You are on page 1of 8

TEKNIK PEMERIKSAAN MR ANGIOGRAFI

DI INSTALASI RADIOLOGI RS PUSAT PERTAMINA


Oleh:
Tri Asih Budiati, dkk
Radiografer RS Pusat Pertamina

Lisensi Dokumen:
Copyright 2009 portalradiografi.web.id
Seluruh dokumen yang dikeluarkan oleh portalradiografi.web.iddapat digunakan, dimodifikasi dan
disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak
diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari si penulis atau
portalradiografi.web.id

I.

PENDAHULUAN

1. Sejarah MRI
Penggunaan resonansi medan magnet di bidang kedokteran ini
dimulai pada era 1980-an. Sejalan dengan perkembangan manajemen
perangkat lunak pada era 1990-an, teknik-teknik pemeriksaan MRI juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Insatalasi radiologi RSPP mulai menggunakan MRI sebagai salah
modalitas diagnostik pada akhir 1990. Pesawat yang digunakan adalah type
superkonduktif yang mempunyai kekuatan medan magnit 1.0 TESLA.
Sesuai dengan Visi & Misi yang ditetapkan oleh RS Pusat Pertamina,
yakni Rumah Sakit dengan Pelayanan dengan standar internasional secara
tidak langsung mengharuskan Instalasi Radiologi sebagai bagian dari RS
Pusat Pertamina harus ambil bagian dalam mengemban visi tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas Instalasi Radiologi diwajibkan
untuk mengikuti perkembangan teknologi imejing.
Pada tahun 2003 Instalasi Radiologi RSPP memperbaharui beberapa
modalitas imejing, salah satu diantara adalah MRI. Saat ini Instalasi
Radiologi RS Pusat Pertamina menggunakan pesawat MRI berkekuatan1,5
T. Modalitas baru ini mempunyai perangkat lunak yang mampu
menghasilkan pencitraan organ-organ tubuh yang lebih spesifik, misalnya
membedakan pembuluh darah dengan jaringan, jaringan padat dengan
jaringan lunak, dll. Salah satu kemampuan perangkat lunak dari alat ini
adalah pencitraan struktur anatomi dan patologi pembuluh darah.
2. Pengertian
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknik pencitraan dengan
menggunakan resonansi medan magnet. Pemeriksaan dengan
menggunakan teknik ini dapat menghasilkan gambaran organ-organ tubuh
berupa irisan-irisan dengan ketebalan tertentu dalam potongan aksial,
coronal dan sagital. Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa atau dengan
kontras intravena tergantung dari kebutuhan pemeriksaan.
Pencitraan pembuluh darah yang sebelumnya harus dilakukan dengan
pemeriksaan angiografi memerlukan persiapan dan persaratan khusus,
serta kontra indikasi yang sangat banyak dan beresiko tinggi (invasif).
Komunitas eLearning portalradiografi.web.id
Copyright 2009

