You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pada praktikum kimia yang kami lakukan ini, kami mencari identitas dari suatu larutan yang
sudah kami persiapkan. Pada sebelumnya kami belum mengetahui apakah larutan termasuk
asam ataupun basa. Larutan tersebut diantaranya adalah Air cuka, Air kapur, NaOH, NaCl,
H2SO4 dan HCl. Dapat diketahui bahwa jenis larutan tersebut bisa saja termasuk asam, basa,
maupun netral. Percobaan tersebut kami lakukan dengan menggunakan kertas lakmus, indikator
larutan dan indikator alami.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat
alat kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam
biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru.
Indicator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa seperti fenolptalin dan
metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk
menentikan derajat keasaman atau pH larutan.
1.2

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengamati perubahan perubahan warna
indikator pada larutan Asam Basa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat menentukan
apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator.
Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di
laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam,
seperti bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat warna
dari bahan bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa, maupun
netral.
(Ripani.2009.Asam Basa)
1.
Pengertian Indikator Asam Basa
Indikator adalah suatu zat penunjuk, yang dapat membedakan larutan, apakah asam,
basa, atau netral. Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan,
dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Senyawa indikator yang tak
terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding indikator terionisasi.
Teori asam basa menurut Archenius, ialah :
Asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H. Dan basa adalah
senyawa yang dalam larutannya menghasilkan ion OH.
Menurut Brousted-Lowry, asam adalah proton donor, sedangkan basa adalah proton acceptor.
Contoh :
1)
HAc(aq) + H2O(l) << H3O(aq) + Ac(aq)
Asam 1
Basa 2
Asam -2
Basa -1

HAc dengan Ac merupakan pasangan asam basa konyugasi.


H3O dengan H2O merupakan pasangan asam basa konyugasi.
2)
H2O(l) + NH3(aq)
Asam -1
Basa -2

<< NH4(aq) + OH(aq)


Asam -2
Basa -1

H2O dengan OHmerupakan pasangan asam basa konyugasi.


NH4 dengan NH3 merupakan pasangan asam basa konyugasi.
Pada kedua contoh diatas, terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor),
dan zat/ion/spesi dapat bersifat ampiprotik (basa).
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat atau senyawa tersebut bersifat asam
atau basa, tetapi tidak dapat menunjukkan nilai pH-nya.
(Brandy, TE-Putjamaka & Sumina.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta)
Cara membuat indicator asam basa alami, yaitu :
1.
Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2.
Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3.
Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada keramik.
4.
Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat
berubah warna.
(Ilmu kimia.org.htm.2012.Indikator Asam-Basa)
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai mamer atau biasa disebut korosif. Asam juga
dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai indikator sederhana
terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas
lakmus biru menjadi merah.
Basa merupakan zat yang memiliki sifat sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika
mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Konsep asam basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini, konsep tersebut
sangat membantu kita dalam memahami reaksi kimia dan menentukan molekul molekul baru.
Contoh asam, yaitu : HCl
H + Cl
H2SO4
H + HSO4
Sedangkan basa adalah zat alam yang bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH,
dan ion Hidrroksida membawa sifat basa.
NaOH
Na + OH
NH4OH
NH4 + OH
Dari percobaan di atas, dapat kita cermati bahwa air merupakan golongan dari
pembawa sifat asam dan pembawa sifat basa. Kedua ion saling menetralisasikan sehingga air
merupakan senyawa yang bersifat netral.
H2O = H + OH
(Sudarmo, 2004)
Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni
basa pada konsentrasi ion Hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion
Hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang menandakan kisaran pH.
Pada temperatur 25C, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. di bawah nilai tersebut
larutan dikatakan asam, sedangkan di atas nilai tersebut dikatakan basa.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak atau tidaknya ion H
(untuk asam), dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
(Khaerunisa.2013.Makalah Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa)

2.

Prinsip Titrasi Asam Basa


Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan
terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti
dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan electrode pada pH meter. Reaksi antara asam
dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah.
3.

Penetralan Asam Basa


Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dan basa. Reaksi asam basa
dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang merupakan senyawa ionic yang
terbentuk dari suatu kation selain H dan suatu anion selain OH atau O.
Asam + Basa
garam + air
Semua garam merupakan elektrolit kuat. Zat ini merupakan yang sudah dikenal
baik. Senyawa ini merupakan produk dari reaksi asam basa.
HCl(aq) + NaOH(aq)
NaCl(aq) + H2O(l)
Sehingga reaksinya dapat ditampilkan melalui persamaan ionik total.
H(aq) + OH(aq)
H2O(l)
Baik Na maupun Cl merupakan ion ion pendamping. Jika kita memulai reaksi di
atas dengan jumlah molar asam basa yang sama, pada akhir reaksi kita hanya akan
menghasilkan garam dan tidak ada asam ataupun basa yang tersisa. Ini merupakan ciri reaksi
penetralan asam basa.
(Raymond Chang.2004.Kimia Dasar)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1
Alat alat

1.
2.
3.

