Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Absorpsi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu DR. Ir. Ismiyati,MT selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
Satuan Operasi 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1.
LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
1.2.
RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 4
1.3.
TUJUAN........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
1.1.
Pengertian Absorpsi....................................................................................... 5
1.2.
1.3.1.
Kolom Absorpsi...................................................................................... 12
1.4.
Aplikasi Absorbsi.......................................................................................... 16
1.
2.
Kesimpulan..................................................................................................... 18
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.
1.3. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian absopsi.
Untuk mengetahui penggolongan berdasarkan proses absorpsi, perbedaan antara absorben dan absorber, serta
komponen yang digunakan pada proses absorpsi
Untuk mengetahui prinsip kerja dari absorpsi.
Untuk mengetahui pengaplikasian dari absorpsi.
BAB II
PEMBAHASAN
gas tersebut terdiri dari gas inert dan gas yang terlarut dalam cairan. Cairanyang digunakan juga umumnya tidak
mudah menguap dan larut dalam gas. Sebagai contohyang umum dipakai adalah absorpsi amonia dari campuran
udara-amonia oleh air. Setelahabsorpsi terjadi, campuran gas akan di-recovery dengan cara distilasi.
Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar peranannya dalam proses
industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak antara dua fasa. Operasi ini dapat terjadi secara fisika
maupun kimia.
Contoh dari absorpsi fisika antara lain : sistem amonia-udara-air dan aseton-udara-air. Sedangkan contoh dari
absorpsi kimia adalah NOx-udara-air, dimana NOx akan bereaksi dengan air membentuk HNO3. Peralatan yang
digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang digunakan dalam operasi distilasi.
Namun demikian terdapat beberapa perbedaan menonjol pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
Umpan pada absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada distilasi umpan masuk dari bagian
tengah kolom.
Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas kolom di bawah titik didih, sedangkan pada distilasi
Absorbsi Fisik
Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap,
namun tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H 2S dengan air, methanol, propilen
karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik. Mekanisme proses absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan
beberapa model, yaitu: teori dua lapisan (two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi oleh Dankcwerts
Gambar 2.1. Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik Amonia
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan sparger, kolom
gelembung (bubble column), atau dengan kolom yang berisi packing yang inert (packed column) atau piringan (tray
column).
Hal-hal yang mempengaruhi dalam prsoses adsorbsi :
1.2.2. Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,baik secara
fisik atau dengan reaksi kimia. Absorben (juga disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang sangat
beragam.
Misalnya bahan itu harus :
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebuthan akan cairan lebih
sedikit,volume alat lebih kecil)
partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa)
1. Pemilihan Solven
Pemilihan solven umumnya dilakukan sesuai dengan tujuan absorpsi, antara lain:
Jika tujuan utama adalah untuk menghasilkan larutan yang spesifik, maka solvenditentukan berdasarkan sifat
dari produk.
Jika tujuan utama adalah untuk menghilangkan kandungan tertentu dari gas, maka ada banyak pilihan yang
mungkin. Misalnya air, dimana merupakan solven yang paling murah dan sangat kuat untuk senyawa polar.
Terdapat beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan solven, yaitu:
a. Kelarutan Gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju absorpsi dan menurunka kuantitas solven yang
diperlukan. Umumnya solven yang memiliki sifat yang sama dengan bahan terlarutakan lebih mudah
dilarutkan. Jika gas larut dengan baik ddalam fraksi mol yang sama padabeberapa jenis solven, maka
dipilih solven yang memiliki berat molekul paling kecil agardidapatkan fraksi mol gas terlarut yang lebih
besar. Jika terjadi reaksi kimia dalam operasiabsorpsi maka umumnya kelarutan akan sangat besar.
Namun bila solven akan di-recoverymaka reaksi tersebut harus reversible. Sebagai contoh, etanol amina
dapat digunakan untukmengabsorpsi hidrogen sulfida dari campuran gas karena sulfida tersebut sangat
mudahdiserap pada suhu rendah dan dapat dengan mudah dilucut pada suhu tinggi. Sebaliknya,
sodakostik tidak digunakan dalam kasus ini karena walaupun sangat mudah menyerap sulfida tapitidak
dapat dilucuti dengan operasi stripping.
b. Volatilitas
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas yang meninggalkan
kolomabsorpsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada banyak solven yang terbuang. Jika diperlukandapat
digunakan cairan pelarut kedua yang volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap porsigas yang
teruapkan. Aplikasi ini umumnya digunakan pada kilang minyak dimana terdapatmenara absorpsi
hidrokarbon yang menggunakan pelarut hidrokarbon yang cukup volatil dan dibagian atas digunakan
minyak nonvolatil untuk me-recovery pelarut utama. Demikian jugahalnya dengan hidrogen sulfida yang
diabsorpsi dengan natrium fenolat lalu pelarutnya di-recovery dengan air
c. Korosivitas
Solven yang korosif dapat merusak kolom.
d. Harga
Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan meningkatkan biaya operasi kolom.
e. Ketersediaan
Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi stabilitas harga pelarut danbiaya
operasi secara keseluruhan.
f. Viskositas
Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju absorpsi yang tinggi,meningkatkan
karakter flooding dalam kolom, jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahanpanas yang baik.
g. Lain-lain
Sebaiknya pelarut tidak memiliki sifat racun, mudah terbakar, stabil secara kimiawi dan memiliki titik
beku yang rendah.
