCHI
Zaman jahiliyah merupakan masa-masa pemerintahan dan kekuasaan yang
zalim dan diktator. Sistem politik monarchic-absolut itu ada yang
herdasarkan kultus dan pendewaan keluarga raja, seperti yang terjadi di
Parsi, di mans keluarga Sasania menganggap dirinya sebagai pemegang
kekuasaan yang diberikan langsung oleh Tuhan. Untuk membela dan
mempertahankan keyakinan ini dilakukanlah berbagai usaha mempengaruhi
rakyat, agar mereka ikut meyakini spa yang mereka yakini.
Sistem pemerintahan monarchic - absolut itu ada juga yang didasarkan
alas kultus pribadi raja, sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat Cina.
Rakyat menggelari rajanya dengan Imperior atau Putera Langit, karena
mereka menganggap Langit dan Bumi ini sebagai suami-isteri yang
melahirkan jagat rays, melahirkan raja Cina yang pertama dahulu. Oleh
karena itu raja-raja keturunan sang Putera Langit dengan sendirinya jugs
merupakan penguasa mutlak. Dialah satu-satunya bapak semua manusia. Na
diperkenankan melakukan perbuatan apa Baja, sesuai dengan keinginannya.
Dalam ucapan persembahan, semua rakyat harus mengatakan katakata
"Engkaulah ayah-ibu semua manusia"t
Sewaktu Kaisar Lie Yan atau Thai Tsung meninggal dunia, seluruh bumf
Cina berkabung dan berduka-cita sepenuhnya. Di antara mereka ada yang
menusuki mukanya dengan jarum, memotong rambut dan memukulmukulkan
kepalanya ke keranda jenazah itu.
1. James Caxcen, sejarah Cina.

You might also like