You are on page 1of 7

Resistivitas Kawat Konduktor

RESISTIVITAS KAWAT KONDUKTOR


(1D)
Miranti Diah Prastika, Fitrie Mulyani, Mena Yani, Meyrika Maharani dan Abdul Salam M
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Banjarmasin 70123
E-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak - Telah dilakukan percobaan resistivitas
kawat konduktor yang bertujuan menyelidiki faktor
yang mempengaruhi hambatan (resistansi) sebuah
kawat penghantar dan menentukan resistivitas
(hambatan jenis) kawat. Metode yang digunakan
pada kegiatan 1 yaitu memanipulasi panjang kawat
dan pada kegiatan 2 memanipulasi diameter kawat.
Diperoleh besarnya nilai resitivitas kawat pada
kegiatan 1 berturut-turut yaitu (1,412 x 10 -5)
, (1,268 x 10-5)

dan (4,891 x 10-6)

Dan pada kegiatan 2 diperoleh nilai resistivitas kawat


berturut-turut sebesar (2,71 x 10-5 )
-5

, (1,64 x

-5

10 )m dan (0,335 x 10 )m.


Kata kunci Resistivitas, Tegangan, Kuat Arus,
Hambatan.

I.

I.

Konduktor merupakan suatu material yang


muatan listriknya dapat bergerak bebas. Contoh
konduktor yang baik adalah tembaga, aluminium,
dan perak. Di samping konduktor, ada material
yang elektronnya sukar bergerak. Material ini
dinamakan isolator atau insulator. Contoh isolator
yang baik adalah kayu, karet, dan plastik.
Sifat-sifat konduktor:
1. Medan listrik di dalam konduktor
sama dengan nol.
2. Muatan pada konduktor yang terisolir
akan tersebar pada permukaan
konduktor itu.
3. Kuat medan listrik pada suatu titik
tepat di luar konduktor bermuatan

PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari, kita tidak


pernah lepas dari benda-benda yang
membutuhkan energi listrik. Pada arus
listrik yang mengalir terdapat hambatan
jenis yang menentukan besar kecilnya kuat arus
listrik. Hambatan jenis bisa disebut juga sebagai
resistivitas. Pemahaman resistivitas bahan sangat
penting karena resistivitas memberikan sumbangan
pada beberapa parameter seperti resistansi,
kapasitansi, tegangan ambang, dan lain - lain.
Kurangnya pemahaman mengenai resistivitas
bahan dapat membuat para mahasiswa atau peserta
didik menjadi asing dan bingung tentang materi
tersebut. Intensitas praktikum di sekolah yang
sangat sedikit dan kurang detailnya penjelasan
materi oleh guru membuat salah satu unsur dalam
kelistrikan ini jarang diketahui.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah
faktor yang mempengaruhi hambatan (resistansi)
sebuah kawat penghantar? dan Berapakah
resistivitas (hambatan jenis) suatu bahan/kawat?
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah
untuk menyelidiki faktor yang mempengaruhi
hambatan (resistansi) sebuah kawat penghantar dan
menentukan resistivitas (hambatan jenis) suatu
bahan/kawat.

KAJIAN TEORI

adalah sebesar E =

4.

0 ,

tmenyatakan
kerapatan
muatan
(banyak muatan persatuan luas) di
titik itu.
Pada konduktor yang bentuknya tidak
teratur, muatan konduktor akan
terkonsentrasi pada luas permukaan
yang lebih sempit (lebih lancip). (1)

Bahan konduktor yang baik adalah bahan


yang mudah mengalirkan arus listrik, umumnya
terdiri dari logam dan air. Kemempuan suatu bhan
untuk mengalirkan atau menghantarkan arus listrik
ditunjukkan oleh besarnya harga konduktivitas
listrik atau daya hantar listrik bahan tersebut (

= sigma, Mho/m). Konduktivitas berbagai bahan


konduktor dalam satuan Mho/m ditunjukkan
sebagai berikut
Tabel 1. Konduktivitas Konduktor, (
No

Nama Bahan

1
2

Air suling
Karbon

).

