Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hambatan atau gangguan pasase usus yang sering juga disebut ileus
dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltik
usus akibat pemakaian obat-obatan atau kelainan sistemik seperti gagal
ginjal dengan uremia sehingga terjadi paralisis. Penyebab lain ialah adanya
sumbatan/hambatan lumen usus akibat perlekatan atau massa tumor. Akan
terjadi peningkatan peristaltik usus sebagai usaha untuk mengatasi
hambatan. Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh
strangulasi, invaginasi, atau sumbatan di dalam lumen usus. Ileus dinamik
dapat disebakan oleh paralisis pada peritonitis umum.
1,2
Obstruksi usus dapat terjadi akut (dalam jam) atau kronis (dalam
minggu). Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan
obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai
terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah terjepit
sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren
yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari
1,3
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Hambatan atau gangguan pasase usus yang sering juga disebut ileus
dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltik
usus akibat pemakaian obat-obatan atau kelainan sistemik seperti gagal
ginjal dengan uremia sehingga terjadi paralisis. Penyebab lain ialah adanya
sumbatan/hambatan lumen usus akibat perlekatan atau massa tumor.
1,2
Ileus adalah keadaan dari gerakan dan pasase usus yang normal tidak
terjadi. Ileus timbul saat udara dan cairan sekresi tidak dapat keluar kearah
distal karena berbagai sebab baik karena faktor intrinsik maupun ekstrinsik
(mechanical obstruction) atau paralisis (non mechanical obstruction atau
pseudo ileus).
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Terjadinya kelainan pada usus karena
disebabkan oleh beberapa kasus antara lain; Hernia Inkarserata, Invaginasi,
Adhesi/Perlengketan,Volvulus/Puntiran, Tumor, Keganasan, Bolus cacing.
Sehingga terjadi penyumbatan pada saluran usus.
2.2. ANATOMI
Usus halus ( Intestinum Tenue) dibagi menjadi duodenum, jejenum,
dan ileum. Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang
membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang
usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini
mengisi bagian tengah dan bawah abdomen. Ujung proksimalnya bergaris
tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya
berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm. Duodenum merupakan bagian
pertama intestinum tenue, Duodenum sebagian besar terletak dalam pada
3
bermuara
ductus
7,8
choledochus
dan
ductus
pancreaticus.
simpatis
parasimpatis
menghantarkan
mengatur
refleks
nyeri,
usus.
sedangkan
Suplai
saraf
serabut-serabut
intrinsik,
yang
menyebabkan
penghambatan
sekresi
dan
kontraksi,
serta
10
2.4. EPIDEMIOLOGI
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering
dijumpai oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus
terbanyak. Sekitar 44% dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia
eksterna yang mengalami strangulasi.
10
1,4,8,10
jaringan gangren.
Ileus obs t rukti f letak t inggi : obs t ruks i mengenai usus halus
(dar i gas ter sampai ileumterminal).
2.6. ETIOLOGI
a.
dipotong agar pasase usus pulih kembali. adhesi yang kambuh ungkin
akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga kali, risiko kambuh
menjadi 50%. Adhesi merupakan penyebab tersering ileus obstruktif,
sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat
operasi
intraabdominal
sebelumnya
atau
proses
inflamasi
konservatif
karena
walaupun
pembedahan
akan
d.
pada
anak
biasanya
bersifat
idiopatik.
invaginasi
1
1
f.
Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong
empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau
usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus
gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus,
umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang
menyebabkan obstruksi.
g.
h.
i.
j.
k.
1
2
l.
1
3
tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah
proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang
meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi
gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik
abdomen dan muntah-muntah.
Gejala utama dari illeus obstruksi ialah mual muntah, umumnya pada
obstruksi letak tinggi. obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti
nyeri perut sekitar umbilikus / bagian epigastrium. Sedangkan Obstruksi
pada kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding
obstruksi pada usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir
pada obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada tahap
awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan elektrolit,
maka akan terjadi dehidrasi. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus
berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang. Adanya feces bercampur
darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan
intusepsi.
Hipotensi, takikardi.
1
4
1,3
Gejala Klinis
Subyektif
Pasien datang dengan keluhan perut kembung, muntah, tidak bisa
flatus dan buang air besar. Adanya riwayat laparotomi sebelumnya
dapat menjadi penyebab sumbatan karena adhesi pasca laparotomi.
Riwayat gangguan pola defekasi, buang air besar darah/lendir, berat
badan yang menurun atau anemia dipikirkan kemungkinan sumbatan
oleh neoplasma. Riwayat pemakaian obat-obatan atau penyakit ginjal
kronis.
Obyektif
Abdomen membuncit, adanya gambaran usus atau gerakan
peristaltik pada dinding usus. Bising usus yang meninggi sampai
metalic sound atau bising usus yang negatif. Pada pemeriksaan
rektal/colok dubur dijumpai ampula rekti kolaps pada obstruksi rendah
atau ampula rekti yang kembung karena paralisis. Pada wanita tua
jangan lupa untuk memeriksa daerah inguinal karena sering obstruksi
usus akibat hernia femoralis inkarserata.
1
5
2.9. KOMPLIKASI
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang
berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut
dengan akibat peritonitis umum.
2.10. PEMERIKSAAN
2.10.1. Pemeriksaan fisik
Pada ileus obstruksi, pemeriksaan abdomen sangat memegang
peranan.
cairan,
Hb/Ht
1
6
elektrolit,
dapat
dan
asam-basa.
memperlihatkan
adanya
pemeriksaan
elektrolit
untuk menilai
gangguan
proses
pneumonia.
Adanya
udara
bebas
2,4
dapat
melihat
adanya
pneumoperitonium
yang
1
8
Gambaran khas : Ada gambaran air fluid level dengan pola step leader
(bertingkat).dinilai pada foto LLD. Jika masi terlihat distribusi udara dalm
rektum disebut sebagai ileus obstuktif parsial. Dan jika tidak tampak udara
sampai ke rektum berarti ileus obstruktif total.
Ekpertise :
1
9
2.11. PENATALAKSANAAN
Dekompresi
usus
yang
mengalami
obstruksi,
pasang
selang
Ganti kehilangan cairan dan elektrolit, berikan ringer laktat atau NaCl
dengan suplemen K
+.
2
0
2,3
2.
3.
4.
pada
carcinomacolon,
invaginasi,
strangulata,
dan
2
1
22
2.12. PROGNOSIS
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur,
etiologi, tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda
ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif
yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada
obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus
halus.
2
3
BAB III
KESIMPULAN
Hambatan atau gangguan pasase usus yang sering juga disebut ileus dapat
disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltik usus.
Ileus adalah keadaan dari gerakan dan pasase usus yang normal tidak terjadi.
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Terjadinya kelainan pada usus karena
disebabkan oleh beberapa kasus antara lain; Hernia Inkarserata, Invaginasi,
Adhesi/Perlengketan,Volvulus/Puntiran, Tumor, Keganasan, Bolus cacing.
Sehingga terjadi penyumbatan pada saluran usus.
Manifestasi klinis pada ileus obstruktif adalah mual, muntah, nyeri kolik
abdomen, distensi abdomen, konstipasi absolut (baik feses ataupun tidak ada
flatus), dehidrasi dan hilangnya turgor kulit, hipotensi, takikardi, distensi
abdomen dan peningkatan bising usus, rektum kosong pada pemeriksaan
rectal toucher, nyeri tekan atau nyeri lepas menandakan peritonitis.
Pada inspeksi dapat terlihat kontur usus/darm contour dan gerakan usus
yang terlihat dari luar/darm steifung, Pada auskultasi bising usus akan
meningkat dan biasanya akan terdengar suara tinggi (metallic sound) Pada
palpasi dapat dijumpai tanda-tanda rangsang peritoneal seperti nyeri lepas
dan defans muskuler. Pemeriksaan colok dubur juga harus dilakukan untuk
menilai total atau tidaknya suatu obstruksi dengan menilai kollaps tidaknya
ampulla rekti. Bila pasien telah mengalami peritonitis maka akan ditemukan
nyeri tekan pada pemeriksaan ini.
2
4
DAFTAR PUSTAKA
1.
De Jong Wim, R. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Usus
halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Hambatan Pasase Usus. Jakarta.
Penerbit : Buku Kedokteran EGC. 2005. Hal. 623-629.
2.
3.
4.
5.
6.
Ashari Irwan. Ileus Obstruksi. (Serial online) 8 Juli 2011. (diakses Agustus
2014). Diunduh dari. URL: http://www.dokterirga.com/ileus-obstruktif.
7.
8.
9.
2011.
(diakses
Agustus).
Diunduh
dari
URL:
http://www.slideshare.net/intadenny/presentation/kel.
10.
2
5