You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Absorpsi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu DR. Ir. Ismiyati,MT selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
Satuan Operasi 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.

Jakarta, 21 Juni 2014

Penyusun

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1.

LATAR BELAKANG........................................................................................... 4

1.2.

RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 4

1.3.

TUJUAN........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
1.1.

Pengertian Absorpsi....................................................................................... 5

1.2.

Penggolongan Berdasarkan Proses,Absorben dan Absorber, dan Komponen dari Absopsi

1.2.1. Proses Absorpsi.......................................................................................... 6


1.2.2. Absorben.................................................................................................... 7
1.2.3. Absorber..................................................................................................... 9
1.3.

Prinsip Kerja Absorpsi................................................................................... 12

1.3.1.

Kolom Absorpsi...................................................................................... 12

1.4.

Aplikasi Absorbsi.......................................................................................... 16

1.

Proses Pembuatan Formalin.........................................................................16

2.

Proses Pembuatan Asam Nitrat....................................................................16

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 18


A.

Kesimpulan..................................................................................................... 18

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Absorbsi berdasarkan ilmu kimia adalah suatu fenomena fisika/kimia atau proses atom, molekul, dan ion
memasuki suatu fase besar gas, cair, atau padat. Fungsi dari absorbsi yaitu untuk meningkatkan nilai guna dari suatu
zat dengan cara merubah fasenya. Contohnya formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas
dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.
RUMUSAN MASALAH
Apa Pengertian absorpsi ?
Bagaimana penggolongan berdasarkan proses absorpsi, perbedaan antara absorben dan absorber,

1.2.

serta komponen yang digunakan pada proses absorpsi?


Bagaimana prinsip kerja dari absopsi?
Apa saja aplikasi dari proses absorpsi?

1.3. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian absopsi.
Untuk mengetahui penggolongan berdasarkan proses absorpsi, perbedaan antara absorben dan absorber, serta
komponen yang digunakan pada proses absorpsi
Untuk mengetahui prinsip kerja dari absorpsi.
Untuk mengetahui pengaplikasian dari absorpsi.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Absorpsi


Absorpsi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen fluida dari campurannya dengan menggunakan
solven atau fluida lain. Absorpsi dapat dilakukan pada fluida yang relative berkonsentrasi rendah maupun yang
bersifat konsentrat.
Prinsip operasi ini adalah memanfaatkan besarnya difusivitas molekul-molekul gas pada larutan tertentu.
Dengan demikian bahan yang memiliki koefisien partisi hukum Henry rendah sangat disukai dalamoperasi
ini.Tujuan dari operasi ini umumnya adalah untuk memisahkan gas tertentu dari campurannya.Biasanya campuran

gas tersebut terdiri dari gas inert dan gas yang terlarut dalam cairan. Cairanyang digunakan juga umumnya tidak
mudah menguap dan larut dalam gas. Sebagai contohyang umum dipakai adalah absorpsi amonia dari campuran
udara-amonia oleh air. Setelahabsorpsi terjadi, campuran gas akan di-recovery dengan cara distilasi.
Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar peranannya dalam proses
industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak antara dua fasa. Operasi ini dapat terjadi secara fisika
maupun kimia.
Contoh dari absorpsi fisika antara lain : sistem amonia-udara-air dan aseton-udara-air. Sedangkan contoh dari
absorpsi kimia adalah NOx-udara-air, dimana NOx akan bereaksi dengan air membentuk HNO3. Peralatan yang
digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang digunakan dalam operasi distilasi.
Namun demikian terdapat beberapa perbedaan menonjol pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut:

Umpan pada absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada distilasi umpan masuk dari bagian

tengah kolom.
Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas kolom di bawah titik didih, sedangkan pada distilasi

cairan solven masuk bersama-sama dari bagian tengah kolom.


Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan bersifat irreversible, sedangkan pada distilasidifusi yang terjadi adalah

equimolar counter diffusion.


Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar dibandingkan pada distilasi.

1.2. Penggolongan Berdasarkan Proses, Perbedaan Absorben dan Absorber,


dan Komponen dari Absopsi
1.2.1. Proses Absorpsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan
dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya.
Absorbs dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia.
Pada absorbsi terdapat dua macam proses yaitu :
a.

