You are on page 1of 53

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit Tuberculosis adalah
suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang di kenal dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui
perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis paru, pada waktu penderita
batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan
masuk ke dalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru (96,9%). Dari
hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di dapatkan hasil untuk TB
Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat secara teratur. Oleh sebab itu
diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru agar tidak menularkan lebih luas
lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga
pada TB Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.

1. Tujuan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anak
dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
3. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
4. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak
dengan TB Paru.

1. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis menggunakkan metode studi
literature, adapun teknik yang digunakan yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku
buku, browsing internet dan sumber buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan
makalah ini.

1. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun secara
sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai TB Paru.
BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di keluarga Tn.Sa
yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi. BAB IV, terdiri dari
Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar TB Paru

1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir
seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD,
FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007)

1. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/m dan tebal 0,3-0,6/m. Spesies lain dari kuman ini yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis, mycobacterium kansasii,
mycobacterium intracellulare.

3. Manifestasi Klinis
4. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas badan
mencapai 40C-41C.
1. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang
produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari peradangan bermula.
Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan
menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah
(hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada
tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
1. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
1. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

1. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa
anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)

4. Patofisiologis
TB. Primer

Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)

Terisap organ sehat

Menempel di jalan nafas / paru-paru

Menetap / berkembang biak


Sitoplasma makroflag

Membentuk sarang TB Pneumonia kecil


(sarang primer / efek primer)

Radang saluran pernafasan


(limfangitis regional)

Komplek primer

Sembuh

Sembuh dengan bekas

Komplikasi

TB Sekunder
Kuman dormat (TB Primer)

Infeksi endogen

TB DWS (TB. Post Primer)

Sarang pneumenia kecil

Tuberkel

Reorpsi

Meluas

Meluas

Sembuh

Perkapuran

Jaringan Keju

Sembuh

Meluas

Memadat/bekas

Kavitas

Bersih Sembuh

Sarang pneumonia baru

Tuberkuloma

5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis


Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
2. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru. Disamping itu juga dapat
memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang diberikan. Kadang-kadang tidak mudah
untuk mendapatkan sputum terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi
non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita dianjurkan minum
sebanyak 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk efektif. Dapat juga memberikan tambahan
obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 2030 menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy. Sputum yang sudah
didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurangkurangnya ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000
kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman
sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai tampak. Bila setelah 8
minggu pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang
sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.
1. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc Tuberculin PPD
(Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate strength). Setelah 48-72 jam

tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari
infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.

6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
JENIS OBAT DAN DOSIS OBAT (Obat anti tuberculosis)

Isoniasid (H)

Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif,
yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.

Rifamphisin (R)

Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat
dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian maupun
intermitten seminggu 3 kali.

Pirasinamid (Z)

Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali
seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.

Streptomicin (S)

Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan


intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya
0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.

Ethambutol (E)

Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk


pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.

1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TB PARU


2. Pengkajian
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien
dapat dikumpulkan untuk menentukan masalahmasalah keperawatan yang mungkin timbul
pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :
1. Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang
dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan
dengan klien.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.

Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.


Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhatihati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam
terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan
bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak
adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan,
Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan
patogen.
4. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk
,burukEdema tracheal.
5. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis
,Kerusakan membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.

6. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
Kerusakan jaringan
Penurunan ketahanan
Malnutrisi
Terpapar lngkungan
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen

Kriteria hasil :

Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu

mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi

Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang


aman
Intervensi :

1)

Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi

2)

Identifikasi orang lain yang beresiko

3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari
meludah
4)

Kaji tindakan kontrol infeksi sementara

5)

Awasi suhu sesuai indikasi

6)

Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang

7)

Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat

8)

Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum

9)

Dorong memilih makanan seimbang

10) Kolaborasi pemberian antibiotik


11) Laporkan ke departemen kesehatan lokal

1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk
,burukEdema tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot
asesoris
2) Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif
3) Beri posisi semi/fowler
4) Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea
5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari
6) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi

1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis


,Kerusakan membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan ,
terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi

4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
5)

Kolaborasi oksigen

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi
sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk
meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1)
Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare

mukosa

2)

Pastikan pola diet biasa pasien

3)

Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik

4)

Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .

5)

Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan

6)

Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.

7)

Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

8)

Kolaborasi antipiretik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK)

: Tn. Sariya

4. Usia

: 38 th

5. Agama

: Islam

6. Pendidikan

: SD

7. Pekerjaan

: Karyawan

8. Alamat/ No. Telp

: Desa Karang Mukti Rw.03 Rt.06

9. Komposisi Keluarga

: Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak

No

Nama

JK

Hub.dgn
Kel

Umur

Pendidikan

Agama

Pekerjaan

Sariya

Ayah

38 th

SD

Islam

Karyawan

Siti Nurhayati

Ibu

30 th

SD

Islam

IRT

Siti Nurlela

Anak

11 th

SD

Islam

Pelajar

Ipi Ilpiyanti

Anak

3 th

Belum sekolah Islam

Pelajar

1. Genogram

1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.

1. Latar Belakang Budaya (Etnis)


Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda
(Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa
sudah lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir.
Lingkungan tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang
sama yaitu sunda, yang memang kampung mereka sendiri.

Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak,
namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan
Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada
sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat
dengan mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya
bermain dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi
secara rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup,
Tn.Sa lebih memilih untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan
keluarganya saat malam hari. Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall.
Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti
perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam
berpakaian.

Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya
seperti sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang
dipelajari dari orang tuanya makanan khas sunda.

Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti
apa yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai
Kepala Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama

An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang
sekolah An.SI menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan
adiknya. Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya
keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak
menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi
kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat
pengobatan.

1. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama


Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan
Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan
Ramadhan. Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di
pengajian anak-anak dekat rumahnya.

1. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan pabrik dan Ny.Sebagai buruh
kerja borongan di konveksi setiap hari. Semua kebutuhan keluarga dipenuhi secukupcukupnya. Ny.S mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang yang di dapatkan habis untuk
kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar cicilan kendaraan.

1. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu
liburnya yang hanya satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja
lagi dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan
berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan
anaknya.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap
ini di mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap
ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan sebagai
berikut :

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal

Privacy dan rasa aman

Membantu anak bersosialisasi

Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.

Membiasakan anak belajar secara teratur

Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).

1. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan:


Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu
mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak, orang
tua hanya mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol dan untuk
meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar belakang pendidikan
yang rendah dan kurangnya waktu untuk keluarga.

1. Riwayat keluarga Inti


Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah dan tinggal
di Bungursari desa Karangmukti setelah mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S, mereka
langsung dikarunia anak bernama Si dan I.

1. Riwayat Keluarga sebelumnya


Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S masih ada
tapi hanya Ibunya yang tinggal didekat rumahnya.

3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48
m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak
memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias
yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barangbarang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten
yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan
dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan
sampah ditimbun kemudian dibakar.

Berikut denah rumahnya:

Dapur

Kmr.mndi

Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur

Teras rumah

6m
1. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan
penduduk asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut.
Lingkungan masih dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan
terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan
angkot.Keadaan jalan di lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum
lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan
cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah.
Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km.
Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena
berada di lingkungan RT.

1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya
keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati
rumah yang diwariskan kepada Ny.S.

d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :


Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Di
sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya berinteraksi dengan
tetangganya setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau
mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar
rumahnya. Ny.S tidak mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya
memeriksakan keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak
bisa disembuhkan dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat
rumahnya atau pergi ke bidan desa.

1. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :


Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu
berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga seperti
asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas
pembantu atau bidan desa.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan
istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi
hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anakanaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu
ingin berdekatan dengan Ny.S.

b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan
dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan
orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya
bermusyawarah dengan Ny.S.

1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari
dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu
Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai
buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S
juga selalu menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu
menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan
sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah
didekat balai desa dengan jarak 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang
jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya
bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa
dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan
anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti
berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin
masuk rumah dan selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan
selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol
perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak
macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek
yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.

b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap
memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya
kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat
bersosialisasi dengan lingkungan disekitar rumahnya.

1. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga masih
sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang ini sudah ada jaminan untuk
masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga
Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau
oleh obat warung.

Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap
hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anakanaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja
dengan langsung beristirahat.

Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan
tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki
anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas
dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.

1. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor


Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang
biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum
dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup
umur untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.

1. Strategi adaptasi disfungsional

Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

7. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


Komponen

Bp. Sa

Ibu. S

Kepala

Rambut dan kulit


Rambut dan kulit
kepala bersih, warna
kepala bersih, warna
hitam, lurus, sebahu
hitam, lurus, tebal.
dan tipis.

Anak Si

Anak I

Rambut dan kulit


Rambut dan kulit
kepala bersih, warna
kepala bersih, warna
hitam, lurus,
hitam. Rambut
sebahu.
Rambut pendek
Distribusi menyebar
sebahu dan berkilau.
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
rata.
Distribusi menyebar
rata.
rata.
rata.

Isokor, bola mata


dapat mengikuti arah
gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+,
konjungtiva tidak
anemis, kornea
tidak ikhterik.

Isokor, bola mata


Isokor, bola mata
dapat mengikuti
dapat mengikuti arah
arah gerakkan
gerakkan tangan
tangan pemeriksa,
pemeriksa, tidak ada
tidak ada nyeri
nyeri tekan, diameter
tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+,
cahaya +/+,
konjungtiva tidak
konjungtiva tidak
anemis, kornea tidak
anemis, kornea
ikhterik.
tidak ikhterik.

Mata

Isokor, bola mata


dapat mengikuti arah
gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+,
konjungtiva tidak
anemis, kornea
tidak ikhterik.

Hidung

Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
warna kulit sama
warna kulit sama
warna kulit sama
dengan kulit
dengan kulit
dengan kulit
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau
terdapat lesi atau
terdapat lesi atau
cairan, mukosa
cairan, mukosa
cairan, mukosa
hidung lembab,
hidung lembab,
hidung lembab,
terdapat bulu hidung,
terdapat bulu
terdapat bulu hidung,
uji pen
hidung, uji
uji penciuman baik
penciuman baik (N
(N I)
I)
ciuman baik (N I)

Bentuk simetris,
warna kulit sama
dengan kulit
sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau
cairan, mukosa
hidung lembab,
terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik
(N I)

Telinga

Daun telinga
Daun telinga simetris Daun telinga simetris
simetris kiri dan
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
kanan,bersih, tidak
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
ada benjolan , tidak
tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak
bengkak, tidak ada
ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada
nyeri tekan pada
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
ada serumen. Klien ada serumen. Klien
ada serumen. Klien
dapat mendengar
dapat mendengar
dapat mendengar
dengan baik
dengan baik
dengan baik

Mulut

Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.
Gigi putih, karang
gigi (+).

Leher dan
Tenggorokan

Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.,
karang gigi (+).

Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.
karang gigi (-).

Daun telinga simetris


kiri dan kanan,bersih,
tidak ada benjolan ,
tidak bengkak, tidak
ada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada
serumen. Klien dapat
mendengar dengan
baik

Bibir simetris,
mukosa lembab, lidah
simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan manis
dengan baik. karang
gigi (-), gigi bolong
1.

Tidak ada kesulitan


Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
Tidak ada kesulitan
menelan,
menelan, pembesaran menelan, pembesaran
menelan, pembesaran
pembesaran kelenjar
kelenjar getah bening kelenjar getah bening
kelenjar getah bening
getah bening
(-) distensi vena
(-) distensi vena
(-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada
jugularis(-), tidak
tanda radang.
tanda radang
ada tanda radang

(-) distensi vena


jugularis(-), tidak ada
tanda radang

Dada

Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris,
Simetris,
Simetris,
namun pada saat
bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR:
bronkovesikuler, RR:
batuk suara nafas
20X/ menit.
18 X/ menit.
24 X/ menit.
terdapat ronchi
RR: 22 X/ menit.

