You are on page 1of 28

PRESENTASI KASUS

Penyakit Hipertensi Grade I pada Laki-Laki Lanjut Usia disertai


Obesitas Grade II dan Hipertrigliseridemia dengan Kesalahan
Persepsi Mengenai Penyakitnya dan Disfungsi Keluarga Sedang
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
Puskesmas Kotagede II Yogyakarta

HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh :
ANNISA FITRIANI
20110310083

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

Penyakit Hipertensi Grade I pada Laki-Laki Lanjut Usia disertai Obesitas


Grade II dan Hipertrigliseridemia dengan Kesalahan Persepsi Mengenai
Penyakitnya dan Disfungsi Keluarga Sedang

Telah disetujui pada tanggal 21 Juli 2016

Disusun Oleh :
ANNISA FITRIANI
20110310083
Dosen Pembimbing Fakultas

Dosen Pembimbing Puskesmas

dr. Muh. Khotibuddin, M.Kes


NIK : 173101

dr. Hj. Sita Andiastuti


NIP : 196408272002122002

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kota Gede II

dr. Fajar Meitaharti


NIP : 197905222010012014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini dengan judul
Penyakit Hipertensi Grade I disertai Obesitas Grade II dan Hipertrigliseridemia pada
Laki-Laki Lanjut Usia dengan Kesalahan Persepsi Mengenai Penyakitnya dan Disfungsi
Keluarga Sedang
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kota Gede 2.
Banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini, namun berkat dukungan dari banyak
pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan selama ini dalam penulisan presentasi kasus ini, antara lain:
1. dr. Fajar, selaku kepala Pusekesmas Kotagede II Yogyakarta yang telah bersedia
memberi kami kesempatan untuk belajar banyak di puskesmas ini.
2. dr. Sita, dr. Merida, dan dr. Atika selaku dokter pembimbing puskesmas yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dari mulai persiapan, penyusunan hingga
penulisan presentasi kasus ini selesai.
3. dr. Khotibuddin, M.Kes, selaku dokter pembimbing klinik di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan stase Ilmu Kedokteran Keluarga yang telah memberi banyak masukan
untuk menyempurnakan penulisan presentasi kasus ini.
4. Seluruh karyawan Puskesmas Kotagede II dan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan yang telah membantu kelancaran dalam penulisan presentasi kasus ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan presentasi kasus ini dan dicatat
sebagai amal sholeh.
3

Penulis menyadari bahwa presentasi kasus ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini.
Semoga laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 20 Juli 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 8
BAB I .............................................................................................................................................. 9
LAPORAN KASUS........................................................................................................................ 9
A.

Identitas Pasien................................................................................................................. 9

B.

Anamnesis ........................................................................................................................ 9

C.

Pemeriksaan Fisik .......................................................................................................... 11

D.

Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................. 13

E.

Diagnosis Klinik ............................................................................................................. 13

F. Manajemen Farmakologi ................................................................................................... 13


BAB II........................................................................................................................................... 14
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA ................................................................................. 14
A.

Analisis Kasus ................................................................................................................ 14

B.

Analisis Kunjungan Rumah ........................................................................................... 14


1.

Kondisi Pasien ............................................................................................................ 14

C.

Analisis Lingkungan Sekitar .......................................................................................... 15

D.

Identifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .................................................. 15

E.

Analisis Family Assessment Tools ................................................................................ 16


1.

Genogram Keluarga (Family Genogram)................................................................... 16

2.

Peta Keluarga (Family Map) ...................................................................................... 16

3.

Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle) ........................................................ 17

4.

Fungsi Keluarga (Family APGAR) ............................................................................. 17

5.

Sumber Daya Keluarga (Family SCREEM) ............................................................... 18


5

6.

Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line) .......................................................... 19

G.

Diagnosis Holistik .......................................................................................................... 20

H.

