You are on page 1of 20

INDEX

Contents
Struktur Organisasi IT dan Peran Divisi IT.......................................................................2
Struktur Organisasi Proyek Software Developer CV Soft-Hegar DevelopWare.Corp.....13

Source:
John Baschap, 2008. Executives IT. John Willey and Son.
Anonymous. Microsoft Incident Management. Microsoft Solution Framework.

Struktur Organisasi IT dan Peran Divisi IT


9 November 2008 by pandarion
Sebuah sumber utama dari ketidak efisienan dari departemen IT adalah organisasi
yang buruk dari staf dan kurangnya kejelasan peran dan tanggung jawab. Biaya dari
departemen IT yang tidak efektif umumnya besar. Organisasi IT yang buruk juga
menyebabkan deadline proyek yang tidak terpenuhi, jatuhnya service dari server
secara tidak terencana, garis service IT yang tidak jelas, dan proyek yang tidak
menguntungkan.
Umumnya seluruh kegiatan IT dapat dibagi menjadi dua bagian dasar yaitu operation
and infrastructure dan Aplication Development. Bagian operasi berurusan dengan
penanganan sehari-hari dari lingkugan komputer dan keamanan. Bagian Aplikasi
bertanggung jawab dengan pembuatan dan pengembangan aplikasi bisnis. Untuk
perusahaan

besar,

ada

beberapa

group

khusus

yang

dibentuk

agar

lebih

terspesialisasi. Berikut adalah diagram peran karyawan pada divisi IT (Note: diagam
dibawah dapat menjadi bentuk dari struktur organisasi tetapi tidak selalu):

Untuk perusahaan yang kecil, satu karyawan dapat mengambil lebih dari satu peran
misalkan sebagai Business Analyst sekaligus Application Developer. Tapi perusahaan
harus tetap berpegang pada satu syarat : tidak diperkenankan karyawan memegang
dua jenis peran sebagai pembuat sekaligus pengawas dalam sebuah proyek. Misalkan
seorang programmer yang juga mengambil peran sebagai testing. Ada kemungkinan
hasil testingnya diragukan karena programmer tersebut menilai hasil karyanya sendiri.
Peran-peran diatas juga melambangkan tingkatan penanganan masalah IT dalam
perusahaan. Berikut ini adalah gambar tingkatan penanganan masalah IT:

Help desk adalah lapisan pertama yang harus dihubungi oleh end user bila mereka
mereka mendapatkan masalah. Help desk akan berupaya menanganinya, tapi bila
gagal akan mengirimkan ke lapisan yang lebih senior. Selama itu, help desk akan
menjadi koordinator dari penanganan masalah. End user harus selalu menghubungi
help desk saat meminta bantuan ataupun menanyakan progress permintaan bantuan
mereka. End User dilarang untuk menghubungi secara langsung lapisan support yang
lebih dalam (mem-bypass helpdesk).
Berikut ini adalah penjelasan dari peran-peran yang umum ditemukan pada divisi IT:
1. Help Desk
Help Desk adalah titik utama dimana client dari IT akan pertama kali
menghubungi divisi IT saat mempunyai pertanyaan atau masalah yang
berhubungan dengan IT. Help Desk membawa harga diri dan wibawa divisi IT
saat

berhubungan

dengan

client

sehingga

Help

Desk

sangat

mempengaruhi customer experience.


Help Desk menyimpan database dari masalah dan solusi yang muncul dari
operasional IT sehari-hari. Help Desk memfasilitasi komunikasi antara user
dan bagian IT lainnya, merespon crisis, dan membuat prioritas pengerjaan
masalah.
Karena merupakan titik pertama hubungan ke client, staf help desk harus
mempunyai pengetahuan yang luas (meskipun tidak mendalam). Hal ini

diperlukan agar sebuah masalah dapat segera dikategorikan dan diberikan


pada tim solusi yang benar.
Helpdesk haruslah menjadi tempat utama client pertama kali menghubungi
divisi IT. Bila tidak, penanganan masalah menjadi tidak terkoordinasi dan
pengetahuan menjadi hilang setelah solusi diimplementasikan. Client tidak
diperkenankan untuk menghubungi divisi lain karena akan mengacaukan
prioritas kerja.
Help Desk sebaiknya dibantu oleh software tertentu untuk memfasilitasi
pelacakan sebuah insiden, eskalasi masalah, dan pelaporan. Software harus
juga mampu melakukan pengkategorian masalah, menyimpan pengetahuan
dari solusi yang didapat, dan melakukan prioritas pengerjaan.
Intensitas dari pekerjaan Help Desk yang tinggi menyebabkan seringnya
bagian Help Desk mengalami kejatuhan moral kerja karena tekanan dan
lembur yang harus ditanggung. Alternatif yang baik adalah memberikan
kompensasi yang besar untuk help desk atau melakukan rotasi pekerjaan
untuk menghilangkan kejenuhan.
2. End User Support
End User Support bertanggung jawab untuk perbaikan fisik komputer dan
kunjungan ke lapangan kerja. Grup ini adalah lapisan kedua dari manajemen
masalah dan solusi. Umumnya bila ukuran group cukup besar, manajer akan
membagi menjadi beberapa tim kecil berdasarkan lokasi, teknologi, aplikasi,
atau kelompok bisnis. Setiap kelompok kecil mempunyai seorang kepala.
Seperti Help Desk, End User Support harus juga mempunyai kemampuan
yang luas pada sistem IT pada perusahaan. Perbedaannya, End User Support
mempunyai pengetahuan

