ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK DI RUANG ASTER E RSUP dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TAHUN 2016 ABSTRAK Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resitensi terhadap aliran udara. Merokok merupakan penyebab terpenting pada penyakit paru obstruktif kronik. Data badan kesehatan dunia menunjukkan pada tahun 2008, penyakit paru obstruktif kronik menempati urutan ketiga bersama asma (4.2 juta kematian). Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik di ruang Aster E Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan. Subyek penelitian yang diteliti berjumlah dua pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik dan dengan jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik pada tanggal 07 Juni - 12 Juni 2016. Hasil pengkajian didapatkan Tn. M mengeluhkan sesak, batuk, sakit kepala dan penurunan nafsu makan, sementara Tn. B mengeluhkan sesak, batuk, sakit kepala, demam, penurunan nafsu makan dan berat badan menurun. Diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu ketidakefektifan pembersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang berlebihan dan menetap, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan perfusi-ventilasi, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah, ditandai dengan penurunan nafsu makan (anoreksia), resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama (menetapnya sekret). Perencanaan keperawatan bertujuan untuk mengatasi masalah yang timbul pada pasien. Implementasi yang dilakukan pada pasien antara lain untuk masalah ketidakefektifan pembersihan jalan napas dilakukan membantu latihan napas dalam dan batuk efektif. Gangguan pertukaran gas tindakan yang dilakukan adalah memberikan posisi semi fowler pada pasien. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tindakan yang dilakukan adalah menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk memberi makan porsi kecil tapi sering. Resiko infeksi tindakan yang dilakukan adalah menginstruksikan untuk mencuci tangan agar melindungi tubuh terhadap infeksi. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil yaitu pada Tn.M dan Tn.B masalah keperawatan ketidakefektifan pembersihan jalan napas dan gangguan pertukaran gas pada Tn.M belum dapat teratasi dalam waktu tiga hari . Pada masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Tn.M dan Tn.B dapat teratasi, sedangkan pada masalah resiko infeksi pada Tn.B dapat teratasi. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka saran yang bisa disampaikan diharapkan perawat praktisi dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik dengan berfokus pada masalah ketidakefektifan pembersihan jalan napas, gangguan pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi. Kata kunci Daftar Pustaka
: Penyakit paru obstruktif kronik, pasien, asuhan keperawatan, merokok