Professional Documents
Culture Documents
1. Parafin : adalah golongan alkana (ikatan jenuh antar atom carbon) dengan
struktur lurus (n parafin) atau bercabang (iso parafin)
Contoh : Propane, Butane, isobutane.
2. Olefin : adalah golongan alkena (ada ikatan rangkap antar atom carbon)
Contoh : etilen, propylene
3. Napthena : adalah golongan sikloalkana dengan struktur cincin dan ikatan
jenuh antar atom carbon.
Contoh : Sikloheksana (napthalena), siklopentane
4. Aromat : struktur cincin dengan ikatan tidak jenuh antara atom carbon
Contoh : Benzena, toluena
Kandungan sulfur dalam minyak :
Minyak ringan (parafinic)
0,04 %
Minyak berat (aromat / asphaltenic) 5 %
Natural Gas
Komponen : 80 %
15 %
CH4
CH2 dan CH5
O API
5%
Senyawa Impurity :
H2S bersifat asam (korosif) dan beracun
Dalam bahan bakar LNG kandungan yg dibolehkan 4 ppm
Wt
sulfur
%CO
2 bersifat asam ( korosif) dan menurunkan nilai kalor LNG
Keberadaan CO2 dan H2S merupakan promotor terbentuknya
hydrat
Proses penghilangan sulfur (desulfurisasi) dan proses penghilangan
CO2 (CO2 removal) merupakan proses penting dalam pengolahan gas
alam
Sumber Gas Alam :
1. Dari sumur minyak : disebut Associated Gas (bersifat wet gas)
2. Dari sumur Gas : bersifat dry gas, produk cairnya disebut
kondensat
Proses pada kilang minyak dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
Pemisahan berbagai komponen minyak secara fsik/mekanik
tanpa terjadi proses kimia atau perubahan komposisi.
Contoh : unit destilasi, fltrasi, extraksi, absorbsi dsb
Pada proses ini terjadi reaksi kimia yg dapat menyebabkan
perubahan komposisi.
Contoh : Cracking , hidrogenasi, reforming dsb
Merupakan proses pemurnian/peningkatan kualitas produk
sebelum dijual kepasaran.
Contoh : desulfurisasi, dewaxing, hidrogenasi, penambahan
aditif, dsb.
Separ
asi
Konve
rsi
Finishi
ng
Proses
Sifat
Metode
Tujuan
Umpan
Produk
PROSES FRAKSIONASI
Distilasi
Atmosferik
Separasi
Termal
Pemisahan
fraksi
Desalted
crude oil
Distilasi
vakum
Separasi
Termal
Pemisahan
fraksi
Distilasi
atmosferik
Vakum oil,
lubricants, residu
Catalytic
cracking
Alterasi
Catalytic
Upgrade
gasoline
Oil, coke,
distilat
Gasoline, umpan
petrokimia
Coking
Polimerisasi
Termal
Konversi
residu kolom
vakum
Oil, coke,
distilat
Gasoline, umpan
petrokimia
Hydrocracking
Hidrogenasi
Catalytic
Konversi HC
ringan
Oil, cracked
oil, residu
Fraksi ringan
dengan kualitas
tinggi, umpan
petrokimia
Hydrogen
steam
reforming
Dekomposisi
Termal/
catalytic
Produksi
hydrogen
Gas
desulfurisasi
, O2, steam
Steam
Cracking
Dekomposisi
Termal
Cracking
Distilasi
atmosferik
Visbreaking
Dekomposisi
Termal
Mengurangi
viskositas
Distilasi
atmosferik
Distilat, tar
Proses
Sifat
Metode
Tujuan
Umpan
Produk
Kombinasi
Catalytic
Tower
isobutane/
olefin
Polimerisasi
Polimerisasi
Catalytic
menggabungkan 2 atau
lebih olefin
Cracker
olefin
Naphta dengan
oktane tinggi,
petrokimia
Alterasi/
dehidrasi
Catalytic
Upgrade low
oktane naphta
Coker
Aromatik dengan
oktane tinggi
Isomerisasi
Rearrangement
Catalytic
Konversi
rantai lurus
menjadi
bercabang
Butane,
pentane,
hexane
Isobutane/ Pentane
hexane
Proses
Sifat
PROSES TREATMENT
Metode
Tujuan
Umpan
Produk
Amine treating
Treatment
Absorbsi
Menghilangka
n kontaminasi
molekul asam
Sour gas,
HCs, dan
H2S
Desalting
Dehidrasi
Absorbsi
Menghilangka
n kontaminan
Minyak
mentah
Drying and
Sweetening
Treatment
Absorbsi/
termal
Ekstraksi
pelarut
Absorbsi
Liquids
HCs, LPG,
alkyl
Oil dan
lube
HC murni
Furfural
extraction
Hidrosulfurisas
i
Treatment
Catalytic
Menghilangka
n H2O dan
Sulfur
Upgrade mid
distillate dan
lube
Menghilangka
n sulfur dan
kontaminan
Residu
dengan S
yang tinggi
Olefin
desulfurisasi
Hydrotreating
Hidrogenasi
Catalytic
