Professional Documents
Culture Documents
Ergonomi
1.1.1.1 Definisi 3
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon yang artinya kerja,
nomos yang berarti peraturan/hukum. Jadi secara harfiah ergonomi diartikan
sebagai Ilmu aturan tentang Kerja. Pada mulanya di beberapa negara digunakan
istilah yang berbeda, seperti :
Faktor Manusia
Manusia dalam suatu sistem kerja menjadi pelaku atau pengguna sebagai titik
sentral, sehingga perancangan berpusat pada manusia. Sebagai titik sentral
maka unsur keterbatasan manusia menjadi patokan dalam penataan produk
yang ergonomi. Ada beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor pembatas
yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja dengan aman, nyaman dan
sehat :
1. Faktor dari dalam
Yang termasuk faktor dalam berasal dari manusia seperti : umur, jenis
kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh dan lainnya.
2. Faktor dari luar
Faktor luar berasal dari luar manusia, seperti : penyakit, gizi, lingkungan
kerja, sosial ekonomi, adat istiadat dan lain sebagainya.
-
Sarana Kerja
Sarana kerja dibuat sesuai dengan penggunanya sehingga pekerja atau
pengguna menjadi nyaman, sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi kerja yang
optimal, sehingga menghindari kelelahan kerja dan kecelakaan kerja.
untuk mendapatkan suatu bentuk rancang bangun yang ergonomi dimana manusia
sebagai titik sentralnya. Ukuran alat kerja erat dengan tubuh pengguna, jika alat
kerja tersebut tidak sesuai dengan ukuran tubuh tenaga kerja, maka tenaga kerja
tersebut akan tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja, sehingga timbul
kelelahan kerja atau gejala penyakit otot akibat melakukan pekerjaan dengan cara
yang tidak alamiah.
Apabila hal ini tidak memungkinkan maka harus diupayakan agar beban
statiknya diperkecil. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang
yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu
tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Tanpa disadari,
tenaga kerja tersebut akan sedikit membungkuk saat melakukan pekerjaanya. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan lokal di daerah pinggang dan bahu,
yang pada akhirnya akan menimbulkan nyeri pinggang dan nyeri bahu, namun
karena penderitanya tidak mencolok maka biasanya keluhan tersenbut dianggap
bukan masalah, tetapi kerugian yang ditimbulkanya bias berwujud hilangnya
jam kerja, terhambatnya produksi dan lainnya. Pada waktu bekerja diusahakan
agar bersikap secara alamiah dan bergerak optimal.
Dalam sistem kerja angkat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang
sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu
mengenai teknik maupun berat / ukuran beban. Nyeri pinggang dapat pula terjadi
sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak
sesuai dengan ukuran tubuhnya. Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya
keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja,
sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan di daerah pinggang dan
inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja.
kemudian untuk menjalankan tugasnya. Desain alat kendali yang baik pada mesin
merupakan salah satu faktor yang penting yang akan mempengaruhi manusia
sebagai operator.
mendapat
rasa
aman,
nyaman,
sehat
dan
selamat.
kesehatan, keselamatan dan efisiensi serta produktifitas kerja, yaitu faktor fisik
seperti: pengaruh kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran; faktor kimia
seperti pengaruh bahan kimia, gas, uap, debu; faktor fisiologis seperti: sikap dan
cara kerja, penentuan jam kerja dan istirahat, kerja gilir, kerja lembur; factor
psikologis seperti: suasana tempat kerja, hubungan antar pekerja dan factor
biologis seperti: infeksi karena bakteri, jamur, virus dan cacing.
Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan / cara, yaitu pengendalian secara teknik, pengendalian secara
administratife dan pengendalian dengan pemberian alat pelindung diri (APD).
Banyak dijumpai adanya tenaga kerja
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Ergonomi
menurut
Badan
Buruh
Internasional
(International
Labor
Organization/ILO) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama
antara lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik), serta mesin
perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi
adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan produktivitas dan kepuasan
kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal,
informal, maupun tradisional.
2.2 Ergonomi
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien,
selamat, dan nyaman. Dengan demikian, dalam penerapannya harus memperhatikan
beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, dan proses kerja. Adapun tujuan penerapan
ergonomi adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental,
dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat
kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja; (2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan
jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik
dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja; dan (3) berkontribusi di
dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi, dan
budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusiamesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan
akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang,
stress akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa
aman karena bebas dari gangguan cidera, kepuasan kerja meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi: (1) tekhnik;
(2) fisik; (3) pengalaman psikis; (4) anatomi, utamanya yang berhubungan dengan
kekuatan dan gerakan otot dan persendian; (5) anthropometri; (6) sosiologi; (7) fisiologi,
terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen up take dan aktivitas otot; (8)
disain; dan sebagainya.
2.2.1
b. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,
bahu, tangan, punggung, dan lain-lain. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan.
2.2.2