yang lebih mendalam pada sistem standar

perusahaan. Keahlian lebih diarahkan pada hardware dan software yang ada
pada sistem komputer end user bukan pada aplikasi server.
End User Support bertanggung jawab dalam memberikan dukungan pada
seluruh peralatan dan aplikasi yang terpasang pada sisi end user. Selain itu
End User Support juga bertanggung jawab pada instalasi peralatan baru,
perawatan peralatan yang ada, dan upgrade pada sistem end user. Untuk
memudahkan pekerjaan End User Support, IT Standard harus diberlakukan
agar pekerjaan tidak terlalu beragam.

Selain kemampuan teknis, End User Support harus mempunyai kemampuan


untuk berkomunikasi dengan client dan membangun hubungan baik dengan
anggota bisnis lain. Pekerjaan lainnya adalah memberikan training untuk end
user sehingga mengurangi jumlah panggilan kepada end user Support.
Dalam sebuah organisasi IT yang lemah, adalah umum bila kita mendapati
end user / client melompati help desk dan langsung menghubungi profesional
atas. Bila terus berlangsung, sikap ini akan menimbulkan frustasi pada
profesional lapisan atas karena pekerjaan mereka yang terganggu. Ujungujungnya prosesional atas akan keluar dari perusahaan saat moral kerja
mereka menjadi terlalu rendah. Sifat dari end user / client ini juga
menunjukkan frustasi mereka pada IT karena merasa help desk kurang dapat
membantu menangani masalah mereka.
Terkadang, perusahaan menempatkan end user support team dibawah
sebuah divisi tertentu dan secara hirarki bukan divisi IT meskipun pekerjaan
mereka adalah IT. Secara jangka pendek, hal ini merupakan solusi yang baik
karena dengan menempatkan tim IT permanent, respon terhadap masalah
client menjadi lebih cepat. Disisi lain, hal ini menunjukkan masalah serius
pada divisi IT jika penempatan tersebut bersifat jangka panjang. Divisi lain
kemungkinan merasa divisi IT tidak mampu merespon dengan cepat pada
kebutuhan mereka, kemudian berinisiatif membuat divisi IT bayangan pada
divisi mereka. Divisi IT bayangan ini dapat menimbulkan masalah serius saat
mereka mengupayakan solusi sendiri terpisah dari divisi IT utama. Sistem IT
pada perusahaan dengan cepat dapat terpulau-pulau dan tidak compatible
satu sama lain karena tidak dipatuhinya standar. Perubahan yang terjadi pada
salah satu Divisi IT bayangan dapat berakibat pada Divisi IT atau divisi
lainnya, yang akhirnya mengakibatkan saling menyalahkan. Koordinasi dan
komunikasi menjadi masalah besar. Masalah lain muncul bila divisi IT
bayangan bubar, divisi IT yang asli akan kesulitan mengambil alih bila
sistemnya berbeda dengan standar. Jika divisi IT bayangan juga melakukan
development software dan sekaligus menjadi end user, Auditor IT mungkin
akan menunjukkan muka tidak setuju karena terdapat resiko karyawan IT bisa
memanipulasi data karena tidak adanya segregation of duties.
3. Network Administration Group
Network

Administrator

komunikasi
bertanggung

data

yang

jawab

Group

mengatur

dibutuhkan
pada

oleh

semua

semua
bisnis.

kemampuan

jaringan

Network

administrator

kabel,hubs/switch,

kemananan

jaringan, routers, gateways, firewall, dan hal yang berhubungan dengan

jaringan

lainnya.

Mereka

melakukan

pengawasan traffic jaringan

dan

melakukan efisiensi / upgrade sebelum kebutuhan melebihi kapasitas.


Network

administrator

pengetahuan
protocols,

pada

membutuhkan

hardware

enkripsi,

keahlian

jaringan, media

dan firewall.

Tingginya

yang

khusus

meliputi

network /

kabel, network

tuntutan

keahlian

dan

pengetahuan pada network administrator menyebabkan tingginya pula


pelatihan dan pengalaman yang harus dibayar agar seorang network
administrator menjadi efektif. Pelatihan sendiri membutuhkan waktu 5 tahun
lebih agar efektif.
Network administrator bertanggung jawab dalam meneliti aplikasi, akses, dan
data transfer yang dibutuhkan. Kemudian menentukan solusi yang paling
optimal dan menegosiasikan kontrak dengan vendor. Penilaian kebutuhan,
perencanaan kapasitas, dan implementasi yang baik dapat mengurangi biaya.
Untuk perusahaan menangah atau kecil, network administrator dan system
administrator dapat dikerjakan oleh satu orang.
4. System Administrator / Computer Operation Group
System

Administrator dan Computer

Operations

Group mengatur,

mengawasi, dan mengkonfigurasi seluruh Server dan System Software yang


membentuk

sebuah

infrastruktur

dimana

terdapat

aplikasi

dan

data

perusahaan. Sistem ini termasuk email server , web/FTP server, print server,
development, test, and production server. Setiap server mungkin berdasarkan
pada teknologi yang berbeda tergantung pada standar perusahaan.
Tugas-tugas

seorang System

Administrator antara

lain

instalasi/perawatan/upgrade peralatan/ sistem operasi / aplikasi, perencanaan


kapasitas,

backup, user

profile

management,

dan

keamanan

sistem.

Keseluruhan tugas ini membutuhkan pengetahuan yang sangat mendalam


pada bagaimana software bekerja untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
Sistem

administrator

mengurangi

masalah

secara
yang

proaktif
dapat

mengatur

muncul

saat

sistem
jam

server

production

untuk
dan

penyusupan ilegal. Sistem administrator juga harus melacak utilisasi server,


mengantisipasi dengan menambah kapasitas bila frekuensi penggunaan
mendekati batas kemampuan server. Karena ini, sistem administrator
umumnya mempunyai pekerjaan yang berat karena mereka harus tersedia
saat jam kerja dan harus merawat server di luar jam kantor.

Jadwal perawatan dan upgrade harus dengan hati-hati dikoordinasikan


dengan unit bisnis yang lain. Bila aspek ini diabaikan, dapat terjadi sebuah
server di maintenance pada saat user sedang sibuk, mengakibatkan user
menjadi frustasi karena tidak dapat mengakses aplikasi yang berada pada
server tersebut. Downtime dari serbuah server harus diumumkan keseluruh
pemakai.
Sistem administrator juga harus berkoordinasi pada saat memperkenalkan
sebuah teknologi baru pada sistem perusahaan. Sistem administrator harus
dengan sangat hati-hati melakukan uji coba sistem baru dan memperhatikan
aspek pelatihan dan pengalaman. Langkah-langkah ini diperlukan agar sistem
baru tidak mengganggu sistem lama. Hal yang sama juga dilakukan bila
sistem administrator harus mengupgrade sistem.
Memberikan dukungan pada hardware dan software server adalah sebuah
pekerjaan yang kompleks serta membutuhkan keahlian khusus. Umumnya
divisi IT selalu mempunyai orang-orang ahli tertentu yang bertanggung jawab
mengatur sebuah aspek dari infrastruktur servernya. Sebaiknya sebelum
perusahaan memperkenalkan platform baru, biaya tenaga ahli dimasukkan
dalam perhitungan. Sebuah platform standar harus dibuat untuk jenis server
yang ada dan mengurangi biaya tenaga ahli.
5. Telecommunications Services Group
Banyak perusahaan mendapati bahwa lebih murah untuk membeli dan
mengoperasikan telepon sistem mereka sendiri.Telecommunications Services
Group mengatur seluruh telepon dan jasa lainnya yang berhubungan. Jasa
yang diberikan adalah telepon, voice mail, fax, dan video conferencing.
Jasa telekomunikasi mensyaratkan pengetahuan pada telephony switch
hardware (PBX) dan konfigurasi software, perkabelan pada bangunan,
konfigurasi call center, voice mail configuration, dan video conferencing
equipment.
Terkadang

anggota Telecommunication

Services

Group diassign

secara

reguler ke help desk karena umumnya anggota help desk kurang mempunyai
pengetahuan pada area ini. Assignment ini berikan agar tidak seluruh
permintaan support di arahkan ke kelompok Telecommunication Services
Group.
Bila sistem cukup kompleks, perusahaan dapat meng-outsource services pada
vendor. Help desk dalam hal ini harus mendapatkan fasilitas untuk melakukan
penjadwalan support dengan vendor.

6. Infrastructure / Operations Manager


Manajer operasi bertanggung jawab pada performa dari semua tim yang
berada pada IT Operation Group. Manajer harus mempunyai pengetahuan
yang luas pada teknologi yang berada pada wilayah tanggung jawabnya
tetapi detailnya tetap berada pada setiap anggota tim.
Manajer operasi bertangggung jawab untuk performa keseharian dari sistem
IT, memaksimalkan availability dari sistem, dan menyelesaikan masalah end
user. Manajer ini juga berperan dalam membentuk sebuah disaster recovery
plan dan eksekusinya. Mempunyai manajer dengan peran ini membantu CIO
utuk lebih berfokus pada arah strategis IT dari pada mencemaskan performa
keseharian dari IT.
7. Application Development Teams
Application Development Teams menyediakan pengembangan dan dukungan
pada aplikasi bisnis, berdasarkan pada kebutuhan yang dikumpulkan dan
didokumentasikan oleh business analyst. Untuk perusahaan kecil, business
analyst dan development teamumumnya dilakukan oleh orang yang sama.
Aplikasi bisnis mungkin dibuat sendiri atau dibeli dari luar dan dikonfigurasi
agar cocok dengan pola bisnis perusahaan.
Application Developers umumnya terspesialisasi pada teknologi tertentu
seperti web, ERP, CRM. Group ini juga umumnya dibagi kedalam tiga kategori
besar yang masing-masing menggunakan teknologi tersendiri :
1. Customer Facing Application. Termasuk didalamnya aplikasi web,
pemesanan dan proses, dan Customer Service.
2. Production

Support.

Aplikasi

Supply

Chain

seperti procurement, manufacturing,warehousing, inventory,


dan logistic.
3. Business Support. Umumnya sistem yang sangat internal seperti
akuntansi dan sumber daya manusia.
Umumnya sebuah tim terdiri dari beberapa orang dengan keahlian yang
berbeda-beda. Tim ini bertanggung jawab untuk membuat sebuah fungsi baru
pada

aplikasi,

upgrade

dan patchaplikasi

pihak

ketiga,

menguji

coba

fungsionalitas dari aplikasi sebelum masuk ke production dan dukungan pada


aplikasi bisnis saat telah masuk kedalam production.
Saat ukuran sistem bisnis dan kompleksitasnya meningkat, perusahaan
mungkin harus menempatkan staff khusus yang didedikasikan pada salah

satu dari tiga kategori diatas. Membangun tim untuk setiap aplikasi bisnis
memungkinkan pelatihan silang dari staff untuk mendukung aplikasi spesifik.
Saat mengerjakan sebuah proyek, penanggung jawab proyek harus jelas dan
memiliki cukup kekuasaan untuk menjalankan proyek dengan lancar. IT
Development

group harus

menjadwalkan

dan

dengan

jelas

mengkomunikasikan pada IT Department, Streering Committee, dan business


users untuk

progress

implementasi

proyek.

dari

proyek,

Aplikasi

fungsionalitas

yang

akan

sistem,

dan

waktu

diimplementasikan

harus

memperhatikan waktu dari bisnis. Saat kebutuhan bisnis sedang tinggi,


sebaiknya tidak ada implementasi sistem yang beresiko.
Untuk

software-software

besar

seperti Enterprise

Resource

Planning,

terkadang perusahaan harus mengalah pada proses bisnis yang telah


didefinisikan pada software untuk menghindari biaya customization yang
tinggi. Perubahan proses bisnis ini belum tentu suatu yang buruk bila proses
bisnis yang terdefine pada software jauh lebih cocok bagi perusahaan.
Umumnya pembuatan aplikasi bisnis disertai dengan Business Process
Reengineering.
Application Support Group
Pada perusahaan besar, tim developer sering dibagi menjadi dua. Disatu sisi
menangani pembuatan aplikasi, disisi lain menjadi support seperti help desk
untuk aplikasi yang telah dibuat. Grup ini menjadi lapis ketiga dalam support
aplikasi.
Pemisahan seperti mempunyai beberapa efek positif:
4. Menghilangkan gangguan pada development team sehingga
mereka dapat berfokus pada aplikasi baru.
5. Memperjelas perhitungan proyek, dengan tidak terganggunya
tim development untuk memberikan support,

penjadwalan

proyek menjadi lebih tepat.


8. Application Testing
Application Testing Team bertanggung jawab untuk menguji coba perubahan
dan

upgrade

pada

aplikasi

bisnis

dengan

tujuan

mendeteksi

dan

menghilangkan masalah dan menjamin kompabilitas dengan modul lain.


Uji coba pada aplikasi muncul pada berbagai tingkatan. Pada level terendah,
developer akan menguji coba kode-kode yang mereka buat, kemudian untuk
level lebih atas, aplication testing team mengkombinasikan semua modul

yang dibuat dan melihat apakah terjadi masalah. Pada level sistem, modul
akan diuji coba untuk mencari tahu apakah mengganggu sistem lain atau
tidak dapat bekerja sama dengan sistem yang sudah ada. Testing ini
umumnya disebut unit testing, integration testing dan system testing.
Hanya sedikit organisasi yang memahami fungsi group testing ini dan lebih
sedikit lagi yang memberikan perhatian yang cukup.
Idealnya waktu untuk testing aplikasi adalah 30% dari total proyek. Meskipun
terlihat besar, tetapi akan terbayar dengan stabilnya aplikasi saat telah
menyentuh production sekaligus menghemat panggilan ke help desk.
Tim

yang

melakukan

Peran business

testing

users adalah

haruslah

menjamin

terdiri

dari business

fungsi-fungsi

yang

akan

users.
sering

terpakai bebas dari masalah. Keuntungan lainnya,business users menjadi


cukup terbiasa menggunakan sistem itu sebelum di implementasikan.
Aspek lain dari uji coba aplikasi adalah stress testing. Stess Testing adalah
tipe uji coba untuk mengetahui kemampuan sistem dalam menangani
request. Hasil dari uji coba ini sangat membantu dalam memonitor performa
server dan meningkatkan kapasitas bila server mulai terbebani request
mendekati batas toleransi.
Pada perusahaan kecil umumnya tim testing menjadi bagian dari
developer, database administrator, atausystem administrator. Pada
perusahaan besar, tim testing umumnya berdiri sendiri.
9. Database Administrator
Database administrator mendesain arsitektur database, melakukan install dan
konfigurasi database software, berpartisipasi pada desain dan pengembangan
dengan

developer,

menjamin

integritas

data,

dan

mengawasi

serta

meningkatkan performa database.


Tim

ini

bertanggung

jawab

pada

database

baik

pada

lingkunganproduction maupun lingkungan pengembangan.


Karena kompleksitas dari database relational (jenis yang paling umum
dipakai), beberapa keahlian harus dimiliki oleh database administrator.
Umumnya keahlian yang dibutuhkan mengarah spesifik pada salah satu
teknologi database yang dipakai perusahaan seperti Oracle, Microsoft SQL
Server, PostgreSQL.
Dalam sebuah perusahaan yang besar, Database Administratorsering dibagi
menjadi dua: satu sisi untuk development dan sisi yang lain untuk Production.
Pebagian

ini

lebih

dikarenakan

pemisahan

tugas,

seorang developer sebenarnya

tidak

diperbolehkan

untuk

menyentuh production.
10.Electronic Data Interchange
Electronic Data Interchange (EDI) bertanggung jawab untuk menjamin
transport data antara aplikasi baik dalam perusahaan maupun dengan luar
perusahaan secara akurat, tepat, dan cepat.
Integrasi aplikasi adalah komponen yang kritis dalam membentuk komunikasi
sistem dan database pada perusahaan dan antar perusahaan. Setiap sistem
bisnis dan aplikasi memerlukan format data tertentu untuk dibaca.
Transmisi data dapat dimulai dari sebuah kejadian atau berdasarkan jadwal.
Seorang EDI harus menterjemahkan hasil dari salah satu aplikasi menjadi
format yang dapat dibaca oleh aplikasi lainnya. Selain itu seorang EDI harus
menjamin tidak ada dua buah transmisi data besar terjadi pada saat
bersamaan untuk menghindari beban jaringan yang terlalu besar.
11.Business Analyst Group
Pekerjaan seorang analis bisnis adalah berhubungan langsung dengan end
user

client

untuk

mengetahui

bagaimana

sistem

digunakan

dan

mengidentifikasikan peningkatan yang dapat menyediakan keuntungan yang


tinggi bagi perusahaan. Tanggung jawab dari sebuah analis bisnis terbagi
sama rata antara end user / client dan divisi IT.
Seorang analis bisnis harus mengembangkan hubungan dengan end user /
client dan menjaga hubungan ini dengan rapat teratur. Mereka harus
mengerti proses bisnis dan bagaimana aplikasi IT digunakan dalam bisnis.
Analis bisnis harus juga secara proaktif mencari, mengumpulkan, dan
mendokumentasikan kebutuhan dan informasi untuk mendorong peningkatan
yang bernilai. Sebagai tambahan, seorang analis bisnis harus terus melacak
dan membuat prioritas dari semua permintaan perubahan.
Bagian paling rumit dari analis bisnis adalah kebutuhan untuk memahami
proses bisnis dan teknologi secara bersamaan. Mereka harus menjamin
strategi pada IT telah sesuai strategi bisnis dan juga menawarkan peluang
yang ada pada IT ke bisnis.
Analis bisnis harus membuat sebuah dokumen high level tentang kebutuhan
dari

sistem

yang

akan

dibuat.

Dokumen

ini

akan

diterjemahkan

oleh application developer menjadi kode-kode aplikasi. Karena ini, analis


bisnis harus bekerja sama erat dengan application developer.
12.Manager of Application Management
Manager

dari Application

performa

dari

seluruh

Mangement
tim

dalam

Group bertanggung

grupnya. Application

jawab

pada

Manager harus

mempunyai sebuah pemahaman yang lengkap pada sistem bisnis yang


digunakan. Fungsi yang terpenting adalah organisasi dan manajemen tim.
Membuat

prioritas,

mengatur

tim,

dan

menyelesaikan

proyek

adalah

pengembangan

sesuai

dengan

tanggung jawab dari application manager.


Application

Manager

mengarahkan

tim

prioritas proyek yang dibuat. Manager ini mengatur jangka pendek dan
jangka

menengah

dari

sistem

IT

untuk

meningkatkan

kemampuan,

mengintegrasikan proses, dan menyelesaikan proyek sesuai waktu dan


anggaran.
Manager

ini

memberikan

ruang

bagi

CIO

untuk

memikirkan IT

Governance dan arah strategis dari divisi IT yang dipimpinnya.


Selain kelompok kerja diatas, beberapa kelompok kerja dibawah ini dapat muncul
pada perusahaan yang besar:
1. Architecture: Arsitektur informasi, arsitektur infrastruktur, dan arsitektur
aplikasi

sebenarnya

merupakan

tanggung

jawab

dari

CIO.

Untuk

perusahaan yang besar, peran ini dapat dispesialisasikan pada sebuah grup
terpisah yang dipimpin Chief Technology Officer (CTO). CTO berfokus pada
mendefinisikan dan mengembangan arsitektur sistem dari tiga sampai lima
tahun kedepan, kemudian menjamin pengembangan sistem sesuai dengan
arsitektur yang dibuat.
2. Security

: Security

Personnel bertanggung

jawab

untuk

mengimplementasikan kendali untuk mengurangi potensi dari pembobolan


keamanan. Tugas ini mencakup implementasi firewall, software untuk
pengawasan, kebijakan enkripsi, kebijakan password, membatasi akses
fisik, dan mendeteksi upaya ilegal dari staf dalam.
3. Audit : Ukuran organisasi IT yang besar harus mempunyai sebuah fungsi
kendali yang terpisah. Perusahaan terutama yang memproses transaksi
finansial seperti bank dan saham harus melindungi dirinya dari tindakan
ilegal karyawannya sendiri. Group audit ini dapat melapor kepada CIO atau
CFO. Fungsi group audit adalah untuk melihat permintaan persetujuan

proyek, mereview rencana proyek, dan melacak perkembangan dari sebuah


proyek.

Grup

ini

juga

akan

mengimplementasi

manajemen

resiko,

menjamin seluruh proyek besar mengikuti metode pengembangan standar


yang telah disepakati dan mereview praktek keamanan yang diterapkan.
4. Project Management Office (PMO) : Organisasi IT yang sangat besar
biasanya mempunyai beberapa inisiatif proyek yang berjalan bersamaan.
Inisiatif proyek ini harus dikoordinasikan, dilacak, dan melapor pada sebuah
pusat. Departemen IT umumnya membuat sebuah PMO dimana mengatur
seluruh proyek IT yang ada agar tetap dalam jalur.

5. Business Analyst Group : Pada organisasi IT yang besar, CIO dapat


membuat sebuah group terpisah untuk analis bisnis yang perannya persis
sama dengan analis bisnis yang diatas. Pemisahan ini memungkinkan untuk
membuat sub group yang mendedikasikan diri pada sebuah fungsi bisnis.

Source:

Struktur Organisasi Proyek Software Developer CV SoftHegar DevelopWare.Corp

1. Project Sponsor
Project Sponsor adalah seorang manajemen puncak (beserta anggota tim jika perlu), yang
diserahkan tugas khusus oleh perusahaan sebagai penanggung jawab proyek sistem
informasi. Paling tidak salah seorang anggota direksi harus berada dalam tim ini untuk
mencegah hambatan-hambatan berarti dalam pelaksanaan proyek. Secara prinsip,
Direktur Utama atau Presiden Direktur-lah yang harus menjadi Project Sponsor.
2. Project Manajer
Seorang project manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang bermacam-macam,
tidak hanya terfokus pada hal-hal yg teknis sifatnya. Bagaimana layaknya seorang project

manager harus mempunyai kemampuan membuat tim tetap solid, mampu memonitor dan
mengontrol budget serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang baik.
Tanggung Jawab seorang Project Manager terdiri dari:
a. Proyek
Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.
Ketiga aspek itu harus dipenuhi oleh seorang Project Manager.
b. Organisasi
Seorang Project Manager juga mempunyai tanggung jawab terhadap organisasi.
Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi. Taat
kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan
dengan wewenang yang terbatas dari organisasi, dan juga kadang-kadang
seorang Project Manager juga harus mengambil keputusan yang bukan yang terbaik
bagi poyek tetapi terbaik buat Organisasi.
c. Tim Kerja
Seorang Project Manager harus memberikan feedback dari hasil pekerjaan proyek
jika diperlukan, memberikan perhargaan terhadap anggota tim proyek yang
mempunyai prestasi yang baik, dan tantangan yang paling sulit adalah
menyeimbangkan antara kepentingan anggota tim, kepentingan tim, dan
kepentingan proyek.
Untuk melaksanakan tanggung jawab yang telah dijabarkan diatas, seorang project
manager perlu memiliki skill yang bermacam-macam. Gary Heerken ( 2002)
mengkategorikan skill & pengetahuan yang diperlukan seorang
Project Manager menjadi 4 (empat) kategori :
a. Project Management process skill
Skill Proses manajemen proyek, bisa di sebut hard skill merupakan pengetahuan dan
keahlian yang berhubungan dengan mekanisme dari manajemen proyek.
Seorang Project Manager harus bisa menguasai teknik, tools manajemen proyek dan
teknologi yang bisa diaplikasikan di proyek. Contohnya seorang project manager
harus bisa membuat work breakdown structure, membuat network diagram, dan
bisa mempersiapakan dokumen-dokumen yang diperlukan klien.
b. Interpersonal & behavioral skill
Memimpin proyek berarti mengatur dan menyelesaikan segala sesuatu melalui
orang lain. Seorang Project manager harus mempunyai Interpersonal & Behavioral
skill yang baik, bisanya disebut soft skill. Behavioral skill meliputi gaya (style),
Kelakuan pesonal (personnal conduct), dan pendekatan (approach).
c. Technology management skill
Banyak proyek yang melekat pada yang namanya teknologi. Teknologi menuju
kepada proses dari proyek. Sebagai contoh, proses itu mencakup pengembangan
software, proses kimia, atau konstruksi komersial. Kemampuan untuk
mengkoordinasi proses teknologi ini sangat penting jika ingin menjadi seorang
project manager. Beberapa skill manajemen teknologi yang perlu dikuasai oleh
seorang Project Manager yaitu :
1) kemampuan dalam teknologi proyek
2) Kemampuan dalam mendukung teknologi area
3) Pengetahuan tentang industri

4) Kemampuan dalam mempersiapkan spesifikasi teknis secara kompreshensif


5) kemampuan dalam disain

3. Project Manajemen dan Administrasi


Project Administration adalah tim yang bertanggung jawab terhadap pengaturan dan
penyimpanan segala jenis dokumen yang terlibat dalam proyek. Mulai dari proposal dan
kontrak proyek, sampai dengan hasil wawancara atau notulen setiap pertemuan formal
maupun informal. Disamping dokumen, hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi antara
anggota proyek dengan perusahaan dan vendors juga harus dikelola oleh tim ini. Agar
segalanya berjalan dengan lancar, biasanya Project Administration sudah memiliki standar
dokumen dan prosedur yang harus diikuti oleh seluruh anggota proyek agar proses
administrasi berjalan dengan efektif dan secara efisien.
4. Internal audit dan Quality Assurance
Quality Assurance terdiri dari tim yang mengawasi agar pelaksanaan proyek dapat selalu
terjamin kualitasnya sesuai dengan standar mutu yang ada (standar lokal perusahaan
konsultan yang bersangkutan atau standar internasional seperti ISO). Fokus dari tim
Quality Assurance lebih pada kualitas dari outputoutput yang dihasilkan oleh proyek ini,
seperti laporan, rekomendasi, desain, perangkat lunak, perangkat keras, dan lain
sebagainya.
Tim inti proyek software developer dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama: Sistem
Software, Software Developer dan Tester. Tim Sistem Software merupakan kumpulan para
ahli manajemen yang sangat menguasai ilmu desain aplikasi software, Tim Software Developer
merupakan para ahli programmer pembuat sebuah aplikasi software, sedangkan tim Tester
merupakan para ahli untuk menguji layak tidaknya sebuah aplikasi software dikembangkan.
Berikut Penjelasannya :

Divisi Sistem Software


1. System Analyst
Beberapa hal penting yang dilakukan oleh seorang sistem analyst adalah sebagai
berikut :
a. Bekerja dalam meneliti sebuah masalah
b. Merencanakan solusi terhadap masalah yang ada
c. Merekomendasikan software dan sistem yang dibutuhkan
d. Mengkoordinir pengembangan untuk memenuhi kebutuhan bisnis atau kebutuhan
lainnya.
System analyst adalah penghubung antara vendor dan profesional teknologi informasi.
Mereka juga bertanggung jawab untuk mengembangkan analisi biaya, pertimbangan
desain, dan implementasi timeline yang telah ditetapkan.
Seorang system analyst memiliki beberapa kriteria yang harus dijalankan, yaitu :
a. Merencanakan aliran sistem dari bawah ke atas.
b. Berinteraksi dengan pelanggan untuk belajar dan mendokumentasikan kebutuhan
yang nantinya akan digunakan untuk membuat Bussiness Requirement Document.
c. Menuliskan kebutuhan teknis dari fase kritis.

d. Berinteraksi dengan designer untuk memahami keterbatasan perangkat lunak.


e. Membantu programmer selama pengembangan sistem, seperti menyediakan use
case, flowchart, atau bahkan design database.
f.

Melakukan pengujian sistem.

g. Mendeploy sistem yang teah selesai dibangun.


h. Mendokumentasikan kebutuhan atau berkontribusi dalam pembuatan user manual.
i.

Kapanpun proses pengembangan dilakukan, system analyst bertanggung jawab


untuk merancang komponen dan memberikan informasi tersebut kepada developer.

Divisi Software Developer


1. Programmer
Programmer adalah seseorang yang bertugas untuk mengimplementasikan apa yang telah
dirancang oleh designer. Seorang programmer akan membuat code yang menghasilkan
aplikasi dengan spesifikasi code yang rapi, bersih, rapi, mudah dipahami, dan bebas dari
error.
Tetapi seorang programmer tidak bertugas untuk memastikan produk yang mereka buat
dapat digunakan dan diimplementasikan dengan denagn modul lainnya. Programmer
adalah spesialis di bidang pembuatan, bukan hasil akhir ataupun perencanaan.
Seorang programmer memiliki kemampuan matematis dan kemampuan menulis bahasa
pemrograman. Memiliki kemampuan komunikasi dengan anggota tim merupakan nilai lebih
yang dimiliki oleh seorang programmer. Dia juga mengontrol kerja tim dan juga life cycle
dari software process.
Berikut ini adalah beberapa kode etik yang disadur berdasarkan kode etik yang kini
digunakan oleh perkumpulan programmer internasional yang berlaku saat ini :
1) Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2) Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3) Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4) Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau telah meminta izin.
5) Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua
tanpa izin.
6) Etika profesi yang berlaku bagi programmer di indonesia. Tidak boleh mencuri software
khususnya development tools.
7) Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu
proyek secara bersamaan kecuali mendapatkan izin.
8) Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain
untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status.
9) Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.

10)
Tidak boleh memberitahu
pengembangan suatu proyek.

masalah

keuangan

pada

pekerja

11)

Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.

12)

Tidak boleh mempermalukan profesinya.

13)

Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.

dalam

14)
Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya
programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15)

Terus mengikuti perkembangan ilmu komputer.

2. Sofware Designer
Software designer adalah seseorang yang bekerja untuk menciptakan sebuah perangkat
lunak pada level yang cukup tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau
manajemen. Seorang designer tidak melakukan proses coding sendiri, namun bertugas
untuk memastikan bahwa semua kebutuhan software telah ada dan diperhitungkan dengan
baik sebelum proses coding yang sebenarnya dimulai. Mereka mengambil tujuan akhir dari
pelanggan dan merencanakan berbagai tahap pengembangan dari konsep awal sampai
dengan sistem selesai dibuat. Mereka menggunakan IT dalam setiap aspek pekerjaan
mereka. Pemrograman dan perencanaan, keduanya dilakukan pada komputer, dan
sinkronisasi data yang diperlukan untuk rencana dan komunikasi yang efektif
membutuhkan penggunaan jaringan media yang modern.
Software design tidak hanya terlihat pada perusahaan yang memproduksi program dan
perangkat lunak, tetapi juga pada perusahaan yang membutuhkan solusi pada sebuah
perangkat lunak namun tidak ada perangkat lunak yang mampu mengatasinya.
Desainer software memegang peranan penting dalam segala hal yang berkaitan dengan
software, programming, matematika, logika, perencanaan, dan komunikasi. Mereka yang
menemukan diri mereka tertarik untuk bekerja dalam pembuatan program atau game
biasanya akan tertarik dalam mendesain perangkat lunak.
Biasanya software designer bekerja dengan erat dengan Quality Assurance Specialist.
Project Manager tim desain pengembangan perangkat lunak, dan segala yang berhubungan
dengan mendesain perangkat lunak.
3. Implementer
Salah satu kendala yang umum dijumpai oleh para pengusaha yang ingin melakukan
investasi dalam pengadaan sistem di perusahaan mereka adalah tidak adanya bimbingan
yang memadai dari vendor pembuat sistem. Oleh sebab itu,jasa tim implementor yang
dapat diperbantukan di perusahaan apabiladiperlukan.Tugas dari anggota tim implementor
ini adalah membantumempercepat proses implementasi sistem pada usaha, sekalipun
usaha tersebut telah cukup lama beroperasi.
Tugas Implementator :
Penataan sistem keuangan

dengan

software developer secara lebih optimal.


Penanganan stok awal barang persediaan.
Administrasi budget

menggunakan

fasilitas

yang

ada

pada

Divisi Tester
1. Software Tester
Software Tester merupakan salah satu posisi yang menjadi musuh para developer. Tugas
utama dari seorang software tester adalah melakukan pengecekan atau testing terhadap
error atau bug di dalam sebuah aplikasi atau program.
Dengan kata lain, keberhasilan seorang software tester adalah kegagalan bagi developer,
demikian juga sebaliknya. Namun, pada dasarnya keberhasilan software tester ataupun
keberhasilan developer memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membuat sebuah aplikasi
atau software bebas dari bug (meskipun sebenarnya tidak ada aplikasi yang bisa benarbenar bebas dari bug).
Banyak orang yang berpikir bahwa tugas software tester adalah tugas yang sangat mudah,
namun pada kenyataannya tugas software tester adalah tugas yang sulit dan memiliki
tanggungjawab yang besar terhadap keberhasilan sebuah produk IT. Selain harus memiliki
kesabaran dan ketelitian, seorang software tester juga dituntut untuk proaktif dan memiliki
kreatifitas imajinasi yang tinggi.
Berkutat dengan dokumen-dokumen adalah hal yang biasa dan lumrah, karena tanpa
dokumen, software tester tidak dapat membuat test scenarioyang baik.

Dokumen apa saja yang dibutuhkan oleh software tester :


a. SRS (System Requirement Specification)
Merupakan
dokumen
yang
menyediakan
panduan
mengenai
spesifikasirequirement sistem yang diinginkan oleh client/user secara lengkap terhadap
suatu bagian/keseluruhan aplikasi.
b. SAD (Software Architecture Document)
Merupakan dokumen yang menggambarkan desain arsitektur (flow process)secara
umum dari modul yang ada dalam sebuah sistem. SAD memuat spesifikasi yang lebih
rinci dari dokumen SRS.
Dari semua dokumen inilah sofware tester kemudian akan mengetahui seperti apa sistem
yang akan di testing. Setelah mengetahui proses bisnis dari sistemnya, maka software
tester harus membuat test case yang terdiri dari langkah-langkah pengetesan terhadap
sistem yang dibagi-bagi kedalam tiap modul/unit sistem.

You might also like