You are on page 1of 9

A.

Latar Belakang
Menurut Pusat Statistik, jumlah Lansia di Indonesia sampai pada tahun 2010 diperkirakan
sekitar 23,9 juta jiwa atau sekitar 9,77% dari jumlah penduduk total, dan jumlah ini
meningkat terus menerus secara signifikan (Hanim dkk, 2010). Data lain yaitu menurut
laporan data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh Bureau of the Census
United States of America (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan
mengalami kenaikan jumlah Lansia sebesar 414%, yang merupakan angka yang paling tinggi
di seluruh dunia. Hal ini merupakan konsekuensi logis berhasilnya pembangunan, yaitu
bertambahnya usia harapan hidup dan bertambah banyaknya jumlah Lansia di Indonesia
(Darmojo, 2007).
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan
berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud
nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah
mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di
tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan menjadi sarana pelayanan kesehatan dasar yang
penting untuk meningkatkan kesehatan para Lansia (Setiti, 2006). Kegiatan ini merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,
keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Cita-cita pembangunan untuk lansia supaya tetap sehat, aktif, dan produktif dapat
terwujud di setiap wilayah baik desa maupun kota. Oleh karena itu kegiatan Field Lab yang
dilaksanakan di Puskesmas Kalijambe, Sragen, ini dilakukan dalam upaya menyusun strategi
pemberdayaan kaum lansia khusunya pada tingkat pelayanan kesehatan dasar berbasis
masyarakat.

B. Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia
lanjut.Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun keatas.

B. Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:
1.

Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga

terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia


2.

Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam

pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

C. Manfaat Posyandu Lansia


Manfaat dari posyandu lansia adalahpengetahuan lansia menjadi meningkat, yang
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.

D. Sasaran Posyandu Lansia


1.

Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)

Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)

Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2.

Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada

Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut

Masyarakat luas

E. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan
kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi

badan
Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).

Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja
II ini.

Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.

F. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia


Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan
atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus
mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih

serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal
ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons

G. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan
yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti
tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:

Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,


seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.

Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional


dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.

Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan


denyut nadi selama satu menit.

Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)

Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.

Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan

Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia

H. Kader Posyandu
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah seseorang atau tim
sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang
memenuhi ketentuan dan diberikan tugas serta tanggung jawab untuk pelaksanakan,
pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan lainnya (Henniwati, 2008).

I. Penilaian Keberhasilan Upaya Pembinaan Lansia melalui Posyandu


Lansia
Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui kegiatan
pelayanan kesehatan di posyandu, dilakukan dengan menggunakan data pencatatan,
pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :

Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang


masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya

Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan


kesehatan bagi lansia

Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga

Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia

Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia

BAB IV
KESIMPULAN
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada
usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan
kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan
terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh
lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu
lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya
sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya.
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi kendala
tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah pusat, daerah,
pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Kesehatan Lansia di Indonesia. http:// subhankadir.files.wordpress.com.
Defkominfo. 2010. Berita Pemerintahan. www.defkominfo.com
Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http:// puskesmas-oke.blogspot.com.
Hardin, Eugene and Hudson, Alia Khan. 2005. Elder Abuse-Societys Dilemma. Journal of
The National Medical Association. Vol 97, No 1 Jan 2005. p : 91-94
Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu
Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis].Medan: Universitas
Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
Latifah, Nurul. 2010. Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id.
Siburian,

Pirma.

2007.

Empat

Belas

Masalah

Kesehatan

Utama

pada

Lansia.http://waspada.com.
UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
UU RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Wahyuna, Adam Wisudiyanto. 2008. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Posyandu
Lansia terhadap Pengetahuan dan Sikap Kader dalam Pemberian Pelayanan di Posyandu
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi [skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijayanti. 2007. Hubungan kualitas fisik dan Lingkungan dengan Pola Kehidupan Lansia di
Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik, Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan
Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 6 No 1 Maret 2007
Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW
03 RT 05 Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Candi Sari. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan
Pemukiman. Enclosure. Vol 7 Maret 2008.

You might also like