Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masingmasing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
( Raisner ,1980)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya. Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu. (Gillis 1983)
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai
sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal
didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka
sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan
sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi
sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa
keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang
sehat.
II.
Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
A.
1.
The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak
(kandung atau angkat).
2.
The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3.
Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
4.
The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar
karir atau pendidikan.
5.
The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6.
Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7.
Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu
atau libur saja.
8.
Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
9.
Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10.
Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11.
Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
1.
The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.
3.
Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
4.
The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti
pasangan tanpa nikah.
5.
Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6.
Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7.
Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi
sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8.
Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan
anak.
9.
Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
10.
Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
11.
Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
C. Fungsi keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1.
Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga.
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui
interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan
fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau
masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak
setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak
terpenuhi.
2.
Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3.
Fungsi reproduksi: Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
4.
Fungsi ekonomi: Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5.
Fungsi perawatan kesehatan: Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat
dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
a.
Mengenal masalah
b.
c.
d.
e.
D.
2.
3.
Berpikiran positif
4.
b.
Karakteristik pengirim:
1.
2.
3.
Karakteristik penerima
1.
Siap mendengar
2.
3.
Melakukan validasi
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.
Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami/istri atau anak.
c.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.. Tipe struktur kekuatan :
1. Legitimate power/authority: Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power: Seseorang yang ditiru
3. Reword Power: Pendapat ahli
4. Coercive power: Dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power: Pengaruh melalui persuasive
6. Affectif power: Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d.
Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I.
PENGERTIAN
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang perankim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya, terutama meninges, ginjal, tulang,
dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001)
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberculosis sitemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu-paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan basil Mycobacterium Tuberculosa,
atau basil tuberkel, yang tahan asam. ( dr, Jan Tambayong, 2000 ).
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa yang hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar (mikroskop).
II.
ETIOLOGI
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan Micobacterium bovis (sangat jarang disebabkan oleh Micobacterium avium).
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Basil tuberkulosis
dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati
pada suhu 60C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberculosis menyebabkan nekrosis
jaringan sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor penyebab
terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. Basil Mycobacterium tuberculosis
tidak membentuk toksin (baik endotoksin maupun eksotoksin).
Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara hingga sebagian besar
fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara penularan dapat peroral
misalnya minum susu yang mengandung basil tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis.
Dapat juga terjadi dengan kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Tuberculosis
kongenital sangat jarang dijumpai. Selain Myco bacterium tuberculosis perlu juga dikenal
golongan Mycobacterium lain yang dapat menyebabkan kelainan yang menyerupai tuberculosis.
Golongan ini disebut Mycobacterium atipic atau disebut juga unclassified Mycobacterium.
Faktor Pencetus
Adanya sumber penularan (Kontak langsung 1 rumah)
Gizi yang kurang.
Daya Tahan tubuh rendah.
Tingkat social ekonomi.
Faktor usia, nutrisi, imunisasi,
Keadaan perumahan meliputi (suhu dalam rumah,ventilasi, pencahayaan dalam rumah,
kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan sekitar rumah )
Pekerjaan.
(Amir dan Alsegaf, 1989)
III.
(Sumber: www.google.com)
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen
kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisadari
oksidasi keluar dari tubuh.
Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh
darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran,mengeluarkan CO2 hasil dari
metabolisme .
a.
Hidung
Saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang dipisahkan olehsekat septum
nasi. Di dalamnya terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dankotoran. Selain itu
terdapat juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konkanasalis media yang
berfungsi untuk mengahangatkan udara.
b. Faring
Tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat dibawah
dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulangleher. Di
bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapatfolikel getah bening.
c.
Laring
Saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak didepan bagian
faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Laring
dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottisyang dilapisi oleh sel
epitelium berlapis.
d. Trakea
Lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 20 cincin yang terdiri dari tulangrawan yang
berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalannapas agar tetap
terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,
yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernapasan
e.
