Professional Documents
Culture Documents
Benzodiazepine merupakan suatu jenis obat yang memiliki lima efek farmakologis
utama, yaitu efek anxiolytic, sedasi, antikonvulsan, merelaksasikan otot rangka, dan
dapat menyebabkan amnesia retrograde. Secara struktur, obat-obatan golongan
benzodiazepine memiliki bentuk dan metabolit yang serupa serta berasal dari struktur
kimia yang tersususn atas sebuah cincin benzene yang bersatu dengan tujuh cincin
diazepine.
Benzodiazepine bekerja dalam mempengaruhi kerja otak dan sistem saraf pusat,
dengan cara tidak mengaktivasi reseptor GABA melainkan memperkuat afinitas reseptor
untuk GABA. Reseptor GABA memilki struktur pentametrik yang terdiri dari lima
subunit. Isoform mayor dari GABAA dapat ditemukan pada beberapa regio otak yang
terdiri dari dua 1 , dua
2 ,
reseptor pada GABA akan membuka channel, sehingga terjadi influks Cl-. Pada akhirnya
akan meng-inforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron. Keterlibatan dari
hiperaktivitas sistem limbik SSP (dopaminergic, noradrenergic, serotoninergic neurons)
yang
dikendalikan
oleh
GABA-ergic
neurons
akan
mereda
jika
diberikan
dan
konjugasi.
Metabolit
aktif
Benzodiazepine
umumnya
dibiotransformasikan lebih lambat dari senyawa asalnya, sehingga lama kerjanya tidak
sesuai dengan paruh eliminasi obat asalnya. Sebaliknya pada benzodiazepine yang
diinaktivasi pada reaksi pertama kecepata metabolisme menjadi penentu lama kerjanya,
misalnya oksazepam, lorazepam, temazepam, triazolam, dan midazolam. Hipnotik ideal
harus memiliki mula kerja cepat, mampu mempertahankan tidur sepanjang malam, dan
tidak meninggalkan efek residu pada keesokan harinya. Diantara benzodiazepine yang
digunakan sebagai hipnotik, secara teoritis triazolam mendekati kriteria tersebut. Namun
dalam praktek, bagi beberapa pasien penggunaan hipnotik yang cepat tereliminasi dalam
darah merugikan karena masa kerjanya menjadi pendek. Flurazepam kurang sesuai
sebagai hipnotik, sebab kecepatan eliminasi metabolit aktifnya yang sangat lambat.
Namun dengan pemilihan dosis yang hati-hati dapat digunakan secara efektif. Onset
diazepam relatif lebih cepat dibandingkan dengan lorazepam (water soluable), sehingga
duration of action lorazepam lebih lama pada CNS daripada diazepam.
1.2. Farmakodinamika
Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP
dengan efek utama: sedasi hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi atau
ansietas, relaksasi otot, dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja
golongan ini pada jaringan perifer, yaitu vasodilatasi koroner (secara IV) dan blokade
neuromuskular (yang hanya terjadi pada dosisi tinggi).
Berbagai efek yang menyerupai benzodiazepine telah digolongkan sebagai
berikut:
a. Efek agonis penuh: senyawa yang sepenuhnya serupa efek benzodiazepine
(misalnya diazepam).
b. Efek agonis parsial: efek senyawa yang menghasilkan efek maksimum yang
kurang kuat dibandingkan diazepam.
c. Efek inverse agonist: senyawa yang menghasilkan efek kebalikan dari efek
diazepam pada saat tidak adanya senyawa yang mirip benzodiazepine dan efek
inversagonis parsial.
Pengaruh obat ini dapat ke arah sistem saraf pusat, pernafasan, sistem
kardiovaskular, dan saluran cerna. Walaupun benzodiazepine mempengaruhi semua
tingkatan aktivitas saraf, namun beberapa derivate benzodiazepine pengaruhnya lebih
besar terhadap SSP dari derivatif yang lain. Benzodiazepine tidak mampu menghasilkan
tingkat depresi saraf sekuat golongan barbiturate atau anastesi umum lainnya. Semua
3
benzodiazepine memiliki profil farmakologi yang hampir sama namun efek utamanya
sangat bervariasi sehingga indikasi klinisnya dapat berbeda. Peningkatan dosis akan
menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedatif ke hipnotis dan dari hipnosis ke
stupor. Namun pada dosis preanastetik benzodiazepine menimbulkan amnesia retrograde
terhadap kejadian yang berlangsung setelah pemberian obat. Sebagai anastesi umum
untuk pembedahan, benzodiazepineharus dikombinasikan dengan obat pendepresi SSP
yang lain. Belum dapat dipastikan, apakah efek ansietas benzodiazepine identik dengan
efek hipnotik sedatifnya atua merupakan efek lain. Cara kerja pada SSP dengan cara
benzodiazepine akan berikatan dengan pada sisis spesifik (sub unit ) reseptor GABA A
(resptor kanal ion klorida kompleks).
Benzodiazepine dosis hipnotik tidak berefek pada pernafasan orang normal,
penggunaannya perlu diperhatikan pada anak-anak dan individu yang menderita kelainan
fungsi hati. Pada dosis yang lebih tinggi misalnya pada anastesi premedikasi akan
mendepresi sedikit ventilasi alveoli dan menyebabkan asidosis respiratoar. Tekanan darah
dan denyut jantung akan terpengaruhi jika pada dosis praanastesi.
1.3. Indikasi
Secara umum penggunaan terapi benzodiazepine bergantung kepada waktu
paruhnya, dan tidak sesuai dengan indikasi yang dipasarkan. Obat ini yang bermanfaat
sebagai antikonvulsi harus memiliki waktu paruh yang panjang dan dibutuhkan cepat
masuk
ke
dalam
otak
agar
dapat
mengatasi
agar
dapat
mengatasi
No Nama Generik
1
Diazepam
Nama Dagang
LOVIUM
Sediaan
Tab 2-5 mg
MENTALIUM
STESOLID
Tab 2-5-10 mg
Tab 2-5 mg
Ampul 10 mg/2 cc
RectalTube 5mg/2,5cc
10mg/2,5cc
Tab 2-5mg
Tab 2-5 mg
Ampul 10 mg/2cc
Drg 5-10mg
Cap 5mg
Tab 0,5-1-2mg
Tab 1mg
Tab 0,5-2mg
Tab 10mg
Tab 10mg
Tab 1,5-3-6 mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Cap 50mg
Tab 10mg
Tab 10mg
Tab 10mg
Caplet 25mg
VALISANBE
VALIUM
2
Chlordiazepoxide
Lorazepam
Clobazam
5
6
Bromazepam
Aprazolam
7
8
Sulpiride
Busiprone
Hydroxyzine
CETABRIUM
TENSINYL
ATIVAN
REBAQUIL
MERLOPAM
FRISIUM
CLOBAZAM-DM
LEXOTAN
XANAX
ALGANAX
CALMLET
FEPRAX
FRIXITAS
ALVIZ
ZYPRAX
DOGMATIL
BUSPAR
TRAN-Q
XIETY
ITERAX
Dosis Anjuran
Oral = 10-30
mg/hari, 2-3x
sehari
<10kgbb=5mg
>10kgbb=20mg
15-30mg/hari
2-3x sehari
2-3x1mg/h
2-3x10mg/h
3x1,5mg/h
3x0,25-0,5mg/h
100-200mg/h
15-30mg/h
3x25mg/h
1.4. Kontraindikasi
Obat-obat benzodiazepine sebaiknya jangan diberikan pada ibu hamil maupun ibu
yang sedang menyusui. Obat ini akan melewati plasenta dan akan memaparkan secara in
utero dan membentuk defek yaitu cleft palate. Jangan diberikan kepada pasien dengan
hipersensitifitas terhadap obat benzodiazepine, glaucoma, myasthenia gravis, chronic
pulmonary insufficiency, chronic renal or hepatic disease.
samping berikut:
Lamban
Inkoordinasi motorik
Ataksia
Pandangan kabur
Diare
SSP
umumnya
meningkat
sesuai
dengan
usia
pasien,
oleh
karena
dapat
menyebabkan
hypotonia,
penekanan
Pada penderita usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan
(paradoxical reaction), berupa : kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spatisitas
otot meningkat, dan gangguan tidur.
1.6
Interaksi Obat
Benzodiazepine
CNS
stimulants
(amphetamine,
caffeine,
appetite
1.7
Cara Penggunaan
Pemilihan Obat
Golongan
Benzodiazepine
sebagai
obat
anti-anxietas
mempunyai
menginduksi enzim
Beberapa spesifikasi :
-
1.8
Pengaturan Dosis
Steady state (keadaan dengan jumlah obat yang masuk kedalam badan
sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5-7 hari
dengan dosis 2-3 kali sehari (half life = < 24 jam). Onset of Action cepat
dan langsung memberikan efek.
Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai steady
state.
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis tiap 3-5 hari,
sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2-3 minggu
diturunkan 1/8x dosis sebelumnya (dosis terakhir yang sedang
dipertahankan) setiap 2-4 minggu dosis minimal yang masih efektif
(maintenance dose) bila kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap efektif
pertahankan 4-8 minggu tapering off.2
10