Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit Tuberculosis adalah
suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang di kenal dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui
perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis paru, pada waktu penderita
batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan
masuk ke dalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru (96,9%). Dari
hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di dapatkan hasil untuk TB
Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat secara teratur. Oleh sebab itu
diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru agar tidak menularkan lebih luas
lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga
pada TB Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anak
dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
3. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
4. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak
dengan TB Paru.
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis menggunakkan metode studi
literature, adapun teknik yang digunakan yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku
buku, browsing internet dan sumber buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan
makalah ini.
1. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun secara
sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai TB Paru.
BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di keluarga Tn.Sa
yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi. BAB IV, terdiri dari
Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir
seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD,
FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007)
1. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/m dan tebal 0,3-0,6/m. Spesies lain dari kuman ini yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis, mycobacterium kansasii,
mycobacterium intracellulare.
3. Manifestasi Klinis
4. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas badan
mencapai 40C-41C.
1. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang
produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari peradangan bermula.
Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan
menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah
(hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada
tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
1. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
1. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
1. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa
anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)
4. Patofisiologis
TB. Primer
Komplek primer
Sembuh
Komplikasi
TB Sekunder
Kuman dormat (TB Primer)
Infeksi endogen
Tuberkel
Reorpsi
Meluas
Meluas
Sembuh
Perkapuran
Jaringan Keju
Sembuh
Meluas
Memadat/bekas
Kavitas
Bersih Sembuh
Tuberkuloma
tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari
infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
JENIS OBAT DAN DOSIS OBAT (Obat anti tuberculosis)
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif,
yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat
dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian maupun
intermitten seminggu 3 kali.
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali
seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Ethambutol (E)
2. Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak
adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan,
Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan
patogen.
4. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk
,burukEdema tracheal.
5. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis
,Kerusakan membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
Kerusakan jaringan
Penurunan ketahanan
Malnutrisi
Terpapar lngkungan
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen
Kriteria hasil :
1)
2)
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari
meludah
4)
5)
6)
7)
8)
Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9)
1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk
,burukEdema tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot
asesoris
2) Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif
3) Beri posisi semi/fowler
4) Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea
5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari
6) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
5)
Kolaborasi oksigen
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi
sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk
meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1)
Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
mukosa
2)
3)
4)
Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
5)
6)
Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
7)
8)
Kolaborasi antipiretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK)
: Tn. Sariya
4. Usia
: 38 th
5. Agama
: Islam
6. Pendidikan
: SD
7. Pekerjaan
: Karyawan
9. Komposisi Keluarga
No
Nama
JK
Hub.dgn
Kel
Umur
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Sariya
Ayah
38 th
SD
Islam
Karyawan
Siti Nurhayati
Ibu
30 th
SD
Islam
IRT
Siti Nurlela
Anak
11 th
SD
Islam
Pelajar
Ipi Ilpiyanti
Anak
3 th
Pelajar
1. Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak,
namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan
Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada
sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat
dengan mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya
bermain dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi
secara rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup,
Tn.Sa lebih memilih untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan
keluarganya saat malam hari. Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall.
Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti
perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam
berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya
seperti sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang
dipelajari dari orang tuanya makanan khas sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti
apa yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai
Kepala Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama
An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang
sekolah An.SI menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan
adiknya. Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya
keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak
menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi
kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat
pengobatan.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48
m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak
memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias
yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barangbarang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten
yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan
dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan
sampah ditimbun kemudian dibakar.
Dapur
Kmr.mndi
Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur
Teras rumah
6m
1. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan
penduduk asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut.
Lingkungan masih dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan
terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan
angkot.Keadaan jalan di lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum
lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan
cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah.
Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km.
Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena
berada di lingkungan RT.
1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya
keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati
rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan
istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi
hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anakanaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu
ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan
dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan
orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya
bermusyawarah dengan Ny.S.
1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari
dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu
Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai
buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S
juga selalu menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu
menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan
sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah
didekat balai desa dengan jarak 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang
jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya
bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa
dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan
anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti
berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin
masuk rumah dan selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan
selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol
perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak
macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek
yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap
memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya
kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat
bersosialisasi dengan lingkungan disekitar rumahnya.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap
hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anakanaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja
dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan
tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki
anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas
dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.