Bronkus
Lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebrathorakalis IV dan
V. mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis selyang sama. Bronkus kanan
lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiridari 6 8 cincin dan mempunyai 3
cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 12 cincin danmempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang
lebih kecil dinamakan bronkiolus, disiniterdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang
disebut alveolli.
f.
Paru-paru
Alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Disinilah tempat
terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkandari darah.
IV.
PATOFISIOLOGI
Masuknya kuman tuberkulosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit.
Infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberkulosis serta daya tahan tubuh
manusia. Sekitar 2 sampai 10 minggu (6-8 minggu) setelah menghirup basil tuberkulosis hidup
di dalam paru-paru, maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang terbatas disebut fokus primer.
Basil tuberkulosis akan menyebar, histosit mulai mengangkut organisme tersebut ke kelenjar
limfe regional melalui saluran getah bening menuju kelenjar getah bening regional sehingga
terbentuk kompleks primer dan mengadakan reaksi eksudasi.
Pada anak yang mengalami lesi, dalam paru dapat terjadi dimanapun terutama di perifer
dekat pleura, tetapi lebih banyak terjadi di Lapangan bawah paru dibanding dengan lapangan
atas. Juga terdapat pembesaran kelenjar regional serta penyebarannya lebih banyak terjadi
melalui hematogen. Pada reaksi radang dimana leukosit polimorfonukleat tampak pada alveoli
dan memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Kemudian basil menyebar ke limfe dan
sirkulasi. Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi sensitif terhadap organisme TBC dan
membebaskan limfokim yang merubah makrofag atau mengaktifkan makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini
dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa nekrosis yang tertinggal, atau proses
dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak dalam sel. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel
tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Nekrosis pada bagian sentral memberikan
gambaran yang relatif padat pada tubuh, yang disebut nekrosis kasiosa.
Terdapat tiga macam penyebaran secara patogen pada tuberkulosis anak :
a.
Penyebaran Hematogen tersembunyi yang kemudian mungkin menimbul gejala atau tanpa
b.
gejala klinis.
Penyebaran milier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala akut, kadang-kadang
c.
kronis,
Penyeberan hematogen berulang.
V.
MANIFESTASI KLINIS
VI.
Diagnosis tuberkulosis paru berdasarkan gambaran klinis, uji tuberkulin positif dan kelainan
radiologis paru. Basil tuberkulosis tidak selalu dapat ditemukan pada anak
1. Uji Tuberkulin
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis
tuberkulosis.uji tuberkulin lebih penting lagi artinya pada anak kecil bila diketahui adanya
komversi dari negatif (recent tuberculin converter).pada anak dibawah umur lima tahun dengan
uji tuberkulin positif,proses tuberkulosis biasanya masih aktifmeskipun tidak menunjukkan
kelainan klinis dan radiologis, demikian pula halnya jika terdapat konfersi uji tuberkulin. Uji
tuberkulin dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas terhadap tuberkulo protein karena
adanya infeksi
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu cara moro dengan salep, dengan
goresan disebut patch test cara von pirquet, cara mantoux dengan penyuntikan intrakutan dan
multiple puncture method dengan empat-enam jarum berdasarkan cara Heaf dan tine. Sampai
sekarang cara mantoux masih dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggungjawabkan
karena jumlah tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya. Reaksi lokal yang
terdapat pada mantoux terdiri atas: Eritema karena vasodilatasi primer, Edema karena reaksi
antara antigen yang disuntikkan dengan antibody dan indurasi yang dibentuk oleh sel
mononukleus
Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter
melintang dari indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasanya dipakai ialah Old Tuberculin
(OT) dan purified protein Derivative tuberculin (PPD).