Abdomen

Tidak ada nyeri


tekan, tidak ada
keluhan

Tidak ada nyeri


ada nyeri tekan,
tekan, tidak ada
saat maag kambuh
keluhan

Tidak ada nyeri


tekan, tidak ada
keluhan

Ekstremitas

Gerakan tak terbatas,


mampu fleksi/
ekstensi tanpa rasa Gerakan tak terbatas,
nyeri tidak ada
mampu fleksi/
benjol
ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada
an, bengkak (-),
benjolan, bengkak
kemerahan (-),
(-), kemerahan (-),
kekuatan otot normal kekuatan otot normal
mampu menahan
mampu menahan
tahan
tahan an, refleks (+)
an, refleks (+)

Gerakan tak
terbatas, mampu
fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri
tidak ada benjolan,
bengkak (-),
kemerahan (-),
kekuatan otot
normal mampu
menahan tahan an,
refleks (+)

55555 55555

Gerakan tak terbatas,


mampu fleksi/
ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada
benjolan, bengkak (-),
kemerahan (-),
kekuatan otot normal
mampu menahan
tahan an, refleks (+)
55555 55555

55555 55555
55555 55555

55555 55555

55555 55555
55555 55555

55555 55555

Kulit

Turgor baik, tanda


radang (-), sawo
matang, tekstur
sedikit kasar.

Turgor baik, tanda


Turgor baik, tanda
radang (-), kuning
radang (-), kuning
langsat, tekstur
langsat, tekstur halus
halus

Kuku

Tidak ada yang


panjang, terawat
bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)

Tidak ada yang


panjang, terawat
bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)

Tidak ada yang


Sedikit panjang,
panjang,
sianosis (-), tanda
bersih,sianosis(-),
radang (-), terawat.
tanda radang (-).

Suhu tubuh

36.6 o C

36,8 oC

36.5 o C

36.6 o C

BB

62 Kg

47 Kg

23 kg

14,5 kg

TB

165 cm

160 cm

133 cm

87 cm

TD

130/90 mmHg

110/80 mmHg

110/70 mmHg

8. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

Turgor baik, tanda


radang (-), kuning
langsat, tekstur halus

Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada
didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya agar
lebih menjaga kesehatan.

9. Fungsi Perawatan Kesehatan ( Pengkajian Tahap II)


Masalah Kesehatan Keluarga pertama
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si
yang menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah mengalami pengobatan
namun pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani pengobatan 2 bulan, keluarga
mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si
masih sering mengalami batuk namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya
mengatakan, bahwa anaknya terkadang mengalami batuk disertai dahak dan terkadang
sesak .Ny.Si tidak mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si
mengatakan, akibat dari batuk batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya
tidak nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami
batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk ke
puskesmas namun karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena
kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat warung saja. Ia juga
mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan angkot harus
menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barangbarang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan
belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang
paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H
mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas pembantu atau ke bidan karena
puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak
lengkap untuk pemeriksaannya.

Masalah Kesehatan Keluarga kedua


Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S mengatakan
nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya kambuh bila ia telat
makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus menunda dahulu pekerjaannya
ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S menyegerakan untuk makan dan
beristirahat. Penataan ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang
yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum
semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten
dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya
mengkonsumsi obat warung untuk meredakan nyeri saat maagnya kambuh.

Masalah Kesehatan Keluarga Ketiga

Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab, tanda
atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek
namun saat pengkajian An.I sudah sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk
pilek dan Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya
terlebih dahulu dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa
anaknya ke bidan. Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di
plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka,
ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah

B. ANALISA DATA
No

Data Fokus

Masalah

Data Subyektif:

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di


keluarga Tn.Sa

Keluarga mengatakan An.Si masih sering


mengalami batuk disertai dahak dan sesak.

Keluarga mengatakan An.Si Pernah


mengikuti pengobatan di puskesmas namun
tidak dilanjutkan.

Keluarga mengatakan hanya memberi obat


warung saat An.Si sakit dan jika tidak
tertangani di bawa ke Pustu atau bidan desa.

Anak Si mengatakan sulit tidur jika


batuknya kambuh.

Data Obyektif:

An.Si tampak batuk

TD.110/70 mmHg

Nadi 80x/mnt

RR 22x/ mnit

Suhu 36,7C

Data Subyektif:

Ny.S mengatakan sudah menderita maag


sejak 2 tahun lalu.

Ny.S mengatakan sakit kambuh ketika ia


telat makan/ makan tidak teratur.

