You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekurangan yodium sesungguhnya telah mendunia dan bukan hanya masalah
gangguan gizi di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta penduduk
di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium. Defisiensi yodium di
suatu wilayah mempengaruhi baik manusia maupun cadangan bahan pangan. Sama seperti
manusia, semua jenis tanaman yang tumbuh di daerah yang tidak atau hanya sedikit
mengandung yodium juga mengalami kekurangan.
Kekurangan yodium ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid di leher.
Defisiensi yodium dapat menyebabkan kretin neurologic atau pertumbuhan cebol yang
disertai keterlambatan perkembangan jiwa serta menurunnya kecerdasan anak. GAKY dapat
terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Pada ibu hamil yang menderita GAKY akan
megakibatkan kondisi bayi mati ataupun cacat.
GAKY sesungguhnya bukan penyakit yang tidak dapat dicegah. Sejak tahun 1986,
Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional (International Council for Control of Iodine
Deficiency Disorders) bekerja sama dengan WHO dan UNICEF telah merancang program
umum dalam rangka melenyapkan GAKY pada tahun 2000. Tujuan rencana ini ialah
merancang program pengawasan GAKY secara efektif. Kegiatannya mencakup kegiatan pada
tingkat nasional, regional, dan global.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Anatomi dan Fisiologi dari kelenjar Tiroid
2. Mengetahui berbagai definisi yang berhubungan dengan GAKY
3. Mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY
4. Mengetahui jumlah kebutuhan iodium yang dianjurkan setiap hari
5. Mengetahui macam-macam gangguan akibat GAKY
6. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap GAKY

MAKALAH gaKY

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,44cm. Kelenjar tiroid berasal
dari lekukan faring antara branchial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul
divertikulum, yang kemudian membesar, tumbuh kearah bawah mengalami migrasi ke
bawah yang akhirrnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, ia berbentuk sebagai
duktus tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. Pada umumnya duktus
ini akan menghilang pada usia dewasa.

Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher, terdiri atas dua lobus, yang dihubungkan
oleh

ismus

yang

menutupi

cincin

trakea

dan

3.

Kapsul

fibrosa

menggantungkan kelenjar ini pada fascia pratrakea sehingga pada setiap gerakan menelan
selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah cranial, yang merupakan ciri
khas kelenjar tiroid. Setiap lobus. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan
masukan yodium. Vaskularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik. Ternyata setiap folikel
tiroid diselubungi oleh jalajala kapiler dan limfatik, sedangkan system venanya berasal
dari pleksus perifollikuler yang menyatu di permukaan

membentuk

vena

tiroidea

superior, lateral dan inferior. dalam keadaan hipertiroidisme aliran ini akan meningkat
sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung bawah
kelenjar.
Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar paratiroid
menempel di belakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi di lobus medius, sedangkan
nervus laringeus rekuren berjalan di sepanjang trakea dibelakang tiroid.
MAKALAH gaKY

Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan pleksus trakealis.
Selanjutnya dari pleksus ini kea rah nodus pralaring yang tepat berada di atas ismus
menuju ke kelenjar getah bening brakiosefalik dan sebagian ada yang langsung ke duktus
torasikus. Hubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang
berasal dari kelenjar tiroid.
Dinding folikel terdiri dari selapis sel epitel tunggal dengan puncak menghadap ke
dalam lumen, sedangkan basisnya menghadap kea rah membrane basalis. Ternyata tiap
folikel merupakan kumpulan dari klon sel tersendiri. Sel ini berbentuk kolumnar apabila
dirangsang oleh TSH dan pipih apabila dalam keadaan tidak terangsang / istirahat. Sel
folikel mensintesis tiroglobulin (Tg) yang disekresikan ke dalam lumen folikel. Tg adalah
glikoprotein berukuran 660 kDa, dibuat di reticulum

endoplasmik,

dan

mengalami

glikosilasi secara sempurna di aparat golgi. Protein lain yang amat penting disini ialah
tiroperoksidase (TPO). Biosintesis hormone T4 dan T3 terjadi di dalam tiroglobulin pada
batas antara apeks sel koloid. Di sana terlihat tonjol tonjol mikrovili folikel ke lumen;
dan tonjol ini terlihat juga dalam proses endositosis tiroglobulin. Hormon utama yaitu
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) tersimpan dalam koloid sebagai bagian dari molekul
tiroglobulin. Hormon ini hanya akan dibebaskan apabila ikatan dengan tiroglobulin ini
dipecah oleh enzim khusus.
Mengingat yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid, maka
harus selalu tersedia yodium yang cukup dan berkesinambungan. Yodium dalam makanan
berasal dari makanan laut, susu, daging, telur, air minum, garam beryodium dan sebagainya.
Yodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan 1/3 hingga ditangkap
kelenjar tiroid, sisanya dikeluarkan lewat air kemih. Ditaksir 95 % yodium tubuh tersimpan
dalam kelenjar tiroid, sisanya dalam sirkulasi (0,04 0,57 %) dan jaringan.
2.2 Epidemiologi
Penduduk yang bermukim di wilayah sedikit sekali (bahkan tidak ada sama sekali)
mengandung yodium beresiko mengalami defisiensi. Kehilangan yodium di wilayah itu,
kebanyakan berlangsung di daerah pegunungan, diakibatkan oleh hanyutnya yodium bersama
air hujan. Pemukiman di sekitar pegunungan Himalaya merupakan contoh yang paling nyata.
Namun, daerah yang terbentang di dataran rendah pun bukan tidak mungkin mengalami
kekurangan. Air bah yang kerap berkunjung, menghanyutkan yodium yang tersimpan dalam
tanah. Lembah sungai gangga di wilayah India, Pakistan, dan Bangladesh merupakan bukti

