Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut Wilkinson(2006) hipertermia merupakan keadaan suhu tubuh
seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya. Hipertermia terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh
pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu
hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer, 2004).
Menurut Potter & Perry (2010) hipertermia adalah peningkatan
suhu
B. Penyebab
Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh mekanisme pengatur
panas hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya produksi panas endogen
(olah
raga
berat,
hipertermia
maligna,
sindrom
neuroleptik
maligna,
C. Batasan Karakteristik
Menurut NANDA (2012) batasan karakteristik pada hipertermiameliputi :
1. Konvulsi
Suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang
tidak terkendali seperti kejang.
2. Kulit kemerah-merahan
Tanda pada hipertermia seperti kulit kemerah-merahan disebabkan karena
adanya vasodilatasi pembuluh darah.
3. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Hal ini berhubungan dengan adanya produksi panas yang berlebih,
kehilangan panas berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan panas
minimal, atau kombinasi antara keduanya.
4. Kejang
Kejang terjadi karena adanya peningkatan temperatur yang tinggi sehingga
otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan peregangan dengan sangat
cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali seperti kejang.
5. Takikardia
Takikardia merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri (Wong, 2008).
6. Takipnea
Takipnea merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri.
7. Kulit terasa hangat
Fase dingin pada hipertermia akan hilang jika titik pengaturan hipotalamus
baru telah tercapai. Dan selama fase plateau, dingin akan hilang dan anak
akan merasa hangat. Hal ini juga terjadi karena adanya vasodilatasi
pembuluh darah sehingga kulit menjadi hangat.
10
11
12
13
tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses
tersebut yaitu menggigil untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk
menghalangi kehilangan panas, dan vasokontriksi untuk menurunkan kehilangan
panas.
Hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di
preoptik area hipotalamus.Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirangsang,
efektor sistem mengirim sinyal yang memprakarsai pengeluaran keringat dan
vasodilatasi perifer. Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti
menurunkan produksi panas dan meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari
sensitif reseptor dingin di hipotalamus memprakarsai efektor untuk vasokontriksi,
menggigil, serta melepaskan epineprin yang meningkatkan metabolisme sel dan
produksi panas.Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi panas
dan menurunkan kehilangan panas.
Efektor sistem yang lain adalah sistem saraf somatis. Bila sistem ini
dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang cocok,
misalnya menambah baju sebagai respons terhadap dingin, atau mendekati kipas
angin bila kepanasan (Asmadi,2008).
14
tambahan,
terdapat
kelompok
reseptorpada
hipotalamus
preoptik/anterior yang disuplai oleh suatu jaringan kaya vaskuler dan sangat
permeabel.Jaringan vaskuler yang khusus ini disebut organum vasculorum
laminae terminalis (OVLT).Sel-sel endotel OVLT ini melepaskan metabolit asam
arkidonat ketika terpapar pirogen endogen dari sirkulasi.Metabolit asam arkidonat
yang sebagian besar prostaglandin E2 (PGE2), kemudian diduga berdifusi kedalam
daerah hipotalamus preoptik/anterior dan mencetuskan demam(Harrison, 1999).
G. Penatalaksanaan
Perawat sangat berperan penting untuk mengatasi hipertermia.Tindakan
mengatasi atau menurunkan suhu ini mencakup intervensi farmakologi dan
nonfarmakologi.Untuk terapi farmakologi obat antipiretik yang digunakan untuk
mengatasi demam antara lain asetaminofen, aspirin, dan obat-obat anti-inflamasi
nonsteroid (NSAID).Asetaminofen merupakan obat pilihan, aspirin tidak
diberikan pada anak-anak karena terdapat hubungan antara penggunaan aspirin
pada anak-anak dengan virus influenza atau cacar air dan sindroma
Reye.Penggunaan ibuprofen disetujui untuk menurunkan demam pada anak yang
15
16
H. Pengkajian Fokus
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada(Hidayat, 2007).
Menurut Barbara (2010) pengkajian fokus pada hipertermia pada tahap
awitan (tahap dingin atau meriang) dapat dilakukan pengkajian meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
17
6.
7.
8.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
Diagnosa keperawatan
Menurut NANDA (2012) diagnosa yang muncul meliputi :
1.
18
2.
3.
4.
J. Fokus Intervensi
Menurut Potter & Perry (2010) fokus intervensi dan rasional pada
diagnosa keperawatan :
1.
Tujuan :
1.
19
2.
3.
2.
3.
4.
5.
Intervensi :
1.
2.
3.
20
4.
5.
6.
7.
2.
Ketidakseimbangan
suhu
tubuh
(00005)
berhubungan
dengan
yang
menyebabkan
vasodilatasi,
sedasi,
trauma
yang
Tujuan :
21
Hidrasi atau jumlah air dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh dapat
terpenuhi.
Hasil yang diharapkan :
1. Pasien menunjukkan membran mukosa yang lembab
2. Pasien tidak menunjukkan adanya demam
3. Pengaturan suhu tubuh mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam
rentang normal
Intervensi :
1. Pantau suhu tubuh setiap 2 jam sesuai dengan kebutuhan
Rasional : Digunakan untuk memantau terjadinya kenaikan suhu secara
tiba-tiba.
2. Kaji suhu lingkungan dan modifikasi sesuai kebutuhan.
Rasional : Dapat membantu dalam mempertahankan/menstabilkan suhu
pasien.
3. Pantau warna kulit dan suhu
Rasional : Kehilangan panas dapat terjadi waktu kulit dipajankan pada
lingkungan yang dingin atau panas.
4. Sediakan pengukuran pendingin pada pasien dengan elevasi suhu
lingkungan
Rasional : Irigasi pendingin dan pemajanan permukaan kulit ke udara
mungkin dibutuhkan untuk menurunkan suhu.
22
5. Catat elevasi suhu yang tepat/demam tinggi menetap dan obati secara tepat
per protokol.
Rasional : Hipertermia malaignan harus dikenali dan diobati dengan tepat
untuk menghindari komplikasi yang serius.
6. Sediakan selimut penghangat pada saat darurat untuk anestesi.
Rasional
Anestesi
inhalasi
akan
menekan
hipotalamus
dan
3.
Tujuan :
Klien memperoleh suhu tubuh normal dalam 24 jam berikutnya.
23
Intervensi :
1. Kaji suhu dengan sering. Periksa rektal pada awalannya, selanjutnya
periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan
penyebar hangat. Ulangi selama 15 menit selama penghangatan ulang.
Rasional : Hipotermia membuat bayi atau anak cenderung pada stres
dingin, penggunaan pada simpanan lemak coklat yang tidak dapat
diperbaharui bila ada, dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan
kadar karbon dioksida (hiperkapnia) atau penurunan kadar oksigen
(hipoksia).
2. Gunakan lampu pemanas selama prosedur. Tutup penyebar hangat dengan
penutup plastik atau kertas aluminium bila tepat.
Rasional : Menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yang lebih
dingin dari ruangan.
3. Kurangi pemajanan pada aliran udara, hindari pembukaan pagar isolette
yang tidak semestinya.
Rasional : Menurunkan kehilangan panas karena konveksi/konduksi.
Membatasi kehilangan panas melalui radiasi.
4. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah.
Rasional : Menurunkan kehilangan melalui evaporasi.
5. Pantau sistem pengatur suhu, penyebar hangat, atau inkubator.
(Pertahankan batas atas pada 98,6oF, tergantung pada ukuran atau usia
bayi/anak).
24
25
4.
Tujuan :
Klien dapat terpenuhi dalam kebutuhan cairannya dalam 24 jam berikutnya.
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempunyai membran mukosa yang lembab.
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala dini kekurangan cairan, misalnya saja membran
mukosa kering dan urine berwarna kuning kecoklatan.
Rasional : Penurunan volume cairan yang bersirkulasi menyebabkan
kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan
terapi penggantian cairan untuk memperbaiki kekurangan.
2. Pertahankan intravena agar mengalir secara kontinu.
Rasional : Untuk menggantikan kehilangan cairan.
3. Pantau masukan dan haluaran, pastikan bahwa masukan untuk
mengkompensasi haluaran.
Rasional : Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerolus,
membuat haluaran tidak adekuat untuk membersihkan sampah metabolik
dengan tepat.
26
27
28
29
sponge yang dilakukan ibu sangat efektif dalam menurunkan suhu tubuh
pada anak dengan demam.
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
kompres tepid sponge hangat dapat bermanfaat dalam menurunkan demam
atau hipertermi pada anak.
30