Professional Documents
Culture Documents
12100114034
Partisipan:
Yasir Hady
Hafizh Budhiman Mahmud
Fitri Milasari
Nurul Fauziah Mahmudah
Novian Adi Saputra
Iin Farlina
12100114037
12100114050
12100114031
12100114022
12100114089
12100114088
Preseptor:
Katharina Setyawati, dr., Sp.PD
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Iswandar
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur
: 51 tahun
Alamat
: Cikondang GG H Gojali RT 003 RW 002
Agama
: Islam
Pekerjaan
:
Tanggal Pemeriksaan :
ANAMNESIS
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien sesak. Sesak dirasakan
terus menerus dan tidak hilang dalam perubahan posisi. Pasien merasakan
sesaknya lebih berat dari hari sebelumnya.
Perut pasien membesar sehingga pasien merasakan kesulitan bernafas.
Tidak buang air kecil sudah lama. Tampak hernia umbilikus.
Riwayat penyakit dahulu HD 3 tahun yang lalu, hipertensi, anemia, hernia
umbilikus, trauma tumpul abdomen.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Respirasi
BB
TB
: GCS 15
: 150/90 mmHg
: 88x/menit
: 36,1 0 C
: 23x/menit
::-
Status Generalis
Kepala
Mata
: normosefal
: konjuctiva tampak pucat
Mulut
Leher
Pulmo
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
: akral hangat
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
12 11 - 2014
14 11 2014
18 11 -2014
29 11 - 2014
Hasil
7.5 gr/dl ()
17 % ()
2,0 juta/L ()
128.7 mg/dL ()
4.99 mg/dL ()
8.0 g/dL ()
25 % ()
2.9 juta/L ()
118 mg/dL ()
7,30 mg/dL ()
9,0 g/dl ()
26 % ()
3.0 juta/L ()
87 mg/dL ()
6.70 mg/dL ()
7.5 g/dl ()
24 % ()
2.6 juta/L ()
100 mg/dL ()
7.10 mg/dL ()
Nilai Rujukan
13 17 gr/dl
40 54 %
4.4 6.0 juta/L
19 43 mg/dL
0.66 1.25 mg/dL
13 17 g/dl
40 54 %
4.4 6.0 juta/L
19 43 mg/dL
0.66 1.25 mg/dL
13 17 g/dl
40 54 %
4.4 6.0 juta/L
19 43 mg/dL
0.66 1.25 mg/dL
13 17 g/dl
40 54 %
4.4 6.0 juta/L
19 43 mg/dL
0.66 1.25 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan Whole Abdomen Tanpa Kontras
Hasil pemeriksaan : asites masif dan efusi pleura bilateral terutama kiri disertai
penebalan pleura kanan.
DIAGNOSIS KERJA
CKD stage V + anemia + hipertensi + hernia umbilicus
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
: ad malam
: ad malam
BAB II
BASIC SCIENCE
2.1 Hepar
Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat 1500 gram dan
merupakan organ tempat nutrien yang diserap dari saluran cerna kemudian diolah
dan disimpan untuk dipakai oleh bagian tubuh lain, menjadi perantara antara
sistem pencernaan dan sirkulasi darah.1
Terdiri atas :1
- Hepatosit yang merupakan sel fungsional pada hepar.
- Sel hepatosit dapat beregenerasi bila terjadi kerusakan pada liver.
- Hepatosit mensekresikan elektrolit, lipid, lecithin, asam empedu,
kolesterol.
Letak hepar : left dan right upper quadrant, serta inferior terhadap diafragma.1
Hepar secara fungsional terbagi menjadi 2 lobus yaitu lobus kanan (dextra) dan
kiri (sinistra) yang masing-masing berfungsi secara mandiri, masing-masing lobus
mempunyai perdarahan sendiri dari arteri hepatic dan vena porta, serta memiliki
drainase vena dan empedu sendiri pula.1
Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yang menebal di
hilum, tempat vena porta dan arteri hepatika memasuki hati dan duktus hepatikus
kiri+kanan serta tempat keluarnya pembuluh limfe.1
Vaskularisasi Hepar :
Hepar menerima darah dari 2 sumber yaitu2
Portal vein (70%) yang membawa darah miskin oksigen tetapi kaya nutrisi
yang berasal dari GI tract (kecuali bagian inferior dari anal canal) ke
sinusoid hepar portal vein kanan dan kiri dibentuk oleh superior
Persarafan Hepar :2
Berasal dari hepatic plexus yang merupakan turunan terbesar dari celiac plexus.
Hepatic plexus terdiri dari serabut simpatis dari celiac plexus dan serabut
parasimpatis yang berasal dari anterior dan posterior vagal trunk.
Fungsi :2
1. Sintesis protein
Selain membuat protein bagi dirinya sendiri, sel hati menghasilkan protein
plasma seperti albumin, protrombin, fibrinogen, dan lipoprotein.
2. Sekresi empedu
3. Penyimpanan metabolit
Lipid dan karbohidrat disimpan dalam hati dalam bentuk trigliserida dan
glikogen, sel hati juga menyimpan vitamin A, D, E, K.
4. Fungsi metabolik
b.