Konduktivitas ( )
Mho/m
4
3 x 104

Resistivitas Kawat Konduktor

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

106
106
106

Grafit
Besi tuang
Merkuri (Hg. Air
raksa)
Nichrome
Konstantan
Timah putih
Timah hitam
Tungsten
Seng
Aluminium
Emas
tembaga
Perak

105
1 x 106
5 x 106
9 x 106
1,8 x 106
1,7 x 106
3,5 x 107
4,1 x 107
5,7 x 107
6,1 x 107

Kebalikan dari harga konduktivitas listrik suatu


bahan adalah resistivitas atau hambatan jenis,
dengan simbol

(rho). Bahan konduktor

memiliki resistivitas yang rendah.

ohm meter

(1)
Untuk bahan konduktor, resistivitasnya berbanding
lurus dengan suhu. Tetapi pada suhu mendekati
titik nol absolut (0K), resistivitas bahan konduktor
juga mendekati nol. Kemiringan (slope) dari
hubungan linier ini ditunjukkan oleh koefisien suhu
hambatan listrik

dari bahan bersangkutan.

Koefisien suhu hambatan listrik bahan konduktor


(logam) nilainya adalah positif, sehingga logamlogam pada umumnya dinamakan jenis PTC
(Positive Temperature Coefficient of Resistivity).
Hubungan resistivitas

dengan suhu absolut T

ditunjukkan sebagai berikut

= 0 (1 + (T - T0)1
(2)
Dimana = resitivitas pada suhu T (kelvin)
0 = resitivitas pada suhu referensi (biasanya 20 o C
atau 293,16 K)
T0 = suhu referensi (K)

= koefisien suhu hambatan listrik.

Kemampuan bahan untuk menahan arus


yang menfalir melalui penampang bahan
ditunjukkan oleh harga hambatan listriknya, dengan
simbol R.
R=
(3)

L
A

Dimana R = hambatan listrik (ohm)


= resistivitas (ohm.m)
L = panjang (m)
A = luas penampang bahan (m2)
Koefisien suhu hambatan listrik (

) untuk

beberapa jenis konduktor dan resistivitas listriknya


() dinyatakan sebagai berikut
Tabel 2. Koefisien suhu hambatan listrik ( )
No

dan resitivitas bahan logam


Bahan

1
2
3
4
5
6
7
8

Aluminium
Kuningan
Konstatan
Tembaga
Manganin
Nichrome
Perak
tungsten

(oC-1 ; K-1)
0,0039
0,0020
2 x 10-6
0,00393
0,00000
0,0004
0,0038
0,0045

Resitivitas bahan pada Tabel 2. Diukur pada


suhu 20oC. Bahan-bahan seperti manganin,
kontantan, dan nicrome yang dinilai koefisien suhu
hambatan listriknya sangat rendah banyak
dipergunakan pada peralatan instrumentasi yang
memerlukan ketelitian dan presisi tinggi misalnya,
pada galvanometer atau ammeter analog.(2)
Arus listrik adalah muatan listrik yang
mengalir atau berpindah tempat. Muatan listrik
mudah sekali mengalir pada bahan konduktor.
Muatan listrik yang diberikan pada suatu titik di
permukaan logam akan segera tersebar merata ke
segala arah. Jika sebuah logam yang bermuatan
listrik dan logam lain yaang netral disentuhkan,
maka akan terjadi aliran muatan listrik dari logam
yang mengandung muatan listrik ke logam yang
netral. Sebaliknya, aliran muatan tidak terjadi pada
bahan isolator. Jika muatan diberikan pada bahan
isolattor, muatan tersebut akan tetap diam
ditempatnya.
Kuat arus listrik merupakan salah satu dari
tujuh bearan pokok. Kuat arus listrik merupakan
jumlah mutan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu. Secara umum, arus listrik yang timbul jika
selama t sekon terjadi perpindahan muatan listrik
sebesar q coulomb adalah sebesar

I=

q
t

(4)
Dengan I = kuat arus listrik (ampere)
Q = muatan listrik (coulomb), dan
T = waktu (sekon)

