You are on page 1of 1

GAS KARBON DIOKSIDA SEBAGAI AGEN PENGGANTI PESTISIDA PADA

RUANGAN PENYIMPANAN BERAS

Moh. Fajar Anugrah (10513071) dan Mutiara Kusuma Hapsari Raharjo (11413001)
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha Nomor 10, Bandung, Jawa Barat 40132
Abstrak
Beras merupakan sumber pangan utama bagi masyarakat indonesia yang umumnya bermata pencaharian
sebagai petani. Terlebih wilayah indonesia secara geografis sangat mendukung untuk aktivitas pertanian. Beras
sebagai makanan utama bagi masyarakat indonesia, harus diproduksi dalam jumlah yang banyak dan
berkesinambungan. Hasil produksi beras yang banyak tersebut sangatlah baik karena kecukupan pangan
masyarakat Indonesia dapat terpenuhi. Tetapi hal ini memunculkan masalah baru. Hasil dari panen raya harus
disimpan untuk persediaan makanan untuk berjaga jaga apalagi terjadi gagal panen pada suatu musim. Sehingga,
beras harus disimpan pada suatu ruangan penyimpanan yang bebas jamur, bakteri, dan hama lainnya. Saat ini,
untuk menghindari hal hal tersebut, pada ruangan penyimpanan beras disemprotkan pestisida berbentuk aerosol.
Tetapi, hal ini dapat membahayakan konsumen beras. Selain itu, pestisida dan senyawa yang disemprotkan bersifat
sementara, sehingga harus dibutuhkan penyemprotan beberapa kali agar beras terjaga dari serangan hama. Maka,
dengan cara menjenuhkan udara dalam ruang penyimpanan dengan gas CO 2, dan kemudian menekan senyawa gas
lainnya keluar dari ruang, sehingga dalam ruangan hanya terdapat gas CO 2 saja. Hal tersebut kemudian akan
membunuh bakteri aerob dan jamur aerob. Selain itu, hama seperti kutu, tikus, gurem, dan lainnya pun dapat
terbunuh, karena udara ruang penyimpanan telah jenuh oleh gas CO 2.
Kata kunci : Beras, CO2, Ruang Penyimpanan Beras

Indonesia merupakan negara yang agraris, dengan padi sebagai salah satu komoditas utama pertanian
Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia masih menjadikan beras sebagai bahan
makanan pokok. Produksi beras harus senantiasa dilakukan secara massal dan terus menerus, agar kebutuhan beras
dalam negeri tercukupi, selain itu harus dipersiapkan stok beras yang cukup banyak, sebagai persediaan bila suatu
saat terjadi gagal panen ataupun terjadi bencana alam. Namun, hal ini pun menimbulkan masalah baru. Beras
merupakan makanan yang tidak tahan lama, mudah terserang kutu, jamur, tikus, bakteri, dan lain sebagainya. Saat
ini, perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian menggunakan berbagai macam pestisida yang di sebar dalam
ruang penyimpanan dalam bentuk aerosol. Tetapi, hal ini dapat membahayakan konsumen, katena tidak ada satupun
pestisida yang layak dikonsumsi sampai sekarang. Selain itu, pestisida bersifat sementara, sehingga harus rutin
disemprotkan, hama pun lama kelamaan akan bersifat resisten terhadap pestisida yang disemprotkan, sehingga
dosis pun harus ditingkatkan, dan akan semakin membahayakan konsumen. Salah satu cara yang bisa digunakan
untuk menanggulangi masalah ini ialah dengan merubah ruang penyimpanan beras menjadi semacam 'chamber
CO2'. Sebagian besar hama merupakan makhluk hidup yang aerob, membutuhkan gas oksigen untuj metabolisme.
Adanya gas CO2 jenuh dalam ruang penyimpanan dapat membunuh keberadaan jamur, bakteri, tikus dan jenis
hama aerob lainnya.

You might also like