Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
YESY VITA ADETYARA, S.K.H
150130100111024
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hewan di Indonesia memiliki kasus kejadian tinggi akan kasus ektoparasit
dan endoparasit. Kasus ektoparasit maupun endoparasit pada anjing dan kucing
merupakan momok bagi pemilik karena dapat membawa dampak yang buruk.
Kasus endoparasit yang di temui di Rumah Sakit Hewan Jakarta berupa kasus
Ehrlichia canis yang penularannya dibawa oleh ektoparasit Rhipicephalus
sanguineus. Beberapa anjing yang biasanya terserang seperti ras Herder, Labrador
retriver. Penyakit Ehrlichiosis dapat menyerang pada anjing dan. manusia. Agen
penyebab yang dapat menyerang di manusia ialah Ehrlichia chaffeensis, Ehrlichia
ewingii,dan Ehrlichia muris sedangkan yang dapat menyerang anjing Ehrlichia
canis,dan Ehrlichia ewingii (CVBD, 2010). Anjing yang terserang Ehrlichiosis
memperlihatkan gejala yang dibedakan menjadi tiga fase yaitu fase akut,
subklinis, dan fase kronis.
Tujuan
Kasus ini diulas untuk mengetahui perjalanan penyakit,memahami cara eneguhan
diagnosa dan penanganan serta pengobatan penyakit Ehrlichiosisi pada Anjing.
Anamnesa
Anjing berjenis kelamin jantan bernama Bobo pada tanggal 7 Januari 2016
datang cek up. Pada bulan November 2015 diketahui Bobo positif terkena
Ehrlichia canis berdasarkan dari Test kit serta pemeriksaan hematologi.
: Bobo
: Anjing
: Alaskan malmute
: jantan
: 2 tahun
Status Present
Berat badan
: 40 kg
Act
: aktif
Diagnosa
Parameter
Ureum
Creatinin
Hasil
5,4
4,33
10,0
29,7
68,6
23,1
33,7
1
26,3
1,7
4,9
67,1
14,1
Nilai
30,58
1,76
Nilai Normal
6,0-17,0
5,50-8,50
12,0-18,0
37,0-55,0
60,0-77,0
19,5-24,5
32,0-36,0
200-500
12-30
3-10
2-10
60-80
12-16
Nilai normal
15-40
0,5-1,5
Hasil
11,7
5,92
15,3
41,3
69,8
25,8
37,0
279
12,0
2,3
7,2
78,5
13,7
Nilai Normal
6,0-17,0
5,50-8,50
12,0-18,0
37,0-55,0
60,0-77,0
19,5-24,5
32,0-36,0
200-500
12-30
3-10
2-10
60-80
12-16
Hasil
12,4
6,21
15,3
44,2
71,2
24,5
34,6
245
16,4
2,4
6,8
74,48
14,3
Nilai Normal
6,0-17,0
5,50-8,50
12,0-18,0
37,0-55,0
60,0-77,0
19,5-24,5
32,0-36,0
200-500
12-30
3-10
2-10
60-80
12-16
PEMBAHASAN
Anjing Bobo di bulan Januari cek up dan diketahui berat badan 40kg.
Anjing Bobo pernah mengalami infestasi ektoparasit dan bulan November 2015
diketahui terinfeksi Ehrlichia canis. Pemeriksaan lanjutan pada bulan November
2015 dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu hematologi dan kimia darah.
Hasil pemeriksaan darah menunjukkan adanya penurunan trombosit yaitu 1 x
103/l dengan kisaran normal pada anjing yaitu 200-500 x 103/l. Menurut Tilley
dan Smith (2000) proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi dapat
menyebabkan kelainan hematologi seperti trombositopenia. Trombositopenia
dapat berkaitan dengan adanya infeksi yang terus menerus diikuti dengan
kerusakan imun mediated trombosit dan penurunan produksi trombosit. Nilai Rbc,
Hemoglobin, dan hematocrit yang turun menandakan bahwa anjing tersebut
mengalami anemia. Pada uji kimia darah didapatkan nilai ureum yang masih
dalam batas normal sedangkan nilai creatinin sedikit mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan hematologi kemudian dilakukan uji lanjutan yaitu
menggunakan. Test kit untuk identifikasi antibodi spesifik terhadap Ehrlichia
canis. Hasil rapid Test menunjukkan bahwa anjing tersebut positif terinfeksi
Ehrlichia canis. Deteksi antibodi IgG spesifik menggunakan metode Indirect
canis
menginfeksi
sel
darah
dengan
melalui
vektor
baru saat sel hospes pecah yang terjadi pada fase pembentukan morula. Ehrlichia
canis yang masuk akan merusak dinding pembuluh darah kemudian terjadinya
vasculitis akan menyebabkan peningkatan konsumsi trombosit, menghambat
agregasi platelet di dinding pembuluh darah. Peningkatan konsumsi platelet pada
kondisi inflamasi pada endotelium pembuluh darah dan destruksi imunologi yang
sangat tinggi dapat menurunkan masa hidup dari platelet. Penurunan trombosit
dapat menyebabkan kebocoran darah secara spontan karena proses penghentian
perdarahan dan pembekuan darah juga akan berkurang. Trombositopenia pada
erlichia kronis disertai dengan adanya antibodi anti platelet yang dihasilkan oleh
erlichia akan berikatan dengan reseptor platelet yang akan meningkatkan destruksi
platelet akibatnya pendarahan yang terjadi akibat infeksi dari erlichia tidak
mampu dihentikan oleh platelet karena jumlahnya tidak mencukupi untuk
melakukan kloting. Antibodi terhadap erlichia akan muncul setelah 15 hari
terjadinya infeksi pada hospes (Greene, 2012).