2. Pemeriksaan Radiologis
. Secara rutin dilakukan fotorontgen paru dan atas indikasi juga dibuat fotorontgen alat
tubuh lain,misalnya foto tulang punggung pada spondilitis. Gambaran radiologis paru yang
biasanya dijumpai pada tuberkulosis paru ialah :
1. Kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran
2. pembesaran kelenjar paratrakeal
3. Penyebaran milier
4. Atelektasis
5. Pleuritis dengan efusi.
Pemeriksaan radiologis paru saja tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis
tuberkulosis,tetapi harus disertai data klinis lainnya
3. Pemeriksaan Bakteriologis
Penemuan basil tuberkulosis memastikan diagnosis tuberkulosis, tetapi tidak ditemukannya
basil tuberkulosis bukan berarti tidak menderita tuberkulosis. Bahan-bahan yang digunakan
untuk pemeriksaan bakteriologis ialah:
a.
Bilasan lambung
b. Sekret bronkus
c.
d. Cairan pleura
e.
Likuor serebrospinalis
f.
Cairan asites
g. Bahan-bahan lainnya
4. Uji Laboratorium
LED meninggi, sering tinggi sekali. Mungkin liositosis, monositosis, anemia, leukositosis
ringan, bila ditemui hasil demikian (bila tidak ada faktor lain) akan menyokong diagnosis.
Gambaran darah normal tidak menyingkirkan TBC. Gambaran darah tepi dan laju endap darah
hanya mempunyai korelasi dengan aktivitas penyakit. Pemeriksaan cairan spinal dilakukan atas
indikasi kecurigaan meningitis dan pada setiap TBC milier.
VII.
PENATALAKSANAAN
Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil yang tumbuh aktif, diberikan selama
12-18 bulan, dosis 10-20 mg/kgBB/hari melalui oral. Selanjutnya kombinasi antara INH dan
pyrazinamid (PZA) diberikan selama 6 bulan. Selama 2 bulan pertama obat diberikan setiap hari,
selanjutnya obat diberikan dua kali dalam 1 minggu.
Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat
selama 2 bulan (ditambah Ethambutol dan streptomisin), dilanjutkan dengan INH dan Rifampisin
selama 4-10 bulan sesuai perkembangan klinis. Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier, dan
efusi pleura diberikan kortikosteroid yaitu prednison 1-2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu,
diturunkan perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu bersamaan dengan pemberian obat anti
tuberkulosis. Obat tambahan antara lain streptomycin (diberikan intramuscular) dan ethambutol.
B.
Selain itu juga, kita jangan melupakan terapi pemberian nutrisi yang adekuat, untuk menjaga
daya tahan tubuh klien agar tidak terjadi penyebaran infeksi ke organ tubuh yang lainnya. Ada
juga terapi pembedahan. Terapi ini dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil. Dilakukan dengan
mengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang,
bronkoskopi untuk mengangkat polip granulornatosa tuberkulosis untuk jaringan paru yang
rusak. Pencegahan adalah dengan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil
tuberculosis, mempertahankan status kesehatan dengan intake nutrisi yang adekuat, meminum
susu yang sudah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga
dilakukan kemoterapi, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi oleh basil tuberculosis virulen.
III.TINJAUAN KAUS
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian
: 17 April 2012.
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Penganguran
Alamat : Jl. Cililitan Kecil no. 20 RT 03/ RW 007.
b.
Komposisi Keluarga
No
Nama
Hubungan
L/P
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
58
SMA
Keluarga
1.
Bp. M
2.
Ibu. S
Istri
53
SD
IRT/Berdagang
3.
Na. K
Anak
23
SMK
Karyawan
4.
An. H
Anak
11
SD
Pelajar
c.
Sakit
Genogram
Suami/KK
58 th
53 th
KETERANGAN:
:Laki-laki
:Perempuan
:Pasien
:Menikah
:Keturunan
:Tinggal serumah
:Meninggal
Keluarga
Keluarga Bp. M adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam keluarga hanya
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
e.
