You are on page 1of 10

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi

: M. Irfan Yusnurlianto
: 19 November 2007
: Pkl. 11.20 11.30 WITA (10 Menit)
: Ruang Mahoni RSJ DADI Makassar
: Tn.R
: I (Fase Perkenalan)
: Meja, berhadapan dengan klien, suasana kurang tenang
: Penampilan kurang rapi, tampak tenang.
: Klien dapat mengenal perawat (Mahasiswa) dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya

KOMUNIKASI VERBAL
P : Assalamualaikum pak?

K : Waalaikumsalam

KOMUNIKASI NON
VERBAL
P: Memandang K dan
tersenyum

ANALISA BERPUSAT PADA


PERAWAT
P : Ingin membuka percakapan
dengan klien dan berharap
dengan sapaan sederhana P
bisa diterima oleh K.

K: Ekpresi santai

P : Perkenalkan nama saya


Irfan, saya mahasiswa
Keperawatan UNHAS yang
sedang melakukan orientasi di
Rumah Sakit ini.
K : (Tenang mendengarkan)

P : Memandang K sambil
menjulurkan tangan ke K

P : Nama Bapak siapa ?

P : Memandang K dan
tersenyum

RASIONAL
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai suatu
percakapan sehingga dapat
terjalin rasa percaya.

K: masih ragu terhadap orang


baru
yang
masuk
ke
lingkungannya
K: ragu terhadap orang baru

K: Ekspresi datar
P: Memandang K dan
tersenyum

ANALISA BERPUSAT PADA


KLIEN

P : merasa senang ada


tanggapan atas salam yang
diekpresikan secara tulus
P merasa bahwa K harus
diberikan penjelasan tentang
kedatangan P

K : Memandang P dan
menerima juluan tangan P

Memperkenalkan diri dapat


menciptakan rasa percaya klien
terhadap perawat
K: masih ragu terhadap P

P ingin tahu nama pasien

K mulai menerima P

Mengenal nama pasien akan


memudahkan interaksi

K : Rudi
P : Bapak senangnya dipanggil
dengan nama apa ?

K : Rudi

P : Bagaimana perasaan bapak


hari ini?
K : Saya merasa lebih baik
P : Bapak, bagaimana kalau
hari ini kita berbincang-bincang
mengenai masalah bapak. Jadi
bapak bisa menceritakan
kepada saya masalah yang
bapak rasakan, sekitar 10 menit
ditempat ini. Apa bapak
bersedia?
K : Iya

K : tenang memperhatikan P
K : Menyebut nama dan
tersenyum
P : Memandang K

P ingin menjalin kedekatan


dengan pasien
P senang adanya respon positif
K

Nama panggilan merupakan


nama akrab klien sehingga
menciptakan rasa senang akan
adanya pengakuan atas
namanya

K : Memandang P

K menyebutkan nama

K : Melihat ke arah P dan


menjawab
P : Memandang K

K senang berkenalan dengan P

K : Memandang P dan
menjawab
P : Memandang K dan
menunujukan keseriusan

P berusaha membangun
keakraban dengan topik
sederhana
K mencoba menjelaskan
perasaan yang dialami
P masih berusaha membangun
keakraban dengan menjelaskan
maksud pertemuan

K : Memperhatikan P
K : Memandang P

P : Bapak Rudi tinggalnya


dimana?

P : Memandang K
P : Memandang K dan
tersenyum

K : Panakukang

K : Memandang P
K : Memandang ke P dan
tersenyum
P : Memperhatikan K

Topik sederhana membantu


menjalin kedekatan dengan
klien
Menjelaskan maksud
pertemuan menciptakan
komunikasi yang terarah dan
jelas.

K mengerti maksud pertemuan

P mulai mengkaji data umum


pasien
P senang karena K memberi
respon

Lingkungan menggambarkan
keadaan pasien
K tampak kooperatif dalam
komunikasi dengan P

P : Sudah berapa lama bapak


Rudi disini?
K : Saya disini, sejak 2 minggu
yang lalu.
P : Pak Rudi ingat tidak, kenapa
bapak Rudi dirawat disini?
K : Emkatanya karena itu
hari saya minum bensin dan
mengamuk dirumah
P : Apa yang menyebabkan
sampai bapak minum bensin?
K : Saya kira minuman biasa,
jadi saya minum

P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Memperhatikan P
K : Bicara sambil
memandang P
P : Memandang K
P : Menunjukkan keseriusan

K : Memperhatikan P
K : Bicara sambil
memandang P
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh kelingkungan
sebentar dan memperhatikan
P
K : Memandang P
P : Memperhatikan dengan
serius

P : Tadi bapak bilang


mengamuk dirumah.Apa yang
menyebabkan sampai bapak
mengamuk?

P : Menunjukkan keseriusan

K : Saya mengamuk kalau


sudah minum bensin?

K : Mengalihkan pandangan

P : Kalau bapak mengamuk,apa


yang biasa dilakukan?
K : Saya suka memukul pintu
atau tembok

K : Menoleh ke P sambil
berbicara
P : Bertanya pelahan
K : Memperhatikan P

P mengkaji data umum pasien

Lama rawat menentukan


apakah klien kronis atau akut
K berpikir dan menjawab

P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat spesifik
dan takut menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung

Keluhan utama merupakan


dasar pasien dirawat di RS Jiwa

K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
P mengkaji faktor penyebab

Mengkaji faktor penyebab


membantu dalam menentukan
diagnosa pasien
K berusaha mengingat-ingat
K menjawab dengan pasti

P merasa arah pertanyaan


sudah dapat dijawab jelas oleh
K
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat spesifik
dan takut menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung

Mengkaji faktor penyebab


membantu dalam menentukan
diagnosa pasien
K mengingat-ingat dan
menjawab

P mengkaji lebih jauh alasan


pasien dirawat

Mengkaji perilaku amuk


dengan kebiasaan yang
dilakukan
K mengingat-ingat dan
menjawab

P:K : Saya kalau mengamuk di


dalam kamar saja, dan kalu
sudah memukul pintu atau
tembok baru merasa puas
P : Apa ada hal lain yang
menyebabkan bapak
mengamuk dirumah?
K : Tidak ada, itu saja. Kalau
habis minum bensin
P:-

K : Saya tidak punya masalah


lain
P : Pak Rudi, kegiatan bapak
sehari-hari ngapain saja Pak ?
K : Mandi, makan ehmdan
jadwal lain yang sudah dibuat
bersama perawat
P : Apa jadwal lainnya
dilaksanakan dengan baik?

K : Bicara sambil
memandang P
P : Memperhatikan respon
pasien
P : Masih kaget

P kaget, dan sadar kalau pasien


mengalami perilaku kekerasan
P mendiamkan karena belum
menemukan pertanyaan yang
tepat untuk K

K : Menunjukan keseriusan
K : Menunjukan keseriusan
P : Memperhatikan
P : Memandang K
K : Memandang kosong ke
halaman
K : Memandang P
P : Memperhatikan
P : Memperhatikan

K : Menunjukan keseriusan
K : Menunjukan keseriusan
P : Mendengarkan dengan
serius
P : Memandang K

K mencoba menjelaskan kondisi


yang dialaminya

P berusaha mengkaji data yang


terkait kata-katanya tadi

Perilaku kekerasan mungkin


dapat disebabkan karena
adanya faktor penyebab lainnya
K membayangkan keadaan
keluarganya

P mendiamkan dengan harapan


pasien akan lebih terbuka
tetang dirinya

Diam therapeutik akan


membantu pasien
mengungkapkan perasaannya
pada perawat
K membayangkan keadaannya

P mencoba mengkaji
keseharian K

K : Memandang P
K : Tersenyum
P : Memperhatikan respon K
P : memandang K dan
tersenyum

Dengan diam therapeutik, klien


merasa didengarkan dan
bercerita tentang keadaannya

Aktivitas sehari-hari
mempengaruhi timbulnya
perilaku kekerasan
K ingat yang dilakukannya
sehari-hari

P mengkaji tindakan
keperawatan yang sudah
diberikan

Aktivitas sehari-hari
mempengaruhi timbulnya
perilaku kekerasan

K : Iya
P : Bagus Pak
K:P : Bapak rudi,komunikasi kita
sampai disini dulu,kan kita
sudah sepakat 10 menit untuk
komunikasi. Bapak ingat nama
saya?
K : Irfan

P : Pak, saya senang sekali bisa


berbincang-bincang dengan
bapak. Saya permisi dulu yah
pak, Assalamualaikum
K : Waalaikumsalam

K : Memandang P
K: Tersenyum
P : Tersenym
P : Tersenyum

P mencoba reinforcement

K : Tersenyum
P : Memandang K dan
tersenyum

P ingin mengakhiri fase I


karena waktu sudah cukup

K : Memperhatikan
K : Menjawab dan
tersenyum
P : Tersenyum
P : Mengulurkan tangan dan
tersenyum
K : Menerima tangan P
K : Tersenyum
P : Memperhatikan

K memastikan diri sudah


melakukannya dengan baik
Reinforcement menunjukan
adanya pengakuan dari
tindakan yang dilakukan
K diam karena adanya pujian
K mengingat-ingat

P senang karena K ingat nama


P
P memberikan reinforcement
pada K

Evaluasi fase I berhasil jika K


dapat mengingat nama P

Eksplorasi perasaan pada tahap


terminal sangat penting
K senang diberikan
reinforcement

KESAN PERAWAT (Mahasiswa) :


Fase awal yaitu fase perkenalan dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif dalam berkomunikasi. Data yang tergali
adalah data mengenai Perilaku Kekerasan. Secara umum proses interaksi tidak berjalan dengan baik diakibatkan karena
pengalaman pertama dalam berkomunikasi dengan Klien penuh dengan ketegangan.
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan
halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu
tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan
dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase
kerja.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta
1999

TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret

1. IDENTITAS KLIEN
Initial
: Tn. O. T. B.
Umur
: 56 Tahun
Informan
: Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No
:2. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
3. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak
tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan
kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
4. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : 5. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin
baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal
tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol
dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji

b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji


6. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju
coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputusputus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan
serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan
hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan
dengan tidak melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup
kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama
lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga
mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : 11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak
bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan
yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
7.
1.
2.
3.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


Makan : bantuan minimal
BAB/BAK : bantuan minimal
Mandi : bantuan minimal

4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal


5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif
8. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul
dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien
malas ngobrol dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di
berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
Isolasi sosial : menarik diri
Waham kebesaran
10. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
Kurang pengetahuan
11. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
12. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri
Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN

RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI


HALUSINASI LIHAT

GGN. KOM. VERBAL

WAHAM

MENARIK DIRI
Core Problem

HARGA DIRI RENDAH : Kronis


EFEKTIF

KOPING IND. TDK.,


KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

IDEAL DIRI TINGGI


KURANG PENGETAHUAN
13. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri
tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping
keluarga tidak efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997

You might also like