MAKALAH gaKY

hidup.Yodium yang terkandung pada tanaman yang tumbuh di daerah itu pun terbukti sangat
sedikit.
2.3 Definisi GAKY

Gangguan akibat kekurangan iodium (iodine deficiency disorder) adalah gangguan

tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon tiroid. Kekurangan hormon tiroid mengakibatkan timbul gondok, hipotiroid, kretin,
gangguan reproduksi, kematian bayi dan keterbelakangan mental.

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala atau

kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus
menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996).

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada

tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium,
kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pada anak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan
kematian janin meningkat (Supariasa, 2001)
2.4 Definisi Yodium

Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon

tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah
trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin.
(Sediaoetama, 2006).

Juga sebagai zat

mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air,

merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup.
Yodium diperlukan tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untukmengatur
pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
Garam Beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan KIO 3(Kalium Iodat)
sebanyak 30-8- ppm.

MAKALAH gaKY

2.5 Etiologi GAKY


Fungsi yodium dalam tubuh, bersama hormon-hormon tiroid, adalah : berperan dalam
mengatur suhu tubuh, laju pelepasanenergi selama metabolisme basal (BMR), laju
penggunaan oksigen oleh sel, pertumbuhan, perkembangan sistem syaraf, pertumbuhan linier,
dan pembentukan panas tubuh. Penyerapan yodium sangat cepat dan mudah.Yodium
terutama terkonsentrasi pd kelenjar tiroid (70-80%)yang berperan dalam pembentukan
hormon T3-triiodothyronin dan T4tetra Iodothyronine/tyroxin. Pelepasan hormon tiroid ke
dlm darah dipacu oleh TSH (Thyroid Stimulating Hormon).
Faktor Faktor penyebab masalah GAKI antara lain :
Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan
unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Kelebihan yodium terjadi
apabila yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus. Bila iodium dikonsumsi
dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin
dan proses coupling(hubungan intim).
Faktor Geografis dan Non Geografis
GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada
umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya,
Alpen, Andres dan di Indonesia. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari
daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya
merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya.
Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Bahan pangan yang bersifat goiterogenik. Zat goiterogenik dalam bahan makanan
yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena
zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah
masuk ke dalam tubuh. Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat
iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah.
Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke
bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat
MAKALAH gaKY

Faktor Zat Gizi Lain


Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon
dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh
protein dalam serum. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4
bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid
akhirnya menurun.
2.6 Manifestasi Klinis

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti :

Reterdasi mental
Gangguan pendengaran
Gangguan bicara
Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)

Kretinisme biasanya pada anak-anak

2.7 Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan
hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi
darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida
menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian
disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang
terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin
(T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid
Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3)
merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi
sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan
melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar
hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid
2.8 Pathway GAKY

MAKALAH gaKY

2.9 Pemeriksaan Penunjang


Adapun cara cara pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI adalah sebagai berikut:
a.

Pemeriksaan antropometri

Pemeriksaan antropometri tang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran tinggi
badan per berat badan.
b.

Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis GAKI dapat dilihat dari gejala - gejala yang muncul pada tubuh seseorang,
antara lain :
-

Seseorang menjadi malas dan lamban

Kelenjar tiroid membesar yang biasa disebut sebagai gondok di masyarakat. Gondok ini
diakibatkan karenakonsentrasi hormon tiroid menurun dan hormone perangsang tiroid / TSH
(Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih
banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga selkelenjar tiroid membesar dalam usaha
meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut.

Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.

c.

Pemeriksaan laboratorium

MAKALAH gaKY

Penilaian status GAKI yaitu menggunakan urine, di daerah endemis berat (<25 ug/ g kreatinin)
dan sedang (25-50 ug/g kreatinin). Selain itu dapat juga denganmelakukan pemeriksaan pada
kadar hormone tiroid serum yang dilakukan dengan mengambil sampel pada pembuluh darah
vena. Pemeriksaan status gizi secara lab dapatmendiagnosis kurang gizi lebih dini sebelum
tanda-tanda klinis muncul.
d.