Suku Bangsa
Latar belakang budaya keluarga Bp. M adalah suku Betawi, bahasa yang di gunakan
sehari-hari bahasa Betawi.Hubungan keluarga dengan lingkungan ramah dan mau bersosialisasi,
budaya yang ada di lingkungan rata rata dari etnis Betawi.Keluarga mempunyai kebiasaan
makan sendiri-sendiri dan ibu.S yang menyiapkan makanan di rumah. Pantangan makan menurut
budaya yang dianut tidak ada. Dekorasi rumah peralatan rumah tangga disusun rapi.Kebiasaan
keluarga di pengaruhi oleh budaya betawi, memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah ada
seperti klinik dan puskesmas,dapat di jangkau dengan menggunakan kendaraan umum atau
sepeda motor.
f.
Agama
Keluarga menganut agama Islam. Ketaatan menjalankan ibadah kewajiban sholat lima
waktu yang dilakukan di rumah dan setiap hari Jumat Bp. M dan An.H sholat di masjid.
g.
h.
i.
j.
ditambah kamar lagi.Ibu S pun harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
keluarganya.
k.
l.
2.
a.
Lingkungan.
Perumahan
Kepemilikan rumah atas nama Ibu.S,dengan luas bangunan rumah 6 x 1,5 meter,rumah
terdiri dari dua lantai.Di lantai I pencahayaan dan ventilasi sangat kurang, kamar hanya dibatasi
dengan tirai,lantai dari keramik.Dilantai II ventilasi dan pencahayaan sudah baik,terdapat satu
jendela dan dua ventilasi, ada tempat tidur.Sumber penerangan dari cahaya matahari dan lampu.
b.
Lantai I
Denah Rumah.
6m
c.
Pengelolaan Sampah.
Sampah biasanya dikumpulkan kemudian dibakar atau dibuang ke pembuangan sampah
diantara RT 02 dan 03.
d.
Sumber air
Sumber air yang digunakan untuk minum dan masak adalah air mineral, dan air sumur
untuk keperluan selain minum dan masak.air tidak berasa,tidak berwarna dan tidak berbau.
e.
Jamban Keluarga
Keluarga Bp.M mempunyai WC sendiri didalam rumah,jarak dengan sumur kurang dari 10
meter.
f.
g.
h.
keluarga di
dikontrak.Pekerjaan sebagian besar keluarga dilingkungan rumah Bp.M adalah sebagai pedagang
dan pegawai.Tidak ada angkutan umum seperti mobil karena jalan hanya bisa dilalui dengan
berjalan kaki atau sepeda motor.Sarana umum yang sering digunakan bersama adalah mushola.
i.
k.
3.
a.
Struktur Keluarga.
Pola komunikasi keluarga.
d.
Fungsi Keluarga.
a.
Fungsi Afektif.
Semua anggota keluarga Bpk.M saling menyayangi satu sam lain.Apabila ada yang
menderita sakit mereka saling membantu.Dalam keluarganya Ibu S selalu mengajarkan rasa
saling menyayangi kepada anak-anaknya.
b.
Fungsi Sosialisasi.
Ibu S mengatakan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya baik-baik saja,tidak
pernah ada masalah yang terjadi.Bpk.M selalu mendidik anak-anaknya untuk bersosialisasi
dengan orang lain. Seperti An. H dibiasakan untuk bermain bersama teman-teman sebayanya.
c.
Fungsi Reproduksi.
Ibu S mengatakan sejak anak pertama lahir sampai anaknya yang keenam ia tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi,dengan alasan tidak nyaman .Semua anak-anaknya dilahirkan
secara normal,dan dibantu oleh bidan.
5.
a.
b.
c.
d.
meriksaan Fisik.
Daerah
pemeriksaan
fisik
Keadaan
umum
Kesadaran
TB BB
Tanda vital
Tekanan
darah
Nadi
Suhu
Respirasi
Kepalarambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Bpk.M
An.H
Lemah
Baik
Baik
Baik
Composmentis
170cm/64kg
TD:110/80
mmHg
N:65x/menit
S:36,7c
RR:22x/menit
Composmentis
160cm/57kg
TD:130/90
mmHg
N:80x/menit
S:36,5c
RR:20x/menit
Composmentis
160cm/53kg
TD:120/80
mmHg
N:82x/menit
S:36,8c
RR:18x/menit
Composmentis
135cm/36kg
TD:110/80
mmHg
N:88x/menit
S:37,2c
Tidak ada
nodul, bersih.
rambut tipis
dan beruban.
Tidak ada
nodul, bersih,
rambut lebat
dan beruban.
Anemis
Tidak
bersekret
TAK,dan tidak
ada serumen
Mukosa
lembab,TAK
Tidak anemis
Tidak
bersekret
TAK,dan tidak
ada serumen
Mukosa
lembab,TAK
Tidak ada
nodul, bersih,
rambut lebat
berwarna
hitam.
Tidak anemis
Tidak
bersekret
TAK,dan tidak
ada serumen
Mukosa
lembab,TAK
Tak ada
pembesaran
tiroid
Bunyi paru
mengi.
Tak ada
pembesaran
tiroid
Bunyi jantung
dan paru
normal
TAK
Tidak anemis
Tidak bersekret
TAK,dan tidak
ada serumen
Mukosa lembab
TAK
Gigi tidak
lengkap.
Tak ada
pembesaran tiroid
Abdomen
TAK
Tak ada
pembesaran
tiroid
Bunyi jantung
dan paru
normal
TAK
Genital
TAK
TAK
TAK
TAK
Ekstremitas
atas
Ekstremitas
bawah
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Dada
Bunyi jantung
dan paru normal
TAK
6.
7.
A. ANALISA DATA
NO
1.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Bpk.M mengatakan ia
Ketidakmampuan keluarga
kadang batuk-
mengenal masalah
pada Bpk.M.
batuk,mudah lelah,dan
kesehatan
DS:
Kriteria
Bobot
o
1.
Sifat Masalah
Skala :
Perhitungan
Aktual
3/3x1=1
Pembenaran
Batuk,mudah lelah,dan sesak serta
berkeringat pada malam hari,dengan
Potensial : 1
Resiko : 2
Aktual : 3
2.
Kemungkinan
masalah untuk di
Sebagian
1/2x2=1
ubah
Mudah : 2
Sebagian : 1
terdekat.
Tidak dapat : 0
Masalah masih dapat dicegah agar tidak
3.
Potensi masalah 1
untuk di cegah.
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1
Cukup
2/3x1=0,66
6
berlanjut,mengingat
penyakit
disembuhkan
teratur.
TB
menular
dengan
merupakan
yang
bisa
pengobatan
4.
Menonjolnya
2/2x1=1
masalah:
segera di tangani:
diatasi.
Masalah
yang
ada
tidak
tapi
perlu segera di
tangani : 1
Masalah tidak di
rasakan : 0
5
Total= 3 1/6
Jumlah
Pola napas tidak efektif pada Bpk. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
standart
1.
Pola napas tidak efektif pada Bpk.M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
Setelah dilakukan kunjungan diharapkan keluarga dapat mengenal masalah TB paru.