Manajemen Komprehensif ............................................................................................. 20


a)

Promotif ...................................................................................................................... 20

b)

Preventif...................................................................................................................... 20

c)

Kuratif ......................................................................................................................... 21

d)

Rehabilitatif ................................................................................................................ 21

BAB III ......................................................................................................................................... 22


TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................... 22

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama

: Tn. S

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 71 tahun

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Pedagang

Agama

: Islam

Status

: Menikah

Alamat

: Pilahan Redjowinangun no. 30 RT 35/RW 11 Kotagede

Tanggal Periksa

: 12 Juli 2016

Tanggal Homevisite

: 13 Juli 2016

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama

: Kontrol penyakit hipertensi

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dating ke Puskesmas Kotagede II untuk kontrol hipertensi. Pasien terakhir kali
kontrol hipertensi 6 bulan yang lalu dan tidak kontrol karena merasa tidak ada keluhan
lagi.Pasien dating untuk kontrol hipertensi dengan keluhan nyeri kepala minimal dan
badan mudah terasa lelah. Keluhan kesemutan disangkal, BAK (+) dalam batas normal,
BAB (+) dalam batas normal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menderita sakit hipertensi sejak 25 tahun yang lalu. Riwayat DM (-), penyakit
jantung (-), asma (-).

4. Riwayat Penyakit Keluarga


9

Orangtua pasien memiliki penyakit hipertensi. RPK penyakit jantung (-), DM (-), asma (), dyslipidemia (-).

5. Riwayat Psikososial
Pekerjaan

: sebelumnya pasien bekerja di Pabrik Kulit sebelum akhirnya

diberhentikerjakan saat usianya menginjak 45tahun. Sekarang pasien bekerja


membantu istrinya berjualan nasi rames di rumah serta membuat kos-kosan di
samping rumahnya.
Pernikahan

: tidak pernah ada konflik yang terlalu berat, istri merupakan

pilihan sendiri
Sosial

: pasien berhubungan baik dengan masyarakat sekitar

Gaya Hidup

: pasien merupakan perokok namun sudah berhenti sejak 5 tahun

yang lalu. Pasien sejak dulu sangat sering makan makanan berlemak maupun
gorengan dan juga makanan bersantan. Pasien tidak pernah mengonsumsi minuman
beralkohol maupun obat-obatan terlarang.
Anamnesis of Illness

Perasaan
Perasaan pasien ketika pertama kali mengetahui dirinya sakit hipertensi adalah
sedikit kaget karena pada saat itu beliau masih berusia 45 tahun. Namun
akhirnya beliau menganggap penyakit tersebut biasa saja karena mengingat
orangtuanya yang juga sama-sama mempunyai penyakit hipertensi.

Ide-ide
Pasien berfikir jika penyakit hipertensinya disebabkan karena keturunan dari
orangtuanya

Harapan Pasien
Pasien berharap jika penyakitnya tersebut dapat sembuh dan tidak perlu
minum obat lagi

Efek terhadap fungsi sosial dan ekonomi

10

Penyakit pasien berefek pada aktivitasnya sebagai ketua pengurus masjid


karena pasien sering merasa tubuhnya menjadi mudah lelah dan sering pegalpegal

6. Review Anamnesis Sistem

Kepala/leher: Nyeri kepala (+), penglihatan kabur (-)

Sistem pernapasan: Tak ada keluhan.

Sistem peredaran darah dan jantung: Tak ada keluhan.

Sistem pencernaan: Tak ada keluhan

Sistem saluran kencing dan kelamin: Tak ada keluhan

Sistem tulang dan otot : Tak ada keluhan

Sistem persarafan: reflex patologis (-) reflex fisiologis (+)

C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan dan Keadaan Umum: Baik, Compos Mentis.
2. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah

: 140/90 mmHg

Nadi

: 80 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.

Suhu badan

: Afebris

Pernapasan

: 21 x/menit

3. Antoprometri

TB 160 cm

BB 80kg

BMI 31,25 status gizi : Obesitas grade II

4. Pemeriksaan Kepala

Bentuk kepala

: Simetris, mesosefal

Rambut

: Bergelombang, warna hitam keputihan

5. Pemeriksaan Mata

Bulu mata

Konjungtiva

: Dalam batas normal

11

Bulbi

: Injeksi (-/-)

Palpebra

: Hiperemis (-/-)

Kornea

Bilik mata depan : dalam/dalam

Iris

: tenang/ tenang

Pupil

: Reflek cahaya (+/+), isokor

Lensa

: Jernih

Visus

: Tidak dilakukan

Pemeriksaan oftalmoskopi: Tidak dilakukan

: Arcus senilis (-/-) Pterygium gr. 2

6. Pemeriksaan Telinga

: Otore (-/-), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)