Pemeriksaan dietetic

Pemeriksaan dietetic pada penderita GAKI dapat dilihat dari asupan makanan yang dikonsumsi,
antara lain sebagai berikut:
-

Asupan energy dan protein

- Status gizi
-

Pangan goitrogenik
2.10 Penata Laksanaan

1. Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.
2. Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
3. Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik
gondok.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan
laut.
5. Cek up secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan
pembesaran kelenjar tiroid.
6. Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.
2.11 Komplikasi

1. Pada Fetus
-

Abortus

Steel Birth

Kelainan Kematian Perinatal

Kretin Neuroligi

Kretin Myxedematosa

Defek Psikomotor

2. Pada Neonatal
-

Hipotiroid

Gondok Neonatal
MAKALAH gaKY

3. Pada Anak dan Remaja


-

Juvenile Hipothyroidesm

Gondok Gangguan Fungsi Mental

Gangguan Perkembangan Fisik

Kretin Myxedematosa dan Neurologi

4. Pada Dewasa
-

Gondok dan segala Komplikasinya

Hipotiroid

Gangguan Fungsi Mental


2.12 Dosis Pemberian Kapsul Yodium

1. Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun


2. Daerah endemik sedang dan berat :
-

Wanita Usia Subur Wus

: 2 Kapsul/tahun @ 200 mg

Ibu hamil

: 1 Kapsul /tahun

Ibu Menuyusui

: 1 Kapsul selama menyusui

Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam
beryodium

harus

dibatasi. Kelebihan

mengkonsumsi

natrium

dapat

memicu

timbulnyaStroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat menyebabkan
kematian.
2.13 Kebutuhan Yodium
Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain :
1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
5. Ibu hamil 175 mikrogram/hari
6. Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
2.14 Dampak GAKY
1. Terhadap Pertumbuhan
-

Pertumbuhan yang tidak normal.

Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme


MAKALAH gaKY

Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan

Tingkat kecerdasan yang rendah

Mulut menganga dan lidah tampak dari luar

2. Kelangsungan Hidup
-

Neonatus dan Ibu hamil

Pada Janin

Pada Saat Bayi Baru Lahir

Pada Masa Anak

Pada Dewasa

3. Perkembangan Intelegensia
4. Pertumbuhan Sosial
5. Perkembangan Eokonomi
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme berakibatnya rendahnya produktivitas kerja,
yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.

MAKALAH gaKY

10

BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1.

Pengumpulan data
Anamnese

1.1 Identifikasi pasien.


1.2 Keluhan utama pasien.
Pada pasien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri
akibat luka operasi.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar
sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus
sehingga perlu dilakukan operasi.
1.4 Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok,
misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk sekitar
berpenyakit gondok.
1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan pasien saat ini.
1.6 Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada
kemungkinan pasien merasa malu dengan orang lain.
2. Pemeriksaan fisik
2.1

Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan tandatanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.

2.2

Kepala dan leher


MAKALAH gaKY

11

Pada pasien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi
yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain.
Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari.
2.3

Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau
karena adanya darah dalam jalan nafas.

2.4

Sistem Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi wajah
yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.

2.5

Sistem gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat anestesi
umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.

2.6

Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.

2.7

Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.

2.8

Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.

2.9

Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya
sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.

2.10 Rasa nyeri/kenyamanan


Nyeri orbital, fotofobia.
2.11 Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin
digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat
dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada
konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi
sangat parah.
2.12 Seksualitas
Libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.

MAKALAH gaKY

12

3.2 ASUHAN KAPERAWATAN


DATA FOKUS
Data subjektif
Data objektif
Pasien mengeluh nyeri pada tenggorokan Pemeriksaan fisik pada leher bawah kanan
yang rasanya seperti tercekik

ditemukan adanya pembengkakan (massa)

Pasien mengeluh sulit bernapas dan menelan

lebih dari satu.

Pasien mengeluh suara serak

TTV:

Pasien

sehari-harinya

mengatakan

TD: 13/80 mmHg

jenis

HR: 96x/mnt

Brassica seperti kubis, lobak cina, brussels

RR: 28x/mnt

mengkonsumsi
kecambah

dan

sayur-sayuran
ketika

dari

masak

jarang

menggunakan garam yang beriodium


Pasien

mengatakan,

makan

BB sebelum: 50, sesudah: 47

hanya

4-5

TB: 153
IMT: 20,1 kg/m2

sendok.
Pasien

T: 37,40C

mengatakan

malu

terhadap

Defisit cairan: 2.01 L

keadaannya

Kesadaran composmentis

Pasien mengatakan cemas karena akan

Pemeriksaan lab:

dilakukannya tindakan operasi

Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya

T3: 1,03 (N: 0,15-1,65)


T4: 87,8 (N: 45-120)

TSH: 0,145 (N: 0,47-5,01)

F. T4: 12,3 (N: 7,1-18,5)


Pasien tampak pucat
Pasien terlihat menggunakan alat bantu
nafas: cuping hidung
Mukosa bibir kering
Turgor kulit: elastisitas kurang
Skala nyeri: 7
Pasien tampak gelisah/cemas
Pasien terlihat berbicara gagap

MAKALAH gaKY

13

Capillary refill
Hasil AGD:

pH: 7,30

PO2: 70

PCO2: 50

HCO3: 22
Stridor
Ekspresi muka pasien tampak meringis
Serum: 150
Anoreksia sekunder
Interaksi

pasien

dengan

lingkungan

berkurang
Pasien terlihat bingung dengan keadaannya
ANALISA DATA
Data Fokus

Problem
Etiologi
Ketidakefektifan bersihan Adanya massa

DS:

Pasien mengeluh sulit bernapas jalan nafas


dan menelan
Pasien mengeluh suara serak
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Pasien tampak pucat
Pasien terlihat menggunakan alat
MAKALAH gaKY