TUK 1
Selama 1 x 60 menit kunjungan,keluarga mampu mengenal masalah TB paru pada anggota
keluarga
Dengan cara:
1.1 Menyebutkan pengertian, penyebab, serta Tanda dan gejala TB paru
Respon verbal
1.1.2
Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB paru
1.1.3
Tanyakan/sebutkan kembali pada keluarga tentang penngertian, penyebab, tanda dan gejala Tb
paru
1.1.4
No
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Umum
Khusus
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Rencana inter
Standart
TUK 2:
Setelah 1 x 60 mnt
lanjut bila T
kunjungan keluarga
teratur
mengambil keputusan
1. Batuk darah
apabila TB p
keluarga yang
(menggunak
menderitas TB paru
2.1
Menyebutkan
kembali akib
diberikan
tidak diobati
Respon
verbal
5. Kematian
teratur
keluarga yan
No
Diagnosa
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Keperawatan
Umum
Khusus
Kriteria
2.2 Memutuskan untuk
merawat Bpk.M dengan
Standart
Respon
Keluarga memutuskan
verbal
masalah TB paru
2.3
No
dengan TB paru
Respon
Pengakuan
2.3.1 Dorong atau eksploras
Mengungka
verbal dan
keluarga
pkan
Afektif
keluarga
keluarga
dalam
mau
merawat
merawat
anggota
anggota
keluarga
keluarga
yang TB
dengan TB
paru
paru
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Umum
Kriteria
Khusus
Kriteria
TUK 3:
1. M
2. M
3.1 Menyebutkan pencegahan TB
paru di rumah
d
Respon Verbal
te
3. M
ap
tu
4. M
5. M
te
7. un
im
3.2 Melakukan cara membuang dahak Psikomotor
pada wadah tertutup
ca
K
d
at
k
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Umum
Kriteria Evalu
Khusus
Kriteria
TUK 4:
Setelah 1 x 60 mnt
Menyebut
memodifi
memodifikasi lingkungan
untuk men
1. Mempunya
ventilasi y
4.1 Menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan
membuka
Respon Verbal
Respon verbal
Pada kunj
terduga ke
melakuka
modifikas
TUK 5:
Manfaat k
Setelah 1 x 60 mnt
fasilitas k
1. Mendapat
Respon Verbal
kesehatan
paru
2. Mendapat
manfaat kunjungan ke
kesehatan
pelayanan kesehatan
Respon Verbal -
Keluarga
anggota k
TB paru
TB paru a
batuk > 2
bercampu
napas.
Adanya k
Diagnosa
Waktu
Implementasi
o
1.
Keperawatan
Pola napas tidak
Tanggal1.
efektif pada
17 April keluarga
Bpk. M
2012
berhubungan
Mengkaji
Para
pemahaman
mengenai
f
EVI
Evaluasi
Paraf
Subyektif:
mengatakan
tidak
bahwa
mengetahui
dengan
tentang pengertian TB
ketidakmampua
09.00
mengatakan
n keluarga
mengenal
bahwa
mengetahui
TUK 1
tidak
tentang
masalah
kesehatan.
turun
2.
batuk
BB
turun.
Klien dan keluarga
menyebutkan penyebab
Mendiskusikan
TB
bersama
dan
memperhatikan,
keluarga
perawat
menyebutkan 4 dari 6
tanda dan gejala TB
saat
yaitu:
memberikan
penyuluhan
mengenai
pengertian,penyebab,
tanda
kuman
tuberculose
Klien dan keluarga
menyimak
mengangguk
yaitu
mycobacterium
dan
berdahak,
demam,
berdahak,
batuk
BB
turun,
senang
karena
menjawab
dapat
pertanyaan
perawat
Obyektif :
Keluarga
tampak
kooperatif
menjawab
pertanyaan
yang
akibat
dari
kuman
ajukan.
Klien
menjelaskan
pengertian,
di
mampu
kembali
penyebab,
Memerikan
pujian
tas
paru
Klien dan keluarga
memperhatikan,
Respon :Keluarga
sangat
senang
karena
dapat
menjawab
pertanyaan
perawat.
menyimak
dan
mengangguk
saat
perawat
memberikan
penyuluhan
mengenai
pengertian,
penyebab,
2012
bila TB paru
belum
Pukul:
09.00
teratur.
TUK 2
diobati / komplikasinya
2. Menjelaskan pada keluarga
/komplikasi (menggunakan
secara
lembar balik)
darah,
teratur
jaringan
kematian.
Batuk
kerusakan
paru
dan
mendampingi Bpk.M
tidak diobati
pengobatan
Objektif:
mendengarkan
penjelasan
menyebutkan 3 dari 5
akibat dari tidak diobati
secara
jaringan
sangat
karena
dapat
pertanyaan
teratur
darah,
:Keluarga
di
Respon
yang
Batuk
kerusakan
paru
dan
kematian.