Dengan menggunakan modalitas MRI 1,5 Tesla, dapat mengubah


pencitraan pembuluh darah dari pemeriksaan invasif menjadi non invasif.
Persiapan dan persyaratan khusus serta resiko tinggi pada teknik
arteriografi, tidak dijumpai lagi dengan menggunakan teknik MR Angiografi.
MRA dapat dilakukan dengan dan tanpa menggunakan bahan
kontras, tergantung dari lokasi pembuluh darah yang akan diperiksa.
Dengan demikian MRA merupakan trobosan dalam pencitraan pembuluh
darah secara non invasif, karena menurunkan resiko dan tingkat kesulitan
pada pemeriksaan pembuluh darah. Resiko yang mungkin terjadi pasca
pemeriksaan angiografi dengan teknik kateterisasi, antara lain:
ruptur pembuluh darah
emboli.
thrombus
perdarahan pada daerah punksi
infark
kematian
Dalam makalah ini secara khusus kami akan menyampaikan teknik
pemeriksaan MR Angiografi dengan menggunakan bahan kontras.
II. TEKNIK PEMERIKSAAN MR ANGIOGRAFI DI RSPP.
1. MR Angiografi tanpa kontras
Pada teknik MR angiografi tanpa kontras digunakan sequence khusus
disebut tof (time of flight) yang dapat menampilkan gambaran pembuluh
darah tanpa penyuntikan media kontras. Pemeriksaan MR angio tanpa
kontras dengan sequence tersebut diatas dilakukan untuk menggambarkan
pembuluh darah cerebral (intra cranial) dan arteri carotis (ekstra cranial)
Kelainan patologis yang dapat divisualisasikan dengan teknik ini
antara lain : Arteriovenous Malformation (AVM), stenosis, tumor, mikro dan
makro aneurisma, neovaskularisasi dan lain-lain.
2. MR Angiografi dengan menggunkan media kontras
Pada teknik MR angiografi digunakan media kontras Gadolinium
DTPA yang disuntikkan secara intravena. Untuk menghasilkan akurasi
kecepatan dan ketepatan penyuntikan kontras digunakan injektor otomatis.
Volume kontras dan kecepatan penyuntikannya (flow rate) dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain:

Pembuluh darah yang akan diperiksa

Tekanan darah

Kelainan patologis yang dicurigai

Besar dan kaliber pembuluh darah yang diperiksa.


Sequence yang digunakan pada teknik MRA dengan penyuntikan
media kontras adalah Contrast Enhancement MRA (CE MRA). Teknik
pengambilan gambar pada sequence ini adalah dengan pengambilan data
pada saat media kontras mencapai konsentrasi tertinggi (peak time) pada
pembuluh darah (objek) yang diperiksa. Untuk mendapatkan ketepatan
waktu yang digunakan mencapai peak time dilakukan penyuntikan kontras
sebanyak 2cc (time bolus). Dari perhitungan time bolus secara
computerized dapat dihitung peak time. Dalam hal ini diperlukan
persyaratan khusus, yakni kecepatan penyuntikan kontras (flow rate) pada
Komunitas eLearning portalradiografi.web.id
Copyright 2009

saat menghitung time bolus harus sama dengan flow rate pada saat
dilakukan sequence CE MRA.
MRA dengan penyuntikan kontras media dilakukan untuk
menggambarkan pembuluh darah dalam tubuh kecuali arteri cerebralis dan
arteri carotis. Indikasi pemeriksaan ini adalah : stenosis arteri, transplantasi
ginjal, pendesakan tumor, persiapan amputasi pada penderita diabetes
mellitus, varises pada vena perifer, AVM, CRF (untuk arteri renalis) dan lain
sebagainya.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memvisualisasikan
kontur/dinding permukaan dan lumen pembuluh-pembuluh darah pada
organ tertentu berupa gambaran 2 dimensi atau 3 dimensi.
III. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pasien diberikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan dan
manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Pasien dianjurkan untuk membaca lembar petunjuk dan mengganti
pakaian sebelum memasuki ruang pemeriksaan MRI.
3. Pasien mengisi informed consent.
4. Dipasang Vasofix No. 20 atau 22 pada vena kubiti atau dorsum
manus, untuk pemeriksaan MRA upperlimb vasofix dipasang pada sisi
lengan yanga tidak diperiksa.
5. Vasofix dihubungkan dengan three way kemudian dengan injektor
otomatis.
6. Data-data mengenai identitas pasien dimasukkan ke dalam registrasi
komputer.
7. Pasien terlentang di atas meja pemeriksaan; lakukan fiksasi untuk
mencegah pergerakan selama pemeriksaan berlangsung.
8. Dipasang coil yang sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan..
9. Meja pemeriksaan digerakkan ke dalam gantry, hingga organ yang
diperiksa berada di daerah area medan magnit.
10. Dibuat localizer.
11. Dilakukan pemeriksaan sesuai dengan parameter teknis MRA.
12. Selama pemeriksaan dilakukan pemantauan kondisi pasien melalui
monitor LCD di ruang kontrol komputer.
13. Setelah seluruh prosedur pemeriksaan selesai, bila keadaan baik,
pasien diijinkan meninggalkan ruang pemeriksaan.
IV. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Sambungkan vasofix 20 yang telah terpasang pada pasien dengan
injector otomatis.
2. Dibuat scan pre kontras dengan sequence CE MRA
3. Prosedur time bolus. Pada tahap ini disuntikkan kontras sebanyak 2
cc dengan kecepatan sama dengan sequence CE MRA. Scan
dilakukan tepat pada pembuluh darah yang akan diperiksa..
4. Dari gambaran yang diperoleh akan didapat gambaran peak time .
Waktu ini dijadikan waktu jeda antara saat dimulai injeksi dengan
dimulainya scan time (pre delay).
5. CE MRA dilakukan pada saat pre delay = 0 (pre delay akan
menghitung mundur/count down). Sequence post kontras harus
Komunitas eLearning portalradiografi.web.id
Copyright 2009