14

bantu nafas: cuping hidung


Pemeriksaan lab:

T3: 1,03 N: 0,15-1,65

T4: 87,8 N: 45-120

TSH: 0,145 N: 0,47-5,01

F. T4: 12,3 N: 7,1-18,5


Stridor
Capillary refill
Kesadaran composmentis
DS:

Gangguan pertukaran gas

Pasien mengeluh sulit bernapas

Obstruksi

partial

mekanik

dan menelan
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Pasien tampak pucat
Capillary refill
Hasil AGD:

pH: 7,30

PO2: 70

PCO2: 50

HCO3: 22
Kesadaran composmentis
DS:
MAKALAH gaKY

Ketidakefektifan pola nafas

Adanya

obstruksi
15

Pasien mengeluh sulit bernapas

trakkeofaringeal

dan menelan
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Pasien tampak pucat
Pasien terlihat menggunakan alat
bantu nafas: cuping hidung
Pemeriksaan lab:

T3: 1,03 N: 0,15-1,65

T4: 87,8 N: 45-120

TSH: 0,145 N: 0,47-5,01

F. T4: 12,3 N: 7,1-18,5


Capillary refill
Kesadaran composmentis
DS:

Gangguan perfusi jaringan

Suplai O2 tidak adekuat

Pasien mengeluh sulit bernapas


dan menelan
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:
MAKALAH gaKY

16

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Pasien tampak pucat
Pasien terlihat menggunakan alat
bantu nafas: cuping hidung
Pemeriksaan lab:

T3: 1,03 N: 0,15-1,65

T4: 87,8 N: 45-120

TSH: 0,145 N: 0,47-5,01

F. T4: 12,3 N: 7,1-18,5


Capillary refill
Kesadaran composmentis
DS:
Pasien

Gangguan
mengeluh

nyeri

rasa

nyaman Proses penyakit

pada nyeri

tenggorokan yang rasanya seperti


tercekik
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Ekspresi muka pasien tampak
meringis
Kesadaran composmentis
Skala nyeri: 7
MAKALAH gaKY

17

DS:

Gangguan menelan

Pasien mengeluh sulit menelan

Obstruksi

partial

mekanik

Pasien mengatakan, makan hanya


4-5 sendok.
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
Pemeriksaan lab:

T3: 1,03 (N: 0,15-1,65)

T4: 87,8 (N: 45-120)

TSH: 0,145 (N: 0,47-5,01)

F. T4: 12,3 (N: 7,1-18,5)


Anoreksia sekunder
DS:

Gangguan

keseimbangan Intake

Pasien mengeluh sulit menelan

cairan dan elektrolit

yang

tidak

adekuat

DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
BB sebelum: 50, sesudah: 47
TB: 153
Defisit cairan: 2.01 L
MAKALAH gaKY

18

Kesadaran composmentis
Serum: 150
Mukosa bibir kering
Turgor kulit: elastisitas kurang
DS:

Gangguan

Pasien mengeluh sulit menelan

nutrisi

pemenuhan Disfagia

Pasien mengatakan, makan hanya


4-5 sendok.
DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
BB sebelum: 50, sesudah: 47
TB: 153
IMT: 20,1 kg/m2
Kesadaran composmentis
Mukosa bibir kering
Turgor kulit: elastisitas kurang
Anoreksia sekunder
DS:

Kerusakan

Pasien mengeluh suara serak

verbal

komunikasi Adanya penekanan pada


pita suara

DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


MAKALAH gaKY

19

pembengkakan (massa) lebih dari


satu.
Pasien terlihat berbicara gagap
DS:

Gangguan citra diri

Perubahan

Pasien mengatakan malu terhadap

tubuh

keadaannya

leher)

fisiologis

(pembengkakan

DO:
Pemeriksaan

fisik

pada

leher

bawah kanan ditemukan adanya


pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
Interaksi

pasien

dengan

lingkungan berkurang
DS:

Cemas

Tindakan pre-operasi

Kurang pengetahuan

Kurang

mengenal

Pasien mengatakan sehari-harinya

sumber

informasi

mengkonsumsi sayur-sayuran dari

tentang penyakit

Pasien mengatakan cemas karena


akan dilakukannya tindakan operasi
DO:
TTV:

TD: 13/80 mmHg

HR: 96x/mnt

RR: 28x/mnt

T: 37,40C
Pasien tampak gelisah/cemas
DS:

jenis Brassica seperti kubis, lobak


cina, brussels kecambah dan ketika
masak jarang menggunakan garam
yang beriodium
MAKALAH gaKY

20

Pasien

bertanya-tanya

tentang

penyakitnya
DO:
Pasien terlihat bingung dengan
keadaannya
Pasien tampak gelisah/cemas

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


N

Diagnosa Keperawatan

O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d adanya massa


Gangguan pertukaran gas b.d obstruksi partial mekanik
Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya obstruksi trakkeofaringeal
Gangguan perfusi jaringan b.d suplai O2 tidak adekuat
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses penyakit
Gangguan menelan b.d obstruksi partial mekanik
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake yang

8.
9.

tidak adekuat
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d disfagia
Kerusakan komunikasi verbal b.d adanya penekanan pada pita

10.

suara
Gangguan

11.
12.