7. Pemeriksaan Hidung

: Sekret (-/-), epistaksis (-/-)

8. Pemeriksaan Leher

Kelenjar tiroid

: Tidak membesar

Kelenjar lnn

: Tidak membesar, nyeri (-)

JVP

: Tidak meningkat

9. Pemeriksaan Dada

Pulmo:
Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-), deformitas (-), retraksi (-)
Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal fremitus normal
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor:
Inspeksi: ictus cordis tak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi: batas jantung kanan atas: SIC II parasternal dextra. Kanan bawah:
SIC IV parasternal dextra. Kiri atas: SIC II parasternal sinistra. Kiri bawah: SIC
V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: S1-S2 reguler, bising (-)

10. Pemeriksaan Abdomen:


Inspeksi: datar, jejas (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
12

Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, massa (-), ascites (-)
Perkusi: timpani pada seluruh lapang perut
12. Pemeriksaan Ekstremitas:
Tabel 6. Pemeriksaan Ekstremitas
Regio

Indikator
Gerakan
Tonus
Trofi
Edema
Akral
Nyeri
Pembengkakan sendi
Kekuatan
Tremor
Luka
Clavus
Pulsatil
Nadi

Tungkai
Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
hangat
5
Normal
Reguler

Kiri
Bebas
Normal
Eutrofi
hangat
5
Normal
Reguler

Lengan
Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
hangat
5
Normal
Reguler

Kiri
Bebas
Normal
Eutrofi
hangat
5
Normal
Reguler

D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (pada tanggal 12 Juli 2016) :
- Cholesterol Total
: 198 mg/dL (n)
- Trigliserida
: 612 ()
- Asam Urat
: 7,0 (n)
E. Diagnosis Klinik
Hipertensi grade I, Obesitas grade II, Hipertrigliseridemia
F. Manajemen Farmakologi
-

Amlodipin 5mg 1x1


Gemfibrozil 300mg 1x1
Vit B complex 1x1

13

BAB II
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
A. Analisis Kasus
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah Hipertensi grade I disertai dengan
Obesitas grade II dan Hipertrigliseridemia. Berdasarkan anamnesis pasien menderita
Hipertensi sejak 25 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien rutin kontrol ke puskesmas
setiap satu bulan sekali untuk meminta mengecek tekanan darah serta memperoleh obat
rutin, namun sejak 6 bulan yang lalu pasien tidak pernah lagi memeriksakan dirinya ke
Puskesmas dengan alasan tidak merasakan keluhan lagi dan menganggap dirinya sudah
sembuh.

B. Analisis Kunjungan Rumah


1. Kondisi Pasien
Kunjungan ke rumah dilakukan pada tanggal 13 Juli 2016. Pada saat kunjungan,
keadaan umum pasien tampak sedang. Dari pemeriksaan, nadi 80x/menit, frekuensi
pernafasan 21x/menit, dan suhu afebris.
2. Keadaan Rumah
a) Lokasi rumah

: Pilahan Redjowinangun no. 30 RT 35/RW 11 Kotagede

b) Kondisi rumah

: bangunan permanen, berdinding tembok, lantai keramik,

atap dari genting ada langit-langit. Ventilasi udara cukup dan sinar matahari
masuk ke dalam rumah
c) Luas

: luas rumah 5 x 9 m = 45 m2, jumlah penghuni dalam satu

rumah ada empat orang.


d) Lantai Rumah

: lantai keramik bersih tidak basah

e) Pembagian ruangan

: rumah terdiri atas satu ruang untuk ruang tamu, ruang

makan bersekat dengan ruang keluarga, tiga kamar tidur terpisah dengan sekat
permanen, ruang keluarga diisi oleh televisi yang berada didalam rak di sebuah
lemari besar, dua kamar mandi, dan satu dapur.

14

f) Pencahayaan

: Cahaya yang masuk ke ruangan cukup, jendela ruang

tamu jarang dibuka, pasien jarang menyalakan lampu pada siang hari.
g) Sanitasi Dasar

: Kebutuhan air untuk sehari hari menggunakan air

sumur, di dalam rumah terdapat dua jamban.


h) Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan: Kebersihan rumah tampak
bersih dan rapi.
i) Kepemilikan barang : pasien memiliki, 1 meja, 1 lemari besar untuk hiasan, 4
tempat tidur, 1 rak piring, perlengkapan dapur dan perlengkapan eletronik berupa
1 unit tv 29, 1 unit mesin cuci, dan 2 sepeda motor.

C. Analisis Lingkungan Sekitar


a) Rumah pasien tidak memiliki halaman, hanya ada teras dan langsung berhadapan
dengan pinggir jalan besar. Disamping rumah pasien terdapat kandang-kandang
ayam yang cukup dijaga kebersihannya.
b) Rumah pasien dan tetangga berdempetan dengan satu tembok.

D. Identifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


No. Indikator / Pertanyaan

Jawaban Skor

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Ya

Pemberian Asi eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan

Ya

Menimbang berat badan balita setiap bulan

Ya

Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

Ya

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Ya

Menggunakan jamban sehat

Ya

Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di rumah dan

Ya

lingkungannya sekali seminggu


8

Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari

Ya

Melakukan aktivitas fisik atau olahraga

10

Tidak Merokok

Ya

15

Rumah tangga pasien termasuk kategori rumah tangga berperilaku hidup


bersih dan sehat

E. Analisis Family Assessment Tools


1. Genogram Keluarga (Family Genogram)

Pasien tinggal satu rumah dengan istri, mertua, dan anaknya yang keempat. Kedua orangtua
pasien sama-sama penderita hipertensi, sementara ibu mertua pasien memiliki sakit hipertensi
dan DM.
2. Peta Keluarga (Family Map)

16

Pasien memilliki hubungan yang fungsional dengan istri, anak dan menantu yang pertama, anak
dan menantu yang kedua, serta anak dan menantu yang ketiga. Pasien cukup bisa berhubungan
rukun dengan mertua dan anaknya yang kelima. Namun pasien memiliki hubungan yang tidak
baik dengan anaknya yang keempat.
3. Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)
Families in Later Life

4. Fungsi Keluarga (Family APGAR)


APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
sehat/tidaknya suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen, Geyman dan Leyton,
dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga/tingkat kesehatan keluarga.

KRITERIA

ADAPTASI

PARTNERSHIP

PERTUMBUHAN

PERTANYAAN
Bagaimana anggota keluarga saling
membantu satu sama lain disaat
membutuhkan sesuatu?Apakah pasien
puas dengan keluarga karena masingmasing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya?
Bagaimana anggota keluarga
berkomunikasi satu sama lain tentang
masalah-masalah tertentu seperti liburan,
finansial, pengeluaran yang besar dan
masalah pribadi? Apakah pasien puas
dengan keluarga karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi ?
Bagaimana perubahan anggota keluarga
selama tahun-tahun terakhir, apakah pasien
diberi kebebasan untuk mengembangkan
diri?
Apakah pasien puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga untuk
mengembangkan kemampuan pasien
miliki?

HAMPIR
SELALU
(2)

KADANGKADANG
(1)

TIDAK
ADA (0)

17

KASIH SAYANG

KEBERSAMAAN

Apakah jika pasien sakit, keluarganya


memberi perhatian, perduli, dan
menunjukkan kasih sayangnya dengan
merawat?Apakah pasien puas dengan
kehangatan yang diberikan keluarga?
Bagaimana anggota Keluarga anda
berbagi waktu, ruang, dan uang?
Apakah pasien puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk menjalin
kebersamaan

TOTAL

Skor klasifikasi APGAR :


8-10

Fungsi keluarga baik

4-7

Disfungsi keluarga sedang

0-3

Disfungsi keluarga berat

Berdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya disfungsi keluarga sedang

5. Sumber Daya Keluarga (Family SCREEM)


ASPEK

SUMBER DAYA

PATOLOGI

SOCIAL

Interaksi antar pasien dengan


anggota keluarga, rekan kerja
dan tetangga terjalin baik.

CULTURAL

Pasien dan keluarga tidak


mempercayai
yang

mitos-mitos

tidak

kebenarannya.

jelas

Pasien

dan

keluarga memahami bahwa


penyakitnya

bukan

karena

pengaruh hal gaib.


RELIGIUS

Keluarga

pasien

beragama

islam, mengikuti pengajian,


dan

selalu

mengusahakan

untuk sholat berjamaan di


masjid.

18

ECONOMY

Walaupun

pasien

tidak

bekerja, akan tetapi semua


kebutuhan pasien tercukupi
oleh

istrinya

dari

hasil

berjualan nasi rames dan juga


kos-kosan yang ia punya.
EDUCATION

Pendidikan anggota keluarga Kesadaran


pasien

cukup

untuk pasien

serta

pengetahuan

terhadap

penyakitnya

menyelesaikan permasalahan cukup rendah. Pasien hanya


keluarga

mengetahui bahwa HT, obesitas


dan

hipertrigliseridemianya

tidaklah terkait dan tidak saling


memperparah
MEDICAL

Pasien

dan

keluarganya Rumah pasien agak jauh dari

semua terjamin dengan Askes

Puskesmas

6. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


Tahun

Usia

Life event/crisis

Severity of illness

1990

45 th

Diberhentikan kerja oleh Pabrik Kulit

Stresor psikologis

1991

46 th

Terdiagnosis Hipertensi

1995

50 th

Anak pertama pasien menikah dan pergi


dari rumah

2003

58 th

Anak kedua pasien menikah dan pergi dari


rumah

2013

68 th

Anak ketiga pasien menikah namun masih


tinggal satu rumah

2015

70 th

Anak ketiga pindah rumah dan kerja ke


luar kota
Anak kelima pindah kerja dan rumah ke
luar kota

19

G. Diagnosis Holistik
Hipertensi grade I pada Laki-laki Lanjut Usia disertai Obesitas grade II dan
Hipertrigliseridemia dengan kesalahan persepsi terkait penyakitnya dan disfungsional
keluarga sedang

H. Manajemen Komprehensif
a) Promotif
Edukasi pada pasien dan keluarga pasien tentang penyakitnya meliputi :
a. Gambaran tentang hipertensi yang merupakan penyakit kronis yang tidak
bisa disembuhkan tetapi dapat dikendalikan, dan itu tergantung pada pasien
sendiri
b. Penyebab, faktor resiko, komplikasi dan pengelolaan pada hipertensi
c. Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan hipertensi dan obesitas
dengan makanan gizi seimbang, aktifitas fisik teratur, pola istrirahat yang
cukup, serta management stres yang baik
d. Pentingnya meminum obat rutin
e. Pentingnya kontrol penyakitnya ke pelayanan kesehatan bila ada keluhan dan
obat habis
f. Pentingnya memonitor tekanan darah minimal 1 bulan sekali, disertai
pemeriksaan yang lain
g. Pentingnya menerapkan PHBS didalam rumah tangga
h. Pentingnya dukungan keluarga terhadap sakit pasien
i. Bahayanya kondisi obesitas dan pola makan yang tidak terkontrol pada
pasien

b) Preventif
1) Melakukan pengaturan makan dengan 3J yakni jumlah kalori sesuai dengan
kebutuhan kalori, jadwal makan 5-6 kali/hari (3 kali makan besar, 2-3 kali makan
kecil, dengan selang waktu 2-3 jam) sedikit-sedikit tapi sering, dan jenis makanan
20

yakni makanan yang sehat terdiri dari karbohidrat kompleks, rendah glukosa,
tinggi serat, protein, dan lemak tidak jenuh.
2) Meningkatkan aktivitas fisik. Total waktu 150 menit dalam seminggu, 3-5x dalam
seminggu.
3) Manajemen stress yang baik
4) Istirahat yang cukup 6-8 jam perhari.
5) Skrining anggota keluarga yang berusia lebih dari 35 tahun untuk penyakit HT
dengan pemeriksaan tekanan darah
6) Minum obat secara teratur sesuaia anjuran dokter
7) Kontrol rutin ke dokter untuk penyakitnya
8) Memonitoring tekanan darah pasien
9) Konseling CEA bila terdapat kekhawatiran terhadap penyakitnya
c) Kuratif
1) Farmakologis
- Amlodipin 5mg 1x1
- Gemfibrozil 300mg 1x1
- Vit B complex 1x1
2) Non Farmakologis
-

Diet Rendah Garam

Diet Rendah Lemak

d) Rehabilitatif
Konseling CEA keluarga

e) Paliatif
Belum diperlukan pada pasien ini

21

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Smith Tom, 1995).
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan. Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satusatunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal,
mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
marah, telinga berdengung, berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan
pusing.

B. Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara
berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju,
seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama
populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara
22

signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver,2009).
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan
berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang
melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan
dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan
obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk
dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Jika keadaan ini
terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia akan menjadi obes
(Sayoga dalam Rahmawaty, 2004)
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya
aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007). Dengan demikian tiap orang
perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini
terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin
wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.
Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade terakhir menjadi masalah global
menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang
dewasa diatas usia 15 + adalah kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa yang
gemuk dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan.Para ahli
percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang
dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan obesitas. Skala masalahobesitas
memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah
Obesitas dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal. Penyebab-penyebab tersebut
antara lain adalah:
1. Internal
a. Genetik
b. Endokrin
2. Eksternal
a. Gaya hidup atau tingkah laku
b. Lingkungan dan faktor lain

23

Adapun cara menentukan derajat obesitas yang paling sering dipakai adalah dengan
mengukur Body Mass Index atau BMI, yaitu dengan mengukur tinggi badan (dalam meter) dan
berat badan (dalam kilogram), kemudian membagi berat badan dengan kuadrat dari tinggi badan.
Lihat Rumus dibawah ini:
BMI = Berat Badan / ((Tinggi Badan (m)) x (Tinggi Badan (m)))
Contoh seseorang dengan berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm, maka didapatkan
BMI = 80 / (1.6 x 1.6) = 31,25 (Obesitas derajat 2)
KLASIFIKASI
OBESITAS
WHO
Underweight
Healthy weight
Obesitas
derajat 1
Obesitas
derajat 2
Obesitas
derajat 3

BMI
POPULER / UMUM

(kg/m2)

Kurus
Normal
Overweight / Gemuk

< 18,5
18,5 24,9
25 29,9

Obesitas

30 39,9

Obesitas Morbid /
Berat

> 40

C. Hipertrigliseridemia
Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan ditandai peningkatan kadar trigliserida >150
mg/dL (Gan et al, 2006; Miller, 2009; European Atherosclerosis Society, 2011).
Hipertrigliseridemia sering timbul akibat Diabetes mellitus yang tidak terkontrol,
obesitas, dan sedentary life style (Gan et al, 2006). Hipertrigliseridemia adalah faktor risiko pada
> 72% penyakit pembuluh darah koroner (Miller, 2011) dan 1-7% pankreatitis akut (Gan et al,
2006; Miller, 2009).
Hipertrigliseridemia merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya aterosklerosis dan
progresivitas proses aterosklerosis dinding pembuluh darah, maka lumen pembuluh darah akan
mengalami penyempitan dan mengakibatkan iskemik jaringan bila penyempitan lumen
pembuluh darah mencapai > 75% diameter pembuluh darah (Chew & Park, 2004). Penyempitan
pembuluh darah akan mengakibatkan penyakit jantung koroner, infark miokard akut, peripheral
arterial disease (PAD), dan/atau stroke pada pembuluh darah otak (Arab & Steck, 2000; Chew &
Park, 2004; Miller, 2009).

24

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor
pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &
Suddarth, 2002).

25

E. Hubungan Gizi dengan Hipertensi


Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa
mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan
dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut (usila)
pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang
mengalami sklerosis (aterosklerosis), resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan
meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat
mencapai seluruh bagian tubuh. Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University,
Fullerton, CA, masih menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet dan cara
hidup terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa kecenderungan menyatakan
bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis merupakan suatu respon dari cedera pada
dinding arteri terhadap kerusakan yang dibentuk oleh lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan
beberapa mikronutrien seperti Cr, Cu mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau
memperlambat aterosklerosis.

26

DOKUMENTASI KEGIATAN

27

DAFTAR PUSTAKA
1. Linder MC, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi.
Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis,. Jakarta: Penerbit UI
Press, 1992.
2. Departemen Kesehatan RI. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes RI,
1995.
3. PERKI Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia. Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung
Indonesia. Jakarta: PERKI Pusat dan Yayasan jantung Indonesia, 2002.
4. Moore MC, diterjemahkan oleh Liniyanti D. Oswari. Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi
II. Hipokrates Tahun I, 1992.
5. Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI. Penuntun Diet. Jakarta: Bagian Gizi RSCM dan
PERSAGI, 1996.

28

You might also like