You are on page 1of 4

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI RUMAH TANGGA
I.

LATAR BELAKANG
Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani serta sosial dan
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat
Indonesia

yang

dicita-citakan

adalah

masyarakat

Indonesia

yang

mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat


sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah
satu unsur dari pembangunan kesehatan sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya.
Pada tahun 2010 Indonesia membentuk Visi Indonesia Sehat 2010,
yang telah dirumuskan oleh Depkes (1999) menyatakan bahwa, gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS perlu
dilakukan di rumah tangga agar seluruh rumah tangga menjadi rumah
tangga ber-PHBS untuk mencapai Indonesia sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup
Sehat sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Bayi diberi ASI eksklusif
Penimbangan bayi dan balita
Mencuci tangan dengan air dan sabun

5. Menggunakan air bersih


6. Menggunakan jamban sehat
7. Rumah bebas jentik
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.
Tidak merokok dalam rumah
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat
maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat

untuk

memberikan

informasi

dan

melakukan

pendidikan kesehatan (Depkes RI 2007).


II.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Hasil penelitian pada tahun 2012 menunjukkan masih tingginya angka
kematian Ibu (AKI) yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup dan juga angka
kematian balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup.Sementara telah
diketahui bahwa kedua hal tersebut merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan dalam Indonesia sehat 2010. Bukan hanya itu saja, dalam
masyarakat kita pun masih dijumpai maraknya kasus gizi buruk pada balita
dan anak-anak.
Tingginya angka kematian ibu dan anak serta kejadian penyakit tidak
lepas dari peran masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan PHBS serta
rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam
lingkungan rumah tangga merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh
karena itu dibutuhkan peran serta pihak puskesmas, pemerintah setempat,
dan masyarakat itu sendiri untuk menggalakkan PHBS dalam lingkungan
rumah tangga.

III.

PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga. Adapun materi yang
disampaikan pada penyuluhan ini diantaranya pengertian PHBS, tujuan dan
manfaat menerapkan PHBS dalam rumah tangga, dan 10 jenis PHBS yang
dapat diterapkan dalam rumah tangga.

IV.

PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Rumah Tangga ini dilaksanakan pada hari tanggal 11 dan 17 Februari 2015,
bertempat di Posyandu Melati dan Posyandu Anggrek, Kecamatan Binamu
Kota, Kabupaten Jeneponto. Penyuluhan ini diikuti oleh kader-kader dari
kecamatan Bangkala berjumlah 76 orang.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. Yunialthy Dwia Pertiwi bersama
dengan petugas kesehatan PKM Binamu Kota dengan menggunakan metode
ceramah dan alat bantu berupa flipchart. Selama penyuluhan, pemateri
menyampaikan informasi mengenai pengertian PHBS, tujuan dan manfaat
menerapkan PHBS dalam rumah tangga, jenis-jenis PHBS dalam
lingkungan rumah tangga, serta masalah yang akan timbul jika tidak
menerapkan PHBS dalam rumah tangga. Pada sesi, pemateri memberi
kesempatan kepada peserta dan kader kesehatan setempat untuk bertanya
seputar materi PHBS khususnya PHBS dalam rumah tangga.

V.

EVALUASI
5.1

Kesimpulan
Penyuluhan tentang PHBS pada masyarakat khususnya para
kader puskesmas Binamu Kota sangat penting diadakan guna
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
serta menurunkan angka kesakitan dan kematian dalam masyarakat.

5.2

Saran

Kegiatan penyuluhan mengenai PHBS harus dilaksanakan


secara

kontinyu

agar

dapat

meningkatkan

pemahaman,

kemauan, dan kemampuan masyarakat tentang cara hidup bersih

dan sehat khususnya dalam lingkungan rumah tangga.


Perlu dilakukan monitoring atau follow up untuk memastikan
bahwa masyarakat telah berperan aktif dalam melaksanakan
PHBS.

Penyuluhan tidak hanya terbatas pada kader-kader puskesmas


atau masyarakat yang terjangkau dari puskesmas tetapi juga

penting pada masyarakat pedalaman.


Perlu sesekali dilakukan perlombaan antar desa yang berkaitan
dengan PHBS sehingga memicu semangat warga untuk
mempraktekkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
rumah tangga maupun masyarakat.
Allu, September 2013

PESERTA

dr. Yunialthy Dwia Pertiwi

PENDAMPING

dr. Imam Sofingi


NIP. 19770828 200902 1 004

You might also like