Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Latar belakang : Kusta merupakan penyakit infeksi kronis dengan kesulitan
utama adalah penatalaksanaan reaksi kusta. Eritema nodosum leprosum ( ENL )
merupakan reaksi kusta tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan IL4, IL-6 dan IL-8, yang kemotaktik untuk neutrofil dan dibuktikan secara histologis
dengan adanya infiltrasi neutrofil pada lesi ENL. Interleukin 8 ( IL-8 ) merupakan
faktor kemotaktik spesifik neutrofil dan juga diklasifikasikan sebagai anggota
keluarga kemokin CXC ( Cysteins X Cysteins ). Efek utama dari IL-8 adalah
aktivasi dan rekrutmen neutrofil ke lokasi infeksi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan kadar IL-8 pada pasien kusta multibasiler dengan
dan tanpa reaksi ENL.
Tujuan : Membuktikan adakah perbedaan bermakna kadar serum IL-8 pada
pasien kusta multibasiler dengan dan tanpa reaksi ENL.
Metode : Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal, kelompok tanpa
reaksi berjumlah 17 sampel, kelompok dengan reaksi 14 sampel, sehingga jumlah
sampel seluruhnya 31 orang. Dilakukan pemeriksaan kadar Interleukin-8 ( IL-8 )
plasma dengan metode ELISA.
Hasil : Uji beda kadar IL-8 antara 2 kelompok dengan Mann Whitney Test
didapatkan p > 0.05 ( p = 0.141 )
RINGKASAN
infeksi. Selain itu, IL-8 juga menarik sel natural killer, sel T, basofil dan GMCSF-primed atau eosinofil IL-3 primed. Eritema nodosum leprosum ( ENL ) khas
ditandai oleh infiltrasi neutrofil. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan
IL-4, IL-6 dan IL-8, yang kemotaktik untuk neutrofil dan dibuktikan secara
histologis dengan adanya infiltrasi neutrofil pada lesi ENL.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan belah
lintang. Ruang lingkup penelitian ini adalah pasien kusta multibasiler yang
berobat di Poliklinik Kusta RSUD Dr. Adhyatma MPH Tugurejo Semarang dan
RSUD Donorojo Jepara. Subyek dari penelitian ini adalah pasien rawat jalan
Poliklinik Kusta RSUD Kusta Donorojo Jepara yang menderita kusta tipe
Multibasiler ( MB ) usia 20-60 tahun, yang mendapatkan terapi MDT lebih dari 6
bulan. Selama periode Agustus 2015 sampai dengan November 2015 didapatkan
31 subyek penelitian, terdiri atas 17 pasien kusta tipe MB tanpa reaksi ENL dan
14 pasien kusta tipe MB dengan reaksi ENL. Sampel darah diolah dan diperiksa di
Laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang.
Pada kelompok pasien kusta tipe MB tanpa reaksi ENL mayoritas berjenis
kelamin laki-laki ( 64,7% ), rerata umur 46,65 12,32 tahun, rerata jumlah
leukosit 8147,06 2109,54 /mmk, rerata lama terapi dengan MDT ( lebih dari 6
bulan ) adalah 7 ( 6-12 ) bulan. Sedangkan pada kelompok pasien kusta tipe MB
dengan reaksi ENL mayoritas juga berjenis kelamin laki-laki ( 92,9% ), rerata
umur 37,64 28,67 tahun, rerata jumlah leukosit 8000 1945,01/mmk. , rerata
lama terapi dengan MDT ( lebih dari 6 bulan ) adalah 8 ( 6-12 ) bulan.
Hasil pemeriksaan kadar IL-8 pada kelompok pasien kusta MB tanpa
reaksi ENL didapatkan rerata 6,33 4,31 pg/mL, sedangkan pada kelompok
pasien kusta MB dengan reaksi ENL didapatkan rerata 15,87 15,76 pg/mL.
Pada penelitian ini didapatkan hasil rerata kadar serum IL-8 lebih meningkat pada
pasien kusta tipe MB dengan reaksi kusta (15,87 15,76 pg/mL ) dibandingkan
dengan pasien kusta tipe MB tanpa reaksi kusta (6,33 4,31 pg/mL ). Uji beda
kadar IL-8 terhadap kedua kelompok tersebut dilakukan dengan Mann Whitney