Bp. Sa
Ibu. S
Kepala
Anak Si
Anak I
Mata
Hidung
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
warna kulit sama
warna kulit sama
warna kulit sama
dengan kulit
dengan kulit
dengan kulit
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau
terdapat lesi atau
terdapat lesi atau
cairan, mukosa
cairan, mukosa
cairan, mukosa
hidung lembab,
hidung lembab,
hidung lembab,
terdapat bulu hidung,
terdapat bulu
terdapat bulu hidung,
uji pen
hidung, uji
uji penciuman baik
penciuman baik (N
(N I)
I)
ciuman baik (N I)
Bentuk simetris,
warna kulit sama
dengan kulit
sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau
cairan, mukosa
hidung lembab,
terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik
(N I)
Telinga
Daun telinga
Daun telinga simetris Daun telinga simetris
simetris kiri dan
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
kanan,bersih, tidak
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
ada benjolan , tidak
tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak
bengkak, tidak ada
ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada
nyeri tekan pada
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
ada serumen. Klien ada serumen. Klien
ada serumen. Klien
dapat mendengar
dapat mendengar
dapat mendengar
dengan baik
dengan baik
dengan baik
Mulut
Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.
Gigi putih, karang
gigi (+).
Leher dan
Tenggorokan
Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.,
karang gigi (+).
Bibir simetris,
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan
manis dengan baik.
karang gigi (-).
Bibir simetris,
mukosa lembab, lidah
simetris, dapat
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah
dapat merasakan
asam, asin, dan manis
dengan baik. karang
gigi (-), gigi bolong
1.
Dada
Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris,
Simetris,
Simetris,
namun pada saat
bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR:
bronkovesikuler, RR:
batuk suara nafas
20X/ menit.
18 X/ menit.
24 X/ menit.
terdapat ronchi
RR: 22 X/ menit.
Abdomen
Ekstremitas
Gerakan tak
terbatas, mampu
fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri
tidak ada benjolan,
bengkak (-),
kemerahan (-),
kekuatan otot
normal mampu
menahan tahan an,
refleks (+)
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
Kulit
Kuku
Suhu tubuh
36.6 o C
36,8 oC
36.5 o C
36.6 o C
BB
62 Kg
47 Kg
23 kg
14,5 kg
TB
165 cm
160 cm
133 cm
87 cm
TD
130/90 mmHg
110/80 mmHg
110/70 mmHg
Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada
didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya agar
lebih menjaga kesehatan.
Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab, tanda
atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek
namun saat pengkajian An.I sudah sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk
pilek dan Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya
terlebih dahulu dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa
anaknya ke bidan. Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di
plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka,
ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah
B. ANALISA DATA
No
Data Fokus
Masalah
Data Subyektif:
Data Obyektif:
TD.110/70 mmHg
Nadi 80x/mnt
RR 22x/ mnit
Suhu 36,7C
Data Subyektif:
Data Obyektif :
Ttv
3.
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
Suhu : 36,8C
BB : 47 kg
Data Subjektif
Ny.S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu Resiko terjadinya ISPA berulang pada
keluarga Tn. Sa khususnya An. I
An.I mengalami batuk pilek namun pada
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32C.
Kriteria
Hitungan
Skor
Pembenaran
Aktual: 3
3/3 X 1
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Skala
2
Mudah : 2
X2
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
3/3 X 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
membantu mengatasi masalah An. Si
dengan segera saat keluhannya
timbul
Skala
2/2 X 1
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah
Kriteria
Hitungan
Skor
Pembenaran
Aktual: 3
3/3 X 1
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Skala
2
Mudah : 2
X2
2/3 X 1
2/3
2/2 X 1
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Skala
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah
3 2/3
SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kriteria
Hitungan
Skor
Pembenaran
2/3 X 1
2/3
Skala
Aktual: 3
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
2/3
1/2
Skala
2
Mudah : 2
X2
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
2/3 X 1
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
tidak perlu segera
ditangani
Skala
1/2 X 1
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Umum
Bersihan Jalan
Nafas tidak efektif
pada An.Si
dikeluarga Tn. Sa
Setelah di lakukan
kunjungan rumah
selama 5 x 45
menit keluarga
mampu merawat
anak dengan TB
Paru
Tind
akan
Evaluasi
Khusus
Kriteria
Standard
Kepe
rawat
an
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45
menit diharapkan: Respon verbal
1.
2.
1.
1.