(pembengkakan leher)
Cemas b.d tindakan pre-operasi
Kurang pengetahuan b.d kurang mengenal sumber informasi

citra

diri

b.d

perubahan

fisiologis

tubuh

tentang penyakit
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
1.

Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan

Tujuan dan criteria hasil


Setelah

bersihan jalan nafas tindakan


bd adanya massa

dilakukan
1. Pantau

frekuensi

pernafasan,

keperawatan kedalaman dan kerja pernafasan.

diharapkan bersihan jalan Rasional :


nafas

pasien

efektif Pernafasan secara normal kadang-

dengan kriteria hasil:


MAKALAH gaKY

Intervensi Keperawatan

kadang cepat, tetapi berkembangnya


21

- Mempertahankan jalan distres pada pernafasan merupakan


nafas

paten

dengan indikasi kompresi trakea karena

mencegah aspirasi.
-

RR

x/menit)

normal

edema atau perdarahan.


2. Auskultasi suara nafas, catat adanya
(16-24
suara ronchi.
Rasional :
Ronchi merupakan indikasi adanya
obstruksi.spasme

laringeal

membutuhkan

evaluasi

yang
dan

intervensi yang cepat.


3. Kaji adanya dispnea, stridor, dan
sianosis. Perhatikan kualitas suara.
Rasional :
Indikator obstruksi trakea/spasme
laring yang membutuhkan evaluasi
dan intervensi segera.
4. Waspadakan
menghindari

pasien
ikatan

pada

untuk
leher,

menyokog kepala dengan bantal.


Rasional :
Menurunkan kemungkinan tegangan
pada

daerah

luka

karena

pembedahan.
5.

Bantu

dalam perubahan

posisi,

latihan nafas dalam dan atau batuk


efektif sesuai indikasi.
Rasional :
Mempertahankan kebersihan jalan
nafas dan evaluasi. Namun batuk
tidak

dianjurkan

dan

dapat

menimbulkan nyeri yang berat, tetapi


hal itu perlu untuk membersihkan
jalan nafas.
MAKALAH gaKY

22

6. Selidiki

kesulitan

menelan,

penumpukan sekresi oral.


Rasional :
Merupakan

indikasi

edema/perdarahan yang membeku


pada jaringan sekitar daerah operasi.
7. Pertahankan alat trakeosnomi di
dekat pasien.
Rasional :
Terkenanya

2.

Gangguan

mekanik

nafas

dapat

menciptakan

suasana

yang

mengancam

kehidupan

yang

memerlukan tindakan yang darurat.


dilakukan
1. kaji
frekuensi
kedalaman

Setelah

pertukaran gas bd tindakan


obstruksi

jalan

keperawatan pernapasan. Catat penggunaan otot

partial diharapkan tidak terjadi aksesori,

napas

bibir,

gangguan pertukaran gas ketidakmampuan


dengan kriteria hasil:

berbicara/berbimcang
R : berguna dalam evaluasi derajat

Pasien tidak lagi


mengeluh
bernapas

sulit

proses penyakit

2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu

Pasien tidak lagi


terlihat pucat

distres pernapasan dan kornisnya

pasien utnuk memilih posisi yang


mudah

untuk

bernapas.

Dorong

napas dalam perlahan


R

pengiriman

diperbaiki

dengan

oksigen

dapat

posisi

duduk

tinggi dan latihan napas untuk


menurunkan kolaps jalan napas,
dispnea
3. Kaji/awaso secara rutin kulit dan
warna membran mukosa
R: sianosis mungkin perifer (terlihat

MAKALAH gaKY

23

pada kuku) atau sentral( terlihat pada


bibir) . keabu-abuan dan dianosis
sentral

mengindikasi

hipoksemia

berat
4. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas
dan batasi aktifitas pasien
R : istirahat diselingi aktivitas
perawatan penting dari program
pengobatan
5. Awasi tanda vital dan irama jantung
R

takikardi,

disritmia,

dan

perubahan TD dapat menunjukkan


efek

hipoksemia

sistemik

pada

fungsi jantung
Kolaborasi
1. Awasi seri GDA
R : PCO2 biasanya meningkat dan
PO2 menurun

sehingga

hipoksia

terjadi dengan derajat lebih kecil


2. Berikan

oksigen

tambahan

bila

diperlukan
R : dapat memperbaiki/mencegah
memperburuknya hipoksia
3.