Residu, HC
cracked
Distilat, lube,
umpan cracker
Solvent
dewaxing
Treatment
Pendinginan
/ filter
Distilasi
vakum
Solvent
Solvent
Absorbsi
Distilat/
gasoline
Gasoline kualitas
tinggi
Seovent
deasphalting
Treatment
Absorbsi
Menghilangka
n senyawa
pengotor
Menghilangka
n wax dari
lube oil
Menghilangka
n H2S,
konversi
merkaptan
Menghilangka
n aspal
Distilasi
vakum
Diesel kualitas
tinggi
Fungsi: membersihkan
air yang terproduksi
(Produced Water) hasil
dari Oil Treating Plant
serta air tambahan dari
unsur-unsur minyak,
solid, hardness, dan
bahan padat lainnya
untuk digunakan
sebagai air baku
pembangkit steam
Water Treatment
Process (WTP)
Sand Removal
Facility (SRF)
unit tempat
terjadinya proses
yang
mengkondensasi
gas-gas yang berasal
dari produk proses
menjadi produk
liquid yang
mempunyai nilai
ekonomis lebih
tinggi.
Condensate
Treating Facilities
SEPARASI
Distilasi Atmosferik
Umpan
Dari
Proses
Crude
Desalting
Separasi
2. Distilasi Vakum
Umpan
Dari
Proses
Residu
Distilasi
Atmosferik
Separasi
Fraksi yang diperoleh via distilasi selanjutnya diproses untuk mencapai target produksi aneka
produk akhir, berdasarkan :
Fraksi yang terlalu berat (molekul hidrokarbonnya besar-besar) dapat dikonversi menjadi
fraksi-fraksi lebih ringan yang dikehendaki.
Perengkahan(Cracking).
Fraksi yang terlalu ringan dapat dikonversi menjadi fraksi-fraksi lebih berat yang diinginkan.
Polimerisasi, Alkilasi.
Fraksi yang rentang didihnya sudah sesuai tetapi bentuk molekul-molekulnya burukdapat
dirombak sehingga bentuk molekul-molekulnya lebih baik.
Reformasi.
KONVERSI
Alkilasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CRR R-CH2-CHRR
Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
Cracking
Thermal cracking
Thermal cracking adalah proses perengkagan dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
Catalytic cracking
Catalytic cracking adalah proses perengkahan dengan penggunaan katalis. Katalis
yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga
menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk
menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik
(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda.
Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan
menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang
rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai
persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di
barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL
berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar
diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran
udara.
Desalting
Untuk memproduksi avtur (Aviation fuel atau Jet fuel), Mula-mula dilakukan proses
Desalting dengan umpan minyak bumi. Proses desalting merupakan proses penghilangan
garam yang dilakukan dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya
adalah untuk melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air. Proses desalting dilakukan
untuk mencegah korosi pipa-pipa minyak dan mencegah tersumbatnya lubang-lubang di
menara fraksinasi. Setelah minyak mentah mengalami proses desalting selanjutnya dialirkan
ke tangki pemanas untuk menguapkan minyak mentah dan kemudian dialirkan dalam kolom
distilasi. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk
menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon.
Deasphalting
Residu dari proses distilasi vakum selanjutnya diolah lebih lanjut dengan proses
deasphalting. Deasphalting adalah proses ekstraksi atau pemisahan asphaltenes dan resin dari
heavy vacuum gas oil, residu atmosferik atau vacuum residu untuk memproduksi produk
yang bernilai. Proses ini merupakan proses pemisahan berdasarkan jenis molekul.
Visbreaking
Visbreaking merupakan suatu bentuk termal cracking yang lebih ringan karena waktu
tinggal proses yang sebentar. Kondisi visbreaking beroperasi pada rentang suhu 455-510C
pada waktu tinggal yang sebentar. Proses ini bertujuan:
2.1.6 Coking
Coking adalah proses pemanasan residu minyak hingga mencapai suhu perengkahan
termal dalam multi-furnace yang parallel. Perengkahan ini memutus rantai karbon berat dan
molekul hidrogen menjadi coker gas oil dan pet coke.
2.1.7 Hydrotreating
Hydrotreating adalah proses hidrogenasi yang dilakukan untuk menghilangkan
kontaminan seperti nitrogen, sulfur, oksigen, dan logam dari fraksi minyak bumi cair.
Kontaminan tersebut jika tidak dihilangkan dari fraksi minyak bumi dapat merusak peralatan,
katalis, dan kualitas produk akhhir.
2.1.8 Hydrocracking
Hydrocracking merupakan proses mengubah umpan berupa minyak berat menjadi
produk-produk minyak yang lebih ringan dengan kehadiran hydrogen dengan bantuan katalis
dan menggunakan tekanan tinggi dan temperatur medium. Tujuan dari proses ini adalah
untuk mengkonversi residual material (middle boiling point) menjadi hidrokarbon kualitas
yang lebih tinggi seperti gasoline bernilai oktan tinggi, jet fuel, dan high grade fuel oil.
Proses Hydrocracking ini bertujuan untuk mengubah umpan menjadi avtur dengan
menggunakan katalis. Katalis yang sering digunakan dalam proses komersialnya adalah
zeolite yang di dealuminasi atau bersilika. Proses ini berbeda dengan hydrotreating karena
bertujuan untuk mengkonversi umpan menjadi produk bertitik didih rendah dan bukan untuk
menghilangkan impuritas. Mekanisme hydrocracking mirip dengan proses catalytic cracking,
namun dengan keberadaan proses hidrogenasi.
2.1.9 Blending
Pencampuran (Blending) pada dasarnya merupakan proses pencampuran berbagai
aliran produk dari berbagai unit proses pada kilang minyak hingga menghasilkan produk
akhir dengan spesifikasi yang diinginkan. Hampir semua produk akhir kilang minyak seperti
bensin, diesel, bahan bakar pesawat, dan lain-lain merupakan hasil dari product blending.
Pada proses blending, dilakukan penambahan zat aditif untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Aditif bahan bakar penerbangan adalah senyawa yang ditambahkan ke avtur dalam
jumlah sangat kecil, biasanya dalam ppm, untuk menanamkan karakter khusus atau
peningkatan karakter. Penggunaannya dikontrol secara ketat dan hanya untuk yang tercantum
dengan spesifikasi relevan yang dapat digunakan. Aditif yang umum digunakan adalah
sebagai berikut.
a
Static dissipator additives (SDA), mengurangi efek berbahaya dari listrik statis
yang dihasilkan oleh pergerakan bahan bakar melalui sistem transfer
bahan bakar aliran-tingkat tinggi modern serta mengurangi efek bahaya
dari sambaran petir.
Fuel System Icing Inhibitor, mengurangi titik beku air yang diendapkan dari
bahan bakar jet karena pendinginan pada ketinggian dan mencegah
pembentukan kristal es yang membatasi aliran bahan bakar ke mesin. Jenis
aditif ini tidak mempengaruhi titik beku bahan bakar itu sendiri serta dapat
memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan mikrobiologi dalam
bahan bakar.
Inhibitor korosi, untuk mencegah korosi pada tanki penyimpanan dan pipa
pendistribusi bahan bakar serta meningkatkan sifat pelumasan bahan
bakar.
Teknologi Avtur
Jet fuel feed Caustic Prewash Merox Fix Bed Reactor Caustic Settler
Water Wash Salt Bed Clay Bed Sweetened Jet Fuel/Avtur Storage
2 Sintesis Fisher-Tropsh
Salah satu teknologi yang paling banyak dikenal untuk produksi bahan
bakar pesawat sintesis adalah sintetis Fischer-Tropsch (FT). Hal ini dikenal sejak
tahun 1920-an dan digunakan secara luas sebelum Perang Dunia II. Dasar dari
teknologi ini adalah proses katalitik dari hidrasi karbon monoksida dengan
pembentukan lebih lanjut dari berbagai macam hidrokarbon cair.
Proses ini memiliki empat langkah penting. Langkah pertama adalah
pembentukan gas sintetis yang merupakan campuran gas hidrogen dan karbon
monoksida. Ketika bahan baku yang digunakan adalah gas alam, langkah ini
dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode yaitu oksidasi parsial atau
stem reforming. Ketika bahan baku yang digunakan adalah batubara atau
biomassa,
langkah
ini
dilakukan
dengan
gasifkasi
dimana
bahan
baku
direaksikan dengan uap pada suhu tinggi dan tekanan sedang. Gas sintetis yang
mengandung sejumlah besar CO2, serta sejumlah kecil senyawa gas yang
berasal dari kotoran, seperti belerang, yang hadir dalam bahan baku dihilangkan
dari gasifier batubara karena CO2 dan kotoran memiliki efek yang merugikan
pada sintesis Fisher-Tropsh.
Langkah
kedua
dalam
proses
Fisher-Tropsh
adalah
menghilangkan
senyawa yang tidak diinginkan dari aliran gas sintetis. Ketika bahan baku yang
digunakan adalah batubara atau biomassa, hasil dari langkah kedua ini adalah
pelepasan CO2 terkonsentrasi dari aliran ke atmosfer. Ketika gas alam adalah
bahan baku, tergantung pada proses yang diterapkan, persiapan sintesis-gas
dapat mengkonsumsi atau menyebabkan emisi CO 2 yang diabaikan.
Langkah
ketiga
adalah
sintesis
Fisher-Tropsh.
Selama
proses
ini
berlangsung, gas sintesis dialirkan melalui katalis berbasis zat besi atau kobalt di
bawah kondisi proses tertentu untuk membentuk campuran luas hidrokarbon
mulai dari gas (seperti etana) ke lilin (hidrokarbon lagi). Dengan mengubah
kondisi reaksi (katalis, suhu, tekanan dan waktu), distribusi panjang karbon
hidrokarbon yang dihasilkan bisa digeser untuk memaksimalkan. Setelah
meninggalkan bagian fasilitas Fisher-Tropsh, produk hidrokarbon ditingkatkan
menjadi bahan bakar penerbangan cair menggunakan metode yang umum
digunakan di kilang minyak. Output dari proses dapat difokuskan menjadi distilat
menengah dan nafta dimana keduanya memiliki kandungan sulfur hampir
mendekati nol. Distilat menengah dapat dipisahkan menjadi campuran diesel
otomotif dan bahan bakar jet (avtur).
Dewasa ini, bahan baku yang paling banyak digunakan untuk produksi gas
sintesis adalah pit dan brown coal. Teknologi produksi kerosin untuk industri
penerbangan dari batu bara dikenal sebagai teknologi CtL (coal to liquid).
Teknologi yang mirip dengan CtL, tetapi bukan batubara yang digunakan
melainkan gas alam disebut teknologi GtL (gas to liquid). Teknologi ini
didefnisikan cukup efektif dan efsien. Namun, jumlah emisi CO 2 ke udara selama
aplikasi teknologi CtL berlangsung lebih tinggi daripada produksi minyak tanah
konvensional dari minyak mentah.
Maka dari itu, mengingat tren modern untuk pembuatan bahan bakar
alternatif,
para
ilmuwan
secara
aktif
menyelidiki
dan
mengembangkan
Proses Mt Synfuels
Produk utama dengan volume terbesar dari teknologi GtL adalah metana.
Metana dapat digunakan untuk sintesis lanjutan bensin dan senyawa yang
mengandung oksigen lainnya, misalnya, ester yang digunakan sebagai aditif
bahan bakar. Teknologi baru untuk produksi bahan bakar pesawat dari metanol
selama proses Mt Synfuels (methanol untuk bahan bakar sintetis) dikembangkan
di Jerman.
Teknologi
tersebut
mencakup
beberapa
proses
yaitu
proses
megamethanol yaitu proses produksi gas sintetis dan metanol secara simultan;
dan MtP (Methanol to Propylene) atau MtO (Metanol to Olefin) yaitu proses
sintesis propilena atau olefn, oligomerisasi dari olefn diperoleh dengan hidrasi
lebih lanjut dan mendapatkan bahan bakar sintetis.
