Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh:
RILIANI TOPAYU
NIM. PO 3131113074
Kepada
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
ii
Daftar Isi..............................................................................................................
iii
Daftar Tabel..........................................................................................................
iv
I. Pendahuluan......................................................................................................
A. LatarBelakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
D.Manfaat Penelitian.......................................................................................
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................
II. Tinjauan Pustaka.............................................................................................
A.Tinjauan umum tentang Makanan Jajanan..................................................
B.Tinjauan umum tentang Logam Berat.........................................................
C.Tinjauan umum tentang Logam Timbal (Pb)..............................................
D.Tinjauan umum tentang dampak Logam Timbal bagi kesehatan................
E.Tinjauan umum tentang analisis unsur/logam
dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA)...................................
F.Kerangka Konsep.........................................................................................
III. Metodologi Penelitian....................................................................................
A.Jenis Penelitian............................................................................................
B. Tempat dan waktu penelitian......................................................................
C.Variabel penelitian.......................................................................................
D.Definisi Operasional....................................................................................
E.Populasi dan sampel....................................................................................
F.Alat dan Bahan.............................................................................................
G.Prosedur Kerja.............................................................................................
1
1
4
4
4
5
8
8
9
12
14
JADWAL PENELITIAN.....................................................................................
BIAYA PENELITIAN..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
DAFTAR TABEL
28
29
30
17
23
24
24
24
24
24
25
26
26
10
11
13
28
29
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan
setiap insan baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologissehingga
pemerintah Indonesia sangat memperhatikan peranan strategis pangan dalam
pembangunan nasionalnya. Pembanguan pangan dan perbaikan gizi ditujukan untuk
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat secara adil dan merata baik dalam jumlah
maupun mutu gizinya. Dalam upaya pembangunan pangan nasional dibentuk
program kabinet dalam upaya mempertahankan ketersediaan pangan agar tetap
terjangkau oleh lapisan masyarakat salah satu contohnya adalah industri usaha
makanan jajanan atau rumah tangga (sreet foods) (Wirakartah, 2001)
Penelitian yang dilakukan oleh Ulvie dkk (2015) menunjukan bahwa Lebih
dari 99% anak sekolah jajan disekolah untuk memenuhi kebutuhan energinya saat
berada disekolah. Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
anak menuju masa remaja, sehingga asupan zat gizi yang cukup, serta keamanan
pangan yang dikonsumsi sangat penting untuk diperhatikan, termasuk Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS). Makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi
anak sekolah sebanyak36%, protein 29% dan zat besi 52%. Karena itu dapat
dipahami peran penting makanan jajanan kaki limapada pertumbuhan dan prestasi
belajar anak sekolah.
Berdasarkan Kepmenkes RI (2003), tentang pedoman persyaratan hygiene
sanitasi makanan jajanan, bahwa makanan jajanan yang dijajahkan harus dalam
keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup
makanan jajanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan untuk
mencegah pangan darikemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Penyakit akibat makanan dapat berasal dari berbagai sumber yaitu organisme
patogen termasuk bakteri, kapang, parasit dan virus, dari bahan kimia seperti racun
alami, logam berat dan bahan tambahan berbahaya lainnya (Yuliarti, 2007). Anakanak merupakan kelompok masyarakat yang sering menjadi korban penyakit bawaan
makanan (WHO, 2006).
Logam dapat memasuki tubuh melalui makanan yang tercemar, polusi udara
dan paparan benda-benda beracun. Polutan logam yang beredar di udara berasal dari
berbagai sumber yang salah satunya dari asap kendaraan seperti timbal (Pb)(Soedarto,
2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Tuloly (2013) di Kecamatan Kota Tengah
Gorontalo diperoleh hasil bahwa kandungan timbal pada jajanan pisang goreng berkisar
antara 0,65 ppm 3,86 ppm dimana terendah pada sampel 05 dan tertinggi pada sampel
10 sedangkan untuk kandungan timbal pada jajanan tahu isi berkisar antara 0,47 ppm 3,68 ppm dimana terendah terdapat pada sampel 05 dan tertinggi pada sampel 8. Semua
sampel mengandung timbale dan melebihi batas maksimum cemaran logam dalam
makanan yang telah ditetapkan oleh Dirjen POM
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah Apakah jajanan
Nugget yang dijual dibeberapa sekolah wilayah Kota Gorontalo terkontaminasi logam
timbal (Pb) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menguji kandungan logam timbal (Pb) pada makanan jajanan
Nugget Goreng yang dijual di beberapa sekolah wilayah Kota Gorontalo
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kandungan logam timbal (Pb) pada setiap sampel yang diteliti
b. Mengetahui dampak dari logam timbal (Pb) bagi kesehatan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan serta sebagai bahan pertimbangan untuk
masyarakat khususnya bagi orang tua siswa agar lebih memperhatikan keamanan
makanan jajanan yang dijual dipinggiran jalan karena beresiko terkontaminasi
Logam Timbal (Pb) yang berdampak bagi kesehatan anak.
2. Bagi Peneliti
Memperluas wawasan dan memberikan pengalaman langsung bagi penulis
dalam melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep
yang diperoleh selama menjalankan perkuliahan.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan sebagai
bahan acuan penelitian yang akan datang serta dapat menjadi data dasar bagi
penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul Analisis kandungan logam timbal (Pb) pada makanan
jajanan.. yang dijual dibeberapa sekolah wilayah Kota Gorontalo belum pernah
dilakukan penelitian, namun ada judul yang mirip atau sejenis, yaitu:
Tabel 1
Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
No.
1.
Nama
peneliti
Chayha dkk
Judul
Tahun
penelitian
Analisa kadar 2012
timbal
(pb)
pada gorengan
yang disajikan
Menggunakan
penutup
dan
tidak
menggunakan
Variabel
Hasil
Penutup pada
kawasan
masih
traffic light
dibawah
Kota
yang ditetapkan.
medan
NAB
tahun
Kadar
timbal (Pb) pada
gorengan yang
disajikan
tidak
menggunakan
penutupmemiliki
kadar timbal (Pb)
melebihi
NAB
yang
ditentukan.
Perbedaan: Penelitian ini dilakukan di Kota Medan pada tahun 2012, sampel yang
digunakan adalah makanan jajanan yang disajikan menggunakan penutup dan yang
tidak menggunakan penutup,sedangkan penelitian rencana akan dilakukan di Kota
Gorontalo pada pada tahun 2016 menggunakan sampel jajanan Nugget yang dijual
dibeberapa sekolah.
Persamaan: Penelitian ini sama-sama menganalisis kandungan logam timbale (Pb)
2.
Aprilia dkk Analisis
2015
Variabel
Makanan jajanan
kualitatif Timbal
pada
berbagai
jenis
makanan
yang
dijual
Mandiri :
Analisis
Timbal
kampus
dijual
disekitar kampus
kandungan
makanan
disekitar
yang
Universitas Islam
pada
Bandung
tidak
terkontaminasi
logam timbal.
Universitas
Negeri
Islam
Bandung
dengan metode
reaksi warna
Perbedaan : Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Bandung pada tahun 2015,
sampel yang digunakan adalah makanan yang dijual disekitar kampus, Penelitian ini
menggunakan metode analisis Kualitatif, sedangkan penelitian akan dilakukan di Kota
Gorontalo pada pada tahun 2016 menggunakan sampel jajanan Nugget yang dijual
dibeberapa sekolah, metode penelitian adalah analisis kuantitatif yaitu menentukan
kandungan
timbal (pb) pada
jajanan
Pinggiran jalan
Mandiri :
Analisis
kandungan
timbale
penelitian
Semua
sampel
mengandung
timbal
dan
melebihi
kecamatan kota
batas maksimum
tengah
cemaran
Kota gorontalo
dalam
logam
makanan
yang
telah
ditetapkan
penelitian yang akan dilakukan dilaksanakan pada tahun 2016, tempat penelitian Kota
Gorontalo, sampel yang digunakan adalah makanan jajanan Nugget yang dijual
dibeberapa sekolah.
Persamaan : penelitian sama-sama melakukan analisis logam timbal
untuk
dijual
bagi
umum
selain
yang
disajikan
jasa
boga,
sarapan dan makan siang seperti aneka kudapan dan aneka jajanan pasar (Nurhayati,
2012).
Makanan jajanan yang dijual dengan sarana penjualan, konstruksinya harus
dibuat sedemikian rupa sehigga dapat melindungi makanan dari pencemaran. Pada
waktu penjualan makanan persyaratan harus dipenuhi dan harus terlindungi dari debu
atau pencemaran, termasuk dari pencemaran timbal (Pb) yang berasal dari kendaraan
bermotor (Aprilia dkk, 2015).
Nugget adalah hasil olahan daging restrukturisasi (restructured meat)
merupakan salah satu bentukteknologi pengolahan daging denganmemanfaatkan
daging yang berukuranrelatif kecil dan tidak beraturan untukdiolah dan disatukan
menjadi produk yang menyerupai daging utuh (Evanuarini, 2010). Nugget merupakan
rekonstruksi dari olahan serpihan daging yang dibentuk sedemikian rupa dengan
penambahan bahan-bahan tertentu sehingga membentuk produk baru yang diterima
oleh masyarakat. Nugget merupakan salah satu jenis variasi makanan lauk olahan
8
siap saji, produk lauk ini terkenal dan sangat digemari semua golongan masyarakat,
baik anak kecil, dewasa maupun orang tua.Nugget terbuat dari bahan dasar hewani
seperti ayam, daging sapi, ikan, dan udang. Tetapi sekarang banyak divariasikan
9
dengan berbagai campuran seperti nugget ikan nila, nugget keju, nugget tahu, nugget
jamur, nugget ayam, nugget tempe, nugget udang, nugget lele, nugget kentang,
nugget sayur bayam, nugget wortel, yang banyak dijual dipasaran tetapi nugget yang
paling populer adalah nugget ayam.
B. Tinjauan Umum tentang Logam berat
Menurut Astawan (2012) Logam berat adalah benda padat atau cair yang
mempunyai berat lebih dari 5 gram untuk setiap 5 g/cm 3. Sesungguhnya istilah logam
berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5
g/cm3. Namun kenyataannya unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya,
juga dimasukan kedalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk dalam
kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa jenis
logam berat yang beracun bagi manusia adalah arsen (As), kadmium (Cd), tembaga
(Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg) nikel (Ni) dan seng (Zn).
Logam berat dibagi kedalam dua jenis, yaitu(Widowati, 2008) :
1. Logam berat esensial; yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat
dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah berlebihan, logam tersebut
dapat menimbulkan efek toksik. Contohnya dalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn
dan lain sebagainya
2. Logam berat tidak esensial; yakni logam yang keberadaannya dalam
tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik, seperti
Hg, Cd, Pb, Cr dan lain sebagainya
Polutan logam mencemari lingkungan, baik dilingkungan udara, air dan tanah
yang berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami antara lain siklus
alamiah sehingga bebatuan gunung berapi bisa memberikan kontribusi kelingkungan
udara, air dan tanah. Kegiatan manusia yang bisa menambah polutan bagi lingkungan
berupa kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar serta kegiatan
domestic lain yang mampu meningkatkan kandunngan logam dilingkungan udara, air
dan tanah. (Widowati dkk, 2008)
Beberapa jurnal internasional seperti Food Additives & Contaminants, Food
Control, jurnal of Hazardous Materials, Journal Of Food Composition and Analysis
memuat survey adanya kandungan mineral/logam dalam kategori makanan tertentu
(makanan bayi, asal daerah atau Negara) yang diambil dari daerah atau pasar tertentu.
Berikut rincian unsur/mineral yang umumnya dipantau dalam bahan makanan, tujuan
umum pemantauannya, serta kisaran yang dituju.
Tabel 2
Unsur/mineral/logam yang umumnya dipantau dalam bahan makanan
Unsur
Aluminium (Al)
Arsen (As)
Boron (B)
Kadmium (Cd)
Kalsium (Ca)
Kromium (Cr)
Tembaga (Cu)
Fluor (F)
Iodin (I)
Besi (Fe)
Timbal (Pb)
Magnesium (Mg)
Mangan (Mn)
Merkuri (Hg)
Molibdenum (Mo)
Nikel (Ni)
Forfor (P)
Tujuan Utama
Toksisitas
Toksisitas
Nutrisi
Toksisitas
Nutrisi
Nutrisi/toksisitas
Nutrisi
Nutrisi/toksisitas
Nutrisi/toksisitas
Nutrisi
Toksisitas
Nutrisi
Nutrisi
Toksisitas
Nutrisi
Toksisitas
Nutrisi
Kalium (K)
Selenium (Se)
Natrium (Na)
Timah (Sn)
Seng (Zn)
Nutrisi
Nutrisi/toksisitas
Nutrisi
Toksisitas
Nutrisi
Mayor/minor
Sekelumit/ultrakelumit
Mayor/minor
Minor/kelumit
Minor/kelumit
Tabel 3
Istilah-istilah untuk kisaran fraksi massa
Istilah (%)
Mayor
Minor
kelumit
Ultra kelumit
Fraksi Massa
1-1000 g/kg
10-1000 mg/kg
0,01-10 mg/kg
< 10 g/kg
memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20. Sehari-hari timbale dikenal
dengan nama timah hitam, yang terdiri dari 4 macam, yakni (Widowati dkk, 2008) :
1. Timbal 204 dengan jumlah sebesar 1,48% dari seluruh isotop timbal
2. Timbal 206 sebanyak 23%
3. Timbal 207 sebnayak 22,60%
4. Timbal 208 yang meraupakan peluruhan dari hasil akhir dari peluruhan
radioaktif thorium (Th)
Timbal (Pb) ditambahkan sebagai bahan aditif pada bensin dalam bentuk
timbelorganik (tetraetil-Pb atau tetrametil-Pb). Pada pembakaran bensin, timbel
organik iniberubah bentuk menjadi timbel anorganik. Timbel yang dikeluarkan
sebagai gasbuang kendaraan bermotor merupakan partikel-partikel yang berukuran
sekitar 0,01m. Partikel-partikel timbel ini akan bergabung satu sama lain
membentuk ukuranyang lebih besar, dan keluar sebagai gas buang atau mengendap
pada kenalpot (Tugaswati, 2012).
Tabel 4
Batas maksimum cemaran logam timbal (Pb) dalam makanan
No
1.
Jenis Makanan
Susu olahan
Batas maksimum
(ppm atau mg/Kg)
0,02
(dihitung terhadap produk siap
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
konsumsi)
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,5
1,0
1,0
10.
11.
No.
Jenis Makanan
12.
13.
14.
15.
Produk bakeri
Daging olahan
Ikan olahan
Ikan predator olahan (misalnya cucut,
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
0,3
1,0
Batas Maksimum
(ppm/mg/kg)
0,5
1,0
0,3
0,4
1,5
0,5
1,0
2,0
10,0
7,0
1,0
5,0
1,0
0,02
(dihitung terhadap produk siap
26.
konsumsi)
0,02
( dihitung terhadap produk siap
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
konsumsi)
0,3
0,3
1,14
1,14
0,01 mg/l
0,005 mg/dl
0,2
1,0
1,0
0,2
1,0
0,2
2,0
2,0
0,25
Logam dapat memasuki tubuh melalui makanan yang tercemar, polusi udara
dan paparan benda-benda beracun. Polutan logam yang beredar di udara berasal dari
berbagai sumber yang salah satunya dari asap kendaraan seperti timbal (Pb). Efek
keracunan logam berat tergantung pada jumlah logam yang dicerna, kecepatan
masuknya, sebaran kejaringan badan, konsentrasi logam dan kecepatan pembuangan
dari tubuh(Soedarto, 2013)
Toksisitas Pb bersifat kronis dan akut. Keracunan Pb kronik yang artinya
keracunan yang terjadi setelah mengonsumsi Pb dalam jumlah sedikit tetapi terusmenerus dalam jangka panjang akan menimbulkan keracunan yang ditandai dengan
depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur. Gejala
yang berupa mual, muntah, sakit perut yang hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat
kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari. (Yuliarti,
2007)
Menurut Widowati (2008), cemaran timbal (Pb) bisa berasal dari tindakan
mengonsumsi makanan, minuman atau melalui inhalasi dari udara, debu yang
tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata dan lewat parenteral. Pb tidak
dibutuhkan oleh tubuh sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb dikonsumsi.
Maka tubuh akan mengeluarkannya. Orang dewasa mengabsorbsi Pb sebesar 5-15%
dari keseluruhan Pb yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorbsi Pb lebih besar,
yaitu 41,5%.
Pb dalam tubuh terutama terikat dalam gugus-SH molekul protein sehingga
menghambat aktiivtas kerja system enzim. Pb menganggu system sintesis Hb.
Komponen utama Hb adalah Hem yang disintesis dari glisin dan suksinil koenzim A
(KoA) dengan piridoksal sebagai kofaktor, setelah beberapa langka bergabung
dengan Fe membentuk Hem, dimana langkah awal dan akhir terjadi dimitokondria,
sedangkan langkah antara terjadi di sitoplasama. Enzim yang terlibat dalam
pembentukan Hem yang paling rentan terhadap Pb adalah asam -aminolevulinat
dehidratase (ALAD) dan Hem sintase (HS).
Penghambatan sistem Hb mengakibatkan terjadinya anemia. Senyawa Pb
dalam tubuh akan mengikat gugus aktiv enzim ALAD sehingga mengakibatkan
pembentukan pofobilinogen dan tidak berlanjutnya proses reaksi. Keracunan akibat
kontaminasi logam Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal, seperti meningkatnya
kadar ALAD dalam darah dan urin, meningkatnya kadar protoporphin dalam sel
darah merah, memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah
merah dan kadar sel-sel darah merah yang masih muda (retikulosit), serta
meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Timbale bersifat kumulatif. Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan berdasarkan organ
yang dipengaruhinya adalah
1. System haemopoietik; dimana Pb menghambat system pembentukan Hemoglobin
(Hb) sehingga menyebabkan anemia.
2. System saraf; dimana Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan gejala
epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar dan delirium.
3. System urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop of
henle, serta menyebabkan aminosiduria.
dengan cara tersebut. SSA digunakan untuk analisis kuantitatif unsure-unsur logam
dalam jumlah kelumit (trace) dan ultra kelumit (ultrace). Cara analisis ini
memberikan kadar total unsure logam dalam suatu cuplikan dan tidak tergantung
pada bentuk molekul dari logam dalam cuplikan tersebut. SSA bukan merupakan
metode analisis yang absolute. Suatu perbandingan dengan baku (biasanya berair)
merupakan metode yang umum dalam melakukan metode analisis kuantitatif. Kurva
baku dalam metode SSA dibuat dengan memasukan sejumlah tertentu konsentrasi
larutan dalam system dan dilanjutkan dengan pengukuran absorbansinya (Sumantri
dkk, 2007)
Prinsip penetapan kadar mineral dengan menggunakan alat spektrofotometri
serapan atom adalah setelah bahan organik dalam sampel dimusnahkan melalui
pengabuan kering atau pengabuan basah, sisa abu dilarutkan dalam asam encer.
Logam yang diatomisasi dalam nyala akan menyerap energy tententu yang
diemisikan oleh lampu katoda. Jumlah energi terserap oleh logam sebanding dengan
kosentrasi mineral dalam sampel. (Sumantri dkk, 2007)
Sebelum melakukan analisis kandungan logam dalam bahan makanan dengan
menggunakan alat spektrofotometri serapan atom terlebih dahulu dilakukan persiapan
sampel analitik sebagai berikut (Rohman, 2013):
1. Penyiapan Larutan analitik
Kebanyakan
teknik
determinasi
mineral
dalam
bahan
makanan
umumnya,
system
digesti
yang
dibantu
oleh
microwave
F. Kerangka Konsep
Ket :
Dampak bagi
kesehatan
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk destruksi pengujian logam), Mikropipet, oven, pipet tetes, pipet volumetric
10 ml, 5 ml dan 1 ml, pisau, refrigator atau freezer, sendok plastik, seperangkat
alat Spetrofotometri Serapan Atom dengan Graphite furnance,Timbangan
analitik, tungku pengabuan (furnace) dan wadah polystyrene.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : HCl 37%, HNO 3 65 %, HCL 6
M, HNO3 0,1 M dan NH4H2PO4 40 mg/ml (sebagai matrik modifier) larutan standar
timbal primer 1000 mg/dl dan sampel peneltian yaitu jajanan Nugget.
G. Prosedur Kerja
Prosedur kerja Analisis kandungan logam Pb dalam bahan makanan
berdasarkan SNI 2354.5 : 2011
1. Sampel disiapkan
2. Sampel dihancurkan menggunakan blender, kemudian ditempatkan dalam wadah
polystyrene yang bersih dan bertutup.
3. Ditimbang produk basah sebanyak 5 g atau produk kering sebanyak 0,5 g
4. Sampel diabukan didalam tungku pengabuan (furnace) dan menutup separuh
permukaannya. dinaikkan suhu tungku pengabuan secara bertahap mulai dari
100oC, 200oC, 300oC hingga 450oC setiap 30 menit dan dibiarkan selama 18 jam.
5. Dikeluarkan contoh dan didinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin
ditambahkan 1 ml HNO3 65 %, kemudian menggoyangkan dengan hati-hati
sehingga semua abu terlarut dalam asam dan selanjutnya menguapkan diatas hot
plate pada suhu 100oC sampai kering
Jadwal Penelitian
Tabel 5
Jadwal penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
Keterangan
Konsultasi judul
penelitian kepada
pembimbing
Penyusunan BAB I
Studi Pendahuluan
Penyusunan Proposal
BAB II, BAB III
Seminar Proposal
Penelitian
Waktu
16 November 2015
17 November 2015 5 Januari 2016
8 Desember 2015
20 Desember 2015 24 Januari 2016
25 Januari 2016 1 Februari 2016
Februari 2016
No.
1.
2.
3.
Juni 2016
Biaya Penelitian
Tabel 6
Biaya penelitian
Uraian / Rincian kegiatan
Persiapan
a. ObservasiAwal (transportasi)
Penyusunan proposal
a. Pembelian Kertas HVS
b. Pembelian Tinta Print
c. Pembelian Map
d. Pembelian Penjepit kertas
e. Fotocopy Literatur (buku)
f. Pulpen
Seminar proposal
Biaya (Rp)
10.000,30.000,27.000,20.000,10.000,20.000,9.000,-
a. Penggadaan proposal
b. Konsumsi seminar proposal
Biaya sewa Laboratorium
4.
Total
70.000,200.000,1.250.000,1.636.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia dkk, 2015, Analisis Kualitatif Timbal (Pb) Pada Berbagai Jenis Makanan
Yang Dijual Di Sekitar Kampus Universitas Islam Bandung Dengan
Metode
Reaksi
Warna.Farmasi.http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/farmasi/article/vie
w/565.
Diakses tanggal 24 Desember 2015
Astawan, 2012,Jangan Takut Makan Enak, Kompas, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional 2009, Regulasi Badan POM Penetapan Batas
Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan
NomorHK.00.06.1.52.4011http://codexindonesia.bsn.go.id/.
tanggal 24 Desember 2015
Diakses
, SNI 2354.5 2011 Cara Uji Kimia : Penentuan Kadar Logam berat Timbal
(Pb)
dan
Kadmium
(Cd)
pada
Produk
Perikanan.http://www.bkipm.kkp.go.id/. Diakses tanggal 24 Desember
2015
Chahaya dkk, 2013, Analisa Kadar Timbal (Pb) Pada Gorengan Yang Disajikan
Menggunakan Penutup Dan Tidak Menggunakan Penutup Pada
Kawasan Traffic Light Kota Medan Tahun 2012.Lingkungan Dan
Kesehatan
KerjaVol.2,
No.3,
Http://202.0.107.5/Index.Php/Lkk/Article/View/3270/1596. Diakses tanggal
25 Desember 2016
Depkes
Ulvie dkk, 2015,Peran Orang Tua Terhadap Optimalisasi Jajanan Sehat Pada
Tumbuh
Kembang
Anak,
Prosiding
Seminar
Nasional,
http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses tanggal 7 Januari 2016
WHO, 2006, Penyakit Bawaan Makanan : Fokus Pendidikan Kesehatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Widowati, 2008, Efek Toksik Logam Berat, C.V ANDI, Yogyakarta.
Wirakartakusumah, 2001, Pangan dan Gizi, Sagung Seto, Bogor.
Yuliarti, 2007, Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan, ANDI, Yogyakarta.