Resistivitas Kawat Konduktor

Arah aliran muatan listrik didefinisikan


searah dengan arah aliran muatan positif. Dengan
demikian, jika muatan yang mengalir bertanda
positif, arah arus listriknya searah dengan arah
aliran muatan. Sebaliknya, jika muatan yang
mengalir bertanda negatif, rah rus listriknya
berlawanan dengan arah aliran muatan. Muatan
yang mengalir dalam logam adalah elektron
(muatan negatif). Sementara itu, proton yang
berada dalam inti atom sulit untuk mengalir karena
terikat kuat dalam inti atom. Akibatnya, arah arus
listrik dalam logam selalu berlawanan dengan arah
aliran elektron
Energi potensial adalah energi tersimpan
yang dimiliki oleh suatu benda. Hal yang sama juga
dimiliki oleh muatan listrik. Sebuah muatan listrik
yang diletakkan pada medan listrik akan memiliki
energi potensial listrik, atau sering disebut energi
listrik saja. Satuan SI untuk energi listrik adalah
joule yang disingkat J. Dua titik dalam suatu medan
listrik dikatakan berada pada potensial listrik yang
berbeda jika untuk menggerakkan suatu muatan
listrik dari suatu titik ke titik yang lain harus
dilakukan usaha. Beda potensial (dilambangkan
dengan V) antara dua titik dalam medan listrik
didefinisikan sebagai besarnya usaha (dalam joule)
yang harus dilakukan untuk menggerakkan muatan
listrik positif sebesar satu coulomb dari suatu titik
ke titik yang lain.

V =

W
q

(5)
Dengan V = beda potensial (joule/coulomb atau
J/C),
W= usaha (joule) dan,
Q = besar muatan (coulomb)
Beda potensial juga disebut tegangan listrik.
Satuan beda potensial adalah volt yang disingkat V.
(3)

Arus (I) listrik terdapat dalam suatu area


ketika muatan listrik total dipindahkan dari satu
titik ke titik lain dalam area tersebut. Misalnya
muatan bergerak melewati sebuah kawat. Jika suatu
muatan q dipindahkan melewati suatu luas
penampang melintang kawat yang diketahui dalam
suatu waktu t, maka arus yang melewati kawat
tersebut adalah
I=

q
t

Disini q dalam coulomb, t dalam detik, dan I


dalam ampere (1A = 1C/detik). Sesuai dengan
kebiasaan, arah arus sama dengan arah aliran
muatan positif. Jadi, aliran elektron ke kanan
bersesuaian dengan arah arus ke kiri.(4)
Ada dua jenis arus listrik, yaitu arus listrik
bolak-balik (Alternating Current = AC) dan arus

listrik searah (Direct Current = DC). Pada araus


listrik bolak balik, muatam listrik mengalir dalam
dua arah (bolak-balik). Adapun pada arus listrik
searah, muatan listrik hanya mengalir dalam satu
arah. Contoh peralatan listrik yang menggunakan
arus searah, yaitu kalkulator, remote control, jam,
dan lampu senter.(5)
III. METODE PERCOBAAN
Sebelum memulai percobaan Resistivitas
Kawat Konduktor ini, diperlukan beberapa alat dan
bahan sebagai berikut:
1. Power Suply 1 buah
2. Kawat baja karbon 15 cm 3 buah
3. Kawat baja karbon 30 cm 1 buah
4. Kawat baja karbon 45 cm 1 buah
5. Stand kawat 1 buah
6. Kabel penghubun 5 buah
7. Voltmeter 1 buah
8. Amperemeter 1 buah
9. Mikrometer sekrup 1 buah
Adapun rumusan hipotesis dari kegiatan 1
yaitu jika semakin besar panjang kawat yang
digunakan
dalam
percoban,
maka
akan
menyebabkan semakin besar tegangan yang
dihasilkan dan semakin kecil kuat arus yang
dihasilkan. Sehingga nilai resistivitas jenis kawat
tersebut akan tetap. Dan pada kegiatan 2 yaitu
semakin besar diameter kawat yang digunakan
dalam percobaan, maka akan menyebabkan
semakin besar pula kuat arus yang dihasilkan, dan
semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Sehingga
nilai resistivitas jenis kawat tersebut akan bernilai
tetap.
Pada kegiatan 1, yang dijadikan sebagai
variabel manipulasi yaitu panjang kawat (l).
Sedangkan untuk variabel responnya yaitu kuat
arus (I), tegangan (V) dan resistivitas kawat yang
digunakan (). Dan untuk variabel kontrolnya yaitu
diameter kawat (d) dan tegangan sumber (V).
Untuk kegiatan 2, yang dijadikan sebagai variabel
manipulasi yaitu diameter kawat (d), sedangkan
sebagai variabel responnya yaitu kuat arus (I),
tegangan (V) dan resistivitas kawat yang digunakan
(). Dan sebagai variabel kontrolnya yaitu panjang
kawat (l) dan tegangan sumber (V).
Definisi operasional variabel pada kegiatan
1 untuk variabel manipulasinya yaitu panjang
kawat merupakan jarak dari satu ujung kawat
hingga ujung pangkal kawat satunya. Mengubah
ubah besarnya panjang kawat sebanyak 3 kali,
yaitu sebesar 0,15, 0,30 , dan 0,45 diukurnya
dengan menggunakan mistar ukur dan dinyatakan
dalam satuan meter (m). Untuk variabel responnya
yaitu resistivitas merupakan kebalikan dari harga
konduktivitas listrik suatu bahan. Menghitung
besarnya nilai resitivitas kawat konduktor akibat
perubahan panjang kawat, dan dinyatakan dengan