Keluarga
memperhatikan
perawat
saat
menjelaskan
Keluarga
tampak
menjawab
pertanyaan perawat.
Analisa :
Tujuan tercapai, masalah
teratasi.
Planning :
Lanjutkan TUK 3 tentang
keluarga dapat merawat
anggota
dengan
Tanggal1. Mengkaji pemahaman
17 April keluarga tentang cara
2012
keluarga
masalah
TB
paru
Subyektif:
Klien dan Keluarga
pencegahan TB paru
mengatakan
pencegahan TB adalah
Pukul:
09.00
TUK 3
cara
pakai masker
Klien dan keluarga
menyebutkan 5 dari 7
cara
pencegahan
yaitu
menutup
TB
dengan
cara
mulut
saat
tempat
tertutup,
makan-makanan
bergizi,
alat
yang
memisahkan
makan
penderita,
dengan
dan
buka
jendela / ventilasi
Obyektif
Klien dan keluarga
memperhatikan ,
mendengarkan dan
mengangguk saat
perawat menjelaskan
tentang cara
pencegahan TB paru
Klien dan keluarga
menyebutkan 5 dari 7
cara
pencegahan
yaitu
menutup
TB
dengan
cara
mulut
saat
a.
tepat
di
makan-makanan
bergizi,
oleh perawat.
alat
Mendemonstrasikan pada
penderita,
jendela / ventilasi
tempat
tertutup,
yang
memisahkan
makan
dengan
dan
buka
dapat menjawab
pertanyaan yang
cara pembuangan
dahak/ludah pada wadah
tertutup yang telah diisi
Lysol/pasir
b. Memberi kesempatan pada
keluarga untuk mencoba cara
membuang dahak/ludah pada
wadah tertutup.
Respon: klien dan keluarga
dapat melakukan
pembuangan dahak/ludah
pada tempat tertutup yang
telah diisi Lysol.
c.
Memberi reinforcement
senang dapat
melakukan cara
pembuangan dahak
Analisa :
Tujuan tercapai masalah
teratasi
Planning:
Lanjutkan Intervensi ke
TUK
IV
tentang
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan yang dapat
menunjang
proses
perawatan
anggota
keluarga
dengan
masalah TB paru
Tanggal1. Mengkaji pemahaman
18 April keluarga mengenai
2012
Subyektif:
Keluarga mengatakan
tidak
mengetahui
mencegah TB
mengenai
lingkungan
Pukul:
Respon: Keluarga
10.00
mengatakan tidak
mencegah TB paru
Keluarga menyebutkan
modifikasi lingkungan
mengetahui mengenai
TUK 4
lingkungan mencegah TB
paru
2. Menjelaskan Lingkungan
tidak lembab
menjawab pertanyaan
memperhatikan dan
yang diberikan
Keluarga mengatakan
bahwa mereka sudah
lingkungan mencegah TB
diberikan
membersihkan lantai 2
Respon: keluarga
kali sehari
Keluarga senang dapat
menyebutkan modifikasi
lingkungan yaitu punya
sedikit memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah TB
tidak lembab
Obyektif :
a.
Klien
dan
keluarga
Mengobservasi lingkungan
memperhatikan
menyimak
menjelaskan
dan
dengan
tentang
modifikasi lingkungan
Keluarga menyebutkan
modifikasi lingkungan
yaitu punya jendela dan
ventilasi yang cukup,
bebas debu, dan lantai
tidak lembab
dalam kunjungan tak
b. Mendiskusikan dengan
keluarga hal positif yang
sudah dilakukan keluarga
Respon: keluarga
mengatakan bahwa mereka
sudah membuka jendela dan
pintu di pagi hari, serta
membersihkan lantai 2 kali
sehari
c.