Ny.S mengatakan nyeri pada ulu hati saat


maagnya kambuh.

Ny.S mengatakan hanya mengkonsumsi


obat warung saat maagnya kambuh.

Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S

Data Obyektif :
Ttv

3.

TD: 110/80 mmHg

N: 80x/menit

RR: 18x/menit

Suhu : 36,8C

BB : 47 kg

Data Subjektif

Ny.S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu Resiko terjadinya ISPA berulang pada
keluarga Tn. Sa khususnya An. I
An.I mengalami batuk pilek namun pada

saat pengkajian An.I sudah sembuh.

Ny.S mengtakan anaknya sering terkena


batuk pilek.

Ny.S ,mengatakan hanya memberi obat


warung saja pada anaknya.

Ketika ditanya penyebab, tanda atau gejala,


dan cara perawatan, Ny.S mengatakan
mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya.

Data Objektif

Ttv

RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32C.

MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga I


Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.Sa
No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran

Sifat Masalah : aktual


Skala
1

Aktual: 3

3/3 X 1

Risiko : 2

Masalah adalah ancaman, dilihat dari


riwayat An.Si yang masih sering
mengalami batuk disertai dahak dan
sesak. Keluarga belum melakukan
perawatan karena belum
mendapatkan informasi.

Potensial : 1

Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian

Pengetahuan keluarga yang kurang


tentang penyakit dan cara
perawatannya. Keluarga hanya
memberikan obat warung untuk
mengatasi keluhan anaknya.

Masalah ini sudah cukup lama, dan


keluarga berkeinginan untuk
memeriksakan dan kontrol ke
puskesmas. Dan juga Ny.S
berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.

Skala
2

Mudah : 2

X2

Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0

Potensial masalah untuk


dicegah: Cukup
Skala
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1

3/3 X 1

Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
membantu mengatasi masalah An. Si
dengan segera saat keluhannya
timbul

Skala
2/2 X 1

Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0

Jumlah

MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga II


Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa
No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran

Sifat Masalah : aktual


Skala
1

Aktual: 3

3/3 X 1

Risiko : 2

Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/


perutnya saat dirinya terlambat
makan dan memakan makanan pedas
dan asam.

Potensial : 1

Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Skala
2

Mudah : 2

X2

Ny.S mengetahui jika dirinya telat


makan mkan maka maagnya akan
kambuh namun prilaku Ny.S belum
bisa ia kontrol.

2/3 X 1

2/3

Masalah ini sudah lama,Ny,S


berkeinginan agar dia bisa
mengontrol pola makannya.

2/2 X 1

Ny.S mengatakan nyeri saat gastritis


nya kambuh itu sangat mengganggu
ia sangat ingin sekali disembuhkan.

Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0

Potensial masalah untuk


dicegah: Cukup
Skala
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1

Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Skala
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0

Jumlah

3 2/3

SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga III


Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I
No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran

Sifat Masalah : aktual

2/3 X 1

2/3

Masalah bersifat resiko, Ny.S


mengatakan An. I sering
mengalami batuk pilek, dan
keluarga menganggap penyakit
tersebut sudah biasa.

Skala
Aktual: 3

Risiko : 2
Potensial : 1

Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian

Masalah dapat diubah sebagian


karena rumah Keluarga Ny.S dekat
dengan klinik bidan, namun Ny,S
lebih memilih memberi obat
warung terlebih dahulu karena Ny.S
mengatakan tidak pnya waktu
untuk berobat.

2/3

Masalah ini sudah sering terjadi .


keluarga perduli dengan kesehatan
dengan memberikan obat secara
mandiri namun keluarga tidak
menyegerakan periksa ke fasilitas
kesehatan.

1/2

Keluarga mengatakan hanya


dengan diberi obat warung dan
perawatan tradisional anaknya
dapat sembuh.