1.2.3. Absorber
Alat absorpsi disebut juga absorber adalah tempat campuran gas dan absorben dikontakkan satu sama lain
secara
intensif,
biasanya
dalam
arah
yang
berlawanan.
Besarnya absorber (juga kuantitas absorben yang diperlukan) tidak hanya ditentukan oleh jumlah tahap yang lebih
sedikit dari pada absorpsi fisik (alat menjadi lebih kecil) alat ini dapat dijadikan satu dengan absorber, atau dipasang
dalam sistem sirkulasi absorber. Kadang-kadang satu kali absorpsi tidak cukup untuk memisahkan campuran multi
komponen dalam hal ini dua atau lebih absorber harus dipasang secara seri. Selain itu absorber sring kali digunakan
untuk melakukan presipitasi bahan-bahan padat atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalam campuran
gas.
lubang yang menyerupaicelah.Pada saat gas menerobos celah,gas dibelokkan mengikuti lntasan
yang berbentuk.
2. Menara Absorpsi
a. Sieve Tray
Sieve Tray bentuknya mirip dengan peralatan distilasi. Pada Sieve Tray, uap menggelembung ke atas
melewati lubang-lubang sederhana berdiameter 3-12 mm melalui cairan yang mengalir. Luas penguapan atau
lubang-lubang ini biasanya sekitar 5-15% luas tray. Dengan mengatur energikinetik dari gas dan uap yang
mengalir, maka dapat diupayakan agar cairan tidak mengalirmelaui lubang-lubang tersebut. Kedalaman cairan
pada tray dapat dipertahankan denganlimpasan (overflow) pada tanggul (outlet weir).
b. Valve Tray
Valve Tray adalah modifikasi dari Sieve Tray dengan penambahan
katup-katup
untuk
mencegahkebocoran atau mengalirnya cairan ke bawah pada saat tekanan uap rendah. Dengan demikianalat ini
menjadi sedikit lebih mahal daripada Sieve Tray, yaitu sekitar 20%. Namun demikian alatini memiliki kelebihan
yaitu rentang operasi laju alir yang lebih lebar ketimbang Sieve Tray.
c. Spray Tower
Jenis ini tidak banyak digunakan karena efisiensinya yang rendah.
d. Bubble Cap Tray
Jenis ini telah digunakan sejak lebih dari seratus tahun lalu, namun penggunaannya mulai digantikan oleh
jenis Valve Tray sejak tahun 1950. Alasan utama berkurangnya penggunaan Bubble Cap Tray adalah alasan
ekonomis, dimana desain alat rumit, danbiayanya menjadi lebih mahal. Jenis ini digunakan jika diameter
kolomnya sangat besar.
e. Packed Bed
Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara absorpsi. Packed Column lebih banyak
digunakan mengingat luas kontaknya dengan gas. Packed Bed berfungsi mirip dengan media filter, dimana gas
dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih
optimal.Beragam jenis packing telah dikembangkan untuk memperluas daerah dan efisiensi kontak gas-cairan.
Ukuran packing yang umum digunakan adalah 3-75 mm. Bahan yang digunakan dipilih berdasarkan sifat inert
terhadap komponen gas maupun cairan solven dan pertimbangan ekonomis, antara lain tanah liat, porselin, grafit
dan plastik. Packing yang baik biasanya memenuhi 60-90% dari volume kolom.
bagian yaitu:
Gambar Kolom Absorpsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang
dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam
absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional
dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara.
Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber
pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar prinsip kerja kolom absorbsi
Keterangan:
(a) gas keluaran
d.gas output
a. Contoh pertama:
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom pengolahan dari bagian atasnya dan akan
dicampur /dikontakan dengan stripping vapor. Gas ini bisa uap atau gas mulia, denagn kondisi termodinamika yang
telah disesuaikan.dengan pelarut yang terpolusi.Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.
Contoh kedua:
Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan stripping column. The stripping vapor dibuat
dari cairan pelarut itu sendiri. Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan lagi untuk menjadi absorber.
Contoh ketiga
Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan
kedalam destilasi kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.
Absorbsi CO2dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + HO(l) +
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan
OH-membentuk CO32-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Absorpsi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen fluida dari campurannya dengan menggunakan
solven atau fluida lain. Absorpsi dapat dilakukan pada fluida yang relative berkonsentrasi rendah maupun yang
bersifat konsentrat. Absorbsi dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia. Absorbsi
fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai
dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H 2S dengan air, methanol, propilen karbonase. Absorbsi
kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan
reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,baik
secara fisik atau dengan reaksi kimia. Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat
larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa) sedangkan absorber
adalah tempat campuran gas dan absorben dikontakkan satu sama lain secara intensif, biasanya dalam arah yang
berlawanan. Absorber terdapat alat pencuci dan menara absorpsi.
Prinsip kerja pada absorpsi adalah udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO 2) dialirkan
ke dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan alir. Pada saat udara dan air bertemu dalam kolom isian,
akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka
hanya gas CO2 saja yang berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya
CO2. Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2.
Aplikasi pada Absorpsi biasanya terdapat pada pembuatan Formalin, dan pembuatan Asam Nitrat.
Daftar Pustaka
http://oteka-stembayo.blogspot.com/2008/12/absorpsi-1.html
http://fatysahinknowledge.wordpress.com/2011/11/15/absorber/
http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/absorber-dan-stripper/
http://mvf-processengineer.blogspot.com/2011/02/absorpsi.html
http://www.academia.edu/6506699/Absorpsi
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/03/laporan-operasi-teknik-kimia-absorbsi.html