Memberikan Reinforcement
posistif atas jawaban
keluarga
Respon: keluarga senang
dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan
Tercapai,
Masalah Teratasi
Planning:
Lanjutkan ke TUK V
tentang keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Tanggal1. Menginformasikan
18 April mengenai pengobatan dan
2012
Subjektif:
Keluarga Bpk.M
menyebutkan
manfaat datang ke
Pukul:
fasilitas kesehatan
10.00
puskesmas
Mendapatkan
Respon: keluarga
pelayanan kesehatan
memperhatikan dan
pengobatan TB paru,
Mendapatkan
pendidikan kesehatan
menggunakan fasilitas
tentang TB paru
kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk
secara tetarur
diskusi
memeriksakan dan
mengontrolkan
anaknya ke RS
ke fasilitas kesehatan
maksimal 1 bulan
Mendapatkan pelayanan
kesehatan pengobatan TB
paru, Mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang
sekali
Keluarga senang dapat
menjawab
pertanyaan dari
TB paru
3. Menemani keluarga ke RS/
puskesmas jika diperlukan
perawat
Obyektif:
Keluarga
memperhatikan dan
mendengarkan saat
memeriksakan dan
perawat menjelaskan
mengontrolkan anaknya ke
tentang manfaat
menggunakan
4. Memberikan Reinforcement
positif atas hasil yang dicapai
keluarga
Respon: keluarga senang
dapat menjawab pertanyaan
dari perawat.
fasilitas kesehatan
Keluarga Bpk.M
menyebutkan
manfaat datang ke
fasilitas kesehatan
Mendapatkan
pelayanan kesehatan
pengobatan TB paru,
Mendapatkan
pendidikan kesehatan
tentang TB paru
Analisis:
Tujuan tercapai,
masalah teratasi
Planning:
TUK 5 di stop.
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluarga ini tergolong dalam nuclear family, karena di dalam satu rumah terdapat
ayah, ibu dan anak. Biasanya penghasilan keluarga saya kurang lebih 500.000-800.000
ribu/bulan Jika kami dalam masalah keuangan biasanya saya minta tolong dengan anak saya.
Saat ini, keluarga Bpk. M berada dalam masa perkembangan anak sekolah (usia anak 11
tahun). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Bpk. M mahasiswa
menggunakan metode proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi. Pengkajian dilakuakn dengan
format pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang telah disediakan oleh pendidikan
sebagai bahan acua, namun dalam pelaksanaan terdapat beberapa modifikasi untuk
mengembangkannya. Setelah dilakukan analisa dan scoring maka muncullah diagnosa
keperawatan yaitu
1. Pola napas tidak efektif pada Bpk.M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
Selama 2 minggu bersama keluarga Bpk. M intervensi yang dilakukan pada keluarga
seperti penyuluhan tentang TB paru dan nutrisi yang tidak adekuat (cukup) yang
menggunakan media lembar balik dan leaflet. Selain penyuluhan, penulis juga
mendemonstrasikan cara menjemur kasur /bantal dan menu Diet TKTP yang sesuai untuk
Bpk.M serta membersihkan rumah.
Setelah dilakukan implementasi, penulis mengobservasi kembali ke keluarga dan
ditemukan bahwa telah terjadi perubahan prilaku di keluarga Bpk. M, misalnya meningkatkan
asupan Protein dari telur dan Susu serta rajin menjemur kasur dan bantal.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberculosis sitemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu-paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer
Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara hingga sebagian besar
fokus primer tuberculosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara penularan dapat peroral
misalnya minum susu yang mengandung basil tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis.
Dapat juga terjadi dengan kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit.
Tuberculosis kongenital sangat jarang dijumpai. Selain Myco bacterium tuberculosis perlu
juga dikenal golongan Mycobacterium lain yang dapat menyebabkan kelainan yang
menyerupai tuberculosis. Golongan ini disebut Mycobacterium atipic atau disebut juga
unclassified Mycobacterium.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Dermawan,A. (2009). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: TIM
Doengoes, E. M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien . Jakarta: EGC.