Resistivitas Kawat Konduktor

satuan ohm. meter (

meter , tegangan

merupakan hasil kali antara besarnya arus listrik


yang mengalir dan hambatan yang ada di
dalamnya, mengamati besarnya tegangan yang
dihasilkan dengan membaca jarum penujukkan
pada voltmeter dan dinyatakan dalam satuan volt.
Kuat arus merupakan banyaknnya muatan listrik
yang mengalir dalam waktu satu detik, mengamati
besarnnya tegangan yang dihasilkan dengan
membaca jarum penunjukkan pada amperemeter
dan dinyatakan dalam satuan ampere. Dan untuk
variabel kontrolnya yaitu diameter kawat
merupakan jarak dari pusat kawat hingga tepi
kawat (ditinjau dari potongan melintang kawat).
Menjaga tetap besarnya diameter kawat selama
percobaan yaitu sebesar (1,280,01)x 10-3 m
diukurnya dengan menggunakan mikrometer, dan
dinyatakan dengan satuan meter (m). Tegangan
sumber merupakan besarnya nilai tegangan suatu
komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
menghasilkan arus listrik. Menjaga tetap besarnya
nilai tegangan sumber yaitu sebesar 3 V diukurnya
dengan menggunakan voltmeter dan dinyatakan
dengan satuan volt (V).
Pada kegiatan 2, definisi operasional
variabel untuk variabel manipulasinya yaitu
diameter kawat merupakan merupakan jarak dari
pusat kawat hingga tepi kawat (ditinjau dari
potongan melintang kawat). Mengubah-ubah
besarnya diameter kawat selama percobaan
sebanyak 3 kali yaitu sebesar (1,380,01)cx 10 -3 m,
(1,280,01)x 10-3 m dan (0,500,01)x 10-3 m
diukurnya dengan menggunakan mikrometer, dan
dinyatakan dengan satuan meter (m). Untuk
variabel responnya yaitu resitivitas kawat
konduktor merupakan kebalikan dari harga
konduktivitas listrik suatu bahan. Menghitung
besarnya nilai resitivitas kawat konduktor akibat
perubahan panjang kawat, dan dinyatakan dengan
satuan ohm. meter ( meter . Tegangan
merupakan hasil kali antara besarnya arus listrik
yang mengalir dan hambatan yang ada di
dalamnya, mengamati besarnya tegangan yang
dihasilkan dengan membaca jarum penujukkan
pada voltmeter dan dinyatakan dalam satuan volt.
Kuat arus merupakan banyaknnya muatan listrik
yang mengalir dalam waktu satu detik, mengamati
besarnnya tegangan yang dihasilkan dengan
membaca jarum penunjukkan pada amperemeter
dan dinyatakan dalam satuan ampere. Kemudian
sebagai variabel kontrolnya yaitu panjang kawat
merupakan jarak dari satu ujung kawat hingga
ujung pangkal kawat satunya. Menjaga tetap
besarnya panjang kawat sebanyak 3 kali, yaitu
sebesar 0,15 m diukurnya dengan menggunakan
mistar ukur dan dinyatakan dalam satuan meter
(m). Tegangan sumber merupakan besarnya nilai
tegangan suatu komponen elektronika yang dapat