sama dengan sequence pre kontras. Hal ini diperlukan agar data
dapat disubstraksikan untuk menghilangkan gambaran yang tidak
diperlukan.. Selain fase arteri dapat juga dibuat vase vena dengan
mengatur delay time/pause (interval waktu antara sequence CE MRA
I dengan CE MRA berikutnya).
V. TATALAKSANA MR ANGIOGRAFI DENGAN KONTRAS
1. MRA Subclavia
Area
Kontras
Coil
Sequence
:

: subclavia/upper arm
: 30 cc + Na Cl 50 cc
: Flex + body array
- localizer
localizer sag dan coronal
test bolus
fl3d ce cor fs pre dan post kontras

2. MRA Arcus Aorta


: thorax
Area
Kontras
: 30 cc + Na Cl 50 cc
Coil
: body array
Sequence
: - localizer
trufi localizer
test bolus
fl3d ce cor fs pre dan post kontras

Komunitas eLearning portalradiografi.web.id


Copyright 2009

3. MRA Aorta Abdominalis dan percabangannya

Area
Kontras
Coil
Sequence

: abdomen
: 30 cc + Na Cl 50 cc
: body array
- localizer
- trufi localizer
test bolus
fl3d ce cor fs pre dan post kontras

4. MRA Arteri Renalis


Area
: abdomen
Kontras
: 30 cc + Na Cl 50 cc
Coil
: body array
Sequence
: - localizer
- trufi localizer
- test bolus
- fl3d ce cor fs pre dan post kontras

Komunitas eLearning portalradiografi.web.id


Copyright 2009

5. Peripheral MRA

Area
Kontras
Coil
Sequence

: lower leg
: 40 cc + Na Cl 50 cc
: body coil
: - localizer
- localizer 3 me as
- test bolus
- fl3d ce cor fs 3 me as pre dan post kontras

Komunitas eLearning portalradiografi.web.id


Copyright 2009

6. MRA Upper Limb


Area
Kontras
Coil
Sequence
:-

: hand + lower limb


: 30 cc + Na Cl 50 cc
: Flex array / body array
localizer axial, sagital, coronal
test bolus
fl3d ce cor fs pre dan post kontras

7. MRA Arteri Spinalis


Area
: thoracolumbal
Kontras
: 30 cc + Na Cl 50 cc
Coil
: body array
Sequence
: - localizer
- localizer trufi sag
- test bolus
- fl3d ce sag fs pre dan post kontras
- t1 tse sag (kalau perlu)
- t1 tse tra slab fs (kalau perlu)

Komunitas eLearning portalradiografi.web.id


Copyright 2009

PROSESING DATA GAMBAR


Data gambar yang diperoleh dapat dip roses sebagai berikut :
1. 3D MIP (Maksimum Intensity Projection)
2. 3D SSD (Shaded Surface Display)
3. 3D MPR (Multi Planar Reformations)

3D MIP

3D SSD

Komunitas eLearning portalradiografi.web.id


Copyright 2009

3D MPR

You might also like