Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
NUR KHOIRUDIN ADHA
20154030055
PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN FEBRIS/DEMAM
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 C (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam
leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang
tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38C atau
lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8C.Sedangkan bila
suhu tubuh lebih dari 40C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu
penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab
yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap infeksi bakterial.
Jenis Demam
Demam septik
Ciri-ciri
Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun
hingga diatas normal, sering disertai
Demam remitten
Demam intermiten
Demam kontinyu
2. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Suhu lingkungan.
Adanya infeksi.
Pneumonia.
Malaria.
Otitis media.
Imunisasi
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat
(Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
4. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi
atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal
dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa
berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan
protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan
tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan
peningkatan
produksi
prostaglandin
(PGEZ).
Ini
akan
zat
asing
tersebut
dengan
meningkatkan
proteolisis
yang
5. PATWAYS
Bakteri
Reaksi obat
Virus
Infeksi
Endotoksin
Monosit makrofag
sel kupfer
Zat peradangan
Pirogenik lain
Respon hipotalamus
anterior
Gangguan psikis
Penigkatan titik
penyetelan suhu
Vasidolatasi
kulit
Demam
Dx. Cemas
Berkeringat
6. Pemeriksaan Penunjang
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
4.
jangka
lama
dapat
menyebabkan
intoksikasi
dan
kerusakkan
7. Intervensi Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Intervensi
Keperawatan
Hipertermia
(NOC)
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan
keperawatan selamax24jam
penyakit.
mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi
(NIC)
Fever treatment
Suhu
tubuh
stabil
36,5
-37,5
c
Serangan
atau
Termoregulasi dbn
konvulsi (kejang)
Nadi dbn
Kulit kemerahan
<1
bln
:
90-170
Pertambahan RR
Takikardi
<1 thn : 80-160
Saat disentuh tangan
2 thn : 80-120
terasa hangat
6 thn : 75-115
dan RR
Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Monitor WBC, HB dan HCT
Monitor intake dan output
Kolaborasikan pemberian
antipiretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
10 thn : 70-110
14 thn : 65-100
>14thn : 60-100
Respirasi dbn
BBL : 30-50 x/m
Selimuti pasien
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor TD, nadi dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative
dari kedinginan
Berikan antipiretik bila perlu
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu dan
RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS pada saat pasien
Resiko injuri
berhubungan dengan
infeksi
mikroorganisme.
kriteria hasil:
Menunjukan homeostatis
Tidak ada perdarahan mukosa
dan bebas dari komplikasi lain
penyakit.
Fluid management:
berhubungan dengan
dan diaphoresis,
faktor yang
mempengaruhi
kebutuhan cairan
(hipermetabolik).
kriteria hasil:
dehidrasi
membrane
Mempertahankan urine output (kelembaban
sesuai dengan usia dan BB, BJ mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik)
urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh Monitor vital sign
Monitor asupan makanan/
dalam batas normal
Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, cairan dan hitung intake kalori
elastisitas turgor kulit baik, harian
Lakukan terapi IV
membrane mukosa lembab, tidak Monitor status nutrisi
ada rasa haus yang berlebihan. Berikan cairan
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan
penggantian
nasogastrik sesuai output
4.
berlebih
muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfusi
Kaji dan identifikasi serta
Ansietas
berhubungan dengan
hipertermi, efek
dimiliki klien/keluarga
proses penyakit
mengenai hipertermi
Berikan informasi pada
klien/keluarga yang akurat
tentang penyebab hipertermi
Validasi perasaan
klien/keluarga dan yakinkan
klien/keluarga bahwa
kecemasan merupakan respon
yang normal
Diskusikan dengan
klien/keluarga rencana
proses penyakit
8. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan
dokter atau petugas kesehatan lain.
9. Evaluasi Keperawatan
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.
Guyton, Arthur C. (2008). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta,
EGC.
Guyton, Arthur C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA.
Yogyakarta: Media Hardy
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby
Inc.