You are on page 1of 5

Perbedaan kadar Interleukin-8 ( IL-8 ) pada kusta multibasiler dengan dan

tanpa reaksi Eritema Nodosum Leprosum ( ENL )


Nur Aeni Mulyaningsih, Dhiana Ernawati, Irma B. Mochtar
Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang

ABSTRAK
Latar belakang : Kusta merupakan penyakit infeksi kronis dengan kesulitan
utama adalah penatalaksanaan reaksi kusta. Eritema nodosum leprosum ( ENL )
merupakan reaksi kusta tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan IL4, IL-6 dan IL-8, yang kemotaktik untuk neutrofil dan dibuktikan secara histologis
dengan adanya infiltrasi neutrofil pada lesi ENL. Interleukin 8 ( IL-8 ) merupakan
faktor kemotaktik spesifik neutrofil dan juga diklasifikasikan sebagai anggota
keluarga kemokin CXC ( Cysteins X Cysteins ). Efek utama dari IL-8 adalah
aktivasi dan rekrutmen neutrofil ke lokasi infeksi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan kadar IL-8 pada pasien kusta multibasiler dengan
dan tanpa reaksi ENL.
Tujuan : Membuktikan adakah perbedaan bermakna kadar serum IL-8 pada
pasien kusta multibasiler dengan dan tanpa reaksi ENL.
Metode : Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal, kelompok tanpa
reaksi berjumlah 17 sampel, kelompok dengan reaksi 14 sampel, sehingga jumlah
sampel seluruhnya 31 orang. Dilakukan pemeriksaan kadar Interleukin-8 ( IL-8 )
plasma dengan metode ELISA.
Hasil : Uji beda kadar IL-8 antara 2 kelompok dengan Mann Whitney Test
didapatkan p > 0.05 ( p = 0.141 )

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IL-8 diantara dua


kelompok tersebut, tetapi rerata pada kelompok kusta MB dengan reaksi ENL
meningkat dibanding kelompok tanpa reaksi.
Kata kunci : Kusta Tipe Multibasiler, Eritema Nodosum Leprosum, Interleukin-8

RINGKASAN

Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium leprae ( M.leprae ) yang pertama menyerang saraf perifer,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas,
sistem reetikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf
pusat. Reaksi kusta merupakan episode akut dari penyakit kusta dengan gejala
konstitusi, aktivasi, dan atau timbul efloresensi baru di kulit. Reaksi kusta terdiri
dari 2 tipe yaitu tipe-1 dan tipe-2 atau disebut sebagai eritema nodosum leprosum
( ENL ).
Reaksi kusta tipe 2 ( ENL ) sering terjadi pada penderita kusta tipe MB
dan merupakan respon imun humoral karena tingginya respon imun humoral
penderita. Tubuh akan membentuk antibodi karena protein dari Mycobacterium
leprae tersebut bersifat antigen. Banyaknya antibodi yang terbentuk disebabkan
oleh banyaknya antigen dan antigen yang ada akan bereaksi dengan antibodi yang
selanjutnya akan mengaktifkan sistem komplemen dan membentuk kompleks
imun yang terdiri dari antigen+antibodi+komplemen.
Interleukin 8 ( IL-8 ) adalah kemokin yang pertama kali dilaporkan,
merupakan kemokin paling poten untuk menarik neutrofil. Interleukin-8
diproduksi oleh berbagai macam sel, termasuk sel mast, monosit, makrofag,
neutrofil, limfosit, sel T, fibroblas, sel endotelial dan sel epitelial, setelah terpapar
antigen atau stimulan radang ( iskemia atau trauma ) dengan IL-1a, IL-1b, IL-17,
TNF- atau TLRs. Interleukin 8 ( IL-8 ) merupakan faktor kemotaktik spesifik
neutrofil dan juga diklasifikasikan sebagai anggota keluarga kemokin CXC. IL-8
diproduksi berbagai macam sel seperti sel mast, monosit, makrofag, neutrofil,
limfosit, sel endhotel, dan sel epitel setelah stimulasi dengan IL-1a, IL-1b, IL-17,
TNF- atau TLRs. Reseptor IL-8 adalah CXCR1 ( IL-8RA ) dan CXCR2 ( IL8RB ). Efek utama dari IL-8 adalah aktivasi dan rekrutmen neutrofil ke lokasi

infeksi. Selain itu, IL-8 juga menarik sel natural killer, sel T, basofil dan GMCSF-primed atau eosinofil IL-3 primed. Eritema nodosum leprosum ( ENL ) khas
ditandai oleh infiltrasi neutrofil. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan
IL-4, IL-6 dan IL-8, yang kemotaktik untuk neutrofil dan dibuktikan secara
histologis dengan adanya infiltrasi neutrofil pada lesi ENL.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan belah
lintang. Ruang lingkup penelitian ini adalah pasien kusta multibasiler yang
berobat di Poliklinik Kusta RSUD Dr. Adhyatma MPH Tugurejo Semarang dan
RSUD Donorojo Jepara. Subyek dari penelitian ini adalah pasien rawat jalan
Poliklinik Kusta RSUD Kusta Donorojo Jepara yang menderita kusta tipe
Multibasiler ( MB ) usia 20-60 tahun, yang mendapatkan terapi MDT lebih dari 6
bulan. Selama periode Agustus 2015 sampai dengan November 2015 didapatkan
31 subyek penelitian, terdiri atas 17 pasien kusta tipe MB tanpa reaksi ENL dan
14 pasien kusta tipe MB dengan reaksi ENL. Sampel darah diolah dan diperiksa di
Laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang.
Pada kelompok pasien kusta tipe MB tanpa reaksi ENL mayoritas berjenis
kelamin laki-laki ( 64,7% ), rerata umur 46,65 12,32 tahun, rerata jumlah
leukosit 8147,06 2109,54 /mmk, rerata lama terapi dengan MDT ( lebih dari 6
bulan ) adalah 7 ( 6-12 ) bulan. Sedangkan pada kelompok pasien kusta tipe MB
dengan reaksi ENL mayoritas juga berjenis kelamin laki-laki ( 92,9% ), rerata
umur 37,64 28,67 tahun, rerata jumlah leukosit 8000 1945,01/mmk. , rerata
lama terapi dengan MDT ( lebih dari 6 bulan ) adalah 8 ( 6-12 ) bulan.
Hasil pemeriksaan kadar IL-8 pada kelompok pasien kusta MB tanpa
reaksi ENL didapatkan rerata 6,33 4,31 pg/mL, sedangkan pada kelompok
pasien kusta MB dengan reaksi ENL didapatkan rerata 15,87 15,76 pg/mL.
Pada penelitian ini didapatkan hasil rerata kadar serum IL-8 lebih meningkat pada
pasien kusta tipe MB dengan reaksi kusta (15,87 15,76 pg/mL ) dibandingkan
dengan pasien kusta tipe MB tanpa reaksi kusta (6,33 4,31 pg/mL ). Uji beda
kadar IL-8 terhadap kedua kelompok tersebut dilakukan dengan Mann Whitney

Test, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna ( p= 0,141) pada kedua


kelompok tersebut.

You might also like