Skala
2

Mudah : 2

X2

Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0

Potensial masalah untuk


dicegah: Cukup
Skala
Tinggi : 3

2/3 X 1

Cukup : 2
Rendah : 1

Menonjolnya masalah:
tidak perlu segera
ditangani
Skala
1/2 X 1
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0

Jumlah

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)

III. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

No

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Umum

Bersihan Jalan
Nafas tidak efektif
pada An.Si
dikeluarga Tn. Sa

Setelah di lakukan
kunjungan rumah
selama 5 x 45
menit keluarga
mampu merawat
anak dengan TB
Paru

Tind
akan

Evaluasi

Khusus

Kriteria

Standard

Kepe
rawat
an

1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45
menit diharapkan: Respon verbal

1.

2.

1.

1.

TB Paru adalah
suatu penyakit
yang menular
dari keluarga
terkait pengertian, yang dapat
Keluarga dapat
penyebab, tanda menyerang siapa
saja yang
mengenal tentang dan gejala TB
disebabkan oleh
TB Paru :
Paru
bakteri
mycobacterium
Menjelaskan
tuberculosis,
pengertian TBC
tanda dan
Paru dengan
gejalanya adalah
bahasa yang
batuk-batuk
sederhana
terus menerus
selama kurang
lebih 3 minggu
dan berdahak,
Menyebutkan
sesak nafas,
penyebab TBC
keluar keringat
Paru
dingin pada
malam hari, dan
berat badan
Menyebutkan

1.Jela
skan
penge
rtian,
penye
bab
serta
tanda
dan
gejala
dari
penya
kit
TB
Paru
2.Tan
yakan
kemb
ali
tentan

tanda dan gejala


TBC Paru
menurun.

3.Beri
kan
reinfo
rceme
nt
positi
f atas
kema
mpua
n
keluar
ga

1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x45
menit diharapkan:

1. Setelah dilakukan
pertemuan 145 menit
keluarga mampu
mengambil keputusan
yang tepat untuk
mengatasi maslaah TB
Paru dengan cara
menyebutkan akibat dari
TB Paru serta akibat dari
tidak teratur minum obat
dan memutuskan untuk
merawat An. Si dengan
TB Paru.

1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45

g
penge
rtian,
tanda
dan
gejala
, serta
penye
bab
dari
penya
kit
TB
Paru

Respon verbal
dan sikap dari
keluarga tentang
akibat TB Paru
dan keputusan
keluarga untuk
mengatasi TB
Paru.

Akibat dari TB
Paru adalah
tuberkulosis
meningen,
pnemonia
tuberkulosis, dan
kematian, dan
jika penderita
tidak teratur
minum obat

menit keluarga
mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit TB Paru
dengan cara
menjelaskan cara
perawatan dan
pencegahan
Respon verbal,
penularan TB
sikap,dan
Paru,
psikomotor
mendemonstrasika
keluarga tentang
n cara batuk
cara perawatan
efektif dan
TB Paru &
pembuangan
pencegahan
dahak pada pasien
penularan TB
TB Paru.
Paru

1. Setelah dilakukan
pertemuan 145
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah
terjadinya
penularan dengan
cara menyebutkan
lingkunganlingkungan yang
baik bagi pasien
penyakit TB Paru.

penyakit akan
menjadi lebih
berat
penyakitnya,
penyakit menjadi
makin sulit
diobati, dan
perlu waktu
lebih lama untuk
dapat sembuh.
1.
Jelask
an
pada
keluar
ga Tn.
Sa
akibat
dari
penya
kit
TB
Paru
2.
Tanya
kan
kemb
ali
pada
keluar
ga
akibat
Cara perawatan TB
Paru
penyakit TB
Paru adalah
3.
minum obat
Motiv
secara teratur,
makan makanan asi
keliua
yang bergizi,
istirahat cukup, rga
untuk
menjaga
meng
kebersihan
lingkungan. Cara ambil
keput
pencegahan
usan
penularan TB
dalam
Paru dengan