Ketidakefektifan
pola

nafas

adanya

Setelah

dilakukan
1. Pantau

bd tindakan

obstruksi diharapkan

trakkeofaringeal

pernafasan

keperawatan kedalaman, dan kerja pernafasan


pola

pasien efektif:
RR=

frekwensi

16-20x/

nafas R

Untuk mengetahui adanya

gangguan pernafasan pada pasien.


menit
2. Waspadakan pasien agar leher tidak

Kedalaman inspirasi dan tertekuk/posisikan semi ekstensi atau


kedalaman

bernafas eksensi pada saat beristirahat

Ekspansi dada simetris R : Menghindari penekanan pada


Tidak ada penggunaan jalan nafas untuk meminimalkan
MAKALAH gaKY

24

otot bantu nafas

penyempitan jalan nafas


3. Ajari pasien latihan nafas dalam
R : Untuk menstabilkan pola nafas
4. Persiapkan operasi bila diperlukan.
R

Operasi

diperlukan

untuk

memperbaiki kondisi pasien


4

Gangguan

perfusi Setelah

jaringan bd suplai tindakan


O2tidak adekuat

dilakukan Mandiri
keperawatan
1. Berikan posisi datar pada anak

diharapkanmenunjukkan

dengan kaki ditinggikan

peningkatan suplai darah R :


ke

jaringan

Untuk meningkatkan aliran

normal balik

dengan kreteria hasil

vena.

mempertahankan

Membantu
/

meningkatkan

1. Tanda-tanda vital dalam sirkulasi dan pengiriman oksigen ke


batas normal

otak.

2. Kapiler refill kurang dari


2. Catat
3 detik

perubahan

kesadaran

keluhan

dalam

tingkat

sakit

kepala,

3. Akral hangat

pusing, terjadi devisi sensori/ motori

4. Tidak terdapat sianosis

pada anak
R:

Perubahan dapat menunjukan

penurunan perfusi pada SSP akibat


iskemia infark
3. Pantau tanda-tanda vital
R : Perubahan dapat menunjukan
penurunan sirkulasi / hipoksia yang
meningkatkan oklusi kapiler
4. Pertahanan suhu lingkungan
R

Mencegah

vasokontriksi

membantu dalam mempertahankan


sirkulasi dan perfusi.
Kolaborasi
1. Kolaborasi, cairan sesuai indikasi,
O2 sesuai indikasi dan obat obatan
MAKALAH gaKY

25

Rasional : untuk mengecek cairan


yang telah didokumentasikan

Gangguan

rasa
Se

Setelah

dilakukan Mandiri

nyaman nyeri bd tindakan


proses

keperawatan
1. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik

penyakit diharapkan nyeri hilang, verbal maupun non verbal, catat

(pembesaran
kelenjar tiroid)

dengan kriteria hasil:


1. Pasien

lokasi,

tidak

mengeluh

intensitas

(0-10),

dan

lagi lamanya.

nyeri

pada R: Bermanfaat dalam mengevaluasi

tenggorokkannya

nyeri, menentukan pilihan intervensi,

2. Tanda-tanda vital dalam menentukan efektivitas terapi.


rentang normal

2. Anjurkan

pasien

untuk

teknik

3. Ekspresi muka pasien relaksasi napas dalam


sudah tampak rileks

R: Dengan teknik relaksasi dapat


mengurangi nyeri.
3. Berikan

minuman

yang

yang

lunak

sejuk/makanan

ditoleransi jika pasien mengalami


kesulitan
Rasional

menelan.
:

Menurunkan

nyeri

tenggorok tetapi makanan lunak


ditoleransi jika pasien mengalami
kesulitan menelan.
Kolaborasi
1. Berikan analgetik sesuai indikasi.
Rasional: pemberian analgetik dapat
6

mengurangi rasa nyeri


Gangguan menelan
SeSetelah dilakukan tindakan Mandiri
bd obstruksi partial keperawatan
mekanik

1. Bantu pasien dengan mengontrol

diharapkan gangguan
menelan

pasien

kepala

dapat Rasional

menetralkan

teratasi. Dengan kriteria hiperekstensi, membantu


MAKALAH gaKY

26

hasil:

mencegah aspirasi dan meningkatkan

Pasien

tidak

lagi kemampuan untuk menelan

mengeluh

sulit

saat
2. letakan pasien pada posisi duduk /

menelan.

tegak selama dan setelahmakan

Berat

badan

pasien Rasional : menggunakan gravitasi

kembali normal

untuk memudahkan proses menelan


danmenurunkan

resiko

terjadinya

aspirasi
3. letakan makan pada mulut yang
tidak

terganggu

Rasional : memberikan stimulasi


sensorik (termsuk rasa kecap) yang
dapatmencetuskan

usaha

untuk

menelan dan meningkatkan masukan


Kolaborasi
1. Berikan cairan melalui IV atau
makanan

melalui

selang
Rasiona : mungkin diperlukan untuk
memberikan

cairan

pengganti

dan juga makanan jika pasien tidak


mampu untuk memasukan segala
sesuatu kedalam.
7

Gangguan

Setelah

keseimbangan

tindakan

dilakukan Mandiri :
keperawatan
1. Monitor intake dan output cairan.

cairan dan elektrolit diharapkan pasien dapat R: Memberikan informasi tentang


bd intake yang tidak memenuhi
adekuat

cairan

dan

kebutuhan keadaan volume cairan.


elektrolit
2. Kaji turgor kulit, kelembapan dan

dengan kriteria hasil:


1. Turgor kulit baik.

R : Peningkatan suhu atau demam

2. TTV stabil

dapat meningkatkan laju metabolik.