menyimpan dan menghasilkan arus listrik. Menjaga


tetap besarnya nilai tegangan sumber yaitu sebesar
3 V diukurnya dengan menggunakan voltmeter dan
dinyatakan dengan satuan volt (V).
Langkah percobaan pada kegiatan 1 yaitu
Mengambil kawat dengan panjang 15 cm dan
kemudian
mengukur
diameternya
dengan
menggunakan mikrometer sekrup, kemudian
menyusun alat sama seperti skema rangkaian pada
gambar 1. Pada percobaan pertama digunakan
kawat dengan panjang 0,15 m, lalu membaca
penunjukkan amperemeter dan voltmeter yang
terbaca. Kemudian mencatatkan hasilnya pada tabel
pengamatan. Setelah itu menulangi langkahlangkah diatas untuk panjang kawat 0,30 m dan
0,45 m.
Langkah percobaan pada kegiatan 2 yaitu
yang pertama mengambil kawat sepanjang 0,15 m
dan
mengukurnya
diameternya
dengan
menggunakan mikrometer sekrup. Kemudian
menyusun kembali peralatan seperti skema gambar
1. Langkah pertama digunakan kawat dengan
diameter paling kecil, setelah itu mencatatkan hasil
penunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter pada
tabel pengamatan. Kemudian melakukan langkahlangkah di atas untuk kawat 2 dan kawat 3 dengan
diameter yang lebih besar.
Tabel 3. Rancangan Tabel Hasil Percobaan
Kegiatan 1
Diameter kawat :
Tegangan Sumber:

m
V

N
o
1
2
3

Tegangan
(V)

Panjang kawat
(m)

Kuat
(A)

Arus

Tabel 4. Rancangan Tabel Hasil Percobaan


Kegiatan 2
Panjang Kawat: m
Tegangan Sumber: V
Diameter kawat Tegangan (V)
N
(m)
o
1
2
3

Kuat Arus (A)

IV. TEKNIK ANALISIS


Pada kegiatan 1 dan 2 digunakan persamaan
untuk memperoleh nilai resistivitas kawat
konduktor yaitu

RA
l

Resistivitas Kawat Konduktor

Dengan mencari nilai R terlebih dahulu


dengan menggunakan persamaan

R=

V
I

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 5. Hasil Percobaan Kegiatan 1
Diameter kawat : (1,280,01) x 10-3 m
Tegangan Sumber: 3 V
Panjang kawat Tegangan
N
Kuat Arus
(m)
o
(V)
(A)
1
0,15
(6,000,01)
(58,000,05)
2
0,30
(10,000,01) (54,000,05)
3
0,45
(6,000,01)
(56,000,05)
Tabel 6. Hasil Percobaan Kegiatan 2
Panjang Kawat: 0,15 m
Tegangan Sumber: 3 V
Diameter kawat Tegangan (V)
N
(m)
o
(1,380,01)x10- (10,000,01
1
3
)
(1,280,01)x10- (6,000,01)
2
3

(0,500,01)x103

(10,000,01
)

Kuat Arus (A)

(60,000,05)
(52,000,05)
(64,000,05)

Percobaan Resitivitas Kawat Konduktor


dilakukan melalui 2 kegiatan, kegiatan pertama
yaitu menentukan besarnya nilai resitivitas kawat
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
hambatan suatu kawat dengan memanipulasi
panjang kawat sebanyak 3 kali, dengan besar nilai
panjang berturut-turut yaitu 0,15 m, 0,30 m, dan
0,45m. Dan diperoleh respon akibat perubahan
panjang kawat yaitu kuat arus, berturut-turut
sebesar (58,000,05) A, (54,000,05) A dan
(56,000,05) A. Tegangan yang diperoleh berturutturut yaitu sebesar (6,000,01) V, (10,000,01) V
dan (6,000,01) V. Setelah diperoleh besarnya
tegangan dan kuat arus, maka dengan
menggunakan
persamaan
R=V/I
diperoleh
besannya hambatan (resistansi) berturut-turut
sebesar 0,793 , 0,185 dan 0,107 . Setelah
memperoleh nilai hambatan, maka dengan
mensubstitusikan nilai R, A dan l kedalam
persamaan

RA
l

, diperolehlah

besarnya nilai resitivitas daripada kawat baja


karbon berturut-turut sebesar (1,412 x 10-5)

m , (1,268 x 10-5) m dan (4,891 x 10-6)