memisahkan
meng
perlengkapan
Respon verbal,
atasi
makan anggota
sikap dan
TB
keluarga dengan
psikomotor
Paru
pasien, menutup
keluarga tentang
An.Si
mulut saat bersin
lingkungan yang
dan batuk, serta
dapat mendukung
4.
membuang
penyembuhan
Berik
dahak pada
penyakit TB Paru.
an
tempatnya.
reinfo
Proses batuk
rceme
efektif: tarik
nt
nafas dalam
positi
melalui hidung
f atas
dan hembuskan
keput
seperti meniup
usan
balon sebanyak
yang
3x dan waktu
diamb
yang ketiga
il
batukkan lalu
1. Setelah dilakukan
keluar
buang dahak ke
pertemuan
ga
tempat yang
1x45menit
dalam
berisi
keluarga mampu
meng
lysol/desinfektan
memanfaatkan
atasi
lalu tutup.
fasilitas kesehatan
TB
yang tersedia
Paru
dengan cara
menyebutkan
manfaat
kunjungan ke
pelayanan
kesehatan,
menyebutkan
jenis-jenis
pelayanan
Respon verbal,
kesehatan yang
sikap, dan
tersedia dam
psikomotor
memanfaatkan
keluarga tentang
fasilitas kesehatan.
Cara
manfaat
memodifikasi
pelayanan
lingkungan yang
kesehatan dan
dapat
penggunaan
mendukung
pelayanan
penyembuhan
kesehatan.
penyakit TB
Paru adalah
pencahayaan
ruangan yang
cukup, ventilasi

rumah yang
cukup, jendela
dibuka agar sinar 1.Jela
matahari bisa
skan
masuk kedalam cara
rumah,
peraw
menjemur kasur, atan,
bantal minimal pence
1minggu sekali gahan
dijemur, tidak
penya
membuang
kit
dahak
TB
sembarangan
Paru
tempat, tapi
gunakan kaleng 2.Ajar
yang didalamnya kan
sudah diisi
klien
cairan
cara
desinfektan
batuk
seperti lysol, air efekti
sabun, bayclean, f dan
agar kuman TB memb
Paru dapat mati. uang
dahak
yang
benar
3.Tan
yakan
kemb
ali
cara
peraw
Manfaatkan
atan,
kunjungan ke
pence
pelayanan
kesehatan adalah gahan
penya
untuk
kit
memperoleh
TB
informasi dan
Paru
pengobatan,
jenis pelayanan
4.Anj
kesehatan:
urkan
Puskesmas,
bidan praktek, keluar
ga
klinik swasta,
memp
posyandu,
raktek
keluarga
berkunjung ke kan
kemb
pelayanan

ali
cara
batuk
efekti
f dan
memb
uang
dahak
ke
tempa
tnya

kesehatan
(Puskesmas).

5.Beri
kan
reinfo
rceme
nt
positi
f atas
hasil
yang
dicap
ai.

1.
M

2.
M

3.
M

4.
M

5.
M

1.
Di

2.
Di

3.
D

4.
M

5.
M

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal

No DX/
Implementasi

Dan Jam

TUK

9 Mei 2014

Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 :


pada An.Si dikeluarga Tn. Sa
1. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang;

Pukul 10.00
Dx.1

Pengertian TB Paru

Penyebab TB Paru

Tanda dan gejala TB Paru

Evaluasi (S

Subjektif:

Kelu
kembali pen
penyakit yan
paru.

Kelu
kembali Pen
bakteri micr

2. Memberi pendidikan kesehatan


pada keluarga tentang Pengertian
Kelu
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda
kembali
tan
dan gejala TB Paru.
yaitu : batuk
selama kura
berdahak, se
dingin pada
3. Memberi kesempatan pada keluarga
badan menu
untuk mengiden-tifikasi Pengertian
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda

dan gejala TB Paru.


Objektif:
4. Memberikan reinforcement positif
seperti pujian atas kemampuan
keluarga mengidentifikasi
Pengertian TB Paru, Penyebab TB
Paru, Tanda dan gejala TB Paru.

Kelu
memperhati
penkes dan

Terja
berinteraksi

Kelu
menganggu
mengerti pe
berikan

5. Mengevaluasi pengetahuan
keluarga dan memberikan
kesempatan pada keluarga untuk
membandingkan pengetahuan yang
dimiliki keluarga dengan standar.
Kelu
saat diberika

Analisa:

Masalah ter
memahami
Paru, penye
gejala TB P

Perencanaa

Lanjutkan T

Subjektif:


Kelu
kembali Aki
pnemonia tu
dan jika pen
obat penyak
berat penyak
makin sulit
lebih lama u

TUK.2

Kelu
mengatasi d
menderita T

1. Menjelaskan dan berdiskusi pada


keluarga mengenai akibat dari penyakit TB Objektif
Paru

Tam
memperhati
2. Menanyakan kembali pada keluarga
diskusi berla
akibat TB Paru

9 Mei 2014
Pukul 16.00
Dx.1

3. Motivasi keliuarga untuk mengambil


keputusan dalam mengatasi TB Paru.