TB Paru adalah
suatu penyakit
yang menular
dari keluarga
terkait pengertian, yang dapat
Keluarga dapat
penyebab, tanda menyerang siapa
saja yang
mengenal tentang dan gejala TB
disebabkan oleh
TB Paru :
Paru
bakteri
mycobacterium
Menjelaskan
tuberculosis,
pengertian TBC
tanda dan
Paru dengan
gejalanya adalah
bahasa yang
batuk-batuk
sederhana
terus menerus
selama kurang
lebih 3 minggu
dan berdahak,
Menyebutkan
sesak nafas,
penyebab TBC
keluar keringat
Paru
dingin pada
malam hari, dan
berat badan
Menyebutkan
1.Jela
skan
penge
rtian,
penye
bab
serta
tanda
dan
gejala
dari
penya
kit
TB
Paru
2.Tan
yakan
kemb
ali
tentan
3.Beri
kan
reinfo
rceme
nt
positi
f atas
kema
mpua
n
keluar
ga
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x45
menit diharapkan:
1. Setelah dilakukan
pertemuan 145 menit
keluarga mampu
mengambil keputusan
yang tepat untuk
mengatasi maslaah TB
Paru dengan cara
menyebutkan akibat dari
TB Paru serta akibat dari
tidak teratur minum obat
dan memutuskan untuk
merawat An. Si dengan
TB Paru.
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45
g
penge
rtian,
tanda
dan
gejala
, serta
penye
bab
dari
penya
kit
TB
Paru
Respon verbal
dan sikap dari
keluarga tentang
akibat TB Paru
dan keputusan
keluarga untuk
mengatasi TB
Paru.
Akibat dari TB
Paru adalah
tuberkulosis
meningen,
pnemonia
tuberkulosis, dan
kematian, dan
jika penderita
tidak teratur
minum obat
menit keluarga
mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit TB Paru
dengan cara
menjelaskan cara
perawatan dan
pencegahan
Respon verbal,
penularan TB
sikap,dan
Paru,
psikomotor
mendemonstrasika
keluarga tentang
n cara batuk
cara perawatan
efektif dan
TB Paru &
pembuangan
pencegahan
dahak pada pasien
penularan TB
TB Paru.
Paru
1. Setelah dilakukan
pertemuan 145
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah
terjadinya
penularan dengan
cara menyebutkan
lingkunganlingkungan yang
baik bagi pasien
penyakit TB Paru.
penyakit akan
menjadi lebih
berat
penyakitnya,
penyakit menjadi
makin sulit
diobati, dan
perlu waktu
lebih lama untuk
dapat sembuh.
1.
Jelask
an
pada
keluar
ga Tn.
Sa
akibat
dari
penya
kit
TB
Paru
2.
Tanya
kan
kemb
ali
pada
keluar
ga
akibat
Cara perawatan TB
Paru
penyakit TB
Paru adalah
3.
minum obat
Motiv
secara teratur,
makan makanan asi
keliua
yang bergizi,
istirahat cukup, rga
untuk
menjaga
meng
kebersihan
lingkungan. Cara ambil
keput
pencegahan
usan
penularan TB
dalam
Paru dengan
memisahkan
meng
perlengkapan
Respon verbal,
atasi
makan anggota
sikap dan
TB
keluarga dengan
psikomotor
Paru
pasien, menutup
keluarga tentang
An.Si
mulut saat bersin
lingkungan yang
dan batuk, serta
dapat mendukung
4.
membuang
penyembuhan
Berik
dahak pada
penyakit TB Paru.
an
tempatnya.
reinfo
Proses batuk
rceme
efektif: tarik
nt
nafas dalam
positi
melalui hidung
f atas
dan hembuskan
keput
seperti meniup
usan
balon sebanyak
yang
3x dan waktu
diamb
yang ketiga
il
batukkan lalu
1. Setelah dilakukan
keluar
buang dahak ke
pertemuan
ga
tempat yang
1x45menit
dalam
berisi
keluarga mampu
meng
lysol/desinfektan
memanfaatkan
atasi
lalu tutup.
fasilitas kesehatan
TB
yang tersedia
Paru
dengan cara
menyebutkan
manfaat
kunjungan ke
pelayanan
kesehatan,
menyebutkan
jenis-jenis
pelayanan
Respon verbal,
kesehatan yang
sikap, dan
tersedia dam
psikomotor
memanfaatkan
keluarga tentang
fasilitas kesehatan.
Cara
manfaat
memodifikasi
pelayanan
lingkungan yang
kesehatan dan
dapat
penggunaan
mendukung
pelayanan
penyembuhan
kesehatan.
penyakit TB
Paru adalah
pencahayaan
ruangan yang
cukup, ventilasi
rumah yang
cukup, jendela
dibuka agar sinar 1.Jela
matahari bisa
skan
masuk kedalam cara
rumah,
peraw
menjemur kasur, atan,
bantal minimal pence
1minggu sekali gahan
dijemur, tidak
penya
membuang
kit
dahak
TB
sembarangan
Paru
tempat, tapi
gunakan kaleng 2.Ajar
yang didalamnya kan
sudah diisi
klien
cairan
cara
desinfektan
batuk
seperti lysol, air efekti
sabun, bayclean, f dan
agar kuman TB memb
Paru dapat mati. uang
dahak
yang
benar
3.Tan
yakan
kemb
ali
cara
peraw
Manfaatkan
atan,
kunjungan ke
pence
pelayanan
kesehatan adalah gahan
penya
untuk
kit
memperoleh
TB
informasi dan
Paru
pengobatan,
jenis pelayanan
4.Anj
kesehatan:
urkan
Puskesmas,
bidan praktek, keluar
ga
klinik swasta,
memp
posyandu,
raktek
keluarga
berkunjung ke kan
kemb
pelayanan
ali
cara
batuk
efekti
f dan
memb
uang
dahak
ke
tempa
tnya
kesehatan
(Puskesmas).
