Professional Documents
Culture Documents
y.a
c.i
d
36
PERANCANGAN
PELAT LENTUR
Pelat lentur merupakan salah satu elemen penting dari struktur bangunan
gedung. Pada umumnya bangunan gedung tersusun dari pelat lantai, balok anak,
un
balok induk, kolom,dan pondasi. Idealisasi pelat lentur juga dapat dijumpai pada
do
do
@
arah dimana momen lentur dianggap hanya bekerja pada satu sumbu dengan arah
lenturan utama pada arah sisi yang lebih pendek, dan (2) pelat dua arah dimana
momen lentur dianggap bekerja pada dua sumbu dengan lenturan terjadi pada dua
arah yang saling tegak lurus. Apabila perbandingan ukuran sisi panjang terhadap
sisi pendek pelat lebih besar dari 2 (dua) maka pelat tersebut dapat digolongkan
sebagai pelat satu arah, dengan asumsi perencanaan layaknya elemen balok
dengan tinggi setebal pelat dan lebar satu satuan panjang (umumnya diambil 1
meter lebar).
sw
i
ail
:
dengan pons, dimana kolom seolah-olah akan menembus panel pelat ke arah atas.
Untuk menanggulangi fenomena ini biasanya diberikan penebalan pelat setempat
pada pada posisi kolom, yang selanjutnya disebut sebagai drop panel
atau
dilakukan pembesaran ukuran ujung kolom yang disebut sebagai kapital kolom
em
atau kepala kolom. Dengan demikian pelat tanpa balok penumpu dapat dibedakan
dibagi dua, yaitu: (1) tanpa penebalan, dan (2) dengan penebalan.
y.a
c.i
d
37
un
terjadinya retak dan defleksi yang berlebihan pada elemen balok dan pelat satu
arah, SNI 03-2847-2002 mempersyaratkan ketebalan minimum yang dihitung
do
do
@
TABEL 3-1 Ketebalan minimum balok non-pratekan dan plat satu arah bila
lendutan tidak diperhitungkan
Tebal Minimum, h
Komponen
struktur
Dua tumpuan
sederhana
Satu ujung
menerus
Kedua ujung
menerus
Kantilever
Balok atau
pelat rusuk
satu arah
20
sw
i
Pelat masif
satu arah
16
24
18,5
l
l
28
21
10
l
Catatan: Untuk f y selain 400 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)
ail
:
dengan:
1)
em
y.a
c.i
d
38
2)
Tebal minimum untuk pelat dua arah dengan balok yang menghubungkan
tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
un
1) Untuk m yang sama atau lebih kecil dari 0,2 diterapkan ketentuan
Untuk m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, ketebalan pelat
do
do
@
l n 0,8 +
1500
h=
36 + 5 ( m 0,2 )
(3-1)
Untuk m lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang
dari:
sw
i
fy
l n 0,8 +
1500
h=
36 + 9
(3-2)
ail
:
= arah, diukur dari muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa balok
= dan muka ke muka balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya (mm)
em
y.a
c.i
d
39
4) Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan
tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang
ditentukan Pers. (3-1) atau Pers. (3-2) harus dinaikan paling tidak 10% pada
panel dengan tepi yang tidak menerus.
3. Tebal minimum pelat tanpa balok interior
un
tumpuannya dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang
tidak lebih dari dua, harus memenuhi ketentuan Tabel 2-2 dan tidak boleh kurang
dari nilai berikut:
do
do
@
Tanpa penebalan
(MPa)
Panel luar
300
400
Panel luar
Tanpa
Balok
Pinggir
Dengan
Balok
Pinggir
Panel
dalam
l n / 33
l n / 36
l n / 36
l n / 36
l n / 40
l n / 40
l n / 30
l n / 33
l n / 33
l n / 33
l n / 36
l n / 36
l n / 28
l n / 31
l n / 31
l n / 31
l n / 34
l n / 34
ail
:
500
Dengan
Balok
Pinggir
sw
i
Tanpa
Balok
Penggir
Panel
dalam
Dengan penebalan
Catatan: Nilai untuk balok diantara kolom pada tepi luar tidak boleh kurang dari 0,8.
Dimensi penebalan panel setempat harus sesuai dengan hal-hal berikut ini:
em
Penebalan panel setempat disediakan pada kedua arah sejarak tidak kurang
daripada seperenam jarak pusat-ke-pusat tumpuan pada arah yang ditinjau.
Tebal penebalan panel setempat tidak boleh kurang daripada seperempat tebal
pelat diluar daerah penebalan panel setempat.
y.a
c.i
d
40
menentukan momen lentur dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus dan
un
pelat satu arah, yaitu pelat beton bertulang di mana tulangannya hanya
direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu arah, selama:
1) jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua,
do
do
@
2) panjang bentang tidak terlalu berbeda, rasio bentang terbesar terhadap bentang
terpendek dari dua bentang yang bersebelahan tidak lebih dari 1,2,
3) beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata,
4) beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali beban mati-nya, dan
5) komponen struktur adalah prismatis.
sw
i
Wu l n2
11
Wu l n2
14
Wu l n2
16
ail
:
Dua bentang
Wu l n2
9
Wu l n2
10
Wu l n2
11
em
Wu l n2
12
y.a
c.i
d
41
Momen negatif pada sisi dalam dari tumpuan yang untuk komponen struktur
yang dibuat menyatu (monolit) dengan struktur pendukung:
Wu l n2
24
do
do
@
un
bentang ujung
tumpuan ujung
Sisi dalam
Tumpuan ujung
Wu l n2
16
1,15 Wu l n
2
Wu l n
2
bentang dalam
tumpuan dalam
tumpuan dalam
em
ail
:
sw
i
1/9
1/11
1/16
1/9
1/16
1/14
1/10
1/16
1/10
1/14
1/24
1/16
1/16
1/16
1/14
1/11
sw
i
ail
:
1/11
1/16
1/10
1/14
1/24
1/10
1/10
1/11
: Ujung terjepit
1/16
1/10
1/11
: Tumpuan sederhana
do
do
@
1/24
1/11
1/14
1/16
1/24
un
1/24
y.a
c.i
d
42
1/10
1/16
1/11
1/24
1/11
1/10
1/16
1/16
1/14
em
y.a
c.i
d
43
dua arah dimana momen lentur dianggap bekerja pada dua sumbu dengan lenturan
terjadi pada dua arah yang saling tegak lurus dengan perbandingan antara sisi
panjang dan sisi pendek kurang dari 2 (dua). Cara pendekatan yang ditunjukkan
un
2) perbedaan yang terbatas antara besarnya beban maksimum dan minimum pada
do
do
@
3) perbedaan yang terbatas antara beban maksimal pada panel pelat yang
em
ail
:
sw
i
44
d
i
.
c
TABEL 3-3 Besaran Momen yang Menentukan per-meter Lebar Jalur Tengah pada Pelat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata
Penyaluran beban berdasarkan
metode amplop kali Wu lantai lx
Skema
Ly
1/2
Lx
0,3lx
1/2
0,3lx
1/2
1/2
5/ 8
0,3lx
0,3lx
a
m
e
li :
w
s
1/2
1/2
1/2
1/2
1/2
1/2
1,6
n
u
67
31
25
25
51
51
34
22
63
54
30
30
68
68
24
33
69
41
54
@
o
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mty = - 0,001
d
o
id
1/2
1/2
5/ 8
1,4
1/2
a
.
y
lx
1,0
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtix = Mlx
Mtiy = Mly
1/2
ly
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mty = - 0,001
Mtix = Mlx
Mtiy = Mly
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mty = - 0,001
Mtix = Mlx
1,2
1,8
2,0
79
28
87
26
97
25
42
18
72
55
49
15
78
54
53
15
81
54
58
15
82
53
41
27
84
74
52
23
97
77
61
22
106
77
67
20
113
77
72
19
117
76
36
33
85
49
32
97
63
29
105
74
27
110
85
24
112
54
35
45
Tabel lanjutan
1/2
1/2
0,3lx
1/2
d
o
id
1/2
1/2
1/2
5/ 8
1/2
1/2
a
m
e
w
s
1/2
li :
5/ 8
1/2
5/ 8
1/2
31
39
91
45
37
102
1/2
1/2
0,3lx
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mty = - 0,001
Mtix = Mlx
Mtiy = Mly
0,3lx
0,3lx
33
24
69
1/2
1/2
5/ 8
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mtiy = Mly
1/2
47
18
80
52
17
82
n
u
58
34
108
39
31
91
47
25
98
25
28
54
60
28
25
60
54
@
o
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mtix = Mlx
Mtiy = Mly
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mty = - 0,001
Mtix = Mlx
Mlx = 0,001 Wu . lx . x
Mly = 0,001
Mtx = - 0,001
Mty = - 0,001
Mtiy = Mly
40
20
76
a
.