m . Berdasarkan hasil resistivitas yang


diperoleh, terlihat bahwa antara hasil percobaan 1,
2 dan 3 saling berbeda satu sama lain. Padahal
secara teori nilai resistivitas suatu kawat akan
bernilai tetap walaupun panjangnya berbeda.
Perbedaan hasil yang diperoleh pada percobaan ini
disebabkan oleh beberapa macam faktor, yang
pertama yaitu tidak terpasang dengan tepatnya
kabel penghubung pada kawat dan pada alat ukur
(voltmeter dan amperemeter) karena kabel yang
tidak fisit. Kemudian kesalahan paralaks saat
membaca nilai tegangan dan nilai kuat arus yang
terbaca dan karena kurang telitinya praktikan pada
saat melakukan praktikum.
Kemudian
pada
kegiatan
2 yaitu
menentukan besarnya nilai resitivitas kawat dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
hambatan suatu kawat dengan memanipulasi
diameter kawat sebanyak 3 kali, dengan besar nilai
diameter berturut-turut yaitu (1,380,01)x10-3 m,
(1,280,01)x10-3 m dan (0,500,01)x10-3 m. Dan
diperoleh respon akibat perubahan diameter kawat
yaitu kuat arus, berturut-turut sebesar (60,000,05)
A, (52,000,05) A, dan (64,000,05) A. Tegangan
yang diperoleh berturut-turut yaitu sebesar
(10,000,01) V, (6,000,01) V dan (10,000,01) V.
Setelah diperoleh besarnya tegangan dan kuat arus,
maka dengan menggunakan persamaan R=V/I
diperoleh besannya hambatan (resistansi) berturutturut sebesar 0,17 , 0,12 dan 0,16 . Setelah
memperoleh nilai hambatan, maka dengan
mensubstitusikan nilai R, A dan l kedalam
persamaan

RA
l

, diperolehlah

besarnya nilai resitivitas daripada kawat baja

karbon berturut-turut sebesar (2,71 x 10 -5 ) m ,


(1,64 x 10-5 )m dan (0,335 x 10-5 )m.
Berdasarkan hasil resistivitas yang diperoleh,
terlihat bahwa antara hasil percobaan 1, 2 dan 3
saling berbeda satu sama lain. Padahal secara teori
nilai resistivitas suatu kawat akan bernilai tetap
walaupun diameternya berbeda. Perbedaan hasil
yang diperoleh pada percobaan ini disebabkan oleh
beberapa macam faktor, yang pertama yaitu tidak
terpasang dengan tepatnya kabel penghubung pada
kawat dan pada alat ukur (voltmeter dan
amperemeter) karena kabel yang tidak fisit.
Kemudian kesalahan paralaks saat membaca nilai
tegangan dan nilai kuat arus yang terbaca dan
karena kurang telitinya praktikan pada saat
melakukan praktikum.
VI. SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan resistivitas
kawat konduktor yang bertujuan menyelidiki faktor
yang mempengaruhi hambatan (resistansi) sebuah

Resistivitas Kawat Konduktor

kawat penghantar dan menentukan resistivitas


(hambatan jenis) suatu bahan/kawat .Pada kegiatan
1 dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi
besarnya hambatan (R) pada sebuah kawat yaitu
besarnya tegangan (V) dan kuat arus (I). Kemudian
diperoleh berturut-turut sebesar (1,412 x 10-5)

m , (1,268 x 10-5) m dan (4,891 x 10-6)


m .

Pada kegiatan 2 diperoleh besarnya nilai


resistivitas kawat berturut-turut sebesar (2,71 x 10 -5
)

m , (1,64 x 10-5 )m dan (0,334 x 10-5 )m.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai resistivitas


dari ketiga percobaan baik dalam kegiatan 1
maupun 2 menunjukkan angka yag berbeda satu
sama lain, padahal secara teori nilai resitivitas suatu
kawat akan bernilai tetap walaupun panjang dan
diameternya berbeda. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa percobaan yang dilakukan belum berhasil.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT karena berkat rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Abdul Salam, M.Pd selaku dosen pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Meyrika Maharani selaku asisten praktikum
percobaan resistivitas kawat konduktor, yang telah
membimbing selama pengambilan data dan
penyusunan jurnal. Serta tidak lupa ucapan
terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua yang
selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk
teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika
UNLAM yang telah membantu banyak hal dalam
menyelesaikan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Surya, Yohanes. 2009. Listrik dan Magnet.


Tangerang: PT. Kandel.
Effendi, Rustam, Slamet Syamsudin, Wilson S
Sinambela, Seomarto. 2007. Medan
Elektromagnetika Terapan. Jakarta: Erlangga.
Abdullah, Mikrajuddin. 2007. IPA FISIKA 3. Jakarta:
Erlangga.
Bueche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika.
Bandung: PT. Setia Purna Inves.

Resistivitas Kawat Konduktor

FOTO PRAKTIKUM

Rangkaian percobaan

You might also like