Apabila jumlah trombosit turun petekie akan muncul lebih dahulu. Pada
kondisi akut akan terjadi peningkatan infiltrasi sel plasma ke dalam organ-organ.
Hal ini akan menyebabkan respons imun seluler untuk melawan e.canis berupa
granulosit. Menurut Breitschwerd (1998) pada infeksi e.canis respons imun
seluler berperan penting untuk melawan e.canis sedangkan respons imun humoral
tidak berperan penting dalam proteksinya. Spleen berperan penting dalam proses
patogenesis dari ehrlichiosis dan mensuport mekanisme imun patogenesis.
Sel darah merah dan hemoglobin pada pemeriksaan uji darah mengalami
penurunan dan mengindikasikan terjadinya anemia, pada anjing Bobo. Anemia
merupakan keadaan pengurangan sel darah merah, kuantitas hemoglobin, volume
padat sel darah merah per seratus mililiter darah kurang dari normal. Anemia
ditandai dengan berkurangnya eritrosit yang dilepas ke dalam sirkulasi.
Kemungkinan anemia pada anjing Bobo dapat disebabkan oleh pendarahan
epistaksis.
Terdapat tiga tahap Ehrliciosis yaitu akut, subklinik dan kronis
(Soeharsono,2007). Gejala klinis dari ehrlichia canis yaitu lethargy, berat badan
turun, anoreksia, pyrexia, lymphadenomegaly, splenomegaly, pendarahan yang
kebanyakan infeksi anaplasma berada pada fase akut, dan infeksi anaplasma pada
anjing tidak menunjukkan gejala dan hewan tetap sehat. Perubahan yang nampak
pada infeksi anaplasma ialah terjadinya penurunan trombosit dan hewan
mengalami demam selama fase inkubasi. Infeksi anaplasma dapat berakibat fatal
apabila diikuti dengan adanya infeksi sekunder dari bakteri (Greene, 2012).
Pengobatan yang biasanya diberikan pada kasus ini yaitu doxycyclin,
imidocarb dipropionate. Menurut Barr and Bawman (2006) pada kasus Ehrlichia
canis dapat diberikan obat seperti doxycyclin, imidocarb dipropionate
,glucocorticoid,
androgenic
steroid.
Glucocorticoid
berfungsi
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Breitschwerdt, E.B., The Rickettsioses In: Text Book of Veterinary Internal
Medicine, 4th Edition, Chapter 67 WB Saunders Comp, Philadelphia,
1995,pp. 376384
Chand, J.N., Shalm's Veterinary Hematology, Fourth edition Lea & Febiger
Philadelphia, 1986, pp. 466484.
Chin J. 2000.Manual Pemberantasan Penyakit Menular Edisi 17.California
CVBD.2010.Canine Ehrlichiosis from Acute Infection to Chronic Disease.Bayer
Health
Green, E.C. 2012. Infectious Dieseases Of The Dog And Cat, Fourth Edition
Saunders, An Imprint Of Elsevier Inc: 230-244.
Harvey J. 2005. Veterinary Hematology: A Diagnostic Guide and Colour Atlas.
Meyer D., Harvey J.Veterinary Laboratory Medicine Interpretation and Diagnosis
3 Ed. Saunders
Robert, Bonita , Joseph, Nina. 2015. Nelson Text Book of Pediatrics.Elsevier
Soeharsono. 2007. Penyakit Zoonotik pada Anjing dan Kucing.Kanisius