You are on page 1of 4

1. Bagaimana terjadinya komplikasi orbita pada sinusitis?

Komplikasi ini dapat terjadi karena letak sinus paranasal yang berdekatan
dengan mata (orbita). Sinusitis etmoidalis merupakan penyebab komplikasi orbita
yang tersering kemudian sinusitis maksilaris dan frontalis. Terdapat lima tahapan
terjadinya komplikasi orbita ini :
a. Peradangan atau reaksi edema yang ringan
b. Selulitis orbita. Edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif
menginvasi isi orbita namun pus belum terbentuk
c. Abses subperiosteal. Pus terkumpul di antara periorbita dan dinding
tulang orbita menyebabkan proptosis dan kemosis
d. Abses periorbita. Pada tahap ini, pus telah menembus periosteum
dan bercampur dengan isi orbita
e. Trombosis sinus kavernosus. Komplikasi ini merupakan akibat
penyebaran bakteri melalui saluran vena ke dalam sinus kavernosus
di mana selanjutnya terbentuk suatu tromboflebitis septic.

2. Apakah ada terapi pembedahan pada sinusitis selain FESS?


Terapi bedah dilakukan bila dianggap penyakit sudah menyebabkan kerusakan
jaringan yang menetap atau penyakitnya sudah kronis dan mengganggu atau apabila
ada desakan sekret di dalam sinus yang tidak dapat keluar.Tujuan utama tindakan
bedah adalah memperbaiki drainage sinus yang terkena. Dulu operasi sering
dilakukan dengan membuat luka di luar hidung, kini dengan lebih dimengertinya
fisiologi normal sinus paranasal dan dengan kemajuan peralatan bedah, seluruh
operasi dapat dilakukan melalui rongga hidung tanpa luka yang berarti, operasi ini
ingin mengembalikan fisiologi normal hidung dan sinus paranasal. Tindakan operasi
ini disebut functional endoscopic sinus surgery (FESS).
3. Terapi sinusitis ?
a. Pengobatan konservatif
Pengobatan konservatif yang adekuat merupakan pilihan terapi untuk
sinusitis maksilaris subakut dan kronis. Antibiotik diberikan sesuai dengan kultur
dan uji sensitivitas. Antibiotik harus dilanjutkan sekurang-kurangnya 10 hari.
Drainase diperbaiki dengan dekongestan lokal dan sistemik. Selain itu juga dapt
dibantu dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari, pungsi dan irigasi
sinus. Irigasi dan pencucian sinus ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila
setelah 5 atau 6 kali tidak ada perbaikan dan klinis masih tetap banyak sekret
purulen berarti mukosa sinus sudah tidak dapat kembali normal, maka perlu
dilakukan operasi radikal.
b. Pengobatan radikal
Pengobatan ini dilakukan bila pengobatan koservatif gagal. Terapi radikal
dilakukan dengan mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drenase dari
sinus yang terkena. Untuk sinus maksila dilakukan operasi Caldwell-Luc.
Pembedahan ini dilaksanakan dengan anestesi umum atau lokal. Jika dengan
anestesi lokal, analgesi intranasal dicapai dengan menempatkan tampon kapas
yang dibasahi kokain 4% atau tetrakain 2% dengan efedrin 1% diatas dan
dibawah konka media. Prokain atau lidokain 2% dengan tambahan ephineprin
disuntika di fosa kanina. Suntikan dilanjutkan ke superior untuk saraf
intraorbital. Incisi horizontal dibuat di sulkus ginggivobukal, tepat diatas akar
gigi. Incisi dilakukan di superior gigi taring dan molar kedua. Incisi menembus
mukosa dan periosteum. Periosteum diatas fosa kanina dielevasi sampai kanalis
infraorbitalis, tempat saraf orbita diidentifikasi dan secara hati-hati dilindungi.

Pada dinding depan sinus dibuat fenestra, dengan pahat, osteatom atau
alat bor. Lubang diperlebar dengan cunam pemotong tulang kerison, sampai jari
kelingking dapat masuk. Isi antrum dapat dilihat dengan jelas. Dinding
nasoantral meatus inferior selanjutnya ditembus dengan trokar atau hemostat
bengkok. Antrostomi intranasal ini dapat diperlebar dengan cunam kerison dan
cunam yang dapat memotong tulang kearah depan. Lubang nasoantral ini
sekurang-kurangnya 1,5 cm dan yang dipotong adalah mukosa intra nasal,
mukosa sinus dan dinding tulang. Telah diakui secara luas bahwa berbagai
jendela nasoantral tidak diperlukan. Setelah antrum diinspeksi dengan teliti
agar tidak ada tampon yang tertinggal, incisi ginggivobukal ditutup dengan
benang plain cat gut 00. biasanya tidak diperlukan pemasangan tampon
intranasal atau intra sinus. Jika terjadi perdarahan yang mengganggu, kateter
balon yang dapat ditiup dimasukan kedalam antrum melalui lubang nasoantral.
Kateter dapat diangkat pada akhir hari ke-1 atau ke 2. kompres es di pipi selama
24 jam pasca bedah penting untuk mencegah edema, hematoma dan perasaan
tidak nyaman.
c. Pembedahan tidak radikal
Akhir-akhir ini dikembangkan metode operasi sinus paranasal dengan
menggunakan endoskop yang disebut Bedah Sinus Endoskopi Fungsional

(BESF). Prinsipnya adalah membuka dan membersihkan daerah kompleks


ostio- meatal yang menjadi sumber penyumbatan dan infeksi, sehingga ventilasi
dan drenase sinus dapat lancar kembali melalui ostium alami. Dengan demikian
mukosa sinus akan kembali normal.

You might also like