y
d
i
.
c
55
17
83
58
17
83
71
30
111
81
27
113
91
25
114
57
23
107
64
21
113
70
20
118
75
19
120
36
27
72
69
47
23
88
74
57
20
100
76
64
18
108
76
70
17
114
76
37
21
70
55
45
19
76
55
50
18
80
54
54
17
82
53
58
17
83
53
y.a
c.i
d
46
Tidak
Ly
2
Lx
Ya
do
do
@
un
Data: Lx, Ly
fc, fy
WDL, W LL
sw
i
ail
:
em
END
y.a
c.i
d
47
ly
un
lx
3. Berdasarkan tipe pelat yang ditentukan pada langkah diatas, selanjutnya dapat
dihitung tebal minimum pelat yang dibutuhkan dengan menggunakan Tabel 3-
do
do
@
1 untuk pelat satu arah, Persamaan 3-1 atau 3-2 untuk pelat dua arah dengan
balom sebagai tumpuan, serta Tabel 3-2 untuk pelat dua arah tanpa balok,
4. Hasil perhitungan tebal pelat selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan
berat sendiri pelat (berat per satuan luas),
sw
i
ail
:
dihitung kuat rencana minimal (MR) sebagai dasar perhitungan luas tulangan
perlu untuk setiap satuan lebar yang diusahakan terpasang pada satu sisi atau
dikenal dengan istilah tulangan tunggal (single reinforced) pada setiap
em
y.a
c.i
d
48
Mulai
Hitung:
un
MR =
MU
0,85.f ' c
600
1
fy
600 + fy
max = 0,75. b
fy
m=
0,85.f ' c
M
Rn = R2
b.d
1
2.m.Rn
= 1 1
m
fy
1,4
min =
fy
do
do
@
b =
Perbesar
ketebalan pelat
sw
i
max
Ya
Ya
ail
:
min
As = .b.d
Tidak
As = min .b.d
em
Selesai
Gambar 3-4 Diagram Alir Perencanaan Luas Tulangan Pelat
y.a
c.i
d
49
Perencanaan luas tulangan perlu untuk panel pelat lentur pada setiap segmen
(lapangan dan tumpuan dalam arah sumbu x untuk pelat satu arah, serta lapangan
dan tumpuan dalam arah sumbu x dan y untuk pelat dua arah) dapat dijabarkan
dalam beberapa tahap perhitungan berikut:
1. Hitung kebutuhan tulangan untuk setiap satuan lebar pelat (biasanya per-meter
dimana
d = tinggi efektif
h = tebal pelat
s = tebal selimut beton
do
do
@
= diameter tulangan
un
4. Jika min perlu max lanjutkan dengan menghitung As perlu = perlu .b.d , tetapi
jika perlu min hitung As perlu = min .b.d , dan jika perlu max maka tebal pelat
harus diperbesar
5. Untuk pelat satu arah, harus dihitung kebutuhan pemasangan tulangan susut
dan suhu (dalam arah sumbu y) paling sedikit memiliki rasio luas tulangan
sw
i
terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari
0,0014:
a. Pelat dengan batang tulangan ulir mutu 300, disyaratkan rasio tulangan
ail
:
b. Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos
atau ulir) mutu 400, disyaratkan rasio tulangan susut minimum 0,0018,
em
d. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari
y.a
c.i
d
50
b. Jalur tengah dalam arah-y mempunyai lebar 0,50 lx dan kedua lajur tepi
c. Kedua jalur tepi dalam arah-x mempunyai lebar 0,25 ly atau 0,50 lx,
ly
2 , sisanya terdapat
lx
un
do
do
@
d. Tulangan lapangan pada jalur tepi tidak boleh kurang dari setengah
1
lx
10
sw
i
g. Tulangan untuk melawan momen tumpuan pada jalur tepi tidak boleh
dikurangi, dan harus menerus hingga jarak dari muka tumpuan tidak
boleh kurang dari
1
lx (baik dalam arah-x maupun arah-y, dengan
4
ail
:
em
h. Untuk momen jepit tak terduga harus dipasang menerus hingga jarak dari
arah-y).