Penghancuran RBC2,3
Sekitar 80 85% bilirubin terbentuk dari peecahan eritrosit tua dalam sistem
monosit-makrofag. Masa hidup rata-rata eritrosit adalah 120 hari. Setiap hari
dihancurkan sekitar 50 ml darah dan menghasilkan 250 350 mg bilirubin.3
BAB III
IKTERUS
A. Definisi
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis jaune yang berarti
kuning. Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya
(membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang
meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah dan jaringan (> 2 mg/ 100 ml serum).4
Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urine yang menjadi
gelap bila bilirubin mencapai 2 3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0,3 1.0
mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti sclera dan permukaan
bawah lidah, biasanya menjadi kuning pertama kali.3
B. Patofisiologi
Hiperbilirubinemia dan ikterus disebabkan oleh 3 mekanisme, yaitu :
prehepatik, intrahepatic, dan post-hepatik. Ikterus prehepatik biasanya diakibatkan
oleh destruksi eritrosit yang berlebih sehingga produksi bilirubin meningkat.
Ikterus intraheatik biasanya diakibatkan kerusakan sel hepatosit seperti hepatitis
dan sirosis. Sedangkan ikterus posthepatik biasanya disebabkan oleh obstruksi
aliran sekresi bile seperti akibat gallstone, tumr, kompresi dari edema
pankreatitis.3,5
Fase Pre-hepatik3,5
Fase prehepatik atau hemolitik yaitu menyangkut ikterus yang disebabkan oleh
hal-hal yang dapat meningkatkan hemolisis (rusaknya sel darah merah).
Peningkatan jumlah bilirubin tak erkonjugasi dibentuk melalui metabolism
pemecahan komponen heme pada eritrosit. Jumah bilirubin tak terkonjugasi yang
berlebih mengakibatkan bilirubin tak terkonjugasi dalam serum meningkat.
Karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air maka tidak akan
dieksresikan melalui urin. jika kadar bilirubin tak terkonugasi lebih dari 5mg/dl,
indikasi terdapat hemolitik dan ganguan liver.5
Fase Intra-hepatik3,5
Fase intrahepatik yaitu menyangkut peradangan atau adanya kelainan pada hati
yang mengganggu proses pembuangan bilirubin. Pada obstruksi intrahepatic
terjadi akibat gangguan fungsi hepatosit dan obstruksi bile kanalikuli. Ambilan,
terjadi peningkatan
selanjutnya meningkatkan pigmen dalam feses dan urin, sehingga urin dan
feses berwarna lebih gelap. Beberapa penyebab ikterus hemolitik : thalassemia,
hemoglobin abnormal (cickle sel anemia), kelainan eritrosit (sferositosis
transferase
adalah
Sindroma
Gilberth
(ikterus
dan
saluran
bilier
ekstrahepatik
akan
menimbulkan
10
bilier ekstrahepatik dapat total maupun parsial. Obstruksi total dapat disertai
tinja yang akolik. Penyebab tersering obstruksi bilier ekstrahepatik adalah :3
-
saluran empedu.
Tekanan dari luar saluran empedu : Tumor caput pancreas, tumor Ampula
Vatery, pancreatitis, metastasis tumor di lig.hepatoduodenale
C. Diagnosis
Riwayat penyakit yang rinci dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit dengan keluhan ikterus. Tahap awal ketika akan
mengadakan penilaian klinis seorang pasien dengan ikterus adalah tergantung
kepada apakah hiperbilirubinemia bersifat konjugasi atau tak terkonjugasi.
Diagnosis yang akurat untuk suatu gejala ikterus dapat ditegakkan melalui
penggabungan dari gejala-gajala lain yang timbul dan hasil pemeriksaan fungsi
hepar serta beberapa prosedur diagnostik khusus. Berikut adalah beberapa temuan
klinis dan laboratorium yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
ikterus:
Gambaran Khas Ikterus Hemolitik, Hepatoselular, dan Obstruktif3,5
Gambaran
Warna kulit
Hemolitik
Kuning pucat
Warna urin
Normal
gelap
(lebih
sterkobilin)
serum
tak terknjugasi
Bilirubin
serum Normal
terkonjugasi
Bilirubin urin
Urobilinogen urin
Tidak ada
Obstruktif
Kuning-hijau mua
urobilin)
Normal atau gelap Pucat
Warna feses
Bilirubin
Hepatoselular
Orange-kuning
terkonjugasi)
(lebih Warna
dempul
ada
sterkobilin)
Sedikit
11
D. Pemeriksaan Penunjang3,5,6
-
Darah rutin
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui adanya suatu anemia dan
B.6
Biopsi hati
Histologi hati tetap merupakan pemeriksaan definitif untuk ikterus
hepatoseluler dan beberapa kasus ikterus kolestatik (sirosis biliaris primer,
E. Penatalaksanaan
1. Ikterus Pre-hepatik
Anemia hemolitik bisa disebabkan oleh reaksi tokosik-imunologi. Terapi
untuk anemia hemolitik meliputi Prednison 1-2mg/kgBB, obat-obatan
imunosupresif,dan spleenektomi bila gagal dengan terapi konservatif.6
Sedangkan untuk penyakit yang diturunkan secara familial seperti
sindroma Gilbert atau sindroma Crigler Najjar (defisiensi enzim glukoronil
transferase) merupakan kasus yang jarang terjadi. Menurut kepustakaan, terapi
yang diberikan adalah Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dalam jangka lama.6
2. Ikterus Intra-hepatik
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Anatomi Moore
Tortora
Patfis Silvia
Schwartz SI. Manifestations of Gastrointestinal Desease. Dalam :
Principles of Surgery fifth edition, editor : Schwartz, Shires, Spencer.
15