You are on page 1of 3

REKRISTALISASI

Cara ini sering dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan suatu zat padat yang dapat
mengkristal. Kristal dibentuk oleh ion ion, atom atom, molekul molekul yang tersusun secara
sistematik dan bertahap, sehingga
membentuk geometri tertentu. Bentuk kristal

bergantung kepada sifat sifat, ukuran dan gaya elektrostatik antara ion ion, atom atom,
molekul molekul penyusun kristal. Bila zat mengkristal dari larutannya, ion ion, atom atom,
molekul molekul yang berlainan sifatnya, akan cenderung dikeluarkan dari susunan kristal
karena tidak dapat masuk dalam susunan kristal secara bertahap. Dengan demikian jika kita
melakukan rekristalisasi maka kristal yang didapat akan lebih murni dari kristal sebelumnya.
Tahapan yang diperlukan dalam melakukan rekristalisasi adalah sebagai berikut.
1. Zat padat yang akan dimurnikan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai, sambil di kocok
atau diaduk bila perlu sambil dipanaskan hingga mendekati titik didihnya, kemudian
diuapkan sampai larutan mendekati jenuh
2. Ketika larutan masih panas dilakukan penyaringan untuk memisahkan partikel yang tidak
larut
3. Biarkan menjadi dingin secara perlahan dan zat yang larut akan mengkristal
4. Kristal yang di dapat dicuci dengan sedikit pelarut yang masih baru untuk menghilangkan
kotoran kotoran yang menempel dipermukaannya, kemudian kristal tersebut dikeringkan
Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam melakukan rekristalisasi yaitu :

Pemilihan pelarut

Pembentukan Kristal

Penyaringan

Pengeringan Kristal dari pelarutnya

Pemilihan Pelarut
Pemilihan pelarut hendaknya berdasarkan kepolarannya, dimulai dari pelarut yang polar
berurut ke pelarut yang non polar atau sebaliknya, jika cara tersebut tidak berhasil dengan

baik, dapat dicoba dengan menggunakan campuran beberapa macam pelarut. Pelarut yang
baik untuk rekristalisasi harus mempunyai sifat sifat sebagai berikut:
Pengotor harus sangat larut atau hanya sedikit larut dalam pelarut tersebut
Pelarut harus mudah dihilangkan dari kristal murninya
Tidak terjadi reaksi antara pelarut dengan zat yang dipisahkan
Pelarut harus tidak sangat mudah menguap atau mudah terbakar
Pembentukan Kristal
Pada umumnya dengan mendinginkan secara perlahan kristal dapat terbentuk. Untuk
mempercepat proses pembentukan kristal dapat dilakukan dengan menambahkan butir
kristal yang sama pada larutan lewat jenuh. hal ini diperlukan untuk membantu
pembentukan inti kristal, cara ini sering dilakukan untuk pengkristalan senyawa anorganik.
untuk senyawa organik cara tersebut agak sulit dilakukan jarena pembentukan kristal
senyawaorganik pada umumnya sangat lambat. Cara yang paling tepat ialah dengan
mendinginkan larutan lewat jenih dengan es samblo diaduk, maka kristal akan cepat
terbentuk.
Penyaringan
Penyaringan harus dilakukan secara cepat, sedangkan larutan dapat dalam keadaan panas
dan dingin. Jika penyaringan dilakukan dalam keadaan panas, maka diperlukan penyaring
buchner dengan pompa vakum agar penyaringan cepat selesai. (proses ini sebenarnya
ialah proses filtrasi) . Kertas saring dipilih yang ukuran medium, jika perlu gunakan 2 buah
kertas saring yang digabung menjadi satu agar tidak bocor sewaktu divakumkan. Jika
partikel pengotor sangat kecil, dapat dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu sebelum
dilakukan penyaringan.
Pengeringan Kristal Dari Pelarutnya
Kristal yang stabil, dapat langsung dikeringkan menggunakan oven pemanas, suhu oven
pemanas diatur diatas titik didih pelarutnya tetapi suhu masih dibawah titik leleh kristal.
Setelah dipanaskan beberapa lama, kristal ditempatkan di desikator, bila perlu desikator
divakumkan untuk mempercepat pengeringan. Desikator harus diisi zat pengadsorpsi yang
sesuai dengan jenis pelarut yang dinakan, misalnya pelarutnya senyawa hidrokarbon maka

isi desikatornya yang sesuai ialah parafin, jika pelarutnya asam asetat dapat digunakan
pengadsorpsi NaOH atau KOH pelet
http://bisakimia.com/2013/02/08/pemisahan-campuran-rekristalisasi/
Di AKSES : Rabu, 14 Oktober 2015 (16.00 WIB)

You might also like