You are on page 1of 23

PENATALAKSANAAN

HIPERTENSI KRISIS

Dr ISMUGI SpJP
SMF KARDIOLOGI
RUMKIT PUSPOL RS SUKANTO

when you prepare for an emergency,


the emergency cease to exist
(Goldberger E, 1974)

Hipertensi Krisis
peningkatan darah yang mendadak
tekanan darah cukup tinggi; peningkatan
tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan/atau
diastolik > 120mm Hg
berakibat buruk pada target organ/organs
pada penderita hipertensi atau penderita yang
tidak diketahui sebelumnya
penatalaksanan harus cepat dan tepat

Klasifikasi berdasarkan tingkat


kegawatan dan kerusakan target organ :
Hipertensi gawat (Hypertensive emergency) :
adalah keadaan-keadaan klinis yang disertai
kerusakan akut, atau adanya kerusakan awal
(ongoing) dari target organ.
Untuk mengatasi hal ini, penurunan tekanan darah
harus dilakukan dengan cepat, dalam beberapa
menit atau jam ( tensi 1 jam), dan biasanya
dengan pemberian obat- obatan parenteral.

Klasifikasi berdasarkan tingkat kegawatan dan


kerusakan target organ :
Hipertensi darurat (Hypertensive urgency) :
adalah peningkatan tekanan darah yang tidak
disertai kerusakan akut dari end organs, yang
mana hal ini membutuhkan penurunan tekanan
darah dalam waktu lebih lambat periode jam
( tensi dalam menit hingga 1 jam), dan biasanya
dengan pemberian obat-obatan peroral.

Penatalaksanaan hipertensi gawat


dan hipertensi darurat
Titik-titik perhatian :
Pasien dengan hipertensi gawat harus dirawat di
unit perawatan intensif dimana pengawasan
tekanan darah dan pengobatan dapat dilakukan.
Sasaran permulaan penurunan tekanan darah
pada hipertensi gawat adalah tekanan darah
yang aman, level non-kritis, walau tak perlu
mencapai normotensi.
Peningkatan tekanan darah tanpa progresifitas
keluhan dari gangguan targen organ, jarang
memerlukan terapi cepat.

Pendekatan penatalaksanaan
Hipertensi Gawat :
Karena belum ada penelitian skala besar dengan
metode prospektif mengenai terapi yang optimal,
maka ketentuan berdasar atas konsensus dengan
dasar metode retrospektif dan opini para pakar.
Yang harus diperhatikan kecuali angka absolut
dari tekanan darah adalah :
keadaan klinis yang khas
komplikasi target organ

Penatalaksanaan Hipertensi Gawat :


penderita harus masuk unit intensive rumah sakit
tekanan darah harus diturunkan :
secepat mungkin
bertahap
spesifik
pemberian harus intra venous
hemostasis cairan harus dijaga

Rekomendasi Penurunan Tekanan Darah


1. Disfungsi ekstra serebral
penurunan tekanan darah secara cepat,
tidak lebih dari 20-25% mean blood
pressure dalam waktu 2 jam
turunkan tekanan darah diastolik sampai
100-110 mmHg dalam waktu 2 jam

Rekomendasi Penurunan Tekanan Darah


2. Disfungsi serebral
pada penderita dengan strok, pemberian antihipertensi tidak diberikan rutin
penurunan tekanan darah dilakukan bila
tekanan darah amat tinggi (>220/130 mmHg).
Pada penderita dengan hipertensi ensefalopati, tekanan darah diturunkan 20% atau
tekanan darah diastolik menjadi 100 mmHg,
dalam waktu 2 jam.

TATALAKSANA HIPERTENSI
GAWAT (Rekomentasi JNC-VII)
Turunkan mean arterial blood pressure tidak lebih
dari 25% dalam waktu 2 jam, kemudian turunkan
sampai 160/100 mmHg dalam waktu 2-6 jam.
Cegah penurunan tekanan darah yang berlebihan
Pemberian obat secara intravena dengan cara
titrasi.

Obat-obat Antihipertensi yang Ideal


mempunyai kemampuan meregulasi penurunan
tekanan darah - risiko minimal terjadinya hipotensi.
penurunan tekanan darah dapat secara cepat dan
dapat diprediksi.
efek samping yang minimal.

Komplikasi target organ pada hipertensi gawat


Target Organ
Aorta

Komplikasi
Di seksi aorta

Pertimbangan terapi
- Penyekat Beta, labetolol (menurunkan dp/dt)
- Sodium nitropruside dengan penyekat beta
(cegah pemberian vasodilator saja)

Otak

- Hipertensi ensepalopati

- Cegah akut yang bekerja sentral seperti clonidine

- infark atau perdarahan

- Cegah obat yang bekerja sentral : cegah obat yang

serebral
Jantung

Secara cepat menurunkan tekanan darah

- miokard iskemia

- gliseril dinitrate i.v

- miokard infark

- penyekat beta

- gagal jantung

- diuretik + ace inhibitor


- penyekat beta (bradikardi)

Ginjal

Insufisiensi renal

- diuretik (hati-hati)
- antagonis kalsium

Plasenta

Eklamsia

Hydralazine, labetolol, antagonis erasium

Obat anti hipertensi sebagai terapi


pada hipertensi gawat
Obat

Dosis

Nitroprusside
(Nipride,
Nitropress)
Nitroglycerin
(Nitro-bid IV)
Fenodipine
(Corlopam)
Nicardipine
(Cardene IV)
Hydralazine
(Apresoline)
Enalaprilat
(Vasotec IV)
Labetalol
(normodyne,
Trandate)

0.25-10.00 g/kg/mnt
as i.v. infus

Cepat

1-2 min

5-10 g/mnt as i.v


infus
0.1-0.6g/mnt as i.v
infus
5-15 mg/h i.v

2-5 mnt

5-10 mnt

4-5 mnt

10-15 mnt

5-10 mnt

1-4 jam

10-20 mg/h i.v


10-20 mg IM
1.25-5.00 mg setiap 6 j

10-20 mnt
20-30 mnt
15 mnt

3-8 jam

20-80 mg i.v. bolus


setiap 10 mnt
2 mg/min i.v infus

Mula Kerja Lama Kerja

5-10 mnt

Indikasi spesial
Sebagian besar hipertensi
gawat, namun hati-hati yang
disertai tekanan intrakranial
yang tinggi atau azotemia
Insufisiensi ginjal sesudah
operasi
Sebagian besar hipertensi
gawat hati nadi pada gagal
jantung, eklamsia, tekanan
intrakranial sebagian

6 jam
3-6 jam

Hipertensi gawat, kecuali


gagal jantung

Adapted from : Kaplans Clinical Hypertension, 2002

Obat-obat Intravena untuk Hipertensi Gawat


Obat
Nitropruside
Nitroglycerin
Nicardipine
Hydralazine
Enalapril
Fenoldopam
Phentolamine
Esmolol
Labetolol

Dosis
0.25 10 g/kg/mnt as IV Infus
5 100 g/mnt as IV Infus
5-15 mg/jam IV
10 20 mg IV
10 50 mg IM
1.25 5 mg g 6 jam
0.1 0.3 g/kg/mnt
5 15 mg IV
500 g/kg/mnt for 4 mnt,
kemudian 150-300 g/kg/mnt/IV
20-10 mg IV bolus setiap 10 mnt
2 mg/mnt IV Infus

Mula Kerja
Instantaneous
2 5 mnt
5 10 mnt
10 20 mnt
20 30 mnt
15 mnt
< 5 mnt
1 2 mnt
1 2 mnt
5 10 mnt
Braunwald, 2001

Obat-obat Intravena untuk Hipertensi


Gawat yang tersedia di Indonesia
Vasodilators : - Clonidine
- Nitroglycerin
- Sodium Nitroprusside
Ca-Antagonist : Hydrochloride
- Diltiazem Hydrochloride

Nicardipine

Obat yang Biasa Digunakan pada


Hipertensi Gawat
Clonidine IV :

Menurunkan tonus simpatis perifer melalui stimulasi


sentral dari reseptor 2

Mula kerja tidak dapat diprediksi


Efek samping : ngantuk, mulut kering, konstipasi dan
tendensi untuk overshoot atau rebound hypertension
pada penghentian mendadak

Obat Yang Biasa Digunakan pada Hipertensi Gawat


Nitroglycerin I.V :
Vasodilator kuat (dilator arteri dan vena)
Interaksi langsung dengan reseptor nitrat pada otot
polos vaskuler
Mula kerja dan lama kerja yang cepat
Efek samping : sakit kepala, takikardi, mual, muntah
Hati-hati pada penyakit arteri koroner dan tekanan
sistolik yang rendah
Dapat meningkatkan ICP pada pasien normotensif
yang dilakukan anestesi

Obat Yang Biasa Digunakan pada Hipertensi Gawat


Sodium Nitroprusside I.V :

Mekanisme dilatasi arteri dan vena


Onset cepat, durasi pendek
Penurunan tekanan darah yang berlebihan
Hipertiroidi temporer
Tanda-tanda toksisitas pada saraf sentral
monitor yang ketat adalah penting
Diberikan secara i.v terkontrol

Obat Yang Biasa Digunakan pada Hipertensi Gawat


Diltiazem iv (Herbesser Injection)
Bermanfaat untuk hipertensi gawat dan darurat
Sebagai antagonis kalsium yang non dihidropiridin
Tergantung dosis :
Mula kerja dapat diprediksi
Penurunan tekanan darah secara cepat
Tidak ada rebound pada penghentian mendadak
Efek samping : bradikardi, hipotensi, sakit kepala,
muka merah
Memiliki efek anti iskemik dan antiaritmia

Macam obat dan protektifitas target organ


Target Organ

HER

CLON

NTG

NIFE

Kardioproteksi
Kecepatan denyut jantung
Dilatasi : - koroner
- kolateral
Anti aritmia
Antivasospasme

++
++
++
++

++
-

Reno protektif
Aferen
Aliran darah ginjal
Eferen
CGP

Serebroprotektif
Aliran darah otak

Epstein M, 1991, Bakris GL, 1993, Mancia G, 1996, Messely FH, 1996

CONCLUSION
1. Hypertensive emergencies require immediate
BP reduction. This is most safely accomplished
in the intensive care setting with use of an
Intravenous agent.
2. Antihypertensive agent should be given parenterally to avoid rebound hypertension and to
minimize target organ damage.

TERIMA KASIH

Terima Kasih

You might also like