5.Beri
kan
reinfo
rceme
nt
positi
f atas
hasil
yang
dicap
ai.
1.
M
2.
M
3.
M
4.
M
5.
M
1.
Di
2.
Di
3.
D
4.
M
5.
M
Tanggal
No DX/
Implementasi
Dan Jam
TUK
9 Mei 2014
Pukul 10.00
Dx.1
Pengertian TB Paru
Penyebab TB Paru
Evaluasi (S
Subjektif:
Kelu
kembali pen
penyakit yan
paru.
Kelu
kembali Pen
bakteri micr
Kelu
memperhati
penkes dan
Terja
berinteraksi
Kelu
menganggu
mengerti pe
berikan
5. Mengevaluasi pengetahuan
keluarga dan memberikan
kesempatan pada keluarga untuk
membandingkan pengetahuan yang
dimiliki keluarga dengan standar.
Kelu
saat diberika
Analisa:
Masalah ter
memahami
Paru, penye
gejala TB P
Perencanaa
Lanjutkan T
Subjektif:
Kelu
kembali Aki
pnemonia tu
dan jika pen
obat penyak
berat penyak
makin sulit
lebih lama u
TUK.2
Kelu
mengatasi d
menderita T
Tam
memperhati
2. Menanyakan kembali pada keluarga
diskusi berla
akibat TB Paru
9 Mei 2014
Pukul 16.00
Dx.1
Terja
berinteraksi
Tam
menganggu
mengerti pe
berikan
Kelu
saat diberika
Kelu
keputusan u
Analisa
Masalah ter
memahami
jika tidak se
bahaya dari
sudah mamp
Perencanaa
Lanjutkan T
Subyektif
Kelu
kem
deng
seca
yang
men
lingk
Kelu
kem
penu
deng
mem
mak
deng
saat
mem
temp
Objektif:
Kelu
mem
nafa
men
cara
hidu
men
wak
Kelu
mem
seks
berla
TUK 3:
Terja
berin
Kelu
men
men
pera
Kelu
saat
pera
Analisa
Perenanaan
Lanjutkan T
10 Mei 2014
Pukul 11.00
Dx.1
Subjektif
Keluarg
tentang mod
dapat mendu
penyembuh
dengan cara
yang cukup,
cukup, jend
matahari bis
menjemur k
1minggu sek
membuang
tempat, tapi
didalamnya
desinfektan.
Objektif:
Kelu
dalam mem
keluarga lak
lingkungan
Paru.
Analisa:
Masalah ter
sebagai fasi
Perencanaa
Mempertaha
kemampuan
memodifika
Lanjtkan ke
Subjektif:
TUK 4:
Kelu
1.Mendiskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kes
digunakan o
mencegah T
sakit, Puske
kelu
yang telah didiskusikan
membawa A
Paru ke fasi
4.Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga mengungkapkan
kembali apa yang telah didiskusikan
Objektif:
Kelu
bertanya ten
5.Memberi kesempatan keluarga bertanya kesehatan
tentang hal yang belum jelas
Kelu
anggota kelu
fasilitas kes
11 Mei 2014
Kelu
memperhati
diskusi berla
Pukul 11.00
Dx.1
Terja
berinteraksi
Kelu
menganggu
mengerti pe
berikan
Kelu
saat diberika
Analisa:
Masalah ter
sebagai fasi
untukmeme
keluarganya
Planning:
TUK 5:
6. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang fasilitas kesehatan yang
tersedia
7. Mendiskusikan dengan keluarga
untuk menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan
8. Mendorong keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk mengatasi TBC Paru
9. Memberi reinforcement seperti
pujian terhadap kemampuan
keluarga menyebutkan kembali
manfaat fasilitas kesehatan
10. Memberi kesempatan keluarga
bertanya tentang hal yang belum
jelas
Mempertaha
kemampuan
menggunak
melakukan k
TB Paru.
12 Mei 2014
Pukul 11.00
Dx.1
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si
denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan TB Paru.
1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko,
sosial dan spiritual.
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak
Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya
ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru ,
pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat
dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan
dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan
pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum
obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga
mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan
anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani
pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina
Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta