Professional Documents
Culture Documents
MANAGEMEN ENERGI
Disusun Oleh :
Dhenada Ayu DR
19130249D
MANAGEMEN ENERGI
I.
Pengertian
Manajemen energi adalah program terpadu yang direncanakan dan dilaksanakan secara
sistematis untuk memanfaatkan sumberdaya energi dan energi secara efektif dan efisien dengan
melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa mengurangi
kualitas produksi/pelayanan. Manajemen energi pencakup perencanaan dan pengoperasian unit
konsumsi dan produksi yang terkait dengan energi. Tujuan manajemen energi yaitu konservasi sumber
daya, perlindungan iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi menjadikan
mereka mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan yang mereka butuhkan. Manajemen
energi sangat terkait dengan manajemen lingkungan, manajemen produksi, logistik, dan fungsi terkait
bisnis lainnya.
Manajemen energi dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan
daya saing industri tersebut. Selain itu dengan adanya manajemen energi di industri dapat
meningkatkan keuntungan baik dari sektor financial maupun sektor lingkungan. Dari sektor financial
dengan penerapan ilmu manajemen energi maka dengan menggunakan energi seminimal mungkin
untuk
memperoleh
keuntungan
semaksimal
mungkin.
Dari
sektor
lingkungan
dengan
penerapan manajemen energi dapat membantu memerangi global warming. Dengan sedikit
mengkonsumsi energi berarti mengurangi polusi termal dan penggunaan air pendingin, yang intinya
dapat meninngkatkan kualitas lingkungan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa, sumber utama
pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan energy
dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan masyrakat yang ada di bumi saat ini.
Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik,
cenderung merugi dan dapat merusak lingkungan sekitar.
Dalam sistem Manajemen energi dimulai dari sistem pengolahan energi hingga pemakaian
energi tersebut. Dalam sistem pengolahan energi manusia harus bisa mengolah suatu energi primer
menjadi bentuk energi lain tanpa harus mengorbankan energi lain, sehingga dari pengolahan tersebut
dapat dihasilkan beberapa macam bentuk energi yang berdaya guna untuk manusia maupun untuk
kepentingan industri. Dalam sistem pendistribusian energi juga harus dituntuk dengan manajemen
energi, sehingga biaya yang diperlukan sedikit/ hemat dan energi yang didistribusikan utuh sampai
ditempat tujuan.
Dalam pemanfaatan/ penggunaan energi ilmu manajemen energi dapat diterapakan supaya
dalam penggunaan energi tidaka bnerlebihan dan dapat sminimal mungkin, sehingga diperoleh
keuntungan yang besar. Selain itu upaya pengelolaan energi tersebut agar tidak mencemari/ merusak
lingkungan sekitar.
II.
III.
3. Pengarahan / Directing.
Pengarahan adalah suatu kegiatan menata/ mengelola untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi energi. Dengan adanya pengarahan maka energi dapat dikelola dengan baik
sehingga energi bermanfaat dengan sempurna.
4. Pengendalian/ controlling.
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada. Dengan
adanya pengendalian maka suatu dapat termonitoring dalam pemakainya. Bentuk
pengendalian energi seperti pembatasan penggunaan energi tertentu, konversi energi, dll.
Sehingga energi yang ada akan selalu terjaga kelestarianya.
IV.
Cara seperti no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek atau pabrik kecil,
dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau pabrik lebih besar dari 5000m2.
Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak jenis sensor dan actuator untuk berbagai
keperluan. Sensor level cahaya, sensor pintu sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang
di dalam ruangan, pengatur waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan
untuk mencapai tujuan penghematan listrik. Konfigrasi jaringan sensor juga bisa direncanakan dengan
seksama. Bahkan sekarang juga telah tersedia teknologi addressable sensor, actuator dan monitor.
Setiap unit bisa diberi address, dan hubungan antar unit cukup dilihat sebagai antar address. Selama
addressnya sama, dimanapun berada, selalu bisa saling berhubungan. Semua koneksi komunikasi
dilakukan secara paralel dengan cukup menggunakan 2 kabel telepon biasa. Jika Ruang Rapat
tersebut kosong dalam waktu 10 menit, maka semua yang berhubungan dengan address yang sama
akan mati semua. Petugas jaga di ruang monitor mempunyai kuasa untuk mematikan semua yang
berhubungan dengan adress tersebut. Semua dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Salah
satu kelemahan sistem otomatisasi terletak pada SDM yang sering gaptek (gagap teknologi) program
komputer, baik pada sisi operator maupun manajemen.
4. Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi.
Pada prinsipnya kebanyakan beban (peralatan yang memakai listrik), selalu bisa dihemat listriknya
walau sedikit. Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban dan alat
yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon, pemanas, unit AC, motor, dan lainlain, semuanya mempunyai alat penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul
pemakaian beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah multiplier effect dari penghematan
yang kecil-kecil ini, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara parsial. Berapa tingkat
penghematan total yang bisa diperoleh untuk suatu instalasi, hanya bisa diestimasi berdasarkan
statistik dari banyak program/ proyek yang pernah dilakukan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang
penghematan energi listrik mempunyai rahasia angka yang tidak bisa dibuka terhadap clientnya.
Perusahaan Kontraktor Penghemat Biaya Listrik melakukan audit energi yang biasa dipakai, mencari
peluang kemungkinan di mana saja bisa dilakukan penghematan, menghitung/estimasi besar
penghematan, menjamin besar penghematan dalam persen, menghitung waktu pengembalian modal
(payback period). Dengan cara ini, tingkat penghematan yang bisa dicapai antara 5-20%.
Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya dengan meningkatkan faktor daya atau disebut
perbaikan faktor daya. Faktor daya yang buruk mengakibatkan konsumsi daya reaktif yang sangat
besar. Pada industri, penggunaan daya reaktif ini akan dikenakan biaya jika faktor dayanya dibawah
0,85 sesuai standar yang telah ditetapkan PT. PLN (persero).fPenggunaan beban-beban reaktif dalam
suatu sistem tenaga listrik akan mengakibatkan menurunnya faktor daya (cos Untuk mengurangi
bahkan menghilangkan biaya pemakaian kVAR tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan faktor daya
dengan pemasangan kapasitor dengan mengkompensasi beban-beban induktif. Kapasitor ini akan
berfungsi sebagai sumber daya reaktif sehingga beban tidak lagi menyerap daya reaktif dari PLN.
V.
industri menggunakan energi sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang signifikan.
Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan energi
yang begitu besar. Sektor Industri mengonsumsi eneri terbesar di Indonesia . 90% konsumsi energi
berasal dari sumber bahan bakar fosil (sumber Stastistik 2008). Sampai tahun 2050 kebutuhan energy
meningkat 200% (source: IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2
menjadi 200%
Untuk itulah The International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 50001
Energy Management. Standar ini adalah standar yang digunakan untuk mengelola kinerja energi
termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Konsep SNI ISO 50001 menggunakan model Sistem
Manajemen dengan pendekatan siklus Plan, do, check, action untuk perbaikan berkelanjutan.
Indonesia selaku anggota ISO mengadopsi secara identik standar tersebut menjadi SNI ISO 50001
Sistem Manajemen Energi. Demikian disampaikan oleh Dewi Odjar Ratna Komala Deputi Informasi
dan Pemasyarakatan Standardisasi saat membuka Sosialisasi SNI ISO 50001 Sistem Manajemen
Energi pada Industri. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Selasa, 17 Juni 2013 di kota Surabaya.
Selain pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi konsumsi energi Indonesia.
Tahun 2019, diprediksi kebutuhan energi Indonesia mencapai 1,316 Juta SBM (setara barel minyak).
Dibutuhkan niat dan kerja keras dari seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menekan konsumsi
energi.
Daftar Pustaka
1. ISO 50001 Managemen Energi
2. BSN
3. Dendy Yumnun Wafi, Ir. Sjamsjul Anam, MT, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS )