Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penelitian mengenai keanekaragaman jenis kupu-kupu dilakukan di kawasan
Ranu Regulo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, pada bulan Juni 2014. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis kupu-kupu di Ranu
Regulo. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara
acak dengan teknik sweeping mengikuti garis transek yang diterapkan secara random.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman kupu-kupu cukup tinggi, namun
penyebarannya tidak merata. Kupu-kupu yang ditemukan ada 10 jenis kupu-kupu dari 4
(empat) famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Lycanidae dan Pieridae dengan jumlah
keseluruhan spesies 110. Kupu-kupu yang mendominasi adalah Parantica albata albata
dengan jumlah spesies 37.
Kata kunci : Keanekaragaman, Kupu-kupu, Ranu Regulo TNBTS
ABSTRACT
Study on the butterflies diversity conducted in Ranu Regulo, Bromo Tengger
Semeru National Park in June 2014. This study was aimed to obtain information
biodiversity butterfly in Ranu Regulo, Bromo Tengger Semeru National Park. In this
study, researcher conducted a survey to collect data using random sampling with
sweeping technique. The result showed that diversity of butterflies was high with total of
10 butterfly species of 4 families are Nymphalidae, Papilionidae, Lycanidae and Pieridae
with total species 110 found from the area. The dominant family was Parantica albata
albata with total species 37.
Keyword: Biodiversity, Butterfly, Ranu Regulo TNBTS
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu
negara
yang
memiliki
keanekaragaman
hayati
yang
melimpah (megabiodiversity). Menurut
Hasan
dan
Ariyanti
(2004),
keanekaragaman hayati adalah istilah
yang digunakan untuk menerangkan
keragaman ekosistem dan berbagai
bentuk serta variabilitas hewan,
tanaman, serta jasad renik di dunia,
oleh karena itu untuk mengetahui ciriciri fisik seperti bentuk tubuh, warna,
kebiasaan hidup dan ukuran tubuh
perlu dilakukan identifikasi melalui
pengamatan. Indonesia dengan luas
wilayah 1,3 % dari seluruh permukaan
bumi, memiliki 10 % flora berbunga, 12
% mamalia, 17 % jenis burung, 25 %
jenis ikan dan 15 % adalah serangga
(Endarwati, 2005). Menurut hasil
penelitian tersebut selain burung,
serangga juga mempunyai peranan
yang
sangat
penting
bagi
kelangsungan ekosistem lingkungan.
Kupu-kupu merupakan serangga
terbang,
yang
mengalami
metamorfosa sempurna karena dimulai
dari telur, larva, pupa dan dewasa.
Daur
hidup
kupu-kupu
hanya
memerlukan makan pada fase larva
(ulat) dan dewasa. Makanan larva
berupa bagian-bagian dari tumbuhan
termasuk buah, biji dan daun. Mulut
larva kupu-kupu memiliki bentuk
sedemikian rupa, sehingga dapat
dipakai
untuk
menggigit
dan
mengunyah. Perubahan morfologi
tersebut diiringi pula dalam perubahan
fisiologi pencernaan makanan kupukupu (Patton, 1963). Kupu-kupu (fase
dewasa) hidup dengan memakan
nektar bunga dengan menggunakan
mulut
yang
berbentuk
selang
penghisap yang disebut probosis.
Ranu Regulo terletak di dalam
kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS). Ranu
Regulo tersebut merupakan danau
kedua yang bisa ditemui dan berjarak
Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui keanekaragaman jenis
kupu-kupu yang ada di kawasan Ranu
Regulo Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian terletak di Ranu
Regulo Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru pada bulan juni 2014.
Alat yang digunakan dalam
penelitian adalah jaring serangga
(sweepnet), toples, tally sheet, GPS,
thermometer, higrometer, binokular,
kamera video, alat tulis menulis, buku
identifikasi kupu-kupu dan peta lokasi.
Sedangkan objek yang diamati ialah
kupu-kupu yang beraktivitas pada pagi
dan siang hari.
Metode
yang
digunakan
adalah
metode
survei
dengan
pengambilan sampel secara acak
dengan teknik sweeping mengikuti
garis transek yang diterapkan secara
random. Ranu Regulo memiliki luas
100
ha
sehingga
peneliti
menggunakan
10 garis transek
pengamatan
untuk
melakukan
penelitian dengan panjang transek 1
km (Alikodra, 1990).
Pengumpulan data di lapang
dilakukan dengan beberapa cara dan
beberapa tempat antara lain sumber
data. Data yang dikumpulkan terdiri
dari data primer dan data sekunder.
Teknik pengambilan data yaitu Survei
awal untuk mengetahui kondisi umum
wilayah Ranu Regulo, pengamatan
kupu-kupu dilakukan dengan teknik
sweeping mengikuti garis transek
secara random, pengambilan sampel
dilaksanakan dari jam 07.00 13.00,
menghitung jumlah masing-masing
jenis dan pengelolaan data serta
pembuatan
laporan.
Mengamati
kondisi umum lokasi (kelembaban,
suhu, dan ketinggian tempat) dan
menghitung dan mendata jenis kupukupu yang ada di kawasan Ranu
Regulo
ni ni 1
N N 1
Ds 1
Keterangan :
= indeks dominasi
ni = jumlah individu ke-i
N = jumlah total individu
Kriteria keanekaragaman jenis :
Mendekati 0 berarti keanekaragaman
rendah
Mendekati 1 berarti keanekaragaman
tinggi
Untuk
menentukan
tingkat
kemerataan spesies digunakan indeks
kemerataan Shannon (E) menurut
Magurran, 2004 adalah
sebagai
berikut :
b. Indeks kemerataan spesies (E):
E = ln ()
H= indeks keanekaragaman
S = jumlah Spesies
Kriteria kemerataan spesies :
Mendekati 0 berarti penyebaran tidak
merata
Mendekati 1 berarti penyebaran
merata
Tabel 1. Data jenis kupu-kupu yang diperoleh di kawasan Ranu Regulo, TNBTS
No
I
Famili
Nama jenis
Jumlah (ekor)
Nymphalidae
1
2
3
4
II
A. issoriaves toldes
A. hyperbius javanica
Parantica albata albata
Vaneca cardui cardui
3
9
37
12
P. paris gedeensis
Delias hyparatee
E. sangipura
E. blanda blanda
1
16
7
Udara akasa
Udara sp
13
7
Papilionidae
1
III
Pieridae
1
2
3
IV
Lycanidae
1
2
I. Famili Nymphalidae
Famili
Nymphalidae
menunjukkan variasi yang beragam
dalam ukuran, bentuk dan warna serta
sulit untuk memberikan karakter
khusus pada saat pertama kali kupukupu diketahui. Namun kupu-kupu ini
berwarna coklat, oranye, kuning dan
hitam.
Kupu-kupu
dewasa
Nymphalidae tidak menggunakan kaki
depan untuk berjalan dan pupa hanya
menempel pada bagian anal seperti
famili Danaidae dan Satyridae. Kupukupu jantan tidak memiliki bau khusus
dan
sangat
menyukai
cahaya
matahari. Pada kupu-kupu jantan,
biasanya pasangan tungkai depan
tertutup oleh kumpulan sisik yang
padat menyerupai sikat, sehingga
kupu-kupu ini juga dikenal sebagai
kupu-kupu bertungkai sikat.
Beberapa spesies Nymphalidae
memiliki perilaku yang beragam.
Beberapa kupu-kupu senang kotoran
dan buah yang telah busuk dan lebih
memilih bayangan tanaman. Banyak
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Nymphalidae
: Acraea
: A. issoriaves toldes
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Nymphalidae
: Acraea
: A. hyperbius javanica
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Nymphalidae
: Parantica
: P. albata albata
Parantica.
Parantica albata albata
merupakan kupu-kupu yang endemik
di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, karena habitat kupu-kupu ini
sangat menyukai kawasan hutan
daripada daerah terbuka. Penyebaran
jenis kupu-kupu ini di Indonesia adalah
di Sumatra, Jawa dan Bali.
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Nymphalidae
: Vanessa
: V. cardui cardui
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Palilionidae
: Papilio
: P. paris gedeensis
Papilio
paris
gedeensis
merupakan jenis kupu-kupu yang
sering ditemui di lokasi sekitar Ranu
Regulo - Ranu Pane karena jenis
kupu-kupu ini lebih menyukai tempat
yang basah (berair) disamping itu jenis
Papilionidae memiliki tanaman inang
yang beragam, spesies ini memiliki
lebar sayap sekitar 100-110 mm serta
menyebar dari Sumatra, Jawa, dan
Bali, juga tersebar luas di Asia
Tenggara dan Australia.
III. Famili Pieridae
Kupu-kupu dari famili Pieridae ini
yang memiliki ukuran tubuh sedang
berwarna putih, kuning atau oranye
dengan warna menebal di bagian atas
sayap belakang dan pola urat
berwarna
hitam.
Tidak
ada
perpanjangan sayap yang menyerupai
ekor
dan
banyak
jenis
yang
menunjukkan variasi sesuai musim.
Beberapa jenis mempunyai kebiasaan
bermigrasi
dan
beberapa
jenis
menunjukkan banyak variasi. Kupukupu betina mempunyai warna yang
lebih gelap dan dapat dengan mudah
dibedakan dari kupu-kupu jantan.
Banyak
spesies
yang
menunjukkan variasi sesuai musim.
Semua kupu-kupu dari kelompok ini
mengunjungi bunga untuk menghisap
nektar. Kupu-kupu jantan berpatroli
mencari betina pada saat musim
kawin.
Telur mudah untuk dikenali
karena
berbentuk
ramping
dan
panjang. Larva bercorak hijau dengan
bercak longitudinal silindris dan
panjang, tanpa tanduk atau ekor
namun
berambut
jarang.
Pupa
berwarna hijau, menempel di bagian
anal dan terikat oleh benang sutra tipis
seperti pupa Papilionidae. Beberapa
jenis kupu-kupu yang termasuk jenis
Famili Pieridae adalah
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Pieridae
: Eurema
: E. blanda blanda
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Pieridae
: Eurema
: E. sangipura
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Pieridae
: Delias
: Delias hyparate
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Lycaenidae
: Udara
: Udara akasa
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Ditrysia
: Insecta
: Lepidoptera
: Lycaenidae
: Udara
: Udara sp
pakuan
(Pteris
spp.),
danglu
(Engelhardtia spicata) dan putih dada
(Acer lauraceae).
B. Jalur persemaian
Persemaian adalah tempat atau
areal untuk kegiatan memproses benih
(bahan lain dari tanaman) menjadi
bibit/semai yang siap ditanam di
lapang. Kegiatan di persemaian
merupakan kegiatan awal di lapang
dari kegiatan penanaman hutan,
karena itu kegiatan persemaian sangat
penting dan merupakan kunci pertama
di dalam upaya mencapai keberhasilan
penanaman hutan. Lokasi persemaian
yang ada di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru
berada di dekat
Ranu Pane dan jenis tanaman
persemaian yang sering dikunjungi
oleh kupu-kupu adalah salamanting,
putih dada, pasang, pampung dan
danglu. Sedangkan jenis kupu-kupu
yang mengunjungi areal persemaian
adalah Acarea hyperbius javanica,
Vaneca cardui cardui, Udara akasa,
Udara sp dan Acraea issoriaves toldes.
C. Jalur Sekitar pondok peneliti
Pondok peneliti Resort Ranu
Pane berada tidak jauh dari Ranu
Regulo Pondok Peneliti ini biasa
digunakan oleh mahasiswa atau
masyarakat dan pihak instansi yang
melakukan penelitian di areal Ranu
Regulo sebagai tempat istirahat. Di
sekitar pondok peneliti terdapat
berbagai jenis tanaman yang sering
dikunjungi oleh kupu-kupu, jenis
batang
sebesar
kaki
manusia
walaupun tidak melebihi 1 meter.
Edelweiss
merupakan
tumbuhan
pelopor bagi tanah yang tandus,
karena mampu membentuk mikoriza
dengan jamur tanah tertentu yang
secara efektif memperluas kawasan
yang dijangkau oleh akar-akarnya dan
meningkatkan efisiensi dalam mencari
zat hara. Bunga-bunga Edelweiss,
yang biasa muncul pada bulan April
dan Agustus, sangat disukai serangga
terutama kupu-kupu.
Jalur uji edelweiss ini dijadikan
lokasi
observasi
karena
bunga
edelweiss ini merupakan salah satu
tanaman pakan yang disukai kupukupu. Jenis kupu-kupu yang ditemui di
jalur uji coba edelweiss adalah Delias
hyparate. Delias hyparate ditemukan
membeku di sekitar jalur uji coba
edelweiss pada saat pagi hari. Jenis
kupu-kupu lain yang ditemukan di jalur
uji coba adelweiss adalah Parantica
albata albata dan Eurema sangipura.
G. Jalur mengelilingi Ranu Regulo
Ranu
Regulo
merupakan
kawasan camping ground dalam
wilayah Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru. Luasan Ranu
Regulo adalah 0,75 ha dengan
ketinggian 2.200 mdpl. Jenis vegetasi
yang berada di sekitar Ranu Regulo
antara lain edelweiss, paku-pakuan
dan teh-tehan. Sedangkan jenis kupukupu yang biasa dijumpai di Ranu
Regulo adalah Vaneca cardui cardui
dan Eurema sangipura.
Analisis tingkat keanekaragaman
jenis
Keanekaragaman jenis adalah
berbagai macam bentuk kehidupan
dalam peranan ekologi yang dimiliki
dan keanekaragaman plasma nutfah
yang terkandung. Keanekaragaman
jenis
yang
terkandung
meliputi
berbagai macam variasi seperti
bentuk, jumlah dan sifat yang tampak
pada berbagai tingkatan ekosistem,
tingkatan jenis dan tingkatan genetika pinggiran hutan dan daerah terbuka.
(Arifin,1996).
Hal ini disebabkan hutan primer
Kupu-kupu dapat ditemukan keragaman
vegetasinya
sangat
sampai
ketinggian
2.200
mdpl homogen dan kurang cahaya. Cahaya
(Panjaitan, 2008). Namun, pada saat akan dapat menarik kupu-kupu, karena
pengamatan di lapang kupu-kupu yang kupu-kupu
membutuhkan
cahaya
ditemukan di ketinggian lebih dari untuk menjaga keseimbangan suhu
2.200 mdpl lebih sedikit dibandingkan tubuhya.
dengan
jenis
kupu-kupu
yang
Berdasarkan hasil pengamatan
ditemukan di ketinggian 2.200 mdpl. dan identifkasi diketahui terdapat 10
Ketinggian tempat sangat berpengaruh jenis kupu-kupu yang terdapat di
terhadap keanekaragaman kupu-kupu kawasan
Ranu
Regulo
Taman
karena keanekaragaman kupu-kupu Nasional Bromo Tengger Semeru.
terendah terdapat pada hutan alam, Jenis kupu-kupu yang sering ditemui di
disebabkan karena pohon-pohon yang Ranu Regulo adalah Parantica albata
besar dan keadaan lingkungan yang albata, kupu-kupu ini merupakan jenis
agak gelap membuat kupu-kupu tidak kupu-kupu yang endemik di Ranu
terlihat akibat bersembunyi di atas Regulo
Untuk mengetahui tingkat
pohon. Hal ini sesuai dengan pendapat keanekaragaman suatu jenis kupuRamesh dalam Koneril dan Saroyo kupu
tinggi atau rendah, maka
(2010) bahwa keragaman kupu-kupu dilakukan perhitungan sebagai berikut
umumnya lebih rendah di hutan primer :
dan tertinggi pada hutan terganggu,
Tabel 3. Keanekaragam jenis kupu-kupu di kawasan Ranu Regulo TNBTS
No
Nama spesies
Ni
ni-1
ni(ni-1)
20
P. paris gedeensis
Delias hyparatee
E. sangipura
16
15
240
E. blanda blanda
42
Udara akasa
13
12
156
Udara sp
42
A. issoriaves toldes
A. hyperbius javanica
72
37
36
1.332
10
12
11
132
Jumlah
110
2.042
ni ni 1
N N 1
= 2.042
110 (109)
= 2.042
11.990
= 0,17
Ds 1
= 1 0,17
= 0,83
H
ln(s)
= 0,83
ln(10)
E =
0,83
2,30
= 0,36
Berdasarkan hasil analisis di
atas diketahui bahwa kemerataan
kupu-kupu di Ranu Regulo adalah
tidak
merata
dengan
indeks
kemerataan spesies 0,36. Menurut
kriteria Indeks Kemerataan Shannon
apabila nilai Indeks Kemerataan
mendekati 0 berarti tidak merata,
sedangkan
mendekati 1 berarti
penyebaran merata. Ketidakmerataan
spesies
ini akan
menyebabkan
keseimbangan
ekosistem
hutan
menurun karena kupu-kupu sangat
berperan penting dalam penyerbukan
berbagai jenis bunga yang ada di
Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Kupu-kupu yang dijumpai
selama pengamatan memiliki pola
penyebaran yang berbeda-beda. Dari
4 (empat) famili kupu-kupu, jenis famili
kupu-kupu
Papilionidae
memiliki
jumlah spesies yang paling sedikit bila
dibandingkan
dengan
famili
Nymphalidae yaitu 1(satu) spesies.
Jenis kupu-kupu Delias hyparate
adalah jenis kupu-kupu yang hanya
dijumpai di satu lokasi saja yaitu di
jalur uji coba edelweis. Kupu-kupu
yang memiliki jumlah individu tidak
terlalu
banyak
adalah
Acraea
issoriaves toldes, Acraea hyperbius
javanica, Papilio paris gedeensis,
Eurema blanda-blanda dan Udara sp.
Kupu-kupu yang sering dijumpai
adalah Eurema Sangipura, Udara
akasa, Vaneca cardui cardui dan
Parantica albata albata.
Adaptasi adalah cara yang
dilakukan organisme untuk mengatasi
tekanan lingkungan sekitarnya guna
menambah
kemerataan
penyebaran
kupu-kupu
perlu
adanya penambahan jenis tanaman
pakan di beberapa lokasi yang
jarang ditemui kupu-kupu seperti di
ketinggian lebih dari 2.400 mdpl
yaitu di Gunung Gending dan
Gunung Pusung Bingung agar
penyebaran kupu-kupu merata.
Jenis-jenis vegetasi yang disukai
kupu-kupu dan perlu di tanam di
http://webcache.googleuserc
ontent.com/search?q=cache:
hxZzjZSulmwJ:fordamof.org/
files/3_Benyamin_klm.pdf+&
cd=1&hl=id&ct=clnk&client=f
irefox-a. (2 april 2014)
Endarwati. 2005. Keanekaragaman
jenis kupu-kupu superfamili
papilionoidae
di
Dukuh
Banyuwindu
desa
Limbangan
Kecamatan
Limbangan
Kabupaten
Kendal. http : // webcache.
googleusercontent.
com/
search?q=cache:xYsiv5tyCD
UJ:
journal.unnes.ac.id/nju/index
.php/JM/article/view/2092+&
cd=1&hl=id&ct=clnk&client=f
irefox-a. diakses tanggal 15
April 2014
Erlin Rahayu. 2012. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kehidupan
serangga.
http://kuliahagribisniselin.blo
gspot.com/2012/03/faktorfaktor-yangmempengaruhi.html. diakses
tanggal 18 November 2014
Hasan dan Ariyanti. 2004. Pengertian
keanekaragaman
hayati.
http://pengertiankehati.html.
Diakses tanggal 13 April
2014
Ilham. 2011. Faktor-faktor lingkungan
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
serangga.
http:
//
ilham-agt08.
blogspot.
com/2011/03/faktor-faktorlingkungan-yang.html.
diakses
tanggal
21
November 2014
Indriyanti, Okta. 2012. Metamorfosis
kupu-kupu.
http
://
delineoktaindriyanti.blogspot
.com/2012/08/metamorfosiskupu-kupu_8778.html.
diakses tanggal 7 Juni 2014
Krebs,
1985.
Faktor
yang
mempengaruhi
kehidupan
serangga.
http://ekologihutan.blogspot.com/2010/11
/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. diakses
tanggal 18 November 2014
Magurran. 2004. Keanekaragaman
jenis kupu-kupu superfamili
papilionoidae
di
Dukuh
Banyuwindu
desa
Limbangan
Kecamatan
Limbangan
Kabupaten
Kendal. http : // webcache.
googleusercontent.
com/
search?q=cache:xYsiv5tyCD
UJ:
journal.unnes.ac.id/nju/index
.php/JM/article/view/2092+&
cd=1&hl=id&ct=clnk&client=f
irefox-a. diakses tanggal 15
April 2014
, 2005. Morfologi kupu-kupu.
http :// digilib. unimed. ac.
id/public/UNIMEDUndergraduate-22829Bab%20II.pdf.
Diakses
tanggal 10 April 2014
Michaels dan Borneminza. 1999.
Distribusi keanekaragaman
kupu-kupu
di
Gunung
Manado Tua. Jurnal bumi
lestari Vol 12 No 2.
http://webcache.googleuserc
ontent.com/search?q=cache:
cXwKYy4B4XIJ:ojs.unud.ac.i
d/index.php/blje/article/viewF
ile/4855/3641+&cd=3&hl=id
&ct=clnk&client=firefox-a
Diakses tanggal 4 April 2014
Nikada 2010. Faktor pertumbuhan
kupu-kupu.
http://vianyramadhany. blogspot. com/
2012/
01/
faktorpertumbuhan-kupukupu.html. diakses tanggal
18 November 2014
Patton. 1963. Keragaman kupu-kupu
di
Resort
Selabintana
Taman Nasional Gunung
Gede
Pangrango
Jawa
Barat.
Jurnal
penelitian
hutan dan konservasi hutan
vol
VI
no
1(online).
http://webcache.googleuserc
ontent.com/search?q=cache:
hxZzjZSulmwJ:fordamof.org/
files/3_Benyamin_klm.pdf+&
cd=1&hl=id&ct=clnk&client=f
irefox-a. diakses tanggal 2
april 2011
Peggie, Djuntjanti. 2014. Megenal
kupu-kupu. Jakarta. Pandu
aksara.
Santosa. 1995. Keragaman kupu-kupu
di
Resort
Selabintana
Taman Nasional Gunung
Gede
Pangrango
Jawa
Barat.
Jurnal
penelitian
hutan dan konservasi hutan
vol
VI
no
1(online).
http://webcache.googleuserc
ontent.com/search?q=cache:
hxZzjZSulmwJ:fordamof.org/
files/3_Benyamin_klm.pdf+&
cd=1&hl=id&ct=clnk&client=f
irefox-a. diakses tanggal 2
april 2014
School of ecology and conservation,
2006.
Ariadne
merione
common castor butterfly.
http:// id. wikipedia. org/ wiki/
Berkas:Ariadne_merione_eg
g_sec.jpg. Diakses tanggal 7
Juni 2014
, 2006. Ariadne merione
common castor butterfly.
http://id.wikipedia.org/wiki/Be
rkas:Common_Buckeye_larv
a_variation,_Megan_McCart
y42.JPG. Diakses tanggal 7
Juni 2014
Suharto, Wagiyana & Zulkarnain R.
2005. Survey kupu-kupu di
Hutan Ireng-Ireng Taman
Nasional Bromo Tengger
Semeru. Jurnal ilmu dasar 6:
1-5