Tabung reaksi 4 buah


Pipet Tetes 1 buah
Kertas Lakmus secukupnya

3.1.2
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
3.2

Bahan bahan
Larutan HCl 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan CH3COOH 0,1 M 3 mL
Indikator :
Fenolpthalein
Metyl Blue
Metyl Red
Metyl Orange
Cara Kerja

4 buah tabung reaksi masing-masing diisikan dengan 2 mL larutan : air, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M,
dan CH3COOH 0,1 M, ke dalam masing-masing tabung dicelupkan kertas lakmus merah dan
biru, dicatat perubahan kertas lakmus.
Larutan pada cara kerja pertama tidak dituang, tetapi masing-masing tabung ditetesi dengan 2
tetes indikator, metyl blue, metyl red, dan metyl orange.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Campuran
Hasil
Air + Lakmus Biru
Biru
Air + Lakmus Merah
Merah
NaOH + Lakmus Biru
Biru
NaOH + Lakmus Merah
Biru
HCl + Lakmus Biru
Merah
HCl + Lakmus Merah
Merah
CH3COOH + Lakmus Biru
Merah
CH3COOH + Lakmus Merah
Merah
Campuran
Hasil
Air + Metyl Blue
Biru
Air + Metyl Red
Kuning
Air + Metyl Orange
Orange

Air + PP
Putih
HCl + Metyl Blue
Biru
HCl + Metyl Red
Pink
HCl + Metyl Orange
Merah
HCl + PP
Putih
NaOH + Metyl Blue
Biru
NaOH + Metyl Red
Kuning
NaOH + Metyl Orange
Orange
NaOH + PP
Nila
CH3COOH + Metyl Blue
Biru
CH3COOH + Metyl Red
Pink
CH3COOH + Metyl Orange
Merah
CH3COOH + PP
Putih
5.2

Pembahasan

Pada percobaan di atas, yang perlu diperhatikan adalah jenis indikator dan perubahan
warna pada kertas lakmus dan indikatornya. Supaya kita bisa membedakan larutan yang
mengandung asam, basa, atau netral. Dari keempat larutan yang menggunakan kertas lakmus
merah dan biru, serta indicator PP, Metyl Blue, Metyl Red, Metyl Orange pada larutan H2O,
NaOH, HCl, dan CH3COOH, hasil percobaan yang dilakukan pada percobaan indicator asam
basa.
Ketika mencelupkan lakmus merah dan biru pada larutan HCl dan CH3COOH maka
lakmus akan berwarna merah pada kedua tabung reaksi. Hal ini terjadi karena larutan HCl dan
CH3COOH merupakan larutan asam kuat, sehingga ketika dicelupkan kertas lakmus merah dan
biru menghasilkan warna merah.
Pada larutan NaOH, kita celupkan lakmus merah dan biru ke dalamnya, maka akan
menghasilkan warna biru. Hal ini terjadi karena larutan NaOH merupakan basa kuat.
Sedangkan pada larutan H2O, ada kemungkinan larutan ini asam atau basa. Akan
tetapi, lebih baik kita menyimpulkan bahwa larutan H2O itu adalah netral. Karena ketika kita
mencelupkan kertas lakmus biru dan merah akan menghasilkan dua warna yang berbeda pula
yaitu warna biru dan warna merah.
Dengan indikator PP, metyl blue, metyl red, dan metyl orange, setelah dimasukkan
pada larutan H2O, NaOH, HCl, dan CH3COOH akan menghasilkan warna biru. Itu artinya larutan
tersebut netral, bisa asam juga basa. Pada metyl red, larutan H2O berubah menjadi warna
kuning, begitu juga dengan NaOH. Itu artinya larutan tersebut merupakan larutan netral dan
basa. Sedangkan pada larutan HCl dan CH3COOH berubah warna menjadi merah muda (pink).
Itu artinya larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam.
Pada metyl orange, larutan HCl dan CH3COOH menghasilkan warna merah. Hal ini
terjadi kemungkinan larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam. Sedangkan larutan
H2O dan NaOH berwarna orange, itu artinya larutan H2O dan NaOH merupakan larutan basa.
Pada indikator PP, larutan H2O, HCl, dan CH3COOH tidak berwarna (bening). Itu

artinya, larutan larutan tersebut adalah larutan asam atau bisa juga larutan netral. Sedangkan
larutan NaOH adalah larutan basa, karena menghasilkan warna nila (merah ungu).

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya :
1.
Indikator asam basa adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan
asam, basa, atau netral.
2.
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna
biru, dan dalam larutan netral berwarna merah.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH Merah (Asam)
- Larutan NaOH

Biru (Basa)
- Larutan H2O

Merah (Netral)
3. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru, dan
dalam larutan netral berwarna biru.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH
Merah (Asam)
- Larutan NaOH
Biru (Basa)
- Larutan H2O
Biru (Netral)
4. Metyl merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna kuning, dan
dalam larutan netral berwarna kuning.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH
Merah muda (Asam)
- Larutan NaOH
Kuning (Basa)
- Larutan H2O
Kuning (Netral)
5. Metyl orange dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna orange, dan
dalam larutan netral berwarna orange.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH
Merah (Asam)
- Larutan NaOH
Orange (Basa)
- Larutan H2O
Orange (Netral)
6. Fenolpthalein (PP) dalam larutan asam berwarna bening (tidak berwarna), dalam larutan basa

berwarna merah ungu (nila), dan dalam larutan netral tidak berwarna (bening).
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH Tidak berwarna (Asam)
- Larutan NaOH
Merah ungu (Basa)
- Larutan H2O
Tidak berwarna (Netral

DAFTAR PUSTAKA
Brandy, TE, Putjamaka & Sumiha.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Erlangga
Ilmu Kimia.Org.htm.2012.Indikator Asam-Basa
Khaerunisa.2013.Makalah Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa
Raymond Chang.2004.Kimia Dasar.Jakarta : Erlangga
Ripani.2009.Asam-Basa
Sudarmo,Unggul.2004.Untuk Kelas XI.Jakarta : Erlangga

You might also like