Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan umum
1) Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien (HHNK)
hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Tujuan khusus
1) Diharapkan mahasiswa mengetahui pengertian Hiperglikemia Hiperosmolar Non
Ketotik.
2) Diharapkan mahasiswa mengetahui etiologi dari Hiperglikemia Hiperosmolar
Non Ketotik.
3) Diharapkan mahasiswa mengetahui manifestasi klinik dari Hiperglikemia
Hiperosmolar Non Ketotik.
4) Diharapkan mahasiswa mengetahui komplikasi Hiperglikemia Hiperosmolar Non
Ketotik.
5) Diharapkan mahasiswa mengetahui tindakan kritis pada pasien dengan
Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik.
6) Diharapkan
mahasiswa
mengetahui
penatalaksaan
medis
Hiperglikemia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Koma Hiperosmolar Hiperglikemik NonKetotik ialah suatu sindrom yang ditandai
dengan hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa ketoasidosis, disertai
penurunan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Koma diabeticum adalah suatu keadaan penurunan kesadaran yang terjadi pada
seorang penderita yang tak menunjukkan reaksi atau hanya reaksi refleks terhadap
rangsangan nyeri sebagai akibat komplikasi diabetes mellitus ( Greenberg, 1985 )
Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah keadaan koma akibat dari
komplikasi diabetes melitus di mana terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan:
kadar gula darah sangat tinggi, meningkatkan dehidrasi hipertonik dan tanpa disertai
ketosis serum, biasa terjadi pada DM tipe II.
2.2 ETIOLOGI
Hyperosmolar Nonketotic Coma (HONK)
1) Lansia dengan riwayat DM tipe 2 (NIDDM) atau tanpa DM
2) Dehidrasi akibat hiperglikemia
3) Insulin tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia tetapi cukup untuk mencegah
ketoasidosis signifikan
4) sakit berat atau stres fisiologis pada pasien usia lanjut
2.3 MANIFESTASI KLINIS
1) Pasien khas : lansia
2) Malaise, kelemahan, mialgia
3) Dehidrasi
4) Poliuria, polidipsia dan kehilangan berat badan
5) Tachikardi
a) Perubahan neurologis :
1)
Perubahan sensori
2)
Kejang
3)
Hemiparesis
4)
5)
2.4 PATHWAY
Mekanisme terjadinya koma hioperglikemia hipersomolar non ketotik hamper serupa
dengan ketoasidosis diabetic.
DIABETES MELLITUS ( Precipitating Acute illness )
DEFISIENSI
INSULIN
proteolisis
STRESS
HORMONES
Utilisasi glukosa
jaringan
Produksi glukosa
hepatik
Hiperglikemia
Diuresis osmotik
Pengurangan volum
intravaskular
Kehilangan elektrolit
Kehilangan H2O
HIPEROSMOLALIT
AS
diabetes Berat
Dehidrasi
hiperosmolar
Jaringan
lemak
pankr
eas
steroid
insulin
keton
Hiperglikem
ia
**SSP
***GH
: Growth Hormon
cairan
intravaskular
dan
perfusi
jaringan
mulai
membaik,
baru
diperhitungkan kekurangan dan diberikan dalam 12-48 jam. Pemberian cairan isotonil
harus mendapatkan pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung, penyakit
ginjal atau hipernatremia.Gklukosa 5% diberikan pada waktu kadar glukosa dalam
sekitar 200-250 mg%.
2) Insulin
Pada saat ini para ahli menganggap bahwa pasien hipersemolar hiperglikemik non
ketotik sensitif terhadap insulin dan diketahui pula bahwa pengobatan dengan insulin
dosis rendah pada ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu pelaksanaan
pengobatan dapat menggunakan skema mirip proprotokol ketoasidosis diabetik
3) Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat tanda fungsi ginjal membaik,
perhitungan kekurangan kalium harus segera diberikan
4) Hindari infeksi sekunder
Hati-hati dengan suntikan, permasalahan infus set, kateter
2.7 KOMPLIKASI
1)
Koma.
2)
Gagal jantung.
3)
Gagal ginjal.
4)
Gangguan hati.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Primery Survey
1) Air way
Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas snoring dan gargling , terjadi karena
adanya penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport
oksigen ke otak.
2) Breathing
Tachypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3) Circulation
Sebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi. Visikositas darah juga
akan mengalami peningkatan, yang berdampak pada resiko terbentuknya
trombus. Sehingga akan menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ.
4) Disability
Sekunder Survey
Bilamana managemen ABC menghasilkan kondisi yang stabil, perlu
pengkajian dengan menggunakan pendekatan head to toe
Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam keadaan apatis sampai
koma, tanda-tanda dehidrasi seperti turgor turun disertai tanda kelainan
neurologist, hipotensi postural, bibir dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang
tercium dari pernapasan, dan tidak ada pernapasan Kussmaul.
Tersier Survey
Persepsi-managemen kesehatan
a. Riwayat DM tipe II
b. Riwayat keluarga DM
c. Gejala timbul beberapa hari, minggu.
d. Nutrisi metabolik
e. Rasa haus meningkat, polidipsi atau tidak ada rasa haus.
f. Anorexia
g. Berat badan turun.
h. Eliminasi
i. Poliuria, nocturia.
j. Diarhe atau konstipasi.
k. Aktivitas exercise
l. lelah, lemah.
m. Kognitif
n. Kepala pusing, hipotensi orthostatik.
o. Penglihatan kabur.
p. Gangguan sensorik.
q. Pemeriksaan Diagnostik
r. Serum glukosa: 800-3000 mg/dl.
s. Gas darah arteri: biasanya normal.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Neurologi (Stupor, Lemah, disorientasi, Kejang, Reflek normal,menurun atau tidak
ada.
2. Pulmonary (Tachypnae, dyspnae, Nafas tidak bau acetone, Tidak ada nafas
kusmaul.
3. Cardiovaskular (Tachicardia, Hipotensi postural, Mungkin penyakit kardiovaskula(
hipertensi, CHF ), Capilary refill > 3 detik.
4. Renal (Poliuria( tahap awal ), Oliguria ( tahap lanjut ), Nocturia, inkontinensia
5. Integumentary (Membran mukosa dan kulit kering, Turgor kulit tidak elastis, Mata
lembek, Mempunyai infeksi kulit, luka sulit sembuh.Gastrointestinal (Distensi
abdomen danPenurunan bising usus)
10
Data
DS: -
Etiologi
kompensasi
Problem
asidosis Pola Nafas tidak
efektif
mmHg,
90x/menit,
Nadi
conjungtiva
anemis, Suhu 35 C, RR
30x/menit, kesadaran letargi
GCS
222,
pemeriksaan
11
3.4 Intervensi
NOC
NIC
Airway Management
12
kecemasan
pasien
13
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Edisi revisi. Jilid 1. Yogyakarta : MediAction
Soewondo dkk. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.