Gambar 8 menunjukan skema teknologi produksi bahan bakar jet dengan
proses Mt Synfuels. Proses MtSynfuels adalah sebuah alternatif untuk sintesis
Fisher-Tropsh yang menghasilkan produk yang dibutuhkan lebih tinggi dan biaya
awal yang lebih rendah. Teknologi BtL (biomassa to liquid) juga digunakan untuk
mendapatkan gas sintetis untuk produksi bahan bakar penerbangan dengan
proses MtSynfuels maupun dengan sintesis Fisher-Tropsh.
yang dihasilkan dari minyak nabati dan lemak hewan. Jenis bahan bakar jet
alternatif ini dikenal sebagai biokerosin. Biokerosin adalah campuran dari minyak
konvensional turunan kerosin dan biokomponen dalam konsentrasi tertentu.
Kandungan
biokerosin
dapat
mencapai
hingga
50%.
Teknologi
produksi
manufaktur
biokerosin
mirip
dengan
teknologi
produksi
sebagai bahan
alternatif adalah transformasi minyak nabati dan lemak hewani, yang kaya akan
trigliserida dan asam lemak, dalam pemotongan minyak tanah parafn sebagai
alternatif untuk minyak tanah. Proses ini melibatkan pengolahan minyak atau
lemak dengan adanya hidrogen untuk menghilangkan oksigen seperti pada
gambar 11.
Gambar 3. Skema produksi bahan bakar jet dengan Hydrotreated Vegetable Oils
(Sumber: Boinchenko, et al., 2013)
Produk yang dihasilkan setelah pemrosesan tersebut disebut HVO (Hidro
Vegetable Oil). Hydrotreating minyak nabati atau lemak hewan adalah proses
alternatif untuk esterifkasi untuk memproduksi biobased diesel atau bahan
bakar jet. Produk hidro juga disebut bahan bakar diesel atau jet terbarukan.
Minyak nabati kimia hidro (HVOs) adalah campuran dari hidrokarbon parafn
yang bebas dari sulfur dan aromatik. Sifat dingin dari HVO dapat disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan dengan menyesuaikan tingkat kesulitan proses atau
pengolahan katalitik tambahan. Bahan bakar HVO memiliki kualitas yang sangat
tinggi dan sifat-sifatnya yang sangat mirip dengan bahan bakar jet GtL dan BtL
yang diproduksi oleh sintesis Fischer Tropsh.
Dalam proses produksi HVO, hidrogen digunakan untuk menghilangkan
oksigen dari trigliserida (minyak sayur). Tahap hydroisomerization kedua dapat
diterapkan untuk mendapatkan standar suhu rendah yang diperlukan. Proses ini
sangat fleksibel. Dalam proses ini tidak diperlukan bahan kimia tambahan seperti
alkohol. Proses produksi HVO tidak menghasilkan gliserin setiap sebagai produk
samping. Tantangan utama yang dihadapi oleh proses HVO adalah memastikan
sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan.
Dalam
kenyataannya,
sudah
pernah
dilakukan
tes
penerbangan
dengan
Bahan bakar ini memenuhi atau melebihi standar bahan bakar jet yang
paling ketat untuk kinerja, dan dapat dibuat dari berbagai bahan baku yang
berkelanjutan. Beberapa keuntungan Honeywell Green Jet Fuel saat dicampur
dalam rasio 50/50 dengan bahan bakar jet berbasis minyak bumi diantaranya:
Memenuhi atau melebihi spesifkasi bahan bakar jet kritis, seperti: flash
point, titik beku, stabilitas dan panas pembakaran
minyak
alami
untuk
penerbangan
komersial
pada
2011.
Perbandingan
karakteristik antara bahan bakar pesawat murni, campuran bahan bakar minyak
bumi dan biofuel dengan rasio 50/50, dan bahan bakar pesawat biofuel
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 1. Tabel perbandingan fuel konvensional, campuran keduanya, dan green jet fuel murni
Bahan baku yang fleksibel dimana memproses berbagai minyak dan lemak
dengan range yang lebar, tanpa membatasi kemampuan sumber untuk
satu jenis masukan
Mengurangi biaya dan risiko kepatuhan karena bahan bakar ini membuat
bahan bakar terbarukan
Hasil yang tinggi dan meminimalkan konsumsi bahan baku yang dapat
mengurangi nilai co-produk, IRR tinggi dengan biaya modal yang moderat
Kemampuan untuk memproduksi apa saja antara Green Jet Fuel dan Green
Diesel untuk memenuhi permintaan pasar
DERD 2494
Avtur merupakan bahan bakar yang berasal dari fraksi minyak bumi untuk
kendaraan udara (aviation) seperti pesawat yang memiliki mesin turbin atau
mesin
pembakaran
eksternal.
Performa
avtur
sangat
bergantung
pada