Absorbsi Fisik
Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap,
namun tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H 2S dengan air, methanol, propilen
karbonase. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik. Mekanisme proses absorbsi fisik dapat dijelaskan dengan
beberapa model, yaitu: teori dua lapisan (two films theory) oleh Whiteman (1923), teori penetrasi oleh Dankcwerts

dan teori permukaan terbaharui.


b. Absorbsi Kimia
Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap yang
disertai dengan reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO 2 dengan larutan MEA, NaOH, K 2CO3 dan
sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO 2 pada pabrik Amonia seperti
yang terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik Amonia
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan sparger, kolom
gelembung (bubble column), atau dengan kolom yang berisi packing yang inert (packed column) atau piringan (tray
column).
Hal-hal yang mempengaruhi dalam prsoses adsorbsi :

Zat yang diadsorbsi


Luas permukaan yang diadsorbsi
Temperatur
Tekanan

1.2.2. Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,baik secara
fisik atau dengan reaksi kimia. Absorben (juga disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang sangat
beragam.
Misalnya bahan itu harus :

Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebuthan akan cairan lebih
sedikit,volume alat lebih kecil)

Sedapat mungkin sangat reaktif

Memiliki tekanan uap yang tinggi

Mempunyai viskositas yang rendah

Stabil secara termis dan murah


Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan

partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa)
1. Pemilihan Solven
Pemilihan solven umumnya dilakukan sesuai dengan tujuan absorpsi, antara lain:

Jika tujuan utama adalah untuk menghasilkan larutan yang spesifik, maka solvenditentukan berdasarkan sifat

dari produk.
Jika tujuan utama adalah untuk menghilangkan kandungan tertentu dari gas, maka ada banyak pilihan yang
mungkin. Misalnya air, dimana merupakan solven yang paling murah dan sangat kuat untuk senyawa polar.

Terdapat beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan solven, yaitu:

a. Kelarutan Gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju absorpsi dan menurunka kuantitas solven yang
diperlukan. Umumnya solven yang memiliki sifat yang sama dengan bahan terlarutakan lebih mudah
dilarutkan. Jika gas larut dengan baik ddalam fraksi mol yang sama padabeberapa jenis solven, maka
dipilih solven yang memiliki berat molekul paling kecil agardidapatkan fraksi mol gas terlarut yang lebih
besar. Jika terjadi reaksi kimia dalam operasiabsorpsi maka umumnya kelarutan akan sangat besar.
Namun bila solven akan di-recoverymaka reaksi tersebut harus reversible. Sebagai contoh, etanol amina
dapat digunakan untukmengabsorpsi hidrogen sulfida dari campuran gas karena sulfida tersebut sangat
mudahdiserap pada suhu rendah dan dapat dengan mudah dilucut pada suhu tinggi. Sebaliknya,
sodakostik tidak digunakan dalam kasus ini karena walaupun sangat mudah menyerap sulfida tapitidak
dapat dilucuti dengan operasi stripping.
b. Volatilitas
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas yang meninggalkan
kolomabsorpsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada banyak solven yang terbuang. Jika diperlukandapat
digunakan cairan pelarut kedua yang volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap porsigas yang
teruapkan. Aplikasi ini umumnya digunakan pada kilang minyak dimana terdapatmenara absorpsi
hidrokarbon yang menggunakan pelarut hidrokarbon yang cukup volatil dan dibagian atas digunakan
minyak nonvolatil untuk me-recovery pelarut utama. Demikian jugahalnya dengan hidrogen sulfida yang
diabsorpsi dengan natrium fenolat lalu pelarutnya di-recovery dengan air
c. Korosivitas
Solven yang korosif dapat merusak kolom.
d. Harga
Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery akan meningkatkan biaya operasi kolom.
e. Ketersediaan
Ketersediaan pelarut di dalam negeri akan sangat mempengaruhi stabilitas harga pelarut danbiaya
operasi secara keseluruhan.
f. Viskositas
Viskositas pelarut yang rendah amat disukai karena akan terjadi laju absorpsi yang tinggi,meningkatkan
karakter flooding dalam kolom, jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahanpanas yang baik.
g. Lain-lain
Sebaiknya pelarut tidak memiliki sifat racun, mudah terbakar, stabil secara kimiawi dan memiliki titik
beku yang rendah.
1.2.3. Absorber
Alat absorpsi disebut juga absorber adalah tempat campuran gas dan absorben dikontakkan satu sama lain
secara

intensif,

biasanya

dalam

arah

yang

berlawanan.

Besarnya absorber (juga kuantitas absorben yang diperlukan) tidak hanya ditentukan oleh jumlah tahap yang lebih
sedikit dari pada absorpsi fisik (alat menjadi lebih kecil) alat ini dapat dijadikan satu dengan absorber, atau dipasang
dalam sistem sirkulasi absorber. Kadang-kadang satu kali absorpsi tidak cukup untuk memisahkan campuran multi

komponen dalam hal ini dua atau lebih absorber harus dipasang secara seri. Selain itu absorber sring kali digunakan
untuk melakukan presipitasi bahan-bahan padat atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalam campuran
gas.

1. Alat Pencuci Absorpsi


Alat-alat absorpsi yang terpenting adalah alat pencuci, seperti :
1. Menara Pencuci Dan Menara Linang
Menara pencuci ini terdiri dari sebuah bejana kosong yang berbentuk silinder. Air disemprotkan ke
dalamnya dengan alat penyembur. Dalam bentuknya yang disempurnakan, menara diisi dengan bendabenda jejal atau packing. Benda-benda ini diperciki air dari atas. Sedangkan gas yang membawa debu
mengalir dari bawah.
2. Pencuci Pusaran
Pada pencuci pusaran gas yang mengandung debu mula-mula menumbuk permukaan air sehingga
terjadi pemisahan awal. Kemudian oleh pelat-pelat penyalur, gas dibelokkan masuk kedalam air pencuci.
Di dalam air pencuci terdapat perkakas pemusar air. Pencuci pusaran terutama sesuai untuk memisahkan
debu-debu berukuran menengah dan kasar seperti debu, yang terdapat pada instalasi penggilingan,
pencampuran dan pengeringan.
3. Pencuci Pancaran
Pencuci pancar pada prinsipnya adalah pompa pancar yang besar. Cairan pencuci disemburkan
dalam gas melalui suatu alat yang disemprotkan dengan tekanan. Udara kotor dihisap dari samping dan
bercampur secara intensif dengan cairan pencuci di dalam pipa pancar. Pencuci pancar sesuai untuk
memisahkan debu-debu yang berukuran cukup halus.
4. Pencuci Rotasi
Cairan pencuci didistribusikan ke dalam suatu ruangan oleh sebuah cakran atau sikat yang berputar
(pencuci sikat). Dengan cara ini terbentuk lapisan tetesan air, dan gas mengandung debu harus melewati
lapisan tersebut, sehingga terjadi pemisahan debu yang intensif. Pencuci rotasi sesuai untuk memisahkan
debu-debu yang cukup halus dan yang kasar.
5. Pencuci Venturi
Udara yang mengandung debu yang masuk ke dalam pencuci dipertinggi kecepatannya oleh
penyempitan pipa venturi. Cairan pencuci dipisahkan kembali dari aliran gas oleh belokan yang tajam dan
oleh tumbukan.
6. Alat Pemisah Loncatan Tekanan
Pada alat pemisah loncatan tekanan,tekanan gas yang akan dibersihkan dilwatkan pada
sejumlah besar cincin yangberbentuk khusus.Diantara cincin yang satu dengan yang lain terdapat

lubang yang menyerupaicelah.Pada saat gas menerobos celah,gas dibelokkan mengikuti lntasan
yang berbentuk.
2. Menara Absorpsi
a. Sieve Tray
Sieve Tray bentuknya mirip dengan peralatan distilasi. Pada Sieve Tray, uap menggelembung ke atas
melewati lubang-lubang sederhana berdiameter 3-12 mm melalui cairan yang mengalir. Luas penguapan atau
lubang-lubang ini biasanya sekitar 5-15% luas tray. Dengan mengatur energikinetik dari gas dan uap yang
mengalir, maka dapat diupayakan agar cairan tidak mengalirmelaui lubang-lubang tersebut. Kedalaman cairan
pada tray dapat dipertahankan denganlimpasan (overflow) pada tanggul (outlet weir).
b. Valve Tray
Valve Tray adalah modifikasi dari Sieve Tray dengan penambahan