1
lx (baik dalam arah-x maupun
5
0,25 lx
un
1/10 lx
Jalur tepi
0,25 ly
0,50 lx
do
do
@
0,50 lx
ly-lx
sw
i
1/4 lx
1/4 lx
Asty
lx
Asty
Astx
Astx
1/4 lx
ly
1/4 lx
1/5 lx
Astix
ail
:
ly
Astiy
lx
1/5 lx
1/5 lx
Astix
em
Astiy
1/5 lx
lx
0,50 Asly
0,50 Asly
0,25 ly
0,50 lx
0,25 lx
lx
10
0,50 lx
lx
10
Jalur tepi
0,50 Aslx
1/10 lx
Jalur tengah
0,50 Aslx
Jalur tengah
Jalur tepi
Jalur tepi
y.a
c.i
d
51
y.a
c.i
d
52
D. Contoh-Contoh Aplikasi
Contoh 3-1
ln
bw
bw
ln
bw
ly
bw
do
do
@
ln
un
= 3,25 m
=8m
= 25 MPa
= 400 MPa
= ruang kuliah
= 30 cm
= jepit sempurna
= l n + 2x
sw
i
lx
8000
3550
= 2,2535 > 2 maka tergolong pelat satu arah
ail
:
lx
3550
=
24
24
= 147,9167mm 150 mm
=
em
lx
3550
=
28
28
= 126,7857mm 130 mm
=
= 24 x 1
= 21 x 2
= 1600 x 0,03
= 2400 x 0,15
= 24
= 42
= 48
= 360
= 18
= 496
= 250 kg/m2
do
do
@
Wu
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
un
y.a
c.i
d
53
Hitung momen nominal perlu per-meter lebar (ketentuan pada bagian B.1 dan
Gambar 3-1 dan 3-2)
1
16
1
10
1
14
1
10
1
16
1
16
1
14
sw
i
1
1
2
.Wu .l x =
.10.3,55 2 = 7,8765 kN.m
16
16
1
1
2
MB = MC =
.Wu .l x =
.10.3,552 = 12,6025kN.m
10
10
M A = MD =
Bagian lapangan
1
1
2
.Wu .l x =
.10.3,55 2 = 9,0018kN.m
14
14
1
1
2
=
.Wu .l x =
.10.3,55 2 = 7,8765kN.m
16
16
ail
:
M AB = MCD =
MB C
em
b =
Mu
7,8765 x10 6
= 9,8456 x10 6 N.mm
0,8
y.a
c.i
d
54
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 9,8456 x10 6
Rn =
=
= 0,7445
b.d 2
1000.115 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235 .0,7445
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0019
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
do
do
@
un
b =
sw
i
ail
:
MR = Mnperlu =
em
b =
Mu
12,6025 x10 6
= 15,7531x10 6 N.mm
0,8
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
b =
y.a
c.i
d
55
15,7531x10 6
= 1,1912
b.d 2
1000.115 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235.1,1912
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0031
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
Rn =
Mn perlu
do
do
@
un
b =
Mu
9,0018 x10 6
= 11,2523 x10 6 N.mm
0,8
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 11,2523 x10 6
Rn =
=
= 0,8508
b.d 2
1000.115 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235 .0,8508
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0022
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
em
ail
:
sw
i
b =
b =
Mu
7,8765 x10 6
= 9,8456 x10 6 N.mm
0,8
un
MR = Mnperlu =
y.a
c.i
d
56
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 9,8456 x10 6
Rn =
=
= 0,7445
b.d 2
1000.115 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235 .0,7445
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0019
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
sw
i
do
do
@
b =
ail
:
em
As
= 0,0018.b.h
= 0,0018.1000.150
= 270mm 2
y.a
c.i
d
57
Contoh 3-2
Rencanakan penulangan pelat yang hanya ditumpu empat buah kolom, seperti
tergambar di bawah ini, jika diketahui:
un
bw
do
do
@
ln-x
bw
ln-y
bw
bw
sw
i
= 4,7 m
Bentang bersih arah-x (ln-x)
Bentang bersih arah-y (ln-y)
= 5,7 m
Kuat tekan karakteristik beton (fc) = 25 MPa
Kuat leleh baja (fy)
= 400 MPa
Fungsi bangunan
= ruang kantor
Dimensi balok
= 300 mm x 500 mm
Balok pada keempat sisi ditumpu kolom pada setiap sudutnya
Penyelesaian: (Cara perencanaan sesuai bagan alir pada Gambar 3-3)
Hitung bentang teoritis arah-x dihitung sebagai jarak dari pusat ke pusat tumpuan
bw
300
= 4700 + 2 x
2
2
= 5000mm
= l n + 2x
ail
:
lx
Hitung bentang teoritis arah-y dihitung sebagai jarak dari pusat ke pusat tumpuan
em
ly
bw
300
= 5700 + 2 x
2
2
= 6000mm
= l n + 2x
lx
6000
5000
= 1,20 < 2
=
y.a
c.i
d
58
l n 0,8 +
1500
h=
36 + 9
l
5700
= ny =
= 1,2128
ln x
4700
un
400
5700 0,8 +
1500
h=
= 129,5955mm 130 mm > 90 mm
36 + 9.1,2128
do
do
@
670 mm
hf = 130 mm
hw = 500 mm
45o
bw = 300 mm
sw
i
Periksa lebar efektif sayap (flens) yang dianggap menyumbang kekakuan balok
(hw hf) < 4.hf
(500mm 130 mm) < 4.130=520 mm
maka ditetapkan b = 670mm
Catatan:
Batasan maksimum lebar efektif sayap (flens) yang dianggap menyumbang
kekakuan balok pada bagian eksterior dan interior ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
em
ail
:
hw 4hf
bw + 2hw bw + 8hf
hf
hf
hw
hw
bw
y.a
c.i
d
59
Ib
= 4439249541mm 4
un
1 =
do
do
@
I p1 =
Ecb
4439249541
Ecb .Ib
=
= 4,0412
Ecp .I p1 1098500000
Ib 2 = Ib
1
I p2 =
.5000.130 3 = 915416666,7mm 4
12
Ecb = Ecp = Ec
1 =
Ecb .Ib
4439249541
=
= 4,8494
Ecp .I p1 915416666,7
sw
i
( 2 x 4,0412 + 2 x 4,8494 )
= 4,4453 > 2
4
Karena m > 2 maka asumsi yang digunakan benar sehingga tetap digunakan
tebal pelat 130 mm
Hitung beban layan
em
ail
:
= 24 x 1
= 21 x 2
= 1600 x 0,03
= 2400 x 0,13
= 24
= 42
= 48
= 312
= 18
= 444
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m2
= 250 kg/m2
Wu
= 1,2.WDL + 1,6.WLL
= 1,2.444 + 1,6.250
= 932,8 kg 2 950 kg 2 = 9,5 kN 2
m
m
m
y.a
c.i
d
60
Bagian lapangan
2
Mlx
= 0,001. Wu . lx . x
2
Mly
= 0,001. Wu . lx . x
un
Bagian tumpuan
1
1
.Mlx = .12,825 = 6,4125kN.m
2
2
1
1
= .M ly = .8,3125 = 4,1563kN.m
2
2
Mtix =
Mtiy
do
do
@
b =
Mu
12,825 x10 6
= 16,0313 x10 6 N.mm
0,8
sw
i
MR = Mnperlu =
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 16,0313 x10 6
=
= 1,60313
Rn =
b.d 2
1000.100 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235.1,60313
=
= 1 1
400
m
fy 18,8235
= 0,0042
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
em
ail
:
b =
y.a
c.i
d
61
b =
Mu
8,3125 x10 6
= 10,3906 x10 6 N.mm
0,8
do
do
@
MR = Mnperlu =
un
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 10,3906 x10 6
Rn =
=
= 1,2828
b.d 2
1000.90 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235.1,2828
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0033
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
ail
:
sw
i
b =
em
b =
Mu
6,4125 x10 6
= 8,0156 x10 6 N.mm
0,8
un
MR = Mnperlu =
y.a
c.i
d
62
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600
+
400
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235 .0,80156
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0021
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
do
do
@
b =
sw
i
ail
:
em
MR = Mnperlu =
b =
Mu
4,1563 x10 6
= 5,1954 x10 6 N.mm
0,8
y.a
c.i
d
63
0,85.25.
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b = 0,75.0,0271 = 0,0203
fy
400
m=
=
= 18,8235
0,85.f ' c 0,85.25
Mn perlu 5,1954 x10 6
Rn =
=
= 0,6414
b.d 2
1000.90 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.18,8235.0,6414
=
= 1 1
m
400
fy 18,8235
= 0,0016
1,4
1,4
min =
=
= 0,0035
fy
400
un
b =
do
do
@
em
ail
:
sw
i