3. Membran
MAKALAH gaKY

membran mukosa.

mukosa
3. Ukur berat badan tiap hari.
27

lembab

R: Indikator langsung keadekuatan


cairan dan nutrisi.
Kolaborasi :
1. Berikan cairan tambahan IV sesuai
kebutuhan.
R : Mempertahankan cairan untuk

Gangguan
pemenuhan

memperbaiki kehilangan cairan.


dilakukan Mandiri

Se Setelah
nutrisi tindakan

bd disfagia

keperawatan
1. Kaji keluhan mual, sakit menelan,

diharapkan
nutrisi

kebutuhan dan muntah yang dialami pasien.

klien

dapat Rasional : Untuk menetapkan cara

teratasi. Dengan kriteria mengatasinya.


hasil:

Pasien

2. Kaji cara / bagaimana makanan


tidak

lagi dihidangkan.

mengeluh sulit menelan

Berat

badan

Rasional :

Pasien sudah

menghidangkan

pasien makanan dapat mempengaruhi nafsu

pasien kembali normal

Cara

makan pasien.

mampu
3. Berikan

makan lebih dari 6 suap.

makanan

yang

mudah

ditelan seperti bubur.


Rasional : Membantu mengurangi
kelelahan pasien dan meningkatkan
asupan makanan .

4. Berikan makanan dalam porsi kecil


dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari mual.
5. Catat jumlah / porsi makanan yang
dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional :

Untuk

mengetahui

pemenuhan kebutuhan nutrisi.


6. Ukur berat badan pasien setiap
minggu.
Rasional : Untuk mengetahui status

MAKALAH gaKY

28

gizi pasien
Kolaborasi
1. Berikan

obat-obatan

antiemetik

sesuai program dokter.


Rasional :

Antiemetik

membantu

pasien mengurangi rasa mual dan


muntah dan diharapkan intake nutrisi
pasien meningkat.
2. Konsultasikan/rujuk ke ahli gizi.
R: agar pasien mendapatkan gizi
seimbang.
9

Kerusakan
komunikasi
bd

Se Setelah

dilakukan Mandiri

verbal tindakan

keperawatan
1. Kaji

pembicaraan

klien

secara

adanya diharapkan pasien dapat periodik

penekanan pada pita melakukan


suara

dengan

komunikasi R : Suara parau dan sakit pada

baik.

Dengan tenggorokan merupakan faktor kedua

kriteria hasil:

Pasien tidak lagi bicara pembedahan.


gagap

dari odema jaringan / sebagai efek

Suara

2. Lakukan komunikasi dengan singkat


pasien

terdengar serak lagi

tidak dengan jawaban ya/tidak.


R : Mengurangi respon bicara yang
terlalu banyak
3. Kunjungi klien sesering mungkin
R : Mengurangi kecemasan klien
4. Ciptakan lingkungan yang tenang.
R: Klien dapat mendengar dengan
jelas komunikasi antara perawat dan
klien.
Kolaborasi
1. Konsultasikan dengan / rujuk kepada
ahli

MAKALAH gaKY

terapi

wicara
29

Rasional

individual
sensoris,

pengkajian

secara

kemampuan

bicara

motoric dan

berfungsi

untuk

kognitif

mengidentifikasi

kekurangan / kebutuhan terapi


10

Gangguan citra diri


Se
bd

Setelah

perubahan tindakan

fisiologis

dilakukan
1. Pantau tingkat perubahan rentang
keperawatan harga diri rendah

tubuh diharapkan

pasien R : Mengetahui kopping individu

(pembengkakan

menunjukkan

leher)

Penerimaan diri secara


2. Pastikan tujuan tindakan yang kita
verbal

pasien

Mengerti

akan lakukan adalah realistis

kekuatan diri Melakukan


perilaku

yang

R : Meningkatkan hubungan saling

dapat percaya dengan pasien

meningkatkan

rasa
3. Sampaikan

percaya diri

secara

hal-hal

mutlak

yang

positif

untuk

pasien,

tingkatkan

pemahaman

tentang

penerimaan

anda

sebagai

seorang

pada
individu

pasien
yang

berharga.
R : Meningkatkan harga diri pasien
4. Diskusikan

masa

depan

pasien,

bantu pasien dalam menetapkan


tujuan-tujuan jangka pendek dan
panjang.
R : Membantu pasien menentukan
masa depan yang diinginkan
11

Cemas bd tindakan
Se
pre-operasi

Setelah
tindakan

keperawatan periode

diharapkan
Pasien

MAKALAH gaKY

dilakukan
1. Jelaskan apa yang terjadi selama
Tujuan

pra

operasi

dan

pasca

: operasi, termasuk test laboratorium

mengungkapkan pra op, persiapan kulit, alasan status

ansietas

puasa, obat-obatan pre op, aktifitas

berkurang/hilang.

area

tunggu,

tinggal

diruang
30

Kriteria evaluasi: Pasien pemulihan

dan

program

pasca

melaporkan lebih sedikit operasi.


perasaan
mengungkapkan
mahaman

gugup, R: Pengetahuan tentang apa yang


pe- diper-lukan membantu mengurangi
tentang ansie-tas & meningkatkan kerjasama

kejadian pra operasi dan pasien


pasca

operasi,

tubuh riileks

selama

postur mempertahankan

pemulihan,
kadar

analgesik

darah konstan, memberikan kontrol


nyeri terbaik
2. Informasikan pasien bahwa obatnya
tersedia

bila

diperlukan

untuk

mengontrol nyeri, anjurkan untuk


memberitahu nyeri dan meminta
obat

nyeri

sebelum

nyerinya

bertambah hebat.
3. Informasikan pasien bahwa ada
suara serak & ketidaknyamanan
menelan

dapat

pembedahan,
secara

dialami

tetapi

akan

bertahap

setelah
hilang
dengan

berkurangnya bengkak 3-5 hari.


R: Pengetahuan tentang apa yang
diper-kirakan membantu mengurangi
an-sietas.
4. Ajarkan

&

biarkan

mempraktekkan

pasien

bagaimana

menyokong leher untuk menghindari


tegangan pada insisi bila turun dari
tempat tidur atau batuk.
R: Praktek aktifitas-aktifitas pasca
ope-rasi

membantu

menjamin

penurunan program pasca operasi


terkomplikasi
MAKALAH gaKY

31

5. Biarkan

pasien

dan

keluarga

mengungkapkan perasaan tentang


pengalaman pembedahan, perbaiki
jika ada kekeliruan konsep. Rujuk
pertanyaan

khusus

tentang

pembedahan kepada ahli bedah.


R: Dengan mengungkapkan perasaan
membantu pemecahan masalah dan
memungkinkan pemberi perawatan
untuk mengidentifikasi kekeliruan
yang

dapat

menjadi

sumber

kekuatan. Keluarga adalah sistem


pendukung bagi pasien. Agar efektif,
sistem pendukung harus mempunyai
mekanisme yang kuat.
6. Lengkapi daftar aktifitas pada daftar
cek pre op, beritahu dokter jika ada
kelainan dari test Lab. pre op.
R: Daftar cek memastikan semua
aktifi-tas

yang

diperlukan

lengkap.

Aktifitas

ini

telah

dirancang

untuk memas-tikan pasien telah siap


secara fisiologis untuk operasi dan
mengurangi
12

Kurang

Se

pengetahuan

Setelah

bd tindakan

keperawatan keadaan individu

mengenal diharapkan

pasien R:

sumber

informasi Mengikuti

pengobatan pasien

yang

lamanya

penyembuhan.
dilakukan
1. Berikan informasi yang tepat dengan

kurang

tentang penyakit

resiko

Meningkatkan

disarankan
2. Identifikasi

sumber

pengetahuan
stress

dan

Peningkatan pengetahuan diskusikan faktor pencetus krisis


pasien
menghindari

MAKALAH gaKY

Dapat tiroid

yang

sumber orang/sosial,

terjadi,

seperti

pekerjaan,

infeksi,

32

stress

kehamilan
R : Agar pasien bisa menghindari
sumber stress
3. Berikan informasi tentang tanda dan
gejala dari penyakit gondok serta
penyebabnya
R : Dapat mengidentifikasi gejala
awal dari gondok
4. Diskusikan mengenai terapi obatobatan

termasuk

juga

ketaatan

terhadap pengobatan dan tujuan


terapi serta efek samping obat
tersebut
R : Pasien bisa mengikuti terapi yang
disarankan

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
MAKALAH gaKY

33

1. Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
walaupun dalam jumlah yang relative kecil. Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan
efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang.
2. GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai
penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan
kecerdasan.
3. Dampak GAKY terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat :
-

Pengaruh GAKY terhadap Kelangsungan Hidup.

Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Intelegensia.

Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Sosial.

Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Ekonomi

4. Dosis pemberian yodium adalah sebagai berikut :


a. Anak SD (daerah Endemik Berat) : 1 kapsul/tahun
b. Daerah endemik Sedang dan Berat :
-

Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg

Ibu Hamil : 1 kapsul/tahun

Ibu Menyusui : 1 kapsul/tahun

5. Penanggulangan yang paling baik untuk gangguan akibat kekurangan yodium adalah dengan
pencegahan, salah satunya dengan penyebaran informasi tentang pentingnya mengkonsumsi
garam beryodium, pemberian kapsul pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit
Gondok
6. Kebutuhan Yodium orang dewasa diperkirakan 150 mikrogram/hari, bagi wanita hamil
sekitar 75 mikrogram/ hari dan kebutuhan Yodium bagi ibu menyusui mencapai 200
mikrogram/hari.

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH gaKY

34

1) Notoatmodjo Soekidjo,Prof.Dr, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta,Jakarta


1996
2) Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus Agriwidaya,
Bandar Lampung 1998
3) Sr.Alfonsine C.B, B.Sc, Pengantar Ilmu Gizi, Intan, Jakarta 1984
4) DEPKES RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996
5) Lisdiana, Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus Agriwidaya,
Bandar Lampung 1998
6) Nyoman I Dewa dkk, Penilaian Status Gizi,EGC Jakarta 2002.
7) http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/05/gangguan-akibat-kekuranganyodium-gaky.html
8) Proverawati, Atikah & Erna Kusuma Wati. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan &
Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
9) Arisman. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
10) http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/gangguan-akibat-kekurangan-yodiumgaky.html
11) http://yunita3504.wordpress.com
12) http://stevykesmas2010.blogspot.com/2012/10/laporan-gaki.html
13)
http://abiejuan16.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-dengandiagnosa.html

MAKALAH gaKY

35

You might also like