katup-katup

untuk

mencegahkebocoran atau mengalirnya cairan ke bawah pada saat tekanan uap rendah. Dengan demikianalat ini
menjadi sedikit lebih mahal daripada Sieve Tray, yaitu sekitar 20%. Namun demikian alatini memiliki kelebihan
yaitu rentang operasi laju alir yang lebih lebar ketimbang Sieve Tray.
c. Spray Tower
Jenis ini tidak banyak digunakan karena efisiensinya yang rendah.
d. Bubble Cap Tray
Jenis ini telah digunakan sejak lebih dari seratus tahun lalu, namun penggunaannya mulai digantikan oleh
jenis Valve Tray sejak tahun 1950. Alasan utama berkurangnya penggunaan Bubble Cap Tray adalah alasan
ekonomis, dimana desain alat rumit, danbiayanya menjadi lebih mahal. Jenis ini digunakan jika diameter
kolomnya sangat besar.
e. Packed Bed
Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara absorpsi. Packed Column lebih banyak
digunakan mengingat luas kontaknya dengan gas. Packed Bed berfungsi mirip dengan media filter, dimana gas
dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih
optimal.Beragam jenis packing telah dikembangkan untuk memperluas daerah dan efisiensi kontak gas-cairan.
Ukuran packing yang umum digunakan adalah 3-75 mm. Bahan yang digunakan dipilih berdasarkan sifat inert
terhadap komponen gas maupun cairan solven dan pertimbangan ekonomis, antara lain tanah liat, porselin, grafit
dan plastik. Packing yang baik biasanya memenuhi 60-90% dari volume kolom.

1.3. Prinsip Kerja Absorpsi


Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO 2) dialirkan ke dalam kolom pada bagian
bawah. Dari atas dialirkan alir. Pada saat udara dan air bertemu dalam kolom isian, akan terjadi perpindahan
massa. Dengan menganggap udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka hanya gas CO 2 saja yang
berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya CO 2. Semakin ke atas ,aliran
udara semakin miskin CO2.
1.3.1. Kolom Absorpsi
Suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat
yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga

bagian yaitu:
Gambar Kolom Absorpsi

Struktur dalam absorber


Bagian atas:
Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
Bagian tengah:
Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi
Bagian bawah:
Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reactor.

Prinsip Kerja Kolom Absorpsi :

Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang
dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam
absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional
dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara.
Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber
pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar prinsip kerja kolom absorbsi

Keterangan:
(a) gas keluaran

d.gas output

(b) gas input


(c) pelarut

a. Contoh pertama:
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom pengolahan dari bagian atasnya dan akan
dicampur /dikontakan dengan stripping vapor. Gas ini bisa uap atau gas mulia, denagn kondisi termodinamika yang
telah disesuaikan.dengan pelarut yang terpolusi.Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.

Contoh kedua:
Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan stripping column. The stripping vapor dibuat
dari cairan pelarut itu sendiri. Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan lagi untuk menjadi absorber.

Contoh ketiga
Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan
kedalam destilasi kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.

1.4. Aplikasi Absorbsi


Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah
fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output
dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu
55 0C,dimasukkan ke dalam absorber.Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan
kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi
dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air proses.
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam nitrat Tahap akhir dari proses
pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO
menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk
dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua
fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minuman berkarbonasi, fire
extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi.
Gas CO2langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi
CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka perbandingan konsentrasi CH 4 dengan CO2 menjadi lebih besar
untuk konsentrasi CH4.

Absorbsi CO2dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + HO(l) +
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(s) + H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan
OH-membentuk CO32-

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Absorpsi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen fluida dari campurannya dengan menggunakan
solven atau fluida lain. Absorpsi dapat dilakukan pada fluida yang relative berkonsentrasi rendah maupun yang
bersifat konsentrat. Absorbsi dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia. Absorbsi
fisik merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai
dengan reaksi kimia. Contoh proses ini adalah absorbsi gas H 2S dengan air, methanol, propilen karbonase. Absorbsi
kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan
reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya,baik
secara fisik atau dengan reaksi kimia. Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat

larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa) sedangkan absorber
adalah tempat campuran gas dan absorben dikontakkan satu sama lain secara intensif, biasanya dalam arah yang
berlawanan. Absorber terdapat alat pencuci dan menara absorpsi.
Prinsip kerja pada absorpsi adalah udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO 2) dialirkan
ke dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan alir. Pada saat udara dan air bertemu dalam kolom isian,
akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap udara tidak larut dalam air (sangat sedikit larut),maka
hanya gas CO2 saja yang berpindah ke dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya
CO2. Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2.
Aplikasi pada Absorpsi biasanya terdapat pada pembuatan Formalin, dan pembuatan Asam Nitrat.

Daftar Pustaka

http://oteka-stembayo.blogspot.com/2008/12/absorpsi-1.html
http://fatysahinknowledge.wordpress.com/2011/11/15/absorber/
http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/absorber-dan-stripper/
http://mvf-processengineer.blogspot.com/2011/02/absorpsi.html
http://www.academia.edu/6506699/Absorpsi
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/03/laporan-operasi-teknik-kimia-absorbsi.html

You might also like