Terja
berinteraksi

4. Memberikan reinforcement positif atas


keputusan yang diambil keluarga dalam
mengatasi TB Paru.

Tam
menganggu
mengerti pe
berikan

Kelu
saat diberika

Kelu
keputusan u

Analisa

Masalah ter
memahami
jika tidak se
bahaya dari
sudah mamp

Perencanaa

Lanjutkan T

Subyektif

Kelu
kem
deng
seca
yang
men
lingk

Kelu
kem
penu
deng
mem
mak
deng
saat
mem
temp

Objektif:

Kelu
mem
nafa
men
cara
hidu
men
wak

Kelu
mem

seks
berla

TUK 3:

Terja
berin

Kelu
men
men
pera

Kelu
saat
pera

1.Menjelaskan cara perawatan, pencegahan


penyakit TB Paru
2.Mengajarkan klien cara batuk efektif dan
membuang dahak yang benar
3.Menanyakan kembali cara perawatan,
pencegahan penyakit TB Paru

Analisa

4.Menganjurkan kelien mempraktekkan


Masalah ter
kembali cara batuk efektif dan membuang
dahak ke tempatnya.
5.Memberikan reinforcement positif atas
hasil yang dicapai.

Perenanaan

Lanjutkan T

10 Mei 2014
Pukul 11.00
Dx.1

Subjektif

Keluarg
tentang mod
dapat mendu
penyembuh
dengan cara
yang cukup,
cukup, jend
matahari bis
menjemur k
1minggu sek
membuang
tempat, tapi
didalamnya

desinfektan.

Objektif:

Kelu
dalam mem
keluarga lak
lingkungan
Paru.

Analisa:

Masalah ter
sebagai fasi

Perencanaa

Mempertaha
kemampuan
memodifika

Lanjtkan ke

Subjektif:
TUK 4:

Kelu
1.Mendiskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kes

modifikasi lingkungan yang tepat untuk


mendukung penyembuhan TB Paru

digunakan o
mencegah T
sakit, Puske

2. Mendorong keluarga untuk


mengidentifikasi lingkungan yang
Kelu
tepat untuk mencegah TBC Paru
manfaat fasi
memberikan
memberikan
pelayanan k
meningkata
3.Memotivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali terhadap bahasan

kelu
yang telah didiskusikan
membawa A
Paru ke fasi
4.Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga mengungkapkan
kembali apa yang telah didiskusikan

Objektif:

Kelu
bertanya ten
5.Memberi kesempatan keluarga bertanya kesehatan
tentang hal yang belum jelas

Kelu
anggota kelu
fasilitas kes

11 Mei 2014

Kelu
memperhati
diskusi berla

Pukul 11.00
Dx.1

Terja
berinteraksi

Kelu
menganggu
mengerti pe
berikan


Kelu
saat diberika

Analisa:

Masalah ter
sebagai fasi
untukmeme
keluarganya

Planning:

TUK 5:
6. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang fasilitas kesehatan yang
tersedia
7. Mendiskusikan dengan keluarga
untuk menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan
8. Mendorong keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk mengatasi TBC Paru
9. Memberi reinforcement seperti
pujian terhadap kemampuan
keluarga menyebutkan kembali
manfaat fasilitas kesehatan
10. Memberi kesempatan keluarga
bertanya tentang hal yang belum
jelas

Mempertaha
kemampuan
menggunak
melakukan k
TB Paru.

12 Mei 2014
Pukul 11.00
Dx.1

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si
denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan TB Paru.

1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko,
sosial dan spiritual.

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir


seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD,
FK, UI, 2005).

Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak
Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya
ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru ,
pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat
dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan
dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.

Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan
pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum
obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga
mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan
anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani
pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.

Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina
Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I.


Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.

Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.

Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.